PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA (Studi Diskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2018
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang Berasal dari Luar Jawa)
Skripsi
Diajukan dalam Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Santiaji Alit Widayanta
NIM : 131114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahan kepada :
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menguatkan saya setiap saat dan menjadi tujuan hidup saya
Kedua Orang tua dan kakak Bapak Sardiyanto, Ibu Tutik Widayati, dan Anggid Ewantoko Aji dan Deesy Isworo yang selalu menyemangati, menasehati,
menemani, dan selalu memberi bantuan sampai saat ini
Dosen-dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberi saya sebuah bekal yang sangat berharga. Sebuah pembelajaran yang dapat berguna
untuk hidup saya
Dosen pembimbing skripsi Bapak Juster Donal Sinaga M, Pd yang dengan sabar dan telaten membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini
Teman-teman dan para sahabat yang selalu sabar membantu saya ketika saya sedang kesulitan. Dan bersedia menjadi tempat bercerita dan mencurahkan semua
isi hati saya
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan saya banyak teman baru, pengetahuan baru, dan telah
vii
ABSTRAK
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA (Studi Diskriptif Pada Mahasiswa Angkatan 2018
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang Berasal dari Luar Jawa)
Santiaji Alit Widayanta Universitas Sanata Dharma
2019
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tingkat penyesuaian diri mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa..
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, subjek penelitian ini adalah mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari Luar Jawa yang berjumlah 33 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, yaitu Kuisioner Penyesuaian Diri yang disusun oleh Yulianus Ryan Saputra Nangkut S.Pd dengan jumlah item 110. Nilai koefisien reliabilitas instrumen besar 0,990. Teknik analisis data penelitian ini adalah diskriptif menggunakan kategori distribusi normal. Adapun kategorinya adalah sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah,dan sangat rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) 78% mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma memiliki tingkat penyesuaian diri yang sangat tinggi, (2) 10% mahasiswa memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi,dan (3) 12% mahasiswa memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah. Artinya sebagian besar mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat menyesuaikan diri dengan baik.
viii ABSTRACT
STUDENTS' SELF ADAPTATION (A Descriptive Research towards
Guidance and Counseling Study Program Students Batch 2018 of Sanata Dharma University who Come out of Java Island)
Santiaji Alit Widayanta
Sanata Dharma University 2019
The aim of the research was to describe the self adaptation level of Guidance and Counseling Study Program students batch 2018 of Sanata Dharma University who came out of Java Island.
The research was a quantitative descriptive research, the research subjects were 33 students of Guidance and Counseling Study Program batch 2018 Sanata Dharma University who came out of Java Island. The data gathering technique of the research was using questionnaire. The questionnaire was a Self Adaptation Questionnaire which was compiled by Yulianus Ryan Saputra Nangkut S.Pd. and consisted of 110 questions. The instrument reliability coefficient was 0.990. The research used descriptive data analysis technique of normal distribution category. The categories were very high, high, medium, low, and very low.
The research results showed that (1) 78% students batch 2018 of Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University had very high self adaptation level, (2) 10% students had high self adaptation level, (3) 12% students had low self adaptation level. It meant that most students batch 2018 of Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University could have adapted well.
ix
Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi dengan judul
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA (Studi Diskriptif Pada Mahasiswa Angkatan 2018
program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal Dari
Luar Jawa)ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa dalam pengerjaan ini untuk menyelesaiakn skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan seluruh kerendahan hati dan rasa syukur peneliti berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Juster Donal Sinaga M,Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu membantu, meluangkan waktu, menyemangati dan dengan sabar membimbing hingga skripsi saya selesai.
4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan tambahan ilmu pengetahuan sampai sekarang ini.
xi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
A. Hakikat Penyesuaian diri ... 10
1. Pengertian Penyesuaian diri ... 10
2. Ciri-ciriPenyesuaian diri ... 11
3. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian diri ... 13
4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri ... 18
B. Dewasa Awal ... 21
1. Pengertian Masa Dewasa Awal ... 21
2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal ... 22
3. Tugas perkembangan masa Dewasa Awal ... 24
xii
A. Jenis Penelitian... 27
B. Tempat dan Waktu penelitian ... 27
C. Subjek Penelitian ... 28
D. Devinisi Variabel ... 28
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 29
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
G. Tehnik Analisis Data... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Keterbatasan ... 44
C. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Norma Skoring ... 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Penyesuaian diri ... 29
Tabel 3.3 Kriteria Guilvord ... 33
Tabel 3.4 Realiability Statistics ... 34
Tabel 3.5 Norm Kategorisasi ... 35
xiv
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 47
Lampiran 2 Skala Penyesuaian Diri Mahasiswa ... 48
Lampiran 3 Hasil Komputasi uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan zaman ini, setiap individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup tempat ia tinggal. Penyesuaian diri dihadapi dan dialami oleh setiap individu sejak ia lahir. Ada yang mudah dan ada yang sulit dalam hal menyesuaikan diri.
Penyesuaian diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. menjelaskan bahwa ketika bayi, manusia menyesuaikan diri terhadap temperature, penyesuaian diri terhadap makanan, dan penyesuaian terhadap pembuangan. Proses penyesuaian diri itulah yang memungkinkan manusia mengalami masalah atau tidak dalam proses penyesuaian dirinya. Jika manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar maka ia akan bertahan hidup, tetapi jika ia tidak dapat menyesuaikan dirinya maka kemungkinan ia akan mengalami masalah pada dirinya. Ketika individu mengalami masalah dalam penyesuaian dirinya maka akan mempengaruhi segala aspek dalam tahap-tahap dan pemenuhan tugas-tugas perkembangannya.
Penyesuaian diri selalu ada dalam setiap tahap perkembangan manusia, termasuk pada tahap perkembangan dewasa dini/awal manusia. Pada tahap dewasa awal ini manusia memiliki tugas perkembangan, seperti mulai bekerja, memilih pasangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Tugas-tugas perkembangan tersebut harus dipenuhi seorang manusia sebagai simbol bahwa manusia pada tahap dewasa awal ini telah mampu menyesuaikan diri dengan tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal inilah yang dihadapi mahasiswa awal yang baru tamat dari sekolah menengah atas dan akan memasuki dunia perkuliahan. Aneka tugas perkembangan yang dihadapi pada dasarnya adalah mahasiswa di semester permulaan/awal harus menyesuaikan diri dengan pola kehidupan di kampus, baik yang menyangkut hal-hal akademik maupun non-akademik.
meninjau kembali peranannya dalam lingkungan keluarga, mengembangkan corak pergaulan baru (Winkel, 2006 : 154).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada mahasiswa baru tahun 2018, tidak sedikit mahasiswa baru Bimbingan dan Konseling, yang berasal dari luar Jawa mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Selama proses penyesuaian diri itu dijumpai masalah-masalah pada mahasiswa yang bersumber dari akademik maupun non-akademik. Dalam hal akademik mahasiswa mengalami kesulitan dalam hal studi, seperti: metode pembelajaran yang berbeda dengan SMA, salah dalam memilih jurusan, cara dosen mengajar di kelas, tugas perkuliahan yang berbeda di SMA, adanya SKS (Satuan Kredit Semester) untuk menentukan jumlah mata kuliah, dan system SKS ditentukan oleh IP yang diperoleh mahasiswa tiap semester. Selain masalah akademik, masalah yang dialami selama proses penyesuaian yaitu masalah dengan lingkungan sosial di perguruan tinggi. Masalah yang akan dihadapi seperti: tinggal terpisah dari keluarga, sulit mengatur keuangan, adanya masalah-masalah yang bersumber dari tempat tinggal yang baru, adanya latar belakang sosial-budaya yang berbeda, masalah dengan lawan jenis, masalah dengan teman-teman baru diperkuliahan, serta masalah dalam kegiatan di organisasi atau kemahasiswaan.
dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal baru. Kesulitan tersebut disebabkan karena mahasiswa dihadapkan dengan keadaan yang baru, dengan lingkungan sosial yang baru dan tuntutan serta pola hidup yang baru. Akibat dari adanya masalah-masalah yang dialami mahasiswa adalah mahasiswa kesulitan bergaul dengan mahasiswa lain yang berada di tempat tinggal yang sama, mahasiswa yang berada di perkuliahan dan masyarakat tempat tinggal individu. Dampak yang terjadi pada mahasiswa adalah mahasiswa kesulitan belajar, mogok kuliah, sakit-sakitan, pindah program studi, pindah universitas yang berada di kota asal mahasiswa, dan di drop out dari universitas.
Berbagai kegiatan-kegiatan kampus juga sudah dilakukan untuk membantu mahasiswa baru dengan mengadakan acara malam keakraban untuk membangun hubungan antar mahasiswa. Mahasiswa baru juga sudah melakukan usaha menyesuaikan diri dengan cara mengajak ngobrol atau bergabung dengan teman-teman yang berada di lingkungan kos/kontrakan, teman kuliah dan masyarakat tempat tinggal mahasiswa.
Jawa. Berawal dari kesulitan mahasiswa baru menyesuaikan diri dengan keluarga dalam satu tempat tinggal yang sama/kos-kosan, kesulitan menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di bangku perkuliahan, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal baru. Kesulitan tersebut disebabkan karena mahasiswa baru dihadapkan dengan keadaan yang baru, dengan lingkungan sosial yang baru dan tuntutan serta pola hidup yang baru. Pemilihan subjek yang peneliti ambil adalah mahasiswa Bimbingan Konseling angkatan 2018 yang berasal dari luar Jawa di Universitas Sanata Dharma. Peneliti mengharapkan mahasiswa Bimbingan Konseling angkatan 2018 yang kuliah di Universitas Sanata Dharma dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tempat mereka tinggal.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat penyesuaian diri mahasiswa Bimbingan Konseling di Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
2. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2018 kesulitan menyesuaikan diri dengan budaya dan keagamaan yang ada di Yogyakarta.
3. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2018 kesulitan menyesuaikan diri dengan keluarga dalam satu tempat tinggal/kos-kosan dan masyarakat setempat.
4. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2018 kesulitan menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di bangku perkuliahan.
5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2018 mengalami kesulitan belajar dan mogok kuliah 6. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Angkatan 2018 sakit-sakitan
C. Batasan Masalah
adalah mahasiswa Bimbingan Konseling angkatan 2018 di Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa.
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah seberapa tinggi tingkat penyesuaian diri mahasiswa angkatan 2018 Program studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri mahasiswa angkatan 2018 program studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik dalam rangka membantu mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa dalam menyesuaikan diri dengan diri sendiri, sosial, maupun akademik.
b. Bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan refleksi mahasiswa dalam rangka memahami pentingnya penyesuaian diri. c. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa yang memiliki masalah dalam hal penyesuaian diri.
G. Definisi Operasional
1. Penyesuian diri
2. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seorang individu untuk menerima hal-hal yang ada dalam dirinya.
3. Penyesuaian Sosial
Penyesuian sosial adalah kemampuan seorang individu untuk menerima keadaan sekitarnya.
4. Mahasiswa Bimbingan Konseling
Mahasiswa dapat diartikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di program studi tertentu, yaitu program studi Bimbingan dan Konseling di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dimaksud dalam hal ini adalah Universitas Sanata Dharma.
5. Masa dewasa awal
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakikat penyesuaian diri, mahasiswa bimbingan dan konseling
A. Hakikat Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri atau dikenal juga dengan adjustment, merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialami di dalam dirinya (Schenders, 1960). Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Senmiun (2006) bahwa penyesuaian diri yang baik mengandung suatu tingkat penguasaan, yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengatur respon-respon pribadi sedemikian rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan, dan frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai.
Calhoun dan Acocella (Sobur, 2003) mengatakan bahwa penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan mereka, ketiga faktor ini secara konstan saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik karena semua kegiatan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia individu
merupakan satu hal berkaitan. Hal ini dikarenakan kegiatan tiap individu tidak mungkin terlepas dari peran orang lain, interaksi keduanya akan menimbulkan suatu penyesuaian antara satu dengan yang lain. Ditambah lagi dengan lingkungan tempat individu tersebut berinteraksi juga akan memberikan dampak penyesuaan diri baik bagi individu maupun orang lain.
Menurut Baum (Desmita, 2009), tingkah laku penyesuaian diri diawali dengan stress, yaitu suatu keadaan dimana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan, kesejahteraan atau kenyamanan diri. Setiap individu memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keberagaman pola penyesuaian diri individu.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah suatu proses mental dan tingkah laku dimana individu berusaha untuk dapat mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga usaha individu tersebut bertujuan untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan.
2. Ciri-ciri penyesuaian diri
Menurut Fatimah (2010), ciri-ciri individu yang mampu menyesuaikan diri yaitu:
a. Penyesuaian diri dalam menghadapi secara langsung
Individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan) Individu mencari berbagai pengalaman untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya.
c. Penyesuaian diri dengan trial and error
Individu melakukan tindakan coba-coba dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan jika gagal tidak diteruskan.
d. Penyesuaian dengan subsitusi (mencari pengganti)
Individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia dapat memperoleh penyesuaian dengan mencari pengganti.
e. Penyesuaian diri dengan belajar
Individu dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya dengan belajar.
f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan.
g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi seperti untung dan ruginya.
Berdasarkan pendapat di atas, individu yang mampu menyesuaikan diri adalah individu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: mampu menghadapi masalah, melakukan eksplorasi, melakukan trial and error, melakukan substitusi, dapat menyesuaikan diri dengan belajar, dapat mengendalikan diri, dan dapat merencanakan dengan cermat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2010), proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik internal ataupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor Fisiologis
dapat diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses penyesuaian yang baik pula.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seperti pengalaman, hasil belajar, kebutuhan kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan sebagainya.
1) Faktor pengalaman
Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri terutama pengalaman yang menyenangkan atau pengalaman traumatik. Pengalaman yang menyenangkan, seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian yang keliru atau salah suai.
2) Faktor belajar
suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan.
3) Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam penyesuaian diri karena berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi dirinya.
4) Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri. Pada dasarnya konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan dan penyesuaian dirinya. Individu dapat mengatasi konflik dengan berbagai macam cara yaitu, adanya individu yang mengatasi konfliknya dengan cara meningkatkan ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan bersama secara sosial, tetapi ada pula yang memecahkan konflik dengan cara melarikan diri sehingga menimbulkan gejala-gejala neurotis.
c. Faktor perkembangan dan kematangan
pengalaman. Bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya diperoleh melalui proses belajar tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi perkembangan dan kematangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosi, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.
d. Faktor lingkungan
Berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan, dan agama berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri seseorang.
1) Pengaruh lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama sebagai media sosialisasi dan interaksi soial bagi anak-anak. Hasil sosialisasi tersebut kemudian dikembangkan di lingkungan sekolah dan masyarakat umum.
2) Pengaruh hubungan dengan orang tua
Beberapa pola hubungan dengan orang tua yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
a) Menerima (acceptance)
b) Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Disiplin yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak. c) Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah suai lainnya.
d) Penolakan
Penolakan orang tua terhadap anaknya dapat menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri.
3) Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik.
4) Lingkungan masyarakat
Keadaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri, contohnya pergaulan yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
5) Lingkungan sekolah
bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di lingkungan masyarakat.
e. Faktor budaya dan agama
Faktor kultur tempat dimana individu berada akan mempengaruhi cara anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Sedangkan agama memberian suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan. Ajaran agama merupakan sumber nilai, norma, dan kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor fisiologis, psikologis, perkembangan dan kematangan, lingkungan, budaya dan agama dapat mempengaruhi penyesuaian diri siswi di lingkungan.
4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri memiliki dua aspek secara umum seperti yang dikemukakan oleh Schneiders (Parman, 2013: 471). Dua aspek itu yakni, penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial :
a. Penyesuaian pribadi
1) Penyesuaian diri fisik dan emosi
Penyesuaian diri ini melibatkan respon-respon fisik dan emosional sehingga dalam penyesuaian diri fisik ini kesehatan fisik merupakan pokok untuk pencapaian penyesuaian diri yang sehat. Berkaitan dengan hal ini, ada hal penting berupa edukasi emosi, kematangan emosi, dan kontrol emosi. Contoh, penyesuaian diri terhadap perbedaan suhu/ cuaca, penyesuaian diri terhadap perbedaan makanan-minuman, dan sebagainya.
2) Penyesuaian diri seksual
Penyesuaian diri seksual merupakan kapasitas bereaksi terhadap realitas seksual (impuls-impuls, nafsu, pikiran, konflik-konflik, frustasi perasaan salah, dan perbedaan seks). Contoh, penyesuaian diri terhadap rangsangan-rangsangan dan pikiran-pikiran seksual.
3) Penyesuaian diri moral dan religius
b. Penyesuaian sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Menandakan individu dengan lingkungan saling mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial. Penyesuaian diri ini meliputi:
1) Penyesuaian diri terhadap rumah tangga dan keluarga
Penyesuaian diri ini menekankan hubungan yang sehat antar-anggota keluarga, otoritas orang tua, kapasitas tanggungjawab berupa pembatasn, dan larangan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga, kondisi, dan aturan yang ada dalam lingkungan sosial terkecil yaitu dalam 1 tempat tinggal/ rumah/ kos/ kontrakan/ asrama.
2) Penyesuaian diri terhadap kampus
Penyesuaian diri seorang individu ditempat mereka menempuh pendidikan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap warga, lingkungan, dan aturan-aturan yang ada di sekolah/ tempat pendidikan/ universitas.
3) Penyesuaian diri terhadap masyarakat
penyesuaian diri terhadap warga, kebiasaan, dan aturan yang ada dalam lingkungan sosial tempat tinggal.
Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadapa beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
B. Dewasa awal
1. Pengertian masa dewasa awal
Menurut Hurlock (Yudrik, 2011, 246) masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 18 sampai 40 tahun.
2. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal
a. Masa pengaturan
Masa pengaturan karena pada masa ini manusia dibatasi oleh banyak atura6n, misalnya aturan perkuliahan, aturan pekerjaan, dan aturan sosial.
b. Usia reproduktif
Pada masa ini manusia dipandang sebagai manusia yang mempunyai usia produktif, dimasa ini banyak hal yang bisa dilakukan dan aktivitas yang dilakukan pasti akan menghasilkan. Misalnya kuliah/ studi, bekerja, bermain, dan masih banyak kegiatan lagi yang bisa dilakukan sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.
c. Masa bermasalah
Banyaknya aturan yang mengelilingi dan banyaknya kegiatan/ aktivitas yang dilakukan di tahap perkembangan ini maka masa dewasa awal dikatakan masa bermasalah. Semakin banyak aturan dan semakin banyak kegiatan masa kecenderungan makin banyak masalah akan lebih besar.
d. Masa ketegangan emosional
e. Masa keterasingan sosial
Melihat dari masa produktif dan banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan dala tahap perkembangan ini, maka kemungkinan besar manusia yang ada dalam tahap ini akan mengalami masa keterasingan sosial karena manusia akan lebih sering berkerja atau berkegiatan secara mandiri.
f. Masa komitmen
Pada masa dewasa awal ini manusia dituntut untuk bisa membuat komitmen bagi kelangsungan hidupnya. Komitmen yang dibuat bisa dalam hal pekerjaan, pasangan hidup, arah hidup, dan masih banyak lagi.
g. Masa ketergantungan
Masa ketergantungan adalah bagi mereka yang sudah memiliki keluarga. Apa yang dia lakukan pasti akan memikirkan anggota keluarganya, misalnya suami/ istri dan anaknya.
h. Masa perubahan nilai
Masa perubahan nilai ini karena adanya perubahan dari masa remaja menuju masa dewasa, otomatis nilai-nilai yang dijadikan pedoman hidup akan berubah
i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup
j. Masa kreatif
M a s a dewasa awal ini adalah masa kreatif dimana manusia dituntut untuk lebih pandai membuat peluang agar bisa memperoleh lebih banyak keuntungan (pengalaman)
3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal.
Tugas perkembangan masa dewasa awal adalah mencari kelompok sosial menyenangkan yaitu manusia yang ada dalam masa tahap dewasa awal harus mulai mencari kelompok sosial yang menyenangkan guna memberikan efek dan dampak positif bagi mereka.
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
D. Kerangka Pikir
Masalah-masalah yang dialami mahasiswa baru yang berasal dari luar Jawa angkatan 2018 berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan jam/waktu perkuliahan, kesulitan menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tempat tinggal (kos/kontrakan), kesulitan menyesuaikan diri dengan teman kos/kontrakan, kesulitan menyesuaikan diri dengan dosen, kesulitan menyesuaikan diri dengan pola hidup baru sebagai anak kos/ kontrakan/ asrama. Dari adanya berbagai masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui tingkat penyesuaian diri mahasiswa yang berasal dari luar jawa Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 dalam hal penyesuaian diri. Aspek-aspek dalam penyesuaian diri yang ingin peneliti ketahui tingkat keberhasilannya adalah dalam aspek pribadi dan aspek sosial mahasiswa Universitas Sanata Dharma angkatan.
Penyesuaian Diri
Penyesuaian Pribadi Penyesuaian Sosial Mahasiswa angkatan 2018 yang
berasal dari luar Jawa
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam metode penelitian kuantitatif deskriptif. Sugiyono (2013) menyatakan bahwa metode penelitian ini dilakukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan proses dan tingkat keberhasilan penyesuaian diri dari mahasiswa baru Bimbingan dan konseling angkatan 2018, Program Studi Bimbingan dan Konseling yang berasal dari luar Jawa Angkatan 2018 Universitas Sanata Dharma. Penggambaran proses dan tingkat keberhasilan penyesuaian diri mahasiswa baru, Program Studi Bimbingan dan Konseling yang berasal dari luar Jawa Angkatan 2018 Universitas Sanata Dharma ini secara mendetail.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Desember 2018. Pengumpulan data pada tanggal 10 Oktober 2018. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 33 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2018, yang berasal dari luar Jawa. Alasan memilih mahasiswa baru yang berasal dari luar Jawa karena mahasiswa Angkatan 2018 yang berasal dari luar Jawa merupakan mahasiswa semester awal yang tergolong dalam tahap perkembangan dewasa tahap awal dengan usia rata-rata 18-25 tahun.
D. Definisi Variabel
Variabel penelitian ini tunggal, yaitu tentang penyesuaian diri mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Jawa. Penyesuaian diri yang dimaksud adalah dalam hal pribadi (penyesuaian fisik-emosional, penyesuaian diri seksual, penyesuaian diri budaya dan keagamaan) dan sosial (penyesuaian terhadap perkuliahan dan penyesuaian terhadap masyarakat).
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket. Kuisioner merupakan teknik penggumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini skala penyesuaian diri. Skala yang disusun peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134).
Tabel 3.1
No Aspek Sub-aspek Indikator
3) Penyesuaian
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
butir item pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Berlandasan pada kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan seterusnya dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Setelah uji validitas isi skala penyesuaian diri diuji coba untuk melihat validitasnya. Uji validitas empiris dihitung menggunakan Pearson Product Moment. Adapun formula Pearson Product Moment adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
= koefesien korelasi antara X dan Y N = jumlah subyek
X = skor item tertentu yang akan diuji Validitasnya
Y = skor total sup aspek yang memuat item yang uji validitasnya Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3 (Sugiyono, 2013). Bila korelasi dibawah 0,3 maka tidak valid, maka harus di perbaiki.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013). Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tes tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan (Sumadi Suryabrata, 2004:28) Uji reliabilitas ini menggunakan teknik koofesien Alpha Cronbach (α). Penghitungan yang dilakukan dengan Program SPSS. Rumus koefesien reliabilitas Alpha Cronbat (α) adalah sebagai berikut :
keterangan rumus :
dan : varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 : varian skor skala
Setelah itu hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford yang terdapat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 -1,00 Sanggat tinggi
2 0,71 -0,90 Tinggi
3 0,41 -0,70 Cukup
4 0,21 -0,40 Rendah
Dari ujicoba empirik kepada 33 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma 2018, diperoleh perhitungan reabilitas alpha cronbach mendapatkan hasil pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.990 110
Bila hasil hitung reliabilitas di atas (0,990) dikonsultasikan dengan Keriteria Guilford diketahui bahwa koefisiensi reliabilitas Skala Penyesuaian Diri termasuk sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2015) mengatakan bahwa analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skoring jawaban subjek, membuat tabulasi data dan menghitung total jawaban, mengelompokkan dan menampilkan hasil penelitian. Langkah-langkah analisis data yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
2. Mentabulasi data
Menghitung skor total masing-masing responden maupun item kuisioner dan skor rata-rata responden maupun rata-rata butir. Langkah selanjutnya adalah menganalisa data secara statistik dengan menggunakan SPSS.
3. Mengkategorikan subjek
Tujuan kategori ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu yang kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat tinggi hingga sangat rendah. Lima (5) jenjang kategori diagnosis yang digunakan yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Norma kategori yang digunakan terdapat pada table 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5 Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
µ+1,5 σ <X Sangat Tinggi µ+0,5 σ <X ≤ µ+1,5 σ Tinggi
µ-0,5 σ <X ≤ µ+0,5 σ Sedang µ-1,5 σ <X ≤ µ-0,5 σ Rendah
X ≤ µ-1,5 σ Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik : Skor terendahyang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/ sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam enam satuan deviasi sebaran.
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat penyesuaian diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2018 dengan jumlah item 110, diperoleh capaian skor sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 110 = 440 Skor minimum teoritik : 1 x 110 = 110 Luas jarak : 440 – 110 = 330 Standar deviasi (σ/ sd) : 330 : 6 = 55
Mean teoritik ( µ ) : (440 + 110) : 2 =275
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2018 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Norma Katagori Penyesuaian Diri Mahasiswa
Kriteria Skor Kriteria
Penilaian Kategori
µ+1,5 σ <X ≥ 358 Sangat tinggi
µ+0,5 σ <X ≤ µ+1,5 σ 357 – 303 Tinggi µ-0,5 σ <X ≤ µ+0,5 σ 302 – 248 Sedang µ-1,5 σ <X ≤ µ-0,5 σ 247 – 193 Rendah
X ≤ µ-1,5 σ 192 < Sangat Rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan perolehan data yang telah diperoleh dengan menggunakan Skala Penyesuaian Diri, dilakukan analisis data dengan teknik statistik deskriptif dengan mengkategorisasikan dan mempresentasikan hasil, diperoleh data diskripsi tingkat penyesuaian diri yang disajikan dalam Tabel 4.1 dan Grafik 4.1.
Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri
Mahasiswa BK USD 2018 yang Berasal dari Luar Jawa
Kategori Skor Frekuensi (f) Persentase
SangatTinggi ≥ 358 26 78 %
Tinggi 358 – 303 3 10 %
Sedang 303 – 248 0 0 %
Rendah 248 – 193 4 12 %
SangatRendah ≤ 193 0 0%
Total 33 100%
Grafik 4.1
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri
Mahasiswa BK USD 2018 yang Berasal dari Luar Jawa
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 diketahui:
a. Terdapat 26 mahasiswa (78%) yang memiliki penyesuaian diri sangat tinggi.
b. Terdapat 3 mahasiswa (10%) yang memiliki penyesuaian diri tinggi. c. Tidak terdapat 0 mahasiswa (0%) yang memiliki penyesuaian diri
sedang.
d. Terdapat 4 mahasiswa (12%) yang memiliki penyesuaian diri rendah. e. Tidak terdapat mahasiswa (0%) yang memiliki penyesuaian diri sangat
rendah.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian data sebagian besar (78%), maka disimpulkan penyesuaian diri mahasiswa sangat tinggi. Dengan kata lain mahasiswa-mahasiswa tersebut mengalami proses penyesuaian diri yang mencangkup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi ketegangan,konflik dan frustasi yang dialami diri individu (Schenders, 1960).
Berdasarkan hasil penelitian data tinggi 10% mahasiswa memiliki penyesuaian diri yang tinggi, karena mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2018 mengalami interaksi yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain,dan dunia individu. Ketiga factor ini secara konstan saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik karena semua kegiatan yang berkaitan dengan diri sendiri ,orang lain individu merupakan satu hal yang saling berhubungan. Hubungan ini, agar individu dapat tinggal dengan nyaman di lingkungannya Calhoun dan Acocella (Sobur, 2003)
Mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan cara mengikuti masa orientasi yang sudah di programkan oleh pihak universitas. Program yang dilaksanakan yaitu INSADHA, INFISA, INSIPRO, dan Dialog kelas setiap akhir semester. Sehingga mahasiswa dapat berproses untuk menyesuaikan diri di lingkungan Universitas. Individu yang dapat menyesuaikan diri adalah individu yang memiliki respon yang matang, evisien, memuaskan dan sehat. Penyesuaian diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut dapat melakukan trail and error, dapat mencari pengganti yang baru, dapat melakukan pembelajaran, dapat mengendalikan diri dan dapat merencanakan dengan cermat. Individu yang mampu menyesuaikan diri adalah individu tersebut dapat melakukan ciri-ciri diatas.
Menurut Schinders (1964) aspek penyesuaian diri terbagi menjadi tujuh yaitu dapat mengontrol emosi yang berlebih, meminimalkan mekanisme pertahanan diri, mengurangi frustasi, berfikir rasional dan mampu mengarahkan diri, kemampuan untuk belajar, memanfaatkan pengalaman masa lalu, sikap realistis dan objektif. Mahasiswa mampu berfikir rasional sehingga bias mengendalikan emosi dan sanggup memotivasi dirinya sendiri bias berfikir untuk melaangkah maju.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 78% mahasiswa BK USD 2018 memiliki tingkat penyesuaian diri yang sangat tinggi, 10% mahasiswa memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi, dan 12% mahasiswa memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah. Artinya sebagian besar mahasiswa angkatan 2018 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang penyesuaian dirinya kategori sangat tinggi, dan hanya sebagian kecil yang berada pada kategori rendah.
B. Keterbatasan
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan hanya mendiskripsikan tingkat penyesuaian diri secara umum.
2. Bahasa dalam instrumen yang disusun peneliti kadang sulit untuk dipahami sehingga diperlukan pengulangan dalam membaca pernyataan.
C. Saran
Berikut saran-saran bagi pihak yang terkait dengan kesadaran diri sesuai dengan hasil penelitian:
1. Dosen
Dosen BK USD mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu menumbuhkan dan meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa. Maka dari itu disarankan agar dosen aktif dan kreatif dalam mengimplementasikan hasil penelitian tersebut. Sehingga dosen BK dapat memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan nantinya penyesuaian diri mahasiswa dalam proses pengembangan diri. 2. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain untuk melihat dan mengetahui tingkat penyesuaian diri pada mahasiswa BK 2018. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti lain jika akan meneliti lebih lanjut pada penyesuaian diri mahasiswa BK 2018.
3. Mahasiswa
Penyesuaian diri bagi mahasiswa merupakan kunci penting dalam meningkatkan pemahaman diri, menentukan tujuan, dan memperoleh semangat untuk mengerti pentingnya mengikuti proses perkuliahan. Maka diharapkan mahasiswa terus dapat meningkatkan kualitas dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik; Panduan Bagi OrangTua
dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak SD, SMP, dan SMA. Bandung: Rosda Karya.
Fatimah. (2010). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia
Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Harlock, Elisabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan :Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Nur, M.R. (2013). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial di Perguruan Tinggi dengan Prestasis Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta. Olani. A. (2009). Predicting First Year University Student Academic Succes.
Electronical Journal of Research in Educational Psychology. 7 (3), 1053- 1072
Parman, Rahmawaty. (2013). “Penyesuaian Diri Laki-laki dan Perempuan dengan Mengendalikan Variabel Sense Of Humor”. Jurnal Online Psikologi Vol. 01. No. 02
Schneiders, AlexandrerA. (1960). Personality Development and Adjustment in Adolescence. New York.
Schneiders, AlexanderA. (1964). Personal adjustment and mental health. New York
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental; Teori-Teori yang Terkait. Yogyakarta: Kanisius
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta, CV.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta, CV.
Suryabrata, Sumadi. (2004). Metodologi Penelitian : Rajawali Pers
Lampiran 2 Skala Penyesuaian Diri Mahasiswa
KUESIONER
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU
Oleh :
SANTIAJI ALIT WIDAYANTA 131114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
2018
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri Anda. Dengan demikian saya sangat mengharapkan Anda mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur dan sesuai dengan diri dan pengalaman Anda. Atas kesediaan Anda saya mengucapkan terima kasih.
C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang penyesuaian diri. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman Anda. Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah mengisi kuesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri Anda!
3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan.
Contoh :
No
. Pernyataan SS S
T
S STS
1. Saya sering rindu kampung saya karena 2. Saya merasa sendih karena sulit bergaul
dengan teman beda daerah
No
. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tetap sehat meskipun tinggal di Yogyakarta yang iklimnya berbeda dari daerah saya
2. Saya sering sakit-sakitan tinggal di Yogyakarta 3. Saya senang tinggal di Yogyakarta
4. Saya senang bisa memiliki teman dari berbagai daerah
5. Saya tetap semangat tinggal di Yogyakarta meskipun jauh dari rumah
6. Saya merasa sedih karena rindu dengan kampung halaman saya
7. Saya merasa sedih karena sulit bergaul dengan teman beda daerah
bersemangat dalam belajar
9. Saya nyaman tinggal di Yogyakarta karena suhunya cocok dengan tubuh saya
13. Tubuh saya cocok dengan makanan khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis
14. Tubuh saya cocok dengan minuman khas Yogyakarta yang identik dengan manis
15. Saya mengalami alergi (mual-mual/diare /sakit perut,dsb.) setelah meminum minuman khas Yogyakarta yang identik dengan rasa manis.
16. Saya lebih memilih makan yang bukan khas
19. Saya suka membeli kaos oblong khas Yogyakarta. 20. Saya suka dengan pakaian-pakaian model tradisional
Yogyakarta yang diperjualbelikan.
21. Saya malu menggunakan pakaian yang bermotif batik khas Yogyakarta.
22. Jika membeli pakaian, saya lebih memilih memesan di kota lai daripada beli di Yogyakarta karena modelnya tidak ada yang saya sukai.
24. Ketika saya berada di kamar/kos/asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, biasanya saya melakukan aktivitas yang bermanfaat.
25. Ketika melihat gambar, film, dan bacaan yang porno saya terangsang tetapi mampu mengendalikan perasaan tersebut.
26. Saya bersikap wajar ketika melihat teman-teman lawan jenis memakai pakaian seksi di kampus/rumah/kos/kontrakan/asrama.
27. Dimalam hari sebelum tidur saya dapat mengendalikan diri terhadap godaan untuk menghayalkan teman-teman lawan jenis yang menurut saya menarik.
28. Ketika saya berada di kamar/kos/asrama/ kontrakan dan keadaan sepi, saya sering melihat foto, video, dan bacaan porno.
29. Saya sulit mengendalikan rangsangan seksual saya ketika melihat gambar, film, dan bacaan yang porno. 30. Saya sering pergi ke rumah/kos/asrama /kontrakan
teman lawan jenis saya agar bisa melihat dan jenis saya agar bisa melihat dan berbicara dengan mereka. 31. Saya terangsang melihat teman-teman lawan jenis
yang berpakaian seksi ketika berada di kampus, rumah/kost/kontrakan/asrama.
32. Dimalam hari sebelum tidur saya sering membayangkan wajah teman-teman lawan jenis saya, yang menurut saya menarik.
33. Saya nyaman bekerja kelompok dengan teman-teman lawan jenis.
34. Selama kuliah saya berteman dengan semua orang, entah laki-laki atau perempuan.
35. Saya bisa berbagi pengalaman pribadi dengan teman lawan jenis.
37. Selama kuliah saya berteman hanya dengan teman-teman sesama jenis.
38. Saya kaku ketika beraktivitas dengan teman lawan jenis.
39. Saya tertutup terhadap teman-teman lawan jenis. 40. Kadang-kadang saya berkunjung melebihi jam
kunjung ke rumah/kos/kontrakan/ asrama teman beda jebis yang diterima di kamar.
41. Saya mengerjakan tugas-tugas perkuliahan secara jujur.
42. Saya berbicara dengan sopan kepada orang lain. 43. Saya belajar cara bersikap dan bertutur sesuai
budaya setempat.
44. Saya mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dengan cara copy paste.
45. Saya tidak mempedulikan orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan.
46. Saya lebih memilih tinggal di kos-kosan/ kontrakan/ asrama campur (laki-laki dan perempuan/heterogen) agar bisa bebas.
47. Saya sering tidur-tiduran bersama teman lawan jenis di kos/kontrakan/asrama.
48. Meskipun jauh dari keluarga, saya selalu mengawali setiap kegiatan dengan berdoa.
49. Saya selalu menyempatkan diri untuk beribadah sesuai dengan agama yang saya anut.
50. Dalam melaksanakan suatu hal saya selalu mempertimbangkan dosa.
51. Saya mempunyai jam doa pribadi.
52. Saya menyempatkan diri membaca buku rohani untuk membangun spiritualitas saya.
54. Saya sering lupa melaksanakan ibadah sesuai dengan
58. Saya sering menghabiskan waktu bersama orang-orang di rumah /kos/ kontrakan/ asrama
59. Saya sayang dengan orang-orang rumah rumah/ kos kontrakan/asrama
60. Saya hanya dekat dengan beberapa teman di kos/ kontrakan/asrama
61. Saya lebih banyak menghabiskan waktu diluar daripada di rumah/kos/ kontrakan/ asrama
62. Saya jarang berbincang-bincang dengan teman-teman di rumah/kos/kontrakan/ asrama
63. Saya merasa bosan dengan orang-orang dirumah /kos/kontrakan/asrama
64. Saya senang berada di rumah/kos/kontrakan/ asrama karena keadaannya yang bersih
65. Saya betah berada di rumah/kos/kontrakan/ asrama karena suasananya yang nyaman
66. Saya berusaha menata kamar saya agar nyaman untuk ditempati
67. Kondisi lingkungan di rumah/kos/kontrakan/ asrama yang kotor membuat saya tidak nyaman
68. Saya susah tidur di rumah/kos/kontrakan/ asrama karena suasananya kurang nyaman
69. Saya sering main ke tempat teman karena saya tidak betah di kos/kontrakan/ asrama
rumah/kos/kontrakan/ asrama
71. Saya merasa aturan yang ada di rumah/ kos/ kontrakan/ asrama bermanfaat baik bagi saya
72. Saya nyaman dengan adanya aturan-aturan di rumah/kos/kontrakan/ asrama
73. Saya sering melanggar aturan-aturan yang ada di rumah/kos/kontrakan/ asrama
74. Saya tidak senang dengan aturan-aturan yang ada di rumah/kos/kontrakan/ asrama
75. Saya berteman dengan semua teman kampus saya 76. Saya senang bisa mengenal dengan teman kampus
yang berbeda suku dari saya
77. Saya akrab dengan dosen-dosen saya 78. Saya akrab dengan karyawan kampus
79. Saya kurang akrab dengan teman-teman kampus saya
80. Saya takut dengan dosen-dosen saya
81. Saya tidak mengenal staf sekretariat Prodi saya 82. Saya berteman dengan mahasiswa yang satu suku
dengan saya
83. Saya senang dengan kebersihan gedung kampus 84. Saya nyaman berada di kampus karena
lingkungannya yang sejuk
85. Saya menerima keadaan kampus saya apa adanya 86. Saya tidak pernah keliling kampus untuk mengenal
kampus saya
87. Saya menggerutu dengan keadaan kampus saya 88. Saya mematuhi aturan-aturan yang ada di kampus 89. Saya merasa aturan-aturan yang ada di kampus
90. Saya nyaman dengan adanya aturan-aturan di kampus
91. Saya sering melanggar aturan-aturan yang ada di kampus
92. Saya tidak senang dengan aturan-aturan yang ada di kampus
93. Saya tertekan dengan adanya aturan-aturan di kampus 94. Saya mematuhi aturan-aturan yang ada di
99. Saya bisa mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya
100 Saya nyaman dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya
101 Saya merasa kebiasaan-kebiasaan di masyarakat tempat saya tinggal bermanfaat bagi perkembangan pribadi saya
102 Saya sulit mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya
103 Saya terganggu dengan kebiasaan-kebiasaan di lingkungan masyarakat saya tinggal
104 Saya berpikir tidak perlu untuk memahami kebiasaan-kebiasaan di masyarakat tempat saya tinggal
107 Saya senang berelasi dengan warga masyarakat 108 Saya menemukan banyak manfaat dari relasi saya
dengan warga masyarakat
109 Saya sulit mengakrabkan diri dengan warga masyarakat sekitar saya
110 Saya tertekan ketika sedang bersama warga masyarakat
Lampiran 3 Hasil Komputasi uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian
UJI VALIDITAS
Correlations
TOTAL v1 v2 v3 v4 v5 v6 v7 v8 v9 v10 TOTAL Pearson Correlation 1 .801** .509** .801** .693** .801** .693** .811** .801** .542** .801**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v1 Pearson Correlation .801** 1 .186 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1.000** .285 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .299 .000 .346 .000 .346 .000 .000 .108 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v2 Pearson Correlation .509** .186 1 .186 .561** .186 .561** .555** .186 .142 .186
Sig. (2-tailed) .002 .299 .299 .001 .299 .001 .001 .299 .429 .299
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v3 Pearson Correlation .801** 1.000** .186 1 .170 1.000** .170 .624** 1.000** .285 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .299 .346 .000 .346 .000 .000 .108 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v4 Pearson Correlation .693** .170 .561** .170 1 .170 1.000** .444** .170 .712** .170
Sig. (2-tailed) .000 .346 .001 .346 .346 .000 .010 .346 .000 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v5 Pearson Correlation .801** 1.000** .186 1.000** .170 1 .170 .624** 1.000** .285 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .299 .000 .346 .346 .000 .000 .108 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v6 Pearson Correlation .693** .170 .561** .170 1.000** .170 1 .444** .170 .712** .170
Sig. (2-tailed) .000 .346 .001 .346 .000 .346 .010 .346 .000 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v7 Pearson Correlation .811** .624** .555** .624** .444** .624** .444** 1 .624** .113 .624**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .010 .000 .010 .000 .532 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v8 Pearson Correlation .801** 1.000** .186 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1 .285 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .299 .000 .346 .000 .346 .000 .108 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v9 Pearson Correlation .542** .285 .142 .285 .712** .285 .712** .113 .285 1 .285
Sig. (2-tailed) .001 .108 .429 .108 .000 .108 .000 .532 .108 .108
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v10 Pearson Correlation .801** 1.000** .186 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1.000** .285 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .299 .000 .346 .000 .346 .000 .000 .108
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL v11 v12 v13 v14 v15 v16 v17 v18 v19 v20 TOTAL Pearson Correlation 1 .693** .801** .693** .801** .693** .811** .801** .693** .801** .801**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v11 Pearson Correlation .693** 1 .170 1.000** .170 1.000** .444** .170 1.000** .170 .170
Sig. (2-tailed) .000 .346 .000 .346 .000 .010 .346 .000 .346 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v12 Pearson Correlation .801** .170 1 .170 1.000** .170 .624** 1.000** .170 1.000** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .346 .346 .000 .346 .000 .000 .346 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v13 Pearson Correlation .693** 1.000** .170 1 .170 1.000** .444** .170 1.000** .170 .170
Sig. (2-tailed) .000 .000 .346 .346 .000 .010 .346 .000 .346 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v14 Pearson Correlation .801** .170 1.000** .170 1 .170 .624** 1.000** .170 1.000** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .346 .000 .346 .346 .000 .000 .346 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v15 Pearson Correlation .693** 1.000** .170 1.000** .170 1 .444** .170 1.000** .170 .170
Sig. (2-tailed) .000 .000 .346 .000 .346 .010 .346 .000 .346 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v16 Pearson Correlation .811** .444** .624** .444** .624** .444** 1 .624** .444** .624** .624**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .010 .000 .010 .000 .010 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v17 Pearson Correlation .801** .170 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1 .170 1.000** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .346 .000 .346 .000 .346 .000 .346 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v18 Pearson Correlation .693** 1.000** .170 1.000** .170 1.000** .444** .170 1 .170 .170
Sig. (2-tailed) .000 .000 .346 .000 .346 .000 .010 .346 .346 .346
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v19 Pearson Correlation .801** .170 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1.000** .170 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .346 .000 .346 .000 .346 .000 .000 .346 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
v20 Pearson Correlation .801** .170 1.000** .170 1.000** .170 .624** 1.000** .170 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000 .346 .000 .346 .000 .346 .000 .000 .346 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).