• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA ANGKATAN 2016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Aloysia Arghia Prastiyaningtyas 151114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA ANGKATAN 2016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Aloysia Arghia Prastiyaningtyas 151114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong

engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang

membawa kemenangan”

( Yesaya 41:10)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

You are braver than you believe, stronger than you seem and smarter than you think

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karyaku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati saya dalam penulisan tugas akhir. Berbagai hal telah saya alami baik senang, sedih maupun dalam

keadaan tersulit sekalipun.

Orang tua yang sangat saya sayangi Bapak Aloysius Soebandrijo Purnomo dan Ibu Margaretha Suyati yang selalu mendukung, memberi semangat dan mendoakan

saya.

Kakak-Kakak tersayang Agus Kistanto, Rosalia Ratna, Agustina Indriyati, Albertus Satriyo, Evie Rochayati, Iwan Giri Santoso, Fransiska Rosalina yang selalu memberikan dukungan. Keponakan saya Abelita, Kinandra, Fiorenza, Keara, Kallea,

Bima, Yuda yang selalu menghibur.

Sahabat saya terkasih Cup-Cup Muah, Fransiska A. Delvi Turin, Amalia Puspita Sari, Tania Gunawan Putri yang selalu menemani, memdengarkan keluh kesah

dan memberi dukungan dari awal perkuliahan hingga sekarang

Sahabat saya terkasih Maria Angela Trisuci Paskalia yang selalu menemani, mambantu dan memotivasi saya dari awal sampai sekarang.

Kak Maria Magdalena Lita yang selalu memberi semangat dalam keadaan apapun. Kak Ika Rinika yang memotivasi dan membantu saya dalam mengerjakan tugas

akhir ini.

Teman-teman angkatan 2015 yang selalu memotivasi saya hingga saat ini.

Dosen pembimbing tercinta Bapak Juster Donal Sinaga yang dengan sabar memotivasi dan memberikan banyak masukan dalam mengerjakan tugas akhir.

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

TINGKAT KRATIVITAS MAHASISWA ANGKATAN 2016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Aloysia Arghia Prastiyaningtyas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2019

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendekripsikan seberapa tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; (2) mengidentifikasi item-item Skala Kreativitas yang perolehan skornya rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi belajar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 66 siswa.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Tingkat Kreativitas 38 item. Skala disusun berdasarkan karakteristik kreativitas menurut Budiarti (2015) yang juga menggunakan konsep Munandar yaitu, berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, berani mengambil resiko, dan saling menghargai. Nilai koefisien reliabilitas instrumen menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar 0,942. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling memiliki tingkat kreativitas sebagai berikut: 15 responden (22,4%) memilki tingkat kreativitas sangat tinggi, 31 responden (46,26%) memiliki tingkat kreativitas tinggi, 20 responden (29,85%) memiliki tingkat kreativitas sedang, 1 responden (2%) memiliki tingkat kreativitas rendah. Hasil analisis item menunjukkan 6 item (16%) memiliki yang dijadikan dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan. Adapun usulan topik-topik-topik-topik bimbingan adalah (1) meningkatkan keaktifan dalam mengungkapkangagasan baru di kelas; (2) belajar asik menggunakan mindmap; (3) malu bertanya? Sudah tidak zaman; (4) berpendapat? siapa takut; (5) meningkatkan keberanian untuk menjawab pertanyaan; (6) aku berani bertanya.

(10)

ix ABSTRACT

THE CREATIVITY LEVEL OF 2016th STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM

OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

Aloysia Arghia Prastiyaningtyas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2019

The study was aimed to: (1) describe the level of creativity of the 2016th students of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University Yogyakarta; (2) identify items on the Creativity Scale which have low scores as the basis for compiling topics for personal study guidance. The type of the study was a quantitative descriptive study. The research subjects were the 2016th students of the Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University Yogyakarta with total 66 students.

Data collection in this study used the 38 items Creativity Level Scale. The scale was arranged based on the characteristics of creativity according to Munandar (1985), namely, thinking fluently, thinking flexibly, thinking original, curiosity, imaginative, challenged by pluralism, courage to take risks, and mutual respect. The value of the reliability coefficient of the instrument measured using the Cronbach Alpha approach (α) of 0.942. Data analysis techniques used was categorical descriptive statistics, namely very high, high, medium, low and very low.

The results of this study indicate that the class 2016 of Guidance and Counseling Study Program has the following levels of creativity: 15 respondents (22.4%) had very high levels of creativity, 31 respondents (46.26%) had high levels of creativity, 20 respondents (29, 85%) have a moderate level of creativity, 1 respondent (2%) has a low level of creativity. The results of item analysis showed that 6 items (16%) had a moderate score which was used as the basis for the proposals preparation for guidance topics. The proposed topics of guidance are (1) increasing activity in revealing new ideas in class; (2) cool learning using mind map; (3) embarrassed to ask? It's not the issue; (4) argue? no need to worry; (5) increase the courage to answer questions; (6) I dare to ask.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya yang begitu besar kepada peneliti hingga akhirnya penelitian ini dapat selesai dengan baik. Banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat luar biasa bagi peneliti, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dari awal sampai akhir.

Selama proses penulisan skripsi ini juga banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses membimbing, mendampingi, serta mendukung setiap proses yang peneliti lakukan. Oleh sebab itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

memotivasi dan memberikan banyak masukan dalam mengerjakan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yaitu, Bapak Gendon, Bapak Sinurat, Bapak Donal, Bapak Nazar, Bapak Budi, Bapak Agus, Ibu Retno, Ibu Retha, Ibu Indah dan Ibu Hayu yang telah memberikan ilmu dan pengalaman bagi peneliti selama belajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

5. Kedua orang tua terkasih Bapak Aloysius Soebandrijo Purnomo dan Ibu Margaretha Suyati atas segala doa, dukungan, kasih sayang, serta kepercayaan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 8

(14)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

A. Hakikat Kreativitas... 10

1. Pengertian Kreativitas... 10

2. Tahap-Tahap Kreativitas... 11

3. Aspek-Aspek Kreativitas... 13

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas... 15

5. Hambatan dalam Kreativitas... 16

B. Hakikat Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal... 19

1. Pengertian Mahasiswa... 19

2. Tugas Perkembangan pada Dewasa Awal... 20

3. Kreativitas pada Mahasiswa sebagai Dewasa Awal... 22

4. Hambatan Mahasiswa dalam Kreativitas ( Berpikir Kreatif)... 23

C. Hakikat Layanan Bimbingan... 24

1. Pengertian Bimbingan... 24

2. Bimbingan Pribadi-Belajar... 25

3. Fungsi Layanan Bimbingan... 26

4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan... 27

5. Pengembangan Topik-Topik Bimbingan... 28

D. Kajian Penelitian yang Relevan... 29

E. Kerangka Pikir... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33

C. Subjek Penelitian... 34

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 34

(15)

xiv

1. Teknik Pengumpulan Data... 35

2. Instrumen Pengumpulan Data... 36

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 40

1. Validitas Instrumen... 40

2. Reliabilitas Instrumen... 46

G. Teknik Analisis Data... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 52

A. Hasil Penelitian... 52

B. Pembahasan... 56

BAB V PENUTUP... 62

A. Kesimpulan... 62

B. Keterbatasan Penelitian... 63

C. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65

(16)

xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Kreativitas... 32

Tabel 3.1 JumlahSubjek Penelitian... 34

Tabel 3.2 Norma Skoring Skala Kreativitas... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Kreativitas... 38

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hail Uji Validitas Skala Kreativitas... 42

Tabel 3.5 Kisi-kisi Skala Kreativitas (Final)... 44

Tabel 3.6 Reliabilitas Skala Kreativitas... 47

Tabel 3.7 Kriteria Guilford... 47

Tabel 3.8 Norma Kategorisasi... 49

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta... 50

Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Skor Item Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta... 51

Tabel 4.1 Kategoriasai Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 52

(17)

xvi

Tabel 4.2 Distribusi Perolehan Skor Item Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta... 54 Tabel 4.3 Item-Item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang

Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta... 55

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN... 67

Lampiran 1 Surat Ijin... 68

Lampiran 2 Skala Penelitian... 69

Lampiran 3 Hasil Komputasi Uji Validitas Item Total Instrumen Penelitian... 78

(19)
(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan bahasan istilah. Penguraian ini berisi singkat dan jelas.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia mewajibkan setiap warga negara untuk menempuh pendidikan formal selama 12 tahun. Peserta didik yang telah menempuh pendidikan selama 12 tahun, dibebaskan untuk memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung mencari pekerjaan. Menurut data Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (www.katadata.co.id, 2018), jumlah perguruan tinggi yang terdaftar di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 4.504 unit. Angka tersebut didominasi oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang mencapai 3.136 dan 122 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Perguruan tinggi di Indonesia yang terbilang cukup banyak ini, dapat menjadi wadah bagi peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

(21)

pertama maupun atas. Mahasiswa termasuk dewasa awal yang memiliki tugas perkembangan yaitu masa kreatif (Hurlock, 1996). Bentuk kreativitas yang akan terlihat pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat individu dalam memecahkan masalah. Seorang mahasiswa dituntut untuk lebih memiliki kreativitas yang akan mempermudah dirinya sendiri dan lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada. Mahasiswa perlu untuk lebih berani melakukan inovasi, hal tersebut dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi persaingan yang cukup tinggi di dunia perkuliahan maupun di dunia kerja yang akan dihadapi setelah menyelesaikan pendidikan di tahap perguruan tinggi.

Perkembangan zaman selalu diiringi dampak positif dan negatif. Segala sesuatu saat ini dituntut untuk di kerjakan secara cepat dan praktis tanpa melihat proses pekerjaan yang terjadi. Hal tersebut membuat mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akan cendrung memiliki mental instan. Mental instan mendorong mahasiswa untuk sulit berinovasi dan menciptakan ide kreatif karena hanya berfokus pada hasil bukan proses. Permasalahan yang timbul saat ini cukup beragam, oleh karena itu mahasiswa juga harus memiliki cara dan inovasi-inovasi baru untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dengan ide kreatif yang dimiliki.

(22)

Kemampuan tersebut di peroleh dari pengalaman-pengalaman ataupun pengetahuan yang dimiliki sehingga menghasilkan sebuah gagasan kreatif pada diri seseorang. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa dapat diperoleh selama dirinya duduk di bangku perkuliahan, informasi dan pengalaman dapat mempermudah mahasiswa untuk menghasilkan maupun menciptakan suatu ide yang baru dan kreatif. Kemampuan untuk menghasilkan suatu kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada di jadikan sebagai tolak ukur seseorang dikatakan kreatif.

Kreativitas penting untuk dikembangkan, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Maslow (dalam Munandar, 1985) mengatakan bahwa kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan. Kemampuan kreativitas dapat mempermudah mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan untuk menciptakan ide kreatif baru.

(23)

menjelaskan materi bimbingan, folder bimbingan, dan materi-materi yang dipakai untuk melakukan bimbingan.

Kreativitas di kalangan mahasiswa BK memiliki dampak positif bagi tugas perkembangan mereka di dewasa awal karena mereka dapat mengaktualisasikan dirinya melalui ide-ide yang di munculkan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Mengaktualisasikan diri juga berarti mahasiswa tersebut dapat merealisasikan ide yang sudah dimiliki. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai kreativitas dan pentingnya kreativitas bagi mahasiswa, peneliti tertarik untuk meneliti kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling .

Salah seorang mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling mengatakan bahwa teman-teman angkatan 2016 lebih menyukai menyumbangkan ide dari pada harus merealisasikannya. Ide kreatif yang mereka sumbangkan cenderung keluar dari topik mata kuliah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menurut (Siska) salah satu mahasiswi angkatan 2016 mengatakan “ teman-teman saya yang ada di dalam kelas cenderung pasif jika membicarakan topik perkuliahan jadi mereka jarang terlibat aktif di kelas, jika dalam sebuah kegiatan kampus kami sering memunculkan ide-ide baru tetapi masih belum merealisasikannya”. Mahasiswi angkatan 2016 yang lain juga mengatakan bahwa dalam mengerjakan tugas masih banyak yang copy paste.

(24)

dapat dikatakan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, karena dalam acara tersebut terdiri dari beberapa divisi dan dalam divisi ini dituntut untuk memiliki ide yang perlu direalisasikan sehingga dapat mendukung acara yang diselenggarakan. Sebagai calon guru BK yang akan bekerja di lingkungan sosial seperti sekolah, akan dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang terjadi, maka dari itu kreativitas perlu dimunculkan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Guru BK yang melakukan proses konseling di sekolah perlu melakukan konseling secara kreatif agar proses konseling berjalan secara efektif. Kreativitas guru BK juga di perlukan untuk membuat inovasi dan program baru agar dapat menghapus stigma bahwa guru BK adalah seorang polisi sekolah.

Berangkat dari latar belakang fenomena di atas maka peneliti tergerak untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, mengenai Tingkat Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(25)

2. Beberapa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling kurang memiliki minat untuk mengungkapkan ide yang berkaitan dengan mata kuliah.

3. Beberapa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling masih belum terlibat aktif dalam kegiatan perkuliahan di dalam kelas.

4. Beberapa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling masih belum memperlihatkan kreativitas.

5. Beberapa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling masih banyak yang melakukan copy paste dalam mengerjakan tugas mata kuliah.

C. Pembatasan Masalah

(26)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa tinggi tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Berdasarkan identifikasi Skala Kreativitas Mahasiswa, item-item mana saja yang perolehan sekornya rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi dan belajar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendekripsikan seberapa tinggi Tingkat Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi belajar bagi mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berdasarkan identifikasi butir skala Kreativitas Mahasiswa yang perolehan skornya rendah.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

(27)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui tingkat kreativitas pada mahasiswa angkatan 2016.

b. Bagi mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mengembangkan kreativitas

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan untuk mengembangkan penelitian mengenai tingkat kreativitas mahasiswa. G. Batasan Istilah

1. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan individu dalam menuangkan suatu ide, gagasan dan inovasi untuk menyelesaikan suatu masalah maupun menciptakan sesuatu hal baru, serta dapat menuangkan kepada dirinya sendiri dan orang lain.

2. Mahasiswa

(28)

3. Bimbingan

Bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu untuk membantu mereka menentukan pilihan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan kehidupan.

4. Topik bimbingan

Topik bimbingan adalah pokok bahasan yang disampaikan guru BK kepada peserta didik dalam bimbingan klasikal.

5. Bimbingan pribadi-belajar

(29)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan hakikat kreativitas, hakikat mahasiswa sebagai dewasa awal, kreativitas dan mahasiswa dewasa awal dan hakikat layanan bimbingan .

A. Hakikat Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Menurut Ali & Asrori (dalam Ricardo, 2014) kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.

Menurut Mahfud (2017) kreativitas adalah kemampuan untuk bisa memadukan berbagai informasi dengan cara baru, guna menemukan solusi bagi masalah, menciptakan temuan baru, atau menciptakan karya seni. Sedangkan menurut Ruth Richards (dalam Gie, 2003) kreativitas merupakan dasar bagi kelangsungan di dunia ini, karena kemampuan itu adalah kemampuan kita untuk menyesuaikan diri pada perubahan, ini menjadi intisari bagi kelangsungan hidup manusia. Menurut ahli lain, Karkockiene (dalam Mahfud, 2017), kreativitas melibatkan karakteristik yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan atau melakukan sesuatu yang baru.

(30)

mesin dan binatang, karena kemampuan inilah yang memungkinkannya untuk merubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuannya di bidang ilmu, teknologi, seni maupun dalam bidang-bidang lainnya yang merupakan hasil ciptaannya. Menurut Santrock (dalam Rohani, 2017) kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan solusi yang unik terhadap masalah0masalah yang dihadapi. Kreativitas dapat dilihat sebagai kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah,

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang ada didalam diri setiap individu dalam menciptakan suatu ide atau gagasan baru untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah serta dapat mengaktualisasikan identitas individu tersebut secara terpadu. Kreativitas juga merupakan salah satu ciri yang hanya dimiliki oleh manusia untuk mengembangkan akal budi. Kreativitas di nilai sebagai dasar bagi kelangsungan hidup seorang manusia dan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk memecahkan sebuah masalah.

2. Tahap-Tahap Kreativitas

(31)

a. Persiapan (preparation)

Tahap persiapan merupakan tahap untuk meletakkan dasar, dalam tahap ini dilakukan pengumpulan informasi, data-data dan bahan-bahan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini juga individu mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya.

b. Inkubasi (incubation)

Tahap inkubasi merupakan tahap dieraminya proses pemecaham masalah dalam alam pra-sadar. Tahap ini berlangsung dalam tahap waktu tak menentu bisa lama dan bisa juga hanya sebentar. Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat lagi pada saat berakhirnya tahap pengeraman dan munculnya masa berikutnya.

c. Iluminasi (illumination)

Tahap iluminasi merupakan tahap munculnya pendapat atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan sepontan, ide atau gagasan, pemecaham masalah, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.

d. Verifikasi (verification)

(32)

3. Aspek-Aspek Kreativitas

Menurut Munandar (1985) tentang ciri-ciri dari kreativitas, ciri-ciri kreativitas dibagi menjadi dua yaitu, kemampuan dalam ciri-ciri kognisi (berpikir kreatif) dan ciri-ciri afektif. Ciri-ciri dengan kemampuan menggunakan kognisi disebut dengan aptitude sedangkan ciri-ciri yang berkaitan dengan sikap dan perasaan disebut dengan nonaptitude, berikut beberapa uraian dari pengertian diatas, yaitu :

a. Ciri-ciri aptitude

1) Kelancaran berpikir lancar

Kelancaran berpikir lancar yaitu kemampuan yang dimilki individu untuk menghasilkan banyak ide, gagasan, jawaban serta penyelesaian masalah yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Kelancaran berpikir lancar juga diartikan sebagai kemampuan dalam memberikan saran ataupun cara untuk melakukan berbagai hal.

2) Berpikir Luwes (Fleksibel)

(33)

3) Berpikir Orisinal

Berpikir orisinal merupakan kemampuan untuk melahirkan atapunpun menciptakan ungkapan baru dan unik. Berpikir orisinil juga merupakan kemampuan membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari suatu bagian-bagian atau unsur-unsur.

b. Ciri-ciri nonaptitude 1) Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan untuk mengetahui segala sesuatu yang baru, mengajukan sebuah pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek dan situasi serta kemampuan untuk peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.

2) Bersifat Imajinatif

Bersifat imajinatif merupakan kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak maupun belum terjadi. Berpikir imajinatif ini menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

3) Tertantang oleh Kemajemukkan

(34)

4) Berani Mengambil Resiko

Berani mengambil resiko merupakan suatu sikap untuk berani dalam memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dan sikap untuk tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan terhadap hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.

5) Menghargai

Menghargai merupakan suatu sifat saling menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup serta menghargai kemampuan berkat-berkat sendiri yang sedang berkembang.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Menurut Rogers (dalam Mahfud, 2017) faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, antara lain:

a. Faktor internal individu

Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, yaitu :

(35)

adalah individu yang mampu menerima perbedaan dan menerima keadaan di masa lalu.

2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.

3) Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

b. Faktor eksternal (Lingkungan)

Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. 6. Hambatan dalam Kreativitas

Menurut Olson (1989) hambatan untuk menjadi lebih kreatif disebabkan oleh :

a. Kebiasaan

(36)

dahulu. Kebiasaan pada umumnya dianggap sebagai hal yang tidak kreatif, dan merupakan respons yang stereotip.

b. Waktu

Kesibukan merupakan alasan untuk tidak menjadi kreatif. Di pihak lain, orang yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif mencari waktu 24 jam yang sama yang tersedia bagi setiap orang.

c. Dibanjiri masalah

Kita gampang dibanjiri permasalahan terutama jika kita menyadari bahwa masalah didefinisikan, dalam arti yang luas sekali, sebagai perbedaan antara siapa kita dan mau jadi apa kita. Dengan definisi ini, jika kita kreatif dan mau menjadi lebih kreatif, maka kita menghadapi suatu masalah. Oleh karena itu, untuk menjadi lebih kreatif, kita harus mengidentifikasikan dan memprioritaskan permasalahan kita.

d. Tidak ada masalah

Kita adalah mahluk pemecah masalah yang terus menerus menghadapi dan memecahkan sejumlah masalah. Jika masalah kita dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan, kita tidak akan mengenal masalah tersebut dan kita merasa bahwa kita tidak akan pernah mempunyai masalah.

e. Takut gagal

(37)

f. Kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang

Manusia tidak mau mengalami kesulitan karena tidak memiliki suatu jawaban langsung. Ketika suatu masalah dikemukakan, kita secara langsung memberikan sebuah pemecahan. Hanya jika pemecahan pertama tidak berjalan maka kita mencoba cara lain.

g. Kesulitan kegiatan mental yang diarahkan

Kerap kali secara mental kita menyelipkan perasaan khawatir atau kakacau-balauan berpikir di dalam jangkauan kita. Dari keadaan serupa itu kadang-kadang timbul suatu pemikiran yang bernilai. Akan tetapi karena dari mula kita memang tidak mencari suatu pemecahan atau jawaban bagi suatu masalah, maka tidak ada gagasan atau wawasan yang muncul dari dalam pikiran kita.

h. Takut bersenang-senang

Manusia sering tidak sadar bahwa rileks, bergembira dan bersantai-santai merupakan aspek-aspek yang penting dari proses pemecahan masalah secara kreatif.

i. Mengenali cara-cara pemecahan yang baik

(38)

terhadap dirinya, akan sulit berpikir secara terbuka untuk mendapatkan pengetahuan lain yang mungkin lebih sesuai bagi pemecahan masalahnya. j. Kritik orang lain

Banyak orang meyakini bahwa kritik tidak selamanya membangun. Namun kritik juga berarti mematikan. Padahal orang akan membutuhkan feedback terhadap apa yang sudah dilakukan. Selain meningkatkan kebermaknaan, kritik juga dapat mengubah paradigma yang selama ini selalu kita gunakan, yang tanpa kita sadari sudah using. Kritik hakekatnya akan membantu manusia tetap berpijak pada kenyataan.

B. Hakikat Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup Yusuf (2013). Sedangkan menurut Santrock (1995) masa dewasa awal adalah masa dimana individu siap untuk bekerja, menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisikan waktu untuk hal lainnya.

(39)

menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Menurut Hurlock (1997) istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa termasuk dalam kategori dewasa awal yang dinilai sudah siap bekerja, menjalin hubungan dengan lawan jenis dan terkadang menyisikan waktu untuk hal lainnya.

2. Tugas Perkembangan pada Dewasa Awal

Menurut Santrock (1999) masa dewasa awal termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, serta transisi peran sosial. Hal ini didukung oleh Hurlock (1980), menguraikan ciri-ciri tugas perkembangan pada dewasa awal, yaitu :

a. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Pengaturan

(40)

wanita muda diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

b. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Bermasalah

Pada masa bermasalah ini individu yang berada pada masa dewasa awal ini mengalami masalah-masalah baru dari segi utamanya berbeda-beda dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya. Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah masa dewasa dini menjadi lebih intensif. c. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Ketegangan Sosial

Pada masa ketegangan sosial ini individu telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi tenang dan stabi secara emosional.

d. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Keterasingan Sosial

Pada masa keterasingan sosial ini keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier.

e. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Komitmen

(41)

f. Masa Dewasa Awal Sering Merupakan Masa Ketergantungan

Pada masa ketergantungan ini masih banyak orang muda yang sudah berstatus dewasa, memiliki ketergantungan pada orang-orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda.

g. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Perubahan Nilai

Perubahan nilai pada individu ini terjadi karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa.

h. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru

Pada masa dewasa awal ini merupakan periode yang paling banyak mengalami perubahan. Individu yang berada pada masa dewasa awal khususnya mereka yang kuliah di akademi dan perguruan tinggi akan mengalami perubahan pada bidang akademik yang mereka tempuh. i. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Kreatif

Orang yang berada masa masa dewasa awal tidak terikat lagi oleh aturan orangtua maupun guru-gurunya. Lepas dari belenggu ikatan ini mereka bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan.

3. Kreativitas pada Mahasiswa sebagai Dewasa Awal

(42)

individual, kesempatan untuk mewudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan hobi, menyalurkan kreatifitasnya melalui hobi, ada yang menyalurkan melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

Masa dewasa muda sering dianggap sebagai masa untuk berprestasi yang setinggi-tingginya sehingga tidak menutup kemungkinan mereka dapat mengekspresikan segala potensinya untuk menciptakan karya-karya yang baru, inovatif, dan kreatif. Kreativitas seringkali muncul dari kaum muda, mahasiswa sebagai kaum muda yang banyak menghasilkan kreativitas, hal ini dikarenakan mahasiswa sebagi intelektual muda selalu diharapkan oleh masyarakat mempunyai daya kreatif yang tinggi untuk menghasilkan inovasi yang selanjutnya bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan (Mulyana dkk, 2017).

4. Hambatan Mahasiswa dalam Kreativitas (Berpikir Kreatif)

Menurut Gie (2003) penghambat seorang mahasiswa dalam kreativitas (berpikir kreatif), yaitu :

(43)

b. Pengalaman yang terlampau lama dalam satu bidang pekerjaan saja. Hal tersebut dapat menjadi hambatan karena pengalaman tersebut hanya membuat mahasiswa sulit untuk mencoba sesuatu yang baru.

c. Cara kerja yang telah sangat terbiasakan dalam menyelesaikan suatu tugas. Metode yang monoton digunakan dalam mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan dapat membuat seorang mahasiswa cenderung malas dalam mengerjakan suatu tugas karena sudah terbiasa menggunkan cara lama maka sulit untuk mencoba cara baru.

C.Hakikat Layanan Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

(44)

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahawa bimbingan merupakan suatu usaha yang diberikan kepada individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan maupun membantu individu dalam mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri individu tersebut sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, seseuai tuntunan dan keadaan masyarakat.

2. Bimbingan Pribadi-Belajar

Menurut Sukardi (2000) bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

(45)

bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama diberbagai lingkungan.

Bimbingan pribadi belajar adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual serta membantu dalam menemukan cara belajar yang tepat, memilih program studi yang sesuai, dan mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

3. Fungsi Layanan Bimbingan

Menurut Prayitno (2009) fungsi layanan bimbingan terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.

b. Fungsi Pencegahan

(46)

c. Fungsi Pengentasan

Pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.

d. Fungsi Pengadaptasian

Fungsi pengadaptasian adalah fungsi bimbingan sebagai narasumber dalam mengarahkan rangkaian, kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa.

4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan

Menurut Winkel dan Hastuti (2013) bentuk-bentuk layanan bimbingan terbagi menjadi dua yaitu :

a. Bimbingan langsung

Bimbingan langsung adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada siswa oleh tenaga bimbingan sendiri, dalam satu pertemuan tatap muka dengan satu siswa atau sejumlah siswa.

b. Bimbingan Tidak Langsung

(47)

brosur, pamflet, tulisan dalam majalah sekolah, tulisan pada papan bimbingan, dan lain sebagainya.

5. Pengembangan Topik-topik Bimbingan

Menurut Winkel dan Hastuti (2006) pengembangan topik-topik bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu: a. Identifikasi kebutuhan

Program yang baik merupakan program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti, kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem need) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri, dan penghargaan. Kebutuhan sosial (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti perlindungan stabilitas. Kebutuhan fisiologis (phycological needs) seperti makan, minum, perumahan, seks dan istirahat. Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan yang akan di prioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Penyusunan Rencana Kegiatan

(48)

c. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya buat format monitoring dan kembangkan pencatatan proses kegiatan )proses bimbingan).

d. Penelitian Kegiatan

Penelitian ini dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program. Hasil penelitian merupakan gambaran tentang proses seluruh hasil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up).

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian Widuri, Y.A.P., (2015) yang berjudul “Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI ( Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi)”, didapatkan hasil 34 siswa (45,34%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 20 siswa (26,67%) masuk dalam kategori tinggi, 17 siswa (22,67%) masuk dalam kategori sedang, 3 siswa ( 4%) masuk dalam kategori rendah dan 1 siswa (1,34%) masuk dalam kategori sangat rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu menghargai, dapat menjadi penyebab utama individu memiliki kreativitas sangat tinggi.

(49)

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015) ” didapatkan hasil 5 siswa (9%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 7 siswa (13%) masuk dalam kategori tinggi, 32 siswa (57%) masuk dalam kategori sedang, 12 siswa (21%) masuk dalam kategori rendah, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori sangat rendah. Siswa yang memiliki kreativitas dalam kategori sedang dikatakan sudah memiliki kreativitas di dalam dirinya tetapi belum berkembang.

Relevansi kedua penelitian ini dengan penelitian Tingkat Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah meneliti tingkat kreativitas. Hasil dari kedua penelitian ini memiliki hasil yang baik yaitu siswa sudah memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi dan sedang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tingkat Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terletak pada subjek penelitian, yaitu siswa SD dengan Mahasiswa.

E. Kerangka Pikir

(50)

Mahasiswa termasuk dalam tugas perkembangan dewasa awal. Masa dewasa awal adalah masa transisi dari remaja akhir, perkembangan yang berubah dari masa transisi yaitu aspek psikologis, berpikir, dan fisik. Masa dewasa awal dinilai sebagai masa kreatif karena pada masa ini minat yang dimiliki di rasa mampu untuk mewujudkan ide-ide melalui aktifitas-aktifitas salah satunya hobi maupun pekerjaan. Menurut Munandar (1985) karakteristik kreativitas yaitu, berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, berani mengambil resiko, dan saling menghargai. Ciri tersebut dapat menjadi acuan seorang individu dikatakan memiliki kemampuan kreativitas. Selain ciri-ciri dalam kreativitas terdapat tahap-tahap yaitu, tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, dan tahap verifikasi.

(51)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Kreativitas

Kreativitas

Mahasiswa ( Dewasa Awal)

Ciri-ciri Kreativitas : Teori Munandar a. Aptitude

Berhubungan dengan kognisi dan proses berpikir.

b. Non Aptitude

Berhubungan dengan sikap dan perasaan.

Tahap-tahap Kreativitas : Teori Wallas

a. Tahap Persiapan b. Tahap Inkubasi c. Tahap Iluminasi d. Tahap Verifikasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas :

a. Faktor Internal

(52)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, definisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini digunakan penulis untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(53)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 70 mahasiswa. Alasan memilih mahasiswa angkatan 2016, karena mahasiswa angkatan 2016 termasuk dalam masa dewasa awal dimana masa dewasa awal ini disebut sebagai masa kreatif. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara peneliti tertarik untuk meneliti kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Tabel 3.1

Jumlah Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 26 Orang

Perempuan 44 Orang

Total 70 Orang

Sugiyono (2015) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

(54)

adalah kemampuan yang ada didalam diri setiap individu dalam menciptakan suatu ide atau gagasan baru untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah serta dapat mengaktualisasikan identitas individu tersebut secara terpadu. Kreativitas juga merupakan salah satu ciri yang hanya dimiliki oleh manusia untuk mengembangkan akal budi. Menurut Munandar (1985) karakteristik kreativitas dibagi menjadi dua yaitu, aptitude (menggunakan kognitif) dan non aptitude ( menggunakan sikap dan perasaan). Ciri-ciri aptitude yaitu, kelancaran berpikir lancar, berpikir luwes, dan berpikir orisinal. Ciri-ciri non aptitude yaitu, rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, berani mengambil resiko dan menghargai. Aspek-aspek ini yang akan dijadikan sebagai dasar pengembangan instrumen.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

(55)

a. Mengungkap aspek nonkognitif, artinya skala tidak mengungkap aspek kognitif (pengetahuan). Skala mengungkap aspek bagaimana manusia merespon. Semua jawaban dalam skala benar.

b. Aspek diungkap melalui item. Ungkapan tersebut diwakili oleh item yang berasal dari indikator perilaku yang dibuat.

c. Menghasilkan skor. Skala psikologi merupakan bagian dari pengukuran psikologi. Pengukuran menghasilkan skor. Skor merupakan suatu kontinum interval. Skor bergerak dari angka tertentu menuju angka tertentu. Skor didapat dari penjumlahan item. Skor mempunyai klasifikasi tertentu. Klasifikasi memiliki interpretasi atau makna.

d. Melalui proses psikometri. Skala diuji cobakan melalui proses psikometri yang dimulai dari penetapan konstrak yang hendak diungkap.

2. Instrumen Pengumpulan Data

(56)

Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. item pertanyaan yang terdapat pada skala penelitian ini terdiri dari pertanyaan favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif). Pada instrumen skala ini peneliti menyediakan lima pilihan jawaban yaitu, Selalu, Sering, Jarang, Kadang-Kadang dan Tidak Pernah. Peneliti tidak mencantumkan alternatif jawaban ragu-ragu untuk menghindari kecenderungan responden memberikan jawaban netral. Norma skoring yang digunakan dalam pengolahan ini adalah :

Tabel 3.2

Norma Skoring Skala Kreativitas

Alternatif Jawaban Item Favorabel Item Unfavorabel

Selalu 5 1

Sering 4 2

Jarang 3 3

Kadang-Kadang 2 4

Tidak Pernah 1 5

(57)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Skala Kreativitas

No. Aspek Indikator Favorable Nomor Butir Unfavorable Jumlah item Total Sub dari sudut pandang yang berbeda

(58)

No. Aspek Indikator Favorable Nomor Butir Unfavorable Jumlah item Total Sub

8. Menghargai Mahasiswa dapat menghargai kemampuan yang ada di dalam diri.

8,44 49 3

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

(59)

Menurut Azwar (2018) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional judgement. Instrumen penelitian ini di konstruksi berdasarkan karakteristik kreativitas dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing) Juster Donal Sinaga, M.Pd. Dosen pembimbing memberikan masukan agar skala penelitian lebih disesuaikan antara variabel dengan subjek. Pada Bulan Oktober 2018 dilakukan uji coba terhadap instrumen kepada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Kelas A Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 31 mahasiswa. Mahasiswa angkatan 2015 di ambil sebagai subjek uji coba karena berdasarkan pengamatan mahasiswa angkatan 2015 memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan mahasiswa angkatan 2016.

(60)

Formula :

Keterangan:

= korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek

X = skor item kuesioner

Y = skor total butir-butir kuesioner

XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

(61)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Skala Kreativitas

No. Aspek Indikator Nomor Butir

Valid Tidak Valid 1. Berpikir Lancar adalah

kemampuan yang

2. Berpikir Luwes (Fleksibel) adalah kemampuan dalam melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda dan dari suatu sudut pandang yang berbeda.

3. Berpikir Orisinal adalah kemampuan untuk

(62)

No. Aspek Indikator Nomor Butir Valid Tidak Valid 6. Tertantang untuk

kemajemukan adalah sikap untuk terdorong dalam mengatasi masalah sulit dan merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang rumit.

7. Berani Mengambil resiko adalah sikap untuk berani dalam memberikan

8. Menghargai adalah sifat saling menghargai baik dengan diri sendiri maupun dengan individu lain.

Mahasiswa dapat menghargai kemampuan dan bakat-bakat yang ada di dalam diri sendiri.

32,47 42

Mahasiswa dapat bersyukur dan

mengembangkan bakat yang ada di dalam diri.

44,49 8

(63)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Skala Kreativitas (Final)

No. Aspek Indikator Favorable Nomor Butir Unfavorable Jumlah Item Total Sub Aptitude

1. Berpikir Lancar Mahasiswa dapat menghasilkan banyak

2. Berpikir Luwes Mahasiswa dapat melihat suatu masalah

3. Berpikir Orisinal Mahasiswa dapat menciptakan suatu ide 4. Rasa Ingin Tahu Mahasiswa terdorong

(64)

No. Aspek Indikator Favorable Nomor Butir Unfavorable Jumlah Item Total Sub

6. Tertantang oleh Kemajemukkan

8. Menghargai Mahasiswa dapat menghargai yang ada di dalam diri.

32 37 2

(65)

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Azwar (2018) reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Perhitungan indeks reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach. Menurut Azwar (2009), rumus koefisien Alpha Cronbach (α) sebagai berikut :

(

) Keterangan:

α : Reliabilitas skala

dan : Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 : Varians skor skala

(66)

Tabel 3.6

Reliabilitas Skala Kreativitas

Cronbach's

Alpha

N of Items

,942 38

Berdasarkan perhitungan reliabilitas ditemukan nilai koefisien reliabilitas skala kreativitas sebesar 0,942. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan ke Tabel Kriteria Guilford di bawah ini :

Tabel 3.7

Tabel Kriteria Guilford

Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas Skala Kreativitas sebesar 0,942 termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Artinya skala ini layak untuk mengukur kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi 1. 0,91–1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71–0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

(67)

G.Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010) analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan perhitungan statistik. Deskriptif kategorisasi pada penelitian ini adalah menggunakan nilai-nilai mean, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum. Adapun kategorisasi-kategorisasi menggambarkan tingkat kreativitas mahasiswa antara lain sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh adalah sebagai berikut,

1. Menentukan skor

Penentuan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman skoring yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melihat sifat pertanyaan favorable maupun unfavorable dan memberikan nilai dari angka 1 sampai 5 berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Setelah itu peneliti memasukkan hasil tersebut pada tabulasi data dan menghitung total jumlah skor aitem serta jumlah skor.

2. Membuat Tabulasi Data

(68)

excel 2010. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics Versi 20.

3. Menentukan Kategori

Menurut Azwar (2009) pengkategorian memiliki tujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara berjenjang dan menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kategorisasi jenjang kreativitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 Norma Kategorisasi

Norma/Kriteria Skor Kategori

μ + 1,5 σ < X Sangat Tinggi

μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ Tinggi

μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ Sedang

μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ Rendah

X ≤ μ - 1,5 σ Sangat Rendah Keterangan :

Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat

Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-Rata teoritis skor maksimum dan skor minimum

(69)

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokkan tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berdasarkan skala penilaian dengan jumlah item 38 yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut :

Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : 38 x 5 = 190 Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : 38 x 1 = 38 Luas Jarak : 190 – 38 = 152 Standar Deviasi (σ) : 152 : 6 = 25,3 Rata-Rata Teoritik (µ) : (190 + 38) : 2 = 114

Tabel 3.9

Norma Kategorisasi Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Selain norma kategorisasi untuk mengukur tingkat kreativitas mahasiswa, peneliti juga menyusun kategorisasi perolehan skor butir pengukuran dengan menggunakan norma yang sama. Adapun skor-skor yang digunakan menyusun kategorisasi perolehan skor adalah sebagai berikut :

Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai Skoring Kategori

μ + 1,5 σ < X 152 - 190 Sangat Tinggi

μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ 127 - 151 Tinggi

μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 101 - 126 Sedang

μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 77 - 100 Rendah

(70)

Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : 67 x 5 = 335 Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : 67 x 1 = 67 Luas Jarak : 335 -67 = 268 Standar Deviasi (σ) : 268 :6 = 45

Rata-Rata Teoritik (µ) : (335+67) : 2 = 201

Hasil perhitungan analisis data skor skala pengukuran kreativitas subjek disajikan dalam norma kategorisasi item kreativitas mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai berikut pada tabel :

Tabel 3.10

Norma Kategorisasi Skor Item Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai Skoring Kategori

μ + 1,5 σ < X 268 - 335 Sangat Tinggi

μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ 223 - 267 Tinggi

μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 178 - 222 Sedang

μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 133 - 177 Rendah

(71)

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan, dan implikasi hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu :

1. Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui Skala Kreativitas, dapat dilihat gambaran kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Kategorisasi Kreativitas Mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 152 - 190 15 22,4%

Tinggi 127 - 151 31 46,26%

Sedang 101 - 126 20 29,85%

Rendah 77 – 100 1 1,49%

Sangat Rendah 38 - 76 0 0%

(72)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 22,4 % atau 15 responden yang menunjukkan hasil kreativitas yang sangat tinggi, 46,26% atau 31 responden yang menunjukkan hasil kreativitas yang tinggi, 29,85% atau 20 responden yang menunjukkan hasil kreativitas yang sedang, 2% atau 1 responden yang menunjukkan hasil kreativitas yang rendah, 0% atau 0 responden yang menunjukkan hasil kreativitas yang sangat rendah. Jumlah keseluruhan responden adalah 67 responden. Jumlah mahasiswa BK angkatan 2016 sebenarnya ada 70 orang, peneliti hanya mendapatkan 66 orang mahasiswa dikarenakan saat penyebaran skala penelitian tidak semua mahasiswa yang hadir.

Kategorisasi kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di gambarkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Tingkat Kreativitas Mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 15

31

20

1 0

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00%

(73)

2. Identifikasi Item yang Perolehan Skornya Rendah.

Perolehan skor butir-butir pengukuran kreativitas mahasiswa dikategorisasi berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Perolehan Skor Item Kreativitas Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Berdasarkan tabel 4.2 di atas ditemukan 5% atau 2 item yang masuk kategori sangat tinggi, 79% atau 30 item yang masuk kategori tinggi, 16% atau 6 item yang masuk kategori sedang, 0% atau 0 item yang masuk kategori rendah, 0% atau 0 item yang masuk kategori sangat rendah. Jumlah keseluruhan item adalah 38 item.

Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan sedang, tinggi, sangat tinggi skor item kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dari kategori item sedang terdapat 6 butir yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun topik-topik pendampingan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa angkatan 2016

Kategori Interval Frekuensi Persentase Nomor Item

Sangat Tinggi 268 - 335 2 5% 12,23

Tinggi 223 - 267 30 79%

Sedang 178 - 222 6 16% 1,2,8,9,13,15

Rendah 133 - 177 0 0% -

Sangat Rendah 67 - 132 0 0% -

(74)

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Item-item tersebut dapat dilihat pada item di bawah ini :

Tabel 4.3

Item-Item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategorisasi Sedang Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Item yang tergolong sedang pada tabel di atas akan digunakan sebagai dasar penyusunan topik-topik pendampingan dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

No. No. Item Aspek Indikator Rumusan Pertanyaan Skor

1. 1 Berpikir Lancar Mahasiswa dapat menghasilkan banyak ide, gagasan dan menyelesaikan suatu masalah.

Ketika Perkuliahan di kelas, saya aktif dalam mengungkapkan suatu gagasan baru.

219

2. 2 Berpikir Orisinal Mahasiswa dapat menciptakan suatu ide dan gagasan dari pemikiran sendiri. dalam kelas saya pasif saat dosen meminta kurang jelas, saya berani untuk bertanya.

(75)

B. Pembahasan

1. Deskripsi Kreativitas Mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki kreativitas yang rata-rata tergolong tinggi, tetapi terdapat mahasiswa yang memiliki kreativitas sedang dan rendah. Mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tingkat kreativitas sangat tinggi dan tinggi kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Rogers (dalam Mahfud, 2017) faktor-faktor yang mendukung tingginya kreativitas terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan kreativitas, yaitu faktor internal dan ekstrernal.

(76)

lingkungan. Mahasiswa perlu memiliki keterbukaan terhadap situasi yang dialami saat ini, untuk melakukan hal tersebut mahasiswa perlu menerima keadaan di masa lalu. Keterbukaan yang biasa dialami mahasiswa adalah keterbukaan akan informasi-informasi yang diterima, keterbukaan akan segala ide dan gagasan orang lain.

Faktor eksternal yang mempengaruhi kreativitas individu adalah berasal dari lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Diduga faktor lingkungan tempat mahasiswa tersebut belajar mendukung mereka memiliki tingkat kreativitas sangat tinggi dan tinggi. Hal ini didukung oleh bunyi item “ketika saya berada dalam kelompok, saya mampu menghargai keunikan yang ada dalam diri saya” menjadi salah satu item yang masuk kategori sangat tinggi. Pada item ini mahasiswa membuktikan bahwa ketika mahasiswa berada di lingkungan kelompok mereka mampu menghargai keunikan yang ada di dalam dirinya sehingga mereka memandang dirinya mampu.

Gambar

Tabel 4.2
Gambar 2.1 Skema Kerangka Kreativitas
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian
Tabel 3.2 Norma Skoring Skala Kreativitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai

Tingginya tingkat self awareness dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diinterpretasikan

Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal

Saran peneliti kepada mahasiswa Prodi BK angkatan 2011 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta agar bisa mempertahankan sikap perilaku konsumtifnya yang berada di frekuensi yang

Penggolongan skor item tingkat kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma,

ABSTRAK TINGKAT KESIAPAN MENJALANI PROFESI MENJADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

Deskripsi Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan

Pembahasan Penelitian Sebagian besar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2020 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki konsep diri ke arah yang positif