• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KECEMASAN DALAM PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh:. Vitalis Herjayanto Nugroho NIM: 141114046. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42:2). Lakukan segalanya dengan cinta (Amsal 3:3-4). iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi setiap langkah saya. Kedua orang tua yang saya cintai Bapak Aloysius Herry Dwiatmoko Ibu Anastasia Sri Istanti. Kedua Kakak yang saya sayangi Fransiska Natalia Harisanty Andrianus Dwi Hartanto. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si yang setia dan sabar dalam mendampingi saya selama proses penulisan skripsi. Teman-teman Angkatan 2014. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT KECEMASAN DALAM PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 Vitalis Herjayanto Nugroho Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. (2) Mengidentifikasi item-item pengukuran kecemasan yang skornya tinggi dalam penyesuaian diri sebagai bahan usulan program pendampingan apakah yang cocok diterapkan untuk mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang bejumlah 58 orang.Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru dengan 40 item. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Alpha Cronbach dengan indeks 0.866. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi menurut Azwar yang terdiri dari 5 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah, dan sangat rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan dalam penyesuian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2017 sebagai berikut 2 (3%) mahasiswa dengan kecemasan berada di kategori tinggi, 21 (36%) mahasiswa cemas dalam kategori sedang, 32 (55%) mahasiswa merasa cemas dalam kategori rendah dan 3 (5%) mahasiswa mengalami cemas dalam kategori sangat rendah. Melalui hasil perhitungan skor item capaian pengukuran kecemasan, terindentifikasi 4 item yang berada pada kategori tinggi, sebagai dasar perencangan program pendampingan untuk meminimalisir kecemasan mahasiswa baru. Kata Kunci: Kecemasan dalam penyesuaian diri, mahasiswa baru, program pendampingan.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE ANXIETIES LEVEL IN SELF ADAPTATION AMONGNEW STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YEAR 2017/2018 Vitalis Herjayanto Nugroho Sanata Dharma University 2017 This research was aimed to: (1) Describe the anxieties level in selfadaptation among new students of Guidance and Counseling Study Program of Sanata Dharma University Year 2017/2018. (2) Identify items of anxieties measurement that having high score as guidance program proposed material that appropriate to give to Guidance and Counseling new students of Sanata Dharma University year 2017/2018. The research was a descriptive quantitative research. The research subject was new students of guidance and counseling of Sanata Dharma University year 2017 with total 58 students. Then research instrument used was New Students Self-Adaptation Anxieties Quotation Questioner with 40 items. The instrument reliability was measured using Alpha Cronbach with index of 0.866. The analysis technique used was categorizing norm according Azwar that consists of 5 categories which are very high, high, medium, low, and very low. The research result shows that the self-adaptation anxieties level among new students of Sanata Dharma University’s Guidance and Counseling Study Program year 2017 was as follow: 2 students (3%) with high category, 21 students (36%) with medium category, 32 students (55%) with low category and 3 students (5%) with very low category. Based on the items measurement score, the result of anxieties measurement identified 4 items that were on high category as basis of guidance program planning to minimalize the new students’ anxiety. Key word: Self-adaptation anxiety, new students, guidance program.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2017/2018” ini terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan,bimbingan dan kerjasama yang baik dari pihak-pihak yang terlibat, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku dosen pembimbing yang selalu setia dan sabar dalam mendampingi penulis selama ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing penulis selama mengikuti studi.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Adik-adik angkatan 2017 atas kesediaannya menjadi subjek penelitian dan mau membantu penulis mengisi kuesioner dalam penelitian ini. 5. Kedua orang tua yang penulis sangat sayangi Bapak Aloysius Herry Dwi Atmoko dan Ibu Anastasia Sri Istanti yang sudah memberikan dukungan sepenuh hati dan kepercayaan kepada penulis untuk bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Terima kasih atas dukungan yang selalu bapak dan ibu berikan. Akhirnya penulis sudah bisa menyelesaikan salah satu tanggung jawab yang bapak dan ibu berikan. 6. Kakak-kakak penulis Fransisca Natalia Harisanty dan Andrianus Dwi Hartanto yang selalu memberikan semangat, mendoakan penulis selama ini. 7. Sahabat-sahabat penulis Thomas Govanis, Carolus Boromeus Eko, Ana Rosminarti, Adepina Senja yang selalu menemani dalam suka maupun duka 8. Teman-teman “EnakYK”Trinita Anjasuma, Tera, Loryca Ica, Ikhsan Pradipta, Yuda Prokoso, Valentinus Bowo, Fajar Ahmad dan Pandu Wibisono yang menemani selama penulis di Jogja dan berbagi pengalaman. 9. Partner Muncak David Ade Kristian, Laurensius Agus P, Rendy Ilyansyah, Christ Jepri P, Wahyudi, Kevin Simanjuntak dan Ferdian Simanjuntak yang berbagi pengalaman saat di gunung.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah................................................................................ 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 G. Batasan Istilah ......................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9 A. Hakikat Kecemasan ................................................................................ 9 1. Pengertian Kecemasan ...................................................................... 9 2. Sumber-sumber Kecemasan ............................................................. 10 3. Faktor yang Memengaruhi Kecemasan ............................................ 11 4. Dampak Kecemasan ......................................................................... 11 5. Aspek-aspek Kecemasan .................................................................. 12. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Karakteristik Individu yang Mengalami Kecemasan ....................... 15 B. Hakikat Penyesuaian Diri ....................................................................... 19 1. Pengertian Penyesuaian Diri ............................................................. 19 2. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri ...................................................... 20 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri ........................ 21 4. Aspek Penyesuaian Diri .................................................................... 22 5. Karakteristik Individu yang Mampu Menyesuaiakan Diri ............... 23 6. Dampak Kegagalan dalam Penyesuaian Diri ................................... 26 C. Hakikat Mahasiswa ................................................................................. 27 1. Pengertian Mahasiswa ...................................................................... 27 2. Mahasiswa sebagai Dewasa Awal .................................................... 28 3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ................................................ 28 4. Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru........................................... 30 5. Kerangka Pikir ................................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 35 C. Subjek Penelitian.................................................................................. 36 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 36 E. Teknik dan Instrumen Penelitian ......................................................... 37 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37 2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 39 F. Validitas dan Realibilitas Instrumen .................................................... 40 1. Validitas ......................................................................................... 42 2. Reliabilitas ..................................................................................... 44 G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44 1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ........................................ 44 2. Menentukan Kategori ..................................................................... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 48 A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48 1. Deskripsi Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018....................................................................................... 48 2. Berdasarkan Item-item Pengukuran Kecemasan yang Skornya Tinggi, Program Pendampingan yang Cocok Diterapkan untuk Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018....................................................................................... 50 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 52 1. Deskripsi Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018....................................................................................... 52 2. Berdasarkan Item-item Pengukuran Kecemasan yang Skornya Tinggi, Program Pendampingan yang Cocok Diterapkan untuk Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018....................................................................................... 55 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 56 A. Kesimpulan .......................................................................................... 56 B. Keterbatasan ......................................................................................... 56 C. Saran .................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Subjek Penelitian…………………………………………….36. Tabel 3.2. Skor Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian DirI Mahasiswa Baru .................................................................... 38. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru............................................................. 40. Tabel 3.4. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kecemasan .............. 42. Tabel 3.5. Kriteria Guilford.................................................................... 42. Tabel 3.6. Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen .................................. 44. Tabel 3.7. Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru............................................................. 45. Tabel 3.8. Kategorisasi Data Skor Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru........................................ 46. Tabel 3.9. Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kecemasan Mahasiswa dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru .......... 47. Tabel 4.1. Tingkat Kecemasan dalam Menyesuaiakan Diri pada Mahasiswa Baru .................................................................... 56. Tabel 4.2. Penggolongan Skor Item Kecemasan di Kalangan Mahasiswa Baru dalam Menyesuaikan Diri Program Studi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ............................... 50. Tabel 4.3. Item yang Memiliki Skor Tinggi .......................................... 51. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir........................................................... 34. Gambar 4.1. Diagram Kategorisasi Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru........................................ 49. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru .................................................................... 61. Lampiran 2. Tabulasi Data ........................................................................ 69. Lampiran 3. Tabel Data Validitasi............................................................. 73. Lampiran 4. Program Pendampingan Dalam Meminimalisir Kecemasan Yang Dialami Mahasiswa .................................. 79. Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ............................................................... 87. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya dan kota pelajar. Kota dengan budaya yang sangat beragam akan sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat menjadi daya tarik wisatawan untuk mengenalnya. Selain dikenal sebagai kota budaya, Kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota Pelajar. Banyak pilihan sarana pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah dan tinggi, yang membuat masyarakat luar tertarik untuk mengikuti pendidikan di kota ini. Selain menyediakan sarana pendidikan, kota Yogyakarta juga menyediakan tempat tinggal sementara bagi calon mahasiswa, kebutuhan tempat tinggal seperti kos dan asrama menjadi kebutuhan utama bagi calon mahasiswa. Suasana kota Yogyakarta sangat terasa sebagai Indonesia kecil, karena setiap tahunnya pelajar dari berbagai daerah berbondong-bondong datang untuk melanjutkan studi di kota Yogyakarta. Perguruan tinggi atau Universitas adalah salah satu sarana pendidikan yang paling banyak dituju oleh kalangan calon mahasiswa. Kota Yogyakarta, memiliki banyak pilihan Perguruan Tinggi negeri dan swasta yang terjamin kualitas dan mutunya. Menjadi mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya dalam dunia pendidikan, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep,. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut yang kurang mengerti akan tanggung jawab dan kewajiban yang harus dimilikinya. Meninggalkan rumah dan memilih jauh dari orangtua tentu jadi tantangan cukup besar bagi mahasiswa baru. Apalagi disepanjang hidup mereka tinggal bersama kedua orangtua, meminta sesuatu yang mereka inginkan dapat terwujud begitu saja. Cukup banyak mahasiswa baru yang mencari bantuan akibat depresi dan rasa cemas berlebihan, kata Psikiater dari Hayes Grove Priory di London Selatan, Paul McLaren. (www.Liputan6.com). Pada umumnya keadaan pertama yang dijumpai mahasiswa baru adalah lingkungan sosial yang baru. Bertemu dan bergaul dengan orang yang baru dengan berbeda latar belakang, mungkin berbeda jauh dengan lingkungan ketika masih tinggal dengan orang tuanya. Etika kesantunan sekitar kos atau tempat tinggal sementara bagi mahasiswa baru juga berbeda dengan daerah asalnya. Tidak jarang dalam pergaulan tersebut, sering muncul konflik akibat ketidaksesuaian budaya antara pendatang dan masyarakat setempat. Penyesuaian diri mahasiswa baru sangat berpengaruh untuk menunjang keberlangsungan hidup dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggal. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri akan dengan mudah bergaul dengan teman baru dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki sifat pemalu atau tidak banyak bicara..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Lingkungan baru merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang terkadang mampu menjadi penyebab terjadinya kecemasan. Begitu pula halnya dengan mahasiswa yang baru mengenal lingkungan perguruan tinggi, dimana lingkungan ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan SMA. Untuk menghadapi lingkungan baru ini, mahasiswa membutuhkan kepercayaan dan keyakinan tentang kemampuan diri sendiri (self efficacy), sehingga dengan modal tersebut seseorang dapat beraktifitas dalam menjalankan tugas-tugas di perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa bahasa, tradisi, perilaku sosial, tata karma, etika kesantunan dan berbagai norma yang berbeda dapat menjadi penghambat proses atau masalah penyesuaian diri mahasiswa baru dengan lingkungan sosialnya dalam menjalani perannya sebagai mahasiswa. Jika mahasiswa tidak mampu berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru, maka akan menjadi permasalahan bagi mahasiswa tersebut.Hal. ini. terjadi. karena. mahasiswa. tersebut. tidak. mampu. menyesuaikan diri dengan sesama mahasiswa dan lingkungan sosial tempat tinggalnya.. Salah. satu. akibat. yang. paling. sering. muncul. dari. ketidakmampuan mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri adalah munculnya kecemasan. Mahasiswa yang mengalami kecemasan, akan memiliki tingkah laku seperti menyendiri, gugup dan tidak tenang. Akibat dari kecemasan tersebut memengaruhi masalah akademik dan juga masalah lain diluar akademik..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Peneliti melihat saat kegiatan olahraga bersama,mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma belum bisa berbaur dengan orang sekitarnya yang ditunjukkan dengan masih menyendiri dan berinteraksi dengan beberapa orang saja. Melihat situasi ini peneliti berasumsi mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman dan lingkungan baru. Perbedaan bahasa, tradisi, dan norma yang berbeda menjadi penghambat dalam proses bersosialisasi dengan baik. Hal ini menimbulkan kecemasan pada diri mahasiswa baru dan berpengaruh dalam proses penyesuaian diri. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018”. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Bimbingan dan Konseling. Universitas. Sanata. Dharma. Yogyakarta. Tahun. Ajaran. 2017/2018, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut : 1. Perbedaan latar belakang budaya antara pendatang dan masyarakat setempat sering menimbulkan konflik karena ketidaksesuaian..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2. Perilaku sopan santun memengaruhi seseorang dalam berinteraksi sosial, sementara etika kesantunan sekitar kos belum mahasiswa baru pahami sepenuhnya. 3. Mahasiswa yang memiliki sifat pemalu atau tidak banyak bicara dalam berinteraksi sosial mengalami kecemasan terhadap penyesuaian diri sehingga menimbulkan perilaku tidak sesuai. 4. Mahasiswa baru yang mengalami kecemasan, akan memiliki tingkah laku seperti menyendiri, gugup dan tidak tenang. 5. Norma yang berbeda menjadi penghambat proses penyesuaian diri. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menganalisa Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa BaruProgram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Seberapa tinggitingkat kecemasan mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma YogyakartaTahun Ajaran 2017/2018, ketika mereka menyesuaikan diri sebagai mahasiswa baru. 2. Berdasarkan item-item pengukuran kecemasandalam penyesuaian diri yang skornya tinggi, program pendampingan apakah yang cocok diterapkan untuk mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan tingkat kecemasan dalam penyesuaian diripada mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. 2. Mengidentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki intensitas skor yang tinggi sebagai usulan program pendampingan untuk meminimalisir kecemasan yang cocok diterapkan untuk mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Memberikan tambahan informasi bagi penelitian ilmiah, dibidang Bimbingan. dan. Konseling. tentang. Tingkat. Kecemasan. dalam. Penyesuaian Diri di kalangan mahasiswa penulis skripsi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru, sehingga diharapkan mahasiswa semester baru dapat.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. meminimalisir kecemasan dan memahami pentingnya penyesuaian diri, yang kiranya dapat memberikan inspirasi mengenai kegiatan yang perlu dilakukan prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata. Dharma. untuk. membantu. mahasiswa. mengatasi. kecemasannya. b. Bagi Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2017/2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang membantu mahasiswa untuk mengetahui seberapa tinggi kecemasan dalam penyesuaian diri sehingga mereka dapat meminimalisir kecemasannya. c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan acuan untuk mengembangkan penelitian sejenis, khususnya mengenai tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru dengan ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam. G. Batasan Istilah 1. Kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, dan membuat individu merasa terancam dan tidak nyaman. 2. Penyesuaian diri adalah suatu proses dimana individu berusaha menyamakan diri dengan lingkungan sosial yang baru dan menghadapi perubahan yang terjadi..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 3. Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan (a) hakikat kecemasan, (b) hakikat penyesuaian diri dan (c) hakikat mahasiswa. A. Hakikat Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Nietzel (dalam Gufron, 2012) menyebutkan bahwa kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan Jerman (ansf) yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan sosiologi. Freud (dalam Suryabrata, 2000) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi disebut sebagai traumatik. Saat ego tidak mampu mengatasi kecemasan secara rasional, maka ego akan memunculkan mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism). Ahli lain, Priest(dalam Sobur, 2003) berpendapat bahwa kecemasan atau perasaan cemas adalah suatu keadaan yang dialami ketika berpikir tentang suatu yang tidak menyenangkan terjadi. Calhoun dan Acocella (dalam Safaria, 2009) menambahkan, kecemasan adalah perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak realistis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan. Sementara itu, Atkinson, dkk (1996) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. perasaan takut. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organism dapat menimbulkan kecemasan. Konflik merupakan salah satu sumber rasa cemas. Adanya ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga menumbuhkan kecemasan. Muchlas (dalam Gufron, 2012) mendefinisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman. Dari pemaparan para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, dan membuat individu merasa terancam dan tidak nyaman. 2. Sumber-sumber Kecemasan Deffenbacher. dan. Hazaleus. (dalam. Gufron,. 2012). mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Kekhawatiran (worry), merupakan pikiran negatif tentang diri sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan teman-temannya. b. Emosionalitas (imosionality), sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringan dingin, dan tegang..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated interference), merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas. 3. Faktor yang Memengaruhi Kecemasan Menurut Adler dan Rodman (dalam Ghufron, 2012) terdapat dua fakor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu pengalaman yang negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak rasioanl, a. Pengalaman negatif pada masa lalu Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal dalam tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan siswa dalam menghadapi tes. b. Pikiran yang tidak Rasional Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan. 4. Dampak Kecemasan Semiun (2001), membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain : a. Simtom suasana hati.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah. b. Simtom kognitif Kecemasan keprihatinan. dapat. pada. menyebabkan. individu. mengenai. kekhawatiran hal-hal. yang. dan tidak. menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah nyata yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas. c. Simtom motor Individu yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motorik merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam. 5. Aspek-aspek Kecemasan Menurut Colhun dan Acocella (dalam Sobur, 2003) terdapat tiga reaksi yang merupakan aspek-aspek kecemasan, yaitu:.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. a. Reaksi emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan keprihatinan, ketegangan, sedih mencela diri sendiri atau orang lain. b. Reaksi kognitif, yaitu ketakutan atau kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya. c. Reaksi fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan system syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga menimbulkan reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas yang lebih cepat, tekanan darah menjadi meningkat. Kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri yang bersumber dari berbagai aspek: fisik, kognisi, dan perilaku (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Ciri-ciri tersebut terdiri atas: a. Fisik, meliputi: kegelisahan, kegugupan; tangan atau anggota tubuh yang bergetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi; kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada; banyak berkeringat; telapak tangan yang berkeringat; pening atau pingsan; mulut atau kerongkongan terasa kering; sulit berbicara; sulit bernafas; bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang; suara yang bergetar; jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin; pusing; merasa lemas atau mati rasa; sulit.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. menelan; kerongkongan terasa sekat; leher atau punggung terasa kaku; sensasi seperti tercekik atau tertahan; tangan yang dingin dan lembab; terdapat gangguan sakit perut atau mual; panas dingin; sering buang air kecil; wajah terasa memerah; diare; dan merasa sensitif atau “mudah marah”. b. Behavioral (perilaku), meliputi: 1) Perilaku Menghindar Individu yang mengalami kecemasan cenderung memiliki perilaku menghindar, menghindar yang dimaksud meliputi menarik diri dalam berinteraksi, melarikan diri dari masalah dan menghindari situasi yang menurutnya tidak menyenangkan bagi dirinya. 2) Perilaku Melekat dan Dependen Individu yang mengalami kecemasan biasanya memiliki perilaku ketergantungan pada seseorang yang dirasa bisa membantu mengatasi masalahnya. 3) Perilaku Terguncang Perilaku terguncang dimaksud meliputi rasa waspada yang berlebihan dan memandang sesuatu menjadi ancaman bagi dirinya. c. Kognitif, meliputi: khawatir tentang sesuatu; perasaan terganggu atau ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan; keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. terjadi, tanpa penjelasan yang jelas; terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan; merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian; ketakutan atau kehilangan kontrol; ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah; berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan; berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa. dikendalikan;. berpikir. bahwa. semuanya. terasa. sangat. membingungkan tanpa bisa diatasi; khawatir terhadap hal-hal yang sepele; berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulangulang; berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan; pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan; tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu; berpikir akan mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis; khawatir akan ditinggal sendirian; sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran. 6. Karakteristik Individu yang Mengalami Kecemasan Menurut Turangan (2016), terdapat 5 karakteristik individu yang mengalami kecemasan yaitu: a. Khawatir berlebihan Individu yang mengalami kecemasan, merasa cemas terusmenerus setiap hari setidaknya selama enam bulan. Kecemasan juga menjadi begitu parah, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan disertai dengan gejala yang nyata seperti kelelahan..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. b. Ketakutan yang irasional Gangguan kecemasan yang sifatnya tidak umum, melekat pada situasi tertentu seperti takut terbang, hewan, atau banyak hal lainnya.Jika rasa takut itu menjadi luar biasa dan keluar dari proporsi risiko yang sebenarnya, itu dinamakan fobia. Fobia seringkali tersembunyi sampai penderitanya bertemu dengan sesuatu yang ditakutinya. "Seseorang yang fobia ular bisa terlihat biasa-biasa saja tanpa masalah selama bertahun-tahun. Tapi ketika diajak berkemah di alam terbuka, mereka baru sadar bahwa mereka sangat takut pada ular, sehingga dihantui oleh ketakutan itu hingga sedemikian rupa”. c. Masalah tidur Sulit tidur atau sering tertidur telah lama dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Hampir semua individu pernah mengalami sulit tidur terutama ketika individu sedang mengalami masalah yang menyita pikiran.Tetapi, jika individu menemukan dirinya sering atau konsisten tidak bisa tidur, karena terus mengkhawatirkan masalah yang itu-itu saja atau malah tidak ada sebab khusus dari kecemasan yang individu rasakan, mungkin yang bersangkutan menderita GAD dan perlu untuk mendapat pertolongan dari psikolog atau psikiater..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. d. Tegang otot Tegang otot konstan, seperti mengepalkan rahang, tinju, atau meregangkan otot-otot seluruh tubuh, sering menyertai gangguan kecemasan. Gejala ini bisa berlangsung beberapa lama tanpa orang menyadarinya. Ketegangan dapat timbul kembali, jika individu mengalami kecemasan. e. Gangguan pencernaan kronis Kecemasan dapat dimulai dari dalam pikiran tetapi sering memanifestasikan dirinya melalui gejala fisik, seperti masalah pencernaan. kronis.. Individu. yang. mengalami. kecemasan. merasakan gejala seperti sakit perut, kram, kembung, gas, sembelit, atau diare, pada dasarnya adalah kecemasan dalam saluran pencernaan. f. Panik Individu yang mengalami kecemasan, cenderung merasakan takut yang luar biasa dan membuat individu merasa tidak berdaya dan panik. Panik dapat berlangsung selama beberapa menit, disertai dengan gejala fisik seperti masalah pernapasan, jantung berdebar kencang, kesemutan atau tangan mati rasa, berkeringat, lemas atau pusing, nyeri dada, sakit perut dan merasa panas atau dingin. Tidak semua individu yang memiliki serangan panik memiliki gangguan kecemasan, tetapi individu yang mengalaminya berulang kali dapat didiagnosis dengan gangguan panik. Individu.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. dengan gangguan panik, hidup dalam ketakutan tentang kapan, di mana, dan mengapa serangan mereka berikutnya mungkin terjadi. Mereka cenderung menghindari tempat-tempat di mana serangan pernah terjadi di masa lalu. g. Trauma Menghidupkan kembali atau kilas balik peristiwa yang membuat emosi terganggu atau trauma, seperti kematian mendadak orang yang dicintai, adalah ciri dari gangguan stres pasca-trauma atau Posttraumatic stress disorder (PTSD). Beberapa penelitian, salah satunya studi yang dimuat dalam Journal of Anxiety Disorder 2006, menunjukkan bahwa beberapa orang dengan kecemasan sosial memiliki kilas balik PTSD. Banyak dari mereka merasa trauma, karena pernah diejek di depan publik. Biasanya, orangorang ini akan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu ingatan buruk itu datang lagi. Misalnya, orang yang trauma karena pernah diejek di depan publik akan menjadi tidak suka tampil di keramaian atau tidak suka memiliki banyak teman karena itu akan membuatnya cemas. h. Kesadaran diri Gangguan kecemasan sosial tidak selalu berkaitan dengan bicara di depan orang banyak atau menjadi pusat perhatian. Dalam kebanyakan kasus, kecemasan tersebut dipicu oleh situasi seharihari seperti percakapan antar individu di sebuah pesta, atau makan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. dan minum di depan sejumlah kecil orang. Individu dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa seperti semua mata tertuju padanya. Akibatnya, individu menjadi grogi, wajah memerah, gemetar, mual, berkeringat, atau kesulitan berbicara. Gejala ini bisa begitu mengganggu dan membuat individu sulit untuk bertemu orang baru, menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik di tempat kerja maupun di sekolah. B. Hakikat Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri Semiun (2001), mengatakan penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustrasi-frustrasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia di mana ia hidup. Menurut Siswanto (2007), penyesuaian diri adalah dimana lingkungan diubah supaya lebih sesuai dengan kondisi individu. Calhoun dan Acocella (dalam Sobur 2003), mendefinisikan penyesuaian sebagai interaksi anda yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dunianya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu proses dimana individu berusaha.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. menyamakan diri dengan lingkungan sosial yang baru dan menghadapi perubahan yang terjadi. 2. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri Menurut. Gunarsa. (dalam. Astuti,. 2014). bentuk-bentuk. penyesuaian diri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu (a) adaptive dan (b) adjustive. a. Adaptive Bentuk penyesuaian diri adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian yang lebih bersifat badani, artinya. perubahan-perubahan. dalam. proses. badani. untuk. menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. “Adaptabilitas”. atau. kemampuan. untuk. beradaptasi,. merupakan kunci kemampuan bertahan dari semua spesies tumbuhtumbuhan dan binatang, termasuk manusia. Darwin (dalam ilmu biologi) mengamati bahwa spesies yang mampu bertahan adalah yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dilingkungan mereka. Sudah diperdebatkan bahwa manusia mampu mengatasi dan mampu mendominasi planet. Karena manusia adalah yang paling mampu beradaptasi dengan mengkhususkan pada organ yang tidak khusus – otak. Pada dasarnya, pengertian luas mengenai proses penyesuaian itu terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari individu, tidak hanya mengubah.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan mereka. Maka, orang yang ingin menjadi anggota dari suatu kelompok, ia berada dalam posisi dituntut menyesuaikan diri dengan kelompok itu. b. Adjustive Bentuk penyesuaian yang adjustive, bentuk penyesuaian yang menyangkut kehidupan psikis. Penyesuaian ini berhubungan dengan tingkah laku, sebagaimana kita ketahui tingkah laku manusia sebagian besar dilatarbelakangi oleh hal-hal psikis ini, kecuali tingkah laku tertentu dalam bentuk gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan atau gerakan-gerakan refleks. Maka, penyesuaian ini adalah penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma-norma. Singkatnya, penyesuaian terhadap norma-norma. 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri Menurut Gunarsa (dalam Astuti, 2014) faktor yang memengaruhi penyesuaian diri yaitu: a. Keadaan fisik dan faktor-faktor keturunan, konstitusi fisik meliputi sistem persyarafan, kelenjar, otot-otot serta kesehatan dan penyakit. b. Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial dan emosi..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. c. Faktor psikologis, pengalaman belajar, kondisioning, frustasi dan konflik, self determination. d. Keadaan lingkungan: rumah, keluarga, sekolah. e. Faktor kebudayaan, adat istiadat, agama. 4. Aspek Penyesuaian Diri Menurut. Supratiknya. (dalam. Astuti,. 2014). aspek-aspek. penyesuaian diri, yaitu: a. Sikap terhadap diri sendiri Menunjukkan penerimaan diri, memiliki jati diri yang memadai (positif), penilaian yang realistik terhadap kelebihan dan kekurangan. b. Persepsi terhadap realitas Pandangan yang realistis terhadap diri dan dunia, orang maupun benda di sekelilingnya. c. Integrasi Berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stres. d. Kompetensi Memiliki. kompetensi-kompetensi. fisik,. intelektual,. emosional, dan sosial yang memadai untuk mengatasi problem hidup..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. e. Otonomi Memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri (self-determination;). 5. Karakteristik Individu yang Mampu Menyesuaikan Diri Menurut Semiun (2001), terdapat 5 hal dalam karakteristik individu yang mampu menyesuaikan diri, yaitu: a. Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Realita Pemahaman atau persepsi individu terhadap realita berbedabeda, meskipun realita yang dihadapi adalah sama. Perbedaan persepsi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu yang tentunya berbeda satu sama lain. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki persepsi yang relatif objektif dalam memahami. realita. Persepsi. objektif adalah. bagaimana individu mengenali konsekuensi-konsekuensi tingkah lakunya dan mampu bertindak sesuai dengan konsekuensi tersebut. Sebaliknya individu yang memiliki penyesuaian diri buruk, dicirikan dengan adanya kesenjangan antara persepsinya dengan realita yang aktual sehingga ini membuatnya kurang bisa melihat tingkah lakunya. Dan individu tersebut seringkali mengalami masalah karena kurang mampu mengenali berbagai akibat dari tingkah laku yang ditimbulkannya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. b. Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan Kecemasan Pada dasarnya setiap individu tidak senang bila mengalami tekanan dan kecemasan. Umumnya individu menghindari hal-hal yang menimbulkan tekanan, kecemasan dan menyenangi pemenuhan kepuasan. yang. dilakukan. segera.. Individu. yang. mampu. menyesuaikan diri tidak selalu menghindari munculnya tekanan dan kecemasan. Dengan mentoleransi tekanan dan kecemasan yang dialami dan mau menunda pemenuhan kepuasan selama itu diperlukan demi mencapai tujuan tertentu yang lebih penting sifatnya. c. Mempunyai Gambaran Diri yang Positif Tentang Dirinya Pandangan individu terhadap dirinya dapat menjadi indikator dari kualitas penyesuaian diri yang dimilki. Pandangan tersebut lebih mengarah pada apakah individu bisa melihat dirinya secara harmonis atau sebaliknya dia melihat adanya berbagai konflik yang berkaitan dengan dirinya. Individu yang banyak melihat pertentanganpertentangan dalam dirinya, ini bisa menjadi indikasi adanya kekurangan dalam penyesuaian diri (maladjusted). Gambaran diri yang positif juga mencakup apakah individu yang bersangkutan bisa melihat dirinya secara realistik, yaitu secara seimbang tahu kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan mampu.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. menerimanya sehingga memungkinkan individu yang bersangkutan untuk dapat merealisasikan potensi yang dimilki secara penuh. d. Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya Individu yang dapat menyesuaiakan diri dengan baik dicirikan memiliki kehidupan emosi yang sehat. Individu tersebut mampu menyadari dan merasakan emosi atau perasaan yang saat itu dialami serta mampu untuk mengekspresikan perasan dan emosi tersebut dalam spectrum yang luas. Sebaliknya penyesuaian diri yang. buruk. ditandai. dengan. adanya. kecenderungan. untuk. mengekspresikan emosi secara berlebihan (over) atau sebaliknya, terlalu menekan/mengontrol emosi secara berlebihan. Individu yang memiliki ciri tersebut cenderung diberi label kekanak-kanakan (childish) dan individu tersebut bisa tiba-tiba melakukan kekerasan meskipun situasi yang melatari tidak sesuai dengan reaksi kekerasan yang dimunculkan. e. Relasi Interpersonal Baik Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu memcapai tingkat keintiman yang tepat dalam suatu hubungan sosial. Individu mampu bertingkah laku secara berbeda terhadap orang yang berbeda karena kedekatan relasi interpersonal antar mereka yang berbeda jauh. Dia mampu menikmati, disukai dan direspek oleh orang lain di satu sisi, tetapi juga mampu memberikan respek dan menyukai orang lain..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 6. Dampak Kegagalan dalam Penyesuain Diri Menurut Semium (2001), ada beberapa dampak yang dapat diamati pada individu yang mengalami kesulitan dan gagal melakukan penyesuaian diri.dampak tersebut adalah : a. Tingkah laku yang “aneh dan eksentrik” karena menyimpang dari norma atau standar sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. b. Individu yang bersangkutan tampak mengalami kesulitan, gangguan atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Ini tampak pada prestasi yang tidak optimal yang tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki. c.. Individu yang bersangkutan mengalami distress subjektif yang sering atau kronis. Masalah-masalah yang umum bagi kebanyakan orang dan mudah diselesaikan menjadi masalah yang luar biasa bagi individu tersebut. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri menyebabkan individu mengalami gangguan mental individu. Semakin lama gangguan tersebut tidak diatasi, maka derajat gangguannya menjadi semakin berat dan semakin sulit untuk dipulihkan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. C. Hakikat Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Menurut Siswoyo (2007), mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id) Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan masa dewasa awal yang usianya 18 sampai 40 tahun. Dilihat dari segi perkembangan masa dewasa awal tugas perkembangan pada usia mahasiswa ialah pencaharian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola-pola hidup yang baru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 40 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah mahasiswa yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif. 2. Mahasiswa sebagai Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat. perubahan-perubahan. fisik. dan. psikologis. yang menyertai. berkurangnya kemampuan reproduktif. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai mencari jati diri dan menyesuaikan diri dalam masyarakat. 3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal Menurut Havighurt(Hurlock, 1999), tugas-tugas perkembangan tersusun menurut suatu pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait. Tugas-tugas perkembangan tersebut dibentuk oleh unsur-unsur biologis, psikologis, dan kultural yang ada pada diri dan lingkungan individual. Berikut tugas perkembangan masa dewasa awal: Tugas perkembangan Masa Dewasa Awal (19-30 tahun).

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. a. Memilih pasangan hidup b. Belajar hidup dengan pasangan dalam ikatan perkawinan c. Memulai kehidupan berkeluarga d. Memelihara dan mendidik anak e. Mengelola rumah tangga f. Mulai menjalani karier tertentu g. Memikul tanggung jawab sebagai warga Negara h. Menemukan kelompok-kelompok sosial yang sesuai Berakhirnya masa remaja ke masa dewasa awal, individu tentunya memiiki tugas baru dalam kehidupannya. Dalam hal pendidikan juga tugas individu berubah ke jenjang yang lebih tinggi levelnya, menjadi mahasiswa mengharuskan individu yang bersangkutan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan yang baru. Dalam hal menjalani karier, tentunya individu harus lebih mematangkan kariernya untuk persiapan ke level yang lebih tinggi dan pekerjaan apa yang hendak individu pilih. Dan saat memasuki dunia perkuliahan, individu juga dihadapkan dengan teman yang memiliki budaya dan karakter berbeda dengan dirinya. Disinilah individu mulai mencari untuk menemukan kelompok sosial untuk dijadikan teamwork dan teman yang sesuai dengan kepribadian seperti teman dekat/sahabat. Dengan. berbeda. karakter,. individu. diharapkan. dapat. menyesuaikan diri dengan suasana baru. Individu yang memiliki sikap terbuka dan mau menerima tentu akan mudah menyesuaikan diri pada.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. lingkungan yang baru. Dengan memiliki sikap tersebut, individu akan memperoleh keberhasilan studi maupun kehidupan selanjutnya. 4. Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru Menjadi mahasiswa bukanlah merupakan hal-hal bagi sebagian remaja yang telah lulus SMU dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kekurangmampuan dalam melakukan penyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan yang ada dapat menimbulkan tekanan-tekanan bagi remaja yang bersangkutan. Hal ini bila dibiarkan tanpa penyelesaian akan mempengaruhi. kesehatan. mental. yang. bersangkutan.. Brouwer. (Alisjahbana, dkk, 1983), mencatat beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi, yaitu: a. Perbedaan Cara Belajar Pelajar SMU biasanya memiliki cara belajar yang lebih pasif bila dibanding dengan mahasiswa. Perbedaan sistem paket yang diterapkan di SMU dan sistem SKS yang berlaku di perguruan tinggi, yang betul-betul menuntut mahasiswa untuk lebih aktif kalau ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan dalam jangka waktu yang singkat. b. Perpindahan Tempat Bagi sebagian besar mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah tempat dari tinggal bersama dengan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. orang tua, menjadi tinggal bersama dengan orang lain, entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. c. Mencari Teman Baru dan Hal-hal yang Berkaitan dengan Pergaulan Berkaitan dengan masalah teman dan pergaulan ini adalah masalah seksualitas. Mahasiswa secara biologis seksualitasnya telah matang, namun norma-norma sosial masih menghalangi aktualitas perilaku seksual secara penuh. d. Perubahan Relasi Relasi. orang. tua-anak,. antar. saudara,. antar. teman. sepermainan diganti dengan relasi dosen-mahasiswa, mahasiswamahasiswi dan sebagainya. e. Pengaturan Waktu Menjadi mahasiswa untuk sebagian besar berarti bebas mengatur waktu menurut kehendaknya sendiri, karena tidak ada orang lain yang mengontrol. f. Nilai-nilai Hidup Berbagai macam orang yang ditemui serta berbagai macam informasi yang diterima di perguruan tinggi yang biasanya lebih terbuka,. bisa. mengakibatkan. mengalami krisis nilai. mahasiswa. yang. bersangkutan.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 5. Kerangka Pikir Kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang dimana akan menimbulkan beberapa ancaman dari luar yang tidak menyenangkan dan tidak siap ditanggulangi oleh individu. Individu yang mengalami kecemasan bertingkah laku seperti menyendiri, gugup dan tidak tenang. Akibat dari kecemasan tersebut memengaruhi masalah akademik dan juga masalah lain di luar akademik. Ada faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan, yaitu (a) pengalaman negatif pada masa lalu, pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang apabila individu menghadapi situasi atau kejadian yang sama. (b) pikiran yang tidak rasional, individu yang mengalami kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan. Seseorang yang mengalami kecemasan dalam penyesuaian diri, dapat dilihat dari fisiknya dimana adanya gerakan-gerakan atau bahasa tubuh yang menggambarkan jika orang tersebut mengalami kecemasan, perilaku yang umum terjadi dimana perilaku ini dilakukan untuk menghindar dan kognitif dimana hal ini dirasakan oleh orang tersebut namun tidak dapat dilihat oleh orang lain. Aspek fisik, aspek behavioral (prilaku) dan aspek kognitif merupakan ciri-ciri atau tanda seseorang mengalami kecemasan dalam penyesuaian diri..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Melihat beberapa masalah yang timbul pada mahasiswa baru, peneliti ingin mengetahui apakah mahasiswa baru angkatan 2017 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018, mengalami kecemasan dalam penyesuaian diri. Peneliti juga ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri pada mahasiswa, setelah mengetahui tingkat kecemasan dalam penyesuaian pada mahasiswa baru, peneliti mengusulkan program pendampingan. yang. sesuai. berdasarkan. item-item. pengukuran. kecemasan yang skornya tinggi dalam penyesuaian diri untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir. Mahasiswa. Kecemasan. Aspek-aspek kecemasan: a. Fisik b. Perilaku c. Kognitif. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan: a. Pengalaman negatif pada masa lalu b. Pikiran yang tidak rasional. Penyesuaian Diri. Dampak Kegagalan dalam Penyesuain Diri. a. Tingkah laku b. Prestasi tak optimal c. distress.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai jenis penelitian,tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif. Noor (2011) menegaskanpenelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tingkat Kecemasan Dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus III Paingan, Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan Dusun. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakata. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-14 Desember 2017. C. Subjek Penelitian Subjekpenelitian ini adalah Mahasiswa BaruAngkatan 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2017/2018. Dipilih mahasiswa tahun ajaran 2017/2018, karena mahasiswa baru saja memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lingkungan sosial yang baru. Subyek penelitian ini sebanyak 58 mahasiswa, dan untuk menguji validitas diambil 40 data mahasiswa sebagai data uji coba instrumen penelitian. Tabel 3.1 Subjek Penelitian Angkatan Jumlah 2017 58 Orang Total 58 Orang. D. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki satu variabel yakni tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru.Atkinson, dkk (1996) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Segala bentuk situasi dengan yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan, konflik merupakan salah satu sumber rasa cemas. Aspek-aspek kecemasan yang digunakan menurut Nevid, Rathus & Greene (2005) yakni fisik, behavioral (prilaku) dan kognitif..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. E. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2012), kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan. data. yang. dilakukan. dengan. cara. memberikan. seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya.. Pada. penelitian. ini,. kuesioner. ditujukan. untuk. mengumpulkan data tentang Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2017/2018. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2017/2018 yang telah disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek kecemasan dalam bentuk kuesioner tertutup. Menurut Noor (2011), kuesioner tertutup artinya alternatif jawaban yang sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner terdiri dari pernyataan-pernyataan favorable dan unfavorable (Sugiyono, 2012). Penyataan favorable adalah pernyataan yang sesuai atau menggambarkan kecemaan dalam penyesuaian mahasiswa baru. Dan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak sesuai atau tidak menggambarkan kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert sebagai pilihan jawaban, agar responden lebih leluasa dalam menjawab pertanyaan kuesioner. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dibuat dalam bentuk checklist (√) ataupun pilihan ganda. Tanda checklist diberikan pada kolom yang telah disediakan. Semua pernyataan dalam kuesioner disediakan empat alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert yaitu dari gradasi tertinggi sampai terendah yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai(STS). Berikut ini tabel pemberian skor pada kuesioner kecemasan dalam penyesuian diri mahasiswa baru: Tabel 3.2 Skor Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru AlternatifJawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS). Item Favourable 4 3 2 1. Item Unfavourable 1 2 3 4. Teknik pengumpulan data ini melalui beberapa tahap, sebagai berikut: a. Menyusun instrumen atau kuesioner kecemasan mahasiswa baru dalam menyesuaikan diri..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. b. Penilaian instrumen atau kuesioner kecemasan mahasiswa baru dalam menyesuikan diri yang dilakukan dosen pembimbing skripsi. c. Mengumpulkan data dengan menyebar instrumen atau kuesioner kecemasan mahasiswa baru dalam menyesuaikan diri kepada subjek. d. Menghitung validitas dan realibilitas hasil penelitian serta melakukan analisis data yang terkumpul. 2. Intstrumen Pengumpulan Data Dalam memperoleh data mengenai tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru, peneliti menggunakan instrumen kecemasan dalam penyesuaian diri pada mahasiswa baru. Instrumen yang peneliti gunakan disusun berdasarkan aspek-aspek kecemasan menurut Nevid, Rathus & Greene (2005) terdiri dari aspek fisik, prilaku dan kognitif. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut:.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru No. 1. Aspek. Indikator. Fisik. 1. Jantung berdebardebar 2. Gangguan pencernaan 3. Ekspresi wajah 1. Menghindar. 2. 3. 2. Melekat dan dependen 3. Gerakan neurotik 1. Afektif/emo sional Kognitif 2. Kognitif 3. Terguncang Total. No butir Item Item Favorable Unfavorable. Jumlah Item. 1,12,22. 32. 4. 2,3,4,13,1 4,15. 23,24,25,33. 10. 5,16. 26. 3. 8,19,29,3 5. 36,39. 6. 9,20. 30. 3. 11,21,31, 38. 40. 5. 6,17. 28. 3. 7,18,27 10 27. 34 37 13. 4 2. Prilaku. 17. 14. 9 40. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Menurut. Sugiyono. (2012),. validitas. merupakan. derajat. ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Bila peneliti membuat laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity).Validitas isi adalah validitas yang diukur lewat professional judgement (Sugiyono,2012). Professional judgement yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si selaku dosen pembimbing penulisan skripsi. Validitas ini digunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin melihat sejauh mana item-item yang telah dibuat peneliti dapat mencerminkan kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitasi eksternal. Validitasi eksternal merupakan validitas yang membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan faktafakta empiris yang terjadi di lapangan. Penghitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson product moment dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20. Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut:. r=. 𝑁Ʃ𝑋𝑌−(Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌) √𝑁Ʃ(𝑋)2 –(Ʃ𝑋)2 (𝑁Ʃ(𝑌)2 –(Ʃ𝑌)2 ). Keterangan: r. : Korelasi produk momen. X : Nilai setiap butir Y : Nilai dari jumlah butir N : Jumlah responden.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Hasil perhitungan validitas dengan 40 item, diperoleh 32 item yang valid dan 8 item yang gugur.Berikut rekapitulasi kuesioner validitas. butir-butir. yang. gugur. kuesioner. kecemasan. dalam. penyesuaian diri mahasiswa baru. Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kcemasan No butir No. 1. 2. 3. Aspek. Indikator. 1. Jantung berdebardebar Fisik 2. Gangguan pencernaan 3. Ekspresi wajah 1. Menghindar 2. Melekat dan Perilaku dependen 3. Gerakan neurotik 1. Afektif/emo sional Kognitif 2. Kognitif 3. Terguncang Total. Jumlah Item gugur. Item Favorable. Item Unfavorable. 1,12,22. 32. -. 2,3,4,13,14,15. 23,24,25,33. 23. 5,16. 26. -. 8,19,29,35. 36,39. 35,36. 9,20. 30. 30. 11,21,31,38. 40. 21,31, 38. 6,17. 28. 6. 7,18,27 10 27. 34 37 13. 8. 4. Reliabilitas Menurut Sugiyono (2012) reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Hal ini didukung oleh Azwar (2009) yang mengatakan bahwa reliabilitas adalah pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak di ukur.. 16. 8. 8 32.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Perhituangan. indeks. reliabilitas. kuesioner. penelitian. ini. menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach yaitu (α). Keterangan:. Hasil perhitungan reliabilitas dikonfirmasi dengan menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Kriteria Guilford No. 1. 2. 3. 4. 5.. Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 <0,20. Berdasarkan. hasil. Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah. perhitungan. yang. dilakukan. dengan. menggunakan bantuan program komputer SPSS 20, diperoleh perhitungan reliabilitas kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Tabel 3.6 Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen Cronbach's Alpha .866. N of Items 32. Hasil perhitungan diatas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford. Realibilitas kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru termasuk kategori tinggi karena α yang diperoleh 0.866. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dengan data kuantittaif, maka teknis anailis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono 2012). Berikut merupakan langkah – langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini : 1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data Penentuan Skor pada item angket dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan meihat pernyataan favorable atau unfavorable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistica 20..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. 2. Menentukan Kategori Pengkategorian tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 disusun berdasarkan model distribusi normal. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari rendah sampai tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2012). Tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru terdiri atas lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Norma/Kriteria Skor µ + 1,5 σ < X µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ Keterangan:. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ/sd). : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran. Mean teoritik (µ). : Rata – rata teoritis skor maksimum dan minimum..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 32 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: a. Perhitungan. capaian. skor. subjek. variabel. kecemasan. dalam. penyesuaian diri mahasiswa baru tahun ajaran 2017/2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, sebagai berikut: Skor maksimal teoritik. : 4 x 32 = 128. Skor minimum teoritik. : 1 x 32 = 32. Luas jarak. : 128-32 = 96. Standar deviasi (σ/sd). : 96:6 = 16. Mean teoritik (µ). : (128+32):2 = 80. Hasil penelitian data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru tersaji dalam tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Kategorisasi Data Skor Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Norma/Kriterias Skor µ + 1,5 σ<X µ + 0,5 σ<X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ<X ≤ µ + -0,5 σ µ - 1,5 σ<X ≤ µ - -0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ. Rentang Skor 104< X 88< X ≤104 72< X ≤88 56< X ≤72 X ≤56. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. b. Peneliti menggunakan deskriptif kategorisasi seperti pada point (a) untuk melihat tingkat kecemasan dalam penyesuaian diri mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2017/2018. c. Mencari. kategorisasi. perolehan. skor. item. kecemasan. dalam. penyesuaian diri mahasiswa baru secara keseluruhan dengan menggunakan N = 58. Perhitungannya sebagai berikut: Skor maksimal teoritik. : 4 x 58 = 232. Skor minimum teoritik. : 1 x 58 = 58. Luas jarak. : 232-58 = 174. Standar deviasi (σ/sd). : 174:6 = 29. Mean teoritik (µ). : (232+58):2 = 145. Tabel 3.9 Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kecemasan Mahasiswa dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Norma/Kriterias Skor µ + 1,5 σ<X µ + 0,5 σ<X ≤ µ + 1,5 σ µ - 0,5 σ<X ≤ µ + -0,5 σ µ - 1,5 σ<X ≤ µ - -0,5 σ X ≤ µ - 1,5 σ. Rentang Skor 188,5 < X 159,5 < X ≤ 188,4 130,5 < X ≤ 159,4 101,5 < X ≤ 130,4 X ≤ 101,4. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian A. Hasil Peneltiian 1. Deskripsi Tingkat Kecemasan dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tinggi rendahnya kecemasan dalam penyesuaian diri pada mahasiswa baru angkatan 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah diketahui tingkat kecemasan dalam penyesuain diri pada mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan dalam Menyesuaikan Diri pada Mahasiswa Baru Rentang Skor. Presentase. Kategori. Makna Kategori. 104-128. -. Sangat Tinggi. 88-104. 3%. Tinggi. 72-88. 36%. Sedang. 56-72. 55%. Rendah. 32-56. 5%. Sangat Rendah. Kecemasan dalam diri sangat tinggi Kecemasan dalam diri tinggi Kecemasan dalam diri sedang Kecemasan dalam diri rendah Kecemasan dalam diri sangat rendah. 48. Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian.

Gambar

Gambar 2.1  Skema Kerangka Pikir..........................................................
Tabel 3.5  Kriteria Guilford  No.  Koefisien Korelasi  Kualifikasi  1.  0,91 – 1,00  Sangat Tinggi
Tabel 3.6  Nilai Koefisien  Reliabilitas Instrumen  Cronbach's Alpha  N of Items
Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kecemasan  dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru

Referensi

Dokumen terkait

1. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling USD angkatan 2014 telah memiliki tingkat kemampuan berpikir positif, bahkan sebagian besar mahasiswa memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki skor

Tujuan penelitian ini: (1) Mengetahui seberapa tinggi konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal

Penggolongan skor item tingkat kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma,

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat penyesuaian diri mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat