• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Dasar Memainkan Sulim

TEKNIK PERMAINAN SULIM SIMALUNGUN

4.1 Kajian Fungsional

4.4.3 Teknik Dasar Memainkan Sulim

Memainkan dengan teknik glissando (meluncur/mengalir), Legato dan tidak menggunakan teknik stakato (nada terputus-putus).

Secara umum ada 4 (empat) hal yang harus dikuasai dalam memainkan Sulim yaitu ambasir, pernafasan, permainan lidah, penjarian

Ambasir adalah teknik peletakan bibir pada lubang tiup yang berlaku untuk instrumen yang bertipikal side blown seperti flute dan jenis lainnya.

64

Pernafasan yaitu teknik mengeluarkan nafas dengan cara meniup (manoppul). bernafas yang baik dalam memainkan sebuah Sulim yakni boleh dengan melalui hidung dan juga melalui mulut. Tetapi cara bernafas yang efektif dalam memainkan Sulim menurut pengamatan dan pengalaman penulis adalah bernafas melalui mulut. Artinya, menarik nafas dari mulut kemudian dihembuskan lagi melalui mulut, sementara pernafasan melalui hidung hanya boleh dilakukan sesekali ketika ada spasi waktu dalam peniupan. Jarak waktu yang dimaksud adalah ketika sipemain Sulim berhenti sejenak untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan permainan ke bagian atau bait selanjutnya. Jika hanya butuh waktu singkat dalam pengambilan nafas dalam memainkan bagian motif atau frasa lagu yang berdekatan maka pernafasan mulut adalah cara yang paling efisien untuk dilakukan. Tujuan bernafas melalui mulut ini adalah agar lebih mempercepat waktu dalam pengambilan nafas dengan jumlah cukup besar yang akan diisi ke paru-paru dan lebih mempermudah sipemain untuk menghemat nafas yang dikeluarkan.Permainan lidah (tonguing) merupakan teknik mengatur pola ritme pergerakan lidah ketika dalam memainkan sebuah Sulim.Penjarian merupakan teknik membuka dan menutup (piltik/manappar) jari pada lubang nada sehingga menghasilkan melodi dengan istilah inggou.

65 4.4.4 Warna Bunyi

Dalam permainan Sulim Simalungun ada ciri khas bunyi yang dihasilkan yang disebut dengan (inggou).Parsulim Simalungun Memainkan Sulim hanya membawakan lagu sesuai dengan nada pada lagu tersebut tanpa menggunakan improvisasi.

Wilayah nada (range) dan jangkauan nada (ambitus) yang terdapat pada Sulim dibedakan menurut besar kecilnya diameter bambu. Apabila diameter bambu memiliki ukuran yang besar maka akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada (ambitus) yang rendah.Sebaliknya apabila memiliki diameter yang kecil maka otomatis akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada (ambitus) yang tinggi.Secara umum ambitus nada paling tinggi yang mampu dijangkau oleh sipemain pada sebuah instrumen sulim adalah nada oktaf ke-2 dalam wilayah nada (range) 2 oktaf.Selain ukuran diameter dan panjang-pendeknya bambu, faktor yang juga menentukan tinggi rendahnya nada sulim adalah besar kecilnya lobang dan panjang pendeknya jarak antar lobang nada.

Sistem pelarasan nada Sulim pada zaman sekarang ini tentunya tidak terlepas dari peran nada-nada standard yang ada pada piano atau instrumen yang lain yang dianggap memiliki standardisasi bunyi/nada.Berbicara tentang hal pelarasan nada pada Sulim, sesungguhnya tidak ada ilmu atau metode tertentu yang dapat menjamin secara pasti penentuan kunci atau nada dasar Sulim yang akan dihasilkan. Sebab Sulim termasuk jenis instrumen yang bersifat alami yang secara teknis tidak sama dengan instrumen tiup Barat yang ada pada umumnya.

Seperti diketahui bahwa setiap instrumen tiup Barat seperti saxofon, flute,

66

trompet, dan lain sebagainya dapat memainkan keseluruhan tangga nada yang ada pada sistem tangga nada diatonis musik Barat, sementara sebuah Sulim hanya mampu mewakili satu atau dua nada dasar saja.Oleh karena itu, sistem pelarasan dilakukan hanya dengan mengandalkan penafsiran, perkiraan, dan perasaan semata.Menurut Bapak Martuah Saragih, hal pertama yang dilakukan untuk penentuan nada dasar pada sebuah Sulim adalah dengan melihat besar-kecilnya diameter bambu dan panjang-pendeknya bambu yang akan dibuat. Biasanya seorang pengrajin Sulim yang baik akan mampu menafsirkan secara umum bahwa bambu yang akan dibuat akan menghasilkan Sulim dengan nada dasar tertentu hanya dengan melihat besar-kecilnya diameter dan panjang-pendeknya ruas bambu tersebut. Apabila penafsiran sedikit meleset ada metode tertentu yang dapat dilakukan.Misalkan sebuah Sulim yang ditafsir akan menghasilkan kunci As tetapi ternyata pitch (ketepatan nada) yang diperkirakan kurang mencapai, caranya adalah dengan memperbesar atau menambah sedikit demi sedikit besar keseluruhan lobang tiupan dan lobang nada. Walaupun untuk itu dibutuhkan ketelitian dalam melakukan pekerjaan tersebut, karena apabila terjadi kesalahan sedikit saja akan mengakibatkan hal yang fatal. Apabila terjadi kesalahan dalam pelobangan maka nada dasar yang dihasilkan pun akan kedengaran sumbang (fals) dan akan sangat susah untuk mencari solusi untuk memperbaikinya kembali.Jalan keluarnya adalah hanya dengan mengganti bahan.

Penambahan besar lobang bertujuan untuk meninggikan pitch (nada) yang dibutuhkan. Oleh karena itu, apabila keseluruhan lobang yang diperbesar ternyata terlalu besar otomatis pitch (nada) yang dihasilkan pun terlalu tinggi dan

67

akan melebihi pitch atau nada dasar As yang sebenarya.Beliau juga menambahkan kalau dalam hal pelarasan Sulim lebih baik pitch yang diharapkan kurang mencapai dari pada melebihi ketinggian nada yang diharapkan.Sebab kalaupun terjadi kekurangan pitch masih bisa diantisipasi dengan cara memperbesar keseluruhan lobang yang tentunya akan memperkecil jarak antar lobang.Sedangkan apabila pitch yang dihasilkan melebihi dari yang diharapkan maka tidak akan mungkin lagi diantisipasi dengan cara memperkecil lobang dan memperbesar jarak antar lobang.Oleh karena itu, beliau menyarankan agar poses pelobangan dimulai dengan membuat lobang yang lebih kecil terlebih dahulu.Pada dasarnya Sulim mempunyai tonika yang diawali dari nada yang paling rendah (semua lobang ditutup dengan jari), dimana nada tersebut menjadi nada awal dalam menghasilkan nada-nada dalam tangga nada diatonis.Untuk menentukan nada dasar Sulim yang telah dibentuk, maka yang harus dilakukan adalah menyelaraskan nada Sulim dengan nada piano.Caranya adalah dengan meniup sulim dengan posisi keenam jari menutup keenam lobang nada. Setelah ditiup, carilah nada tersebut di antara kedua belas nada yang ada pada tuts piano. Apabila nada yang dihasilkan adalah nada “As” pada tuts piano, maka nada dasar Sulim tersebut adalah “As=do”, sebab ketika Sulim ditiup dengan posisi keenam jari menutup keenam lobang nada maka akan menghasilkan nada “do”,

Berikut akan dijelaskan cara penjarian serta nada apa yang dihasilkan pada Sulim Simalungun, mulai dari lubang nada ditutup keseluruhan sampai ketujuh lubang nada dibuka sampai keseluruhan.Sebagai acuan, Sulim Simalungun yang

68

digunakan ialah Sulim Simalungun milik Bapak Martuah Saragih yang jika lubang nadanya ditutup secara keseluruhan hingga dibuka satu per satu secara berurutan sampai keenam (6) lubang nada dibuka secara keseluruhan maka akan menghasilkan nada (dalam tangga nada Barat) : As-Bes-C-Des-Es-F-G.

(Gambar-36 Tablature Sulim)

1

Jarak wilayah nada 1 1 ½ 1 1 1 1

1. Menghasilkan Nada dasar As serta Penjariannya.

Untuk menghasilkan nada dasar As pada Sulim, pegang Sulim lakukan pada posisi meniup, dan posisi jari-jari menutup semua lubang nada, lalu tiup pada bagian lubang yang berada dipangkal sampai menghasilkan

= lobang dibuka

69

bunyi, karena ini merupakan nada paling rendah maka jangan terlalu kuat saat mengeluarkan udara, usahakan udara yang dikeluarkan dapat disesuaikan dan diatur agar dapat menghasilkan bunyi yang tepat.

(Gambar-37 Posisi Jari untuk menghasilkan nada As) 2. Menghasilkan Nada Bes serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis diangkat agar lubang nada paling bawah terbuka.

(Gambar-38 posisi jari untuk menghasilkan nada Bes)

3. Menghasilkan Nada C serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis dan jari tengah

70

diangkat agar lubang nada paling bawah dan lubang kedua dari bawah terbuka.

(Gambar-39 posisi jari untuk menghasilkan nada C)

4. Menghasilkan Nada Des serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk diangkat agar tiga lubang nada dari bawah terbuka.

(Gambar-40 posisi jari untuk menghasilkan nada Des)

5. Menghasilkan Nada Es serta penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis, jari tengah, jari

71

telunjuk (tangan kanan), serta jari manis (tangan kiri) diangkat agar empat lubang nada dari bawah terbuka.

(Gambar-41 posisi jari untuk menghasilkan nada Es)

6. Menghasilkan Nada F serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk (tangan kanan), serta jari manis dan jari tengah (tangan kiri) diangkat agar lima lubang nada dari bawah terbuka.

(Gambar-42 posisi jari untuk menghasilkan nada F)

7. Menghasilkan Nada G serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari manis, jari tengah,dan jari

72

telunjuk (tangan kanan), serta jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk (tangan kiri) diangkat agar enam lubang nada dari bawah terbuka.

(Gambar-43 posisi jari untuk menghasilkan nada G) 8. Menghasilkan Nada As oktaf serta Penjariannya

Pegang Sulim dan posisikan pada posisi meniup, kemudian posisi jari tangan menutup semua lubang nada, namun jari telunjuk, (tangan kiri), diangkat agar menhgasilkan nada As oktaf.

(Gambar-44 posisi jari untuk menghasilkan nada As (oktaf))

Dokumen terkait