• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.2 Landasan Teoretis

2.2.4 Teknik Demonstrasi

Teknik demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru dengan cara menunjukkan dan meragakan suatu tindakan guna mencapai tujuan langsung terhadap siswa. Tujuan yang dimaksud adalah keterampilan atau tindakan yang serupa yang akan dikuasai siswa.

Teknik demonstrasi hampir serupa dengan teknik pemodelan. Karena

keduanya mempunyai cara yang sama dalam pembelajaran yaitu

mengapresiasikan sesuatu dan guru memberikan suatu contoh yang kemudian ditiru oleh siswa. Teknik demonstrasi merupakan bagian dari teknik pemodelan

karena teknik pemodelan merupakan sebuah pengetahuan atau keterampilan yang dapat didemonstrasikan atau ada model yang dapat ditiru.

Teknik pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasannya, dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswanya untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan siswa-siswa melakukannya. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktifitas belajar lainnya. Dengan kata lain, model itu bisa berupa cara mengoprasikan sesuatu cara melafalkan bahasa dan guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu.

Menurut Senduk dan Nurhadi (2003:50) berpendapat bahwa pemodelan atau teknik modeling adalah salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar.

Menurut Triyanto (2009: 112) dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa di tiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan langkah-langkah cara menggunakan neraca O‟haus dengan demonstrasi sebelum siswanya melakukan suatu tugas tertentu.

Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang melibatkan siswa. Seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya. Model juga dapat didatangkan dari luar yang ahli dalam bidangnya, misalnya mendatangkan seseorang perawat untuk memodelkan cara menggunakan thermometer untuk mengukur suhu tubh pasien.

Jadi perbedaan teknik demonstrasi dan teknik pemodelan yaitu teknik pemodelan merupakan sebuah pengetahuan atau keterampilan yang dapat didemonstrasikan atau ada model yang dapat ditiru. Teknik demonstrasi merupakan bagian dari teknik pemodelan karena teknik demonstrasi lebih detail menjelaksan tentang cara menunjukkan dan meragakan suatu tindakan guna mencapai tujuan langsung terhadap siswa.

Menurut Roestiyah (2008:83) teknik demonstrasi hampir menyerupai teknik eksperimen yang merupakan cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, sedangkan teknik demonstrasi adalah cara mengajar seorang instruktur/tim guru menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses.

Melalui teknik demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Oleh karena dalam penerapan teknik ini siswa dituntut serius di dalam mengamati serta memperhatikan materi yang ditunjukkan dan diragakan oleh guru, hasil pengamatan tersebut yang akan memudahkan siswa dalam menirukan kembali peragaan yang sudah dicontohkan oleh guru dengan gerakan (apresiasi) yang berbeda satu sama lain.

Menurut Ampera (2010: 20) teknik demonstrasi dalam pengajaran sastra anak dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan atau memperagakan suatu materi. Teknik demonstrasi dalam pembelajaran sastra anak digunakan untuk menerangkan secara lisan. Siswa sebelumnya diperbolehkan melihat contoh atau prosedur suatu peragaan agar lebih paham.

Menurut Naffi (dalam Ampera 2010: 20) menawarkan cara-cara yang dapat dilakukan dalam teknik demonstrasi:

1. Seorang individu atau kelompok membuat sesuatu di hadapan individu-individu lainnya.

2. Demonstrasi dilakukan dalam situasi pembelajaran.

3. Ketika melakukan peragaan, peraga boleh menggunakan model peragaan, seperti model hidup, model simbolik, ataupun persepsi.

Teknik demonstrasi memiliki ciri-ciri bagaimana dipaparkan Naffi (dalam Ampera 2010: 20-21), sebagai berikut:

1. Melihat keterampilan. Melalui teknik ini pengajar memperlihatkan suatu kemahiran kepada pelajar. Pengajar menerangkan atau menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Dengan cara seperti ini, pelajar akan mudah lebih paham karena pelajar dapat langsung mendengar dab juga melihat peragaan pengajar.

2. Penglibatan pelajar. Sekiranya dianggap perlu, pengajar dapat melibatkan pelajar ketika demonstrasi ditunjukkan. Pelajar yang melakukannya dengan baik dapat dijadikan contoh.

3. Peluang mendengar dan melihat. Pengajar perlu memastikan semua pelajar dapat mendengar dan melihat demonstrasi atau peragaan dengan baik. Seandainya jumlah pelajar sangat banyak, mereka dapat di bagi ke dalam beberapa kelompok.

4. Kaitan antara teori dan praktik. Teknik ini akan memeberi kesan yang mendalam pada pelajar karena pelajar dapat menghubungkan apa yang dipelajari secara teori dengan keterampilan yang diperagakan.

Agar siswa lebih memiliki pengalaman yang berkesan, maka siswa sebaiknya diberikan kesempatan untuk membuat suatu peragaan, baik secara individu maupun kelompok. Siswa diberi kesempatan sesuai dengan minat dan kemampuannya membuat suatu peragaan di hadapan siswa lain dalam situasi pemebelajaran.

Selesai demonstrasi atau peragaan, pengajar disarankan untuk mengadakan sesi tanya jawab. Hal ini penting dilakukan agar seluruh siswa dapat memahami materi yang telah diperagakan. Cara ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam memerikan tanggapan terhadap suatu bentuk peragaan. Dengan menggunakan teknik demonstrasi, kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih berkesan.

2.2.4.1Kelebihan Teknik Demonstrasi

Menurut Roestiyah (2008: 84), penggunaan teknik menunjukkan dan mempergakan dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak sangat

menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Adapun kelebihan teknik demonstrasi meliputi:

a. Dengan demonstrasi (menunjukkan) perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan.

b. Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pembelajaran itu di ceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret (performance dari guru) c. Dapat merubah perilaku jika siswa benar-benar memperagakan contoh yang

telah diberikan oleh guru.

d. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat mengembangkan kecakapannya.

e. Guru menunjukkan contoh karakter dan memperagakan contoh karakter yang sama dengan gerakan yang berbeda dengan memperhatikan unsur-unsur terpenting.

2.2.4.2Kelemahan Teknik Demonstrasi

Selain kelebihan yang telah dipaparkan diatas, teknik demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan teknik ini akan timbul jika alat atau media terlalu kecil, penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi tidak dapat dilihat secara jelas keseluruhan siswa. Dalam hal ini guru dituntut mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi dengan bahasa, suara, dan gerakan yang dapat ditangkap oleh siswa. Kelemahan ini juga akan muncul bila waktu yang tidak tersedia dengan cukup, maka jalannya demonstrasi akan terputus-putus atau atau tidak dijalankan dengan tergesa-gesa sehingga hasilnya

memuaskan, serta ketidaksertaan siswa akan menyebabkan proses penerapan teknik ini kuang dipahami oleh siswa dan penyampaian teknik kurang berhasil (Roestiyah 2008: 85).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan teknik demonstrasi adalah cara yang digunakan guru melakukan peragaan untuk memperjelas dan memperlihatkan suatu tindakan guna tindakan yang serupa akan dikuasai siswa.

Dokumen terkait