BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2012: 268). Ada empat kriteria yang diguanakan untuk memeriksa keabsahan data yaitu :
1. Derajat keterpercayaan (credibility)
Konsep ini menggantikan validitas internal. Suatu riset akan kredibel jika orang-orang yang terlibat mengakui kebenaran temuan-temuan riset dalam konteks sosialnya sendiri. Uji kredibilitas dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan perpanjangan waktu pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan memberchek. Dalam uji kredibilias peneliti melakukan triangulasi data dan perpanjangan waktu penelitian.
a. Triangulasi
Triangulasi bertujuan untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yangberlainan, dan dengan metode yang berlainan. Ada tiga pola triangulasi , yaitu triangulasi sumber data , triangulasi teoritis, dan triangulasi teknik atau metode. Triangulasi yang akan dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data bertujuan
untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Tabel 3
Proses Triangulasi Data
Data Toori Wawancara Observasi Kesimpulan
Penyebaran pornografi dikalangan remaja di kota Bandar Lampung Menurut Hurlock masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, dan fisik (Hurlock 1999 : 206). Mahasiswa Yayan Muhayat “teman saya sepertinya punya video porno yang disimpan di laptop atau komputer mereka, jika membicarakan masalah video porno seperti itu
kita sudah biasa tidak malu lagi
untuk mengakuinya,
malah setiap buka laptop, sering tanya ada
yang baru tidak ?, kan temen saya ada yang sering cari video
porno di internet.” Warung internet Texas, Kemiling Bandar Lampung Pengunjung warnet yang terdiri dari pelajar SMP, SMA, dan Mahasiswa ketika online pasti sempat membuka situs porno Cepatnya penyebaran pornografi di kalangan remaja melelui media online di kota Bandar Lampung yang cukup menghawatirkan dan perlu penanganan yang serius dari pemerintah disebabkan dalam usia remaja individu cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik
untuk mencoba hal-hal baru yang
belum pernah dicobanya. Oleh
karena itu perlu peran pemerintah
dan pihak terkait agar remaj tidak terjerembab dalam berbagai hal negatif seperti pornografi. Pelajar Andi Septiawan “sepertinya kalau untuk video porno mayoritas teman saya memilikinya di handphone mereka bahkan ada juga cewek-cewek yang menyimpan video
porno”
b. Perpanjangan waktu penelitian
Perpanjangan waktu penelitian dilakukan peneliti untuk meningkatkan kredibilitas data karena data yang didapat sebelumnya dianggap masih kurang, sehingga peneliti perlu melakukan observasi di salah satu warung internet kembali dan wawancara lagi terhadap informan sebelumnya dan perpanjangan waktu yang dibutuhkan peneliti kurang lebih dua bulan.
2. Keteralihan (transferability)
Konsep ini menggantikan validitas eksternal dimana dalam konteks ini, penulis berperan untuk membantu pembaca memindahkan pengetahuan khusus yang diperoleh dari temuan-temuan sebuah riset pada latar/situasi lain. Proses transferability yang dilakukan peneliti meliputi :
1. Penyusunan proposal, tapatnya ketika penulis menguraikan karakteristik situasi yang menjadi pusat perhatian, gambaran lokasi, serta menunjukkan bagaimana sampel akan dipilih.
2. Melakukan riset untuk mengungkap masalah yang diteliti.
3. Melakukan pengkajian hasil riset untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian dan menentukan kesimpulan hasil penelitian.
3. Tingkat ketergantungan (dependability)
Kredibilitas dan tingkat ketergantungan berhubungan erat. Kriteria tingkat ketergantungan menggantikan gagasan tentang reliabilitas. Agar temuan riset dapat dikaitkan (dengan yang lain), maka temuan tersebut harus konsisten dan akurat. Konteks riset juga harus diuraikan secara detail. Salah satu cara
untuk memenuhi kriteria dependability adalah dengan menunjukkan audit keseluruhan proses aktifitas penelitian. Tahapan yang dilakukan peneliti dalam proses audit yaitu :
1. Tahap awal mengadakan pertemuan antara auditor (dosen pembimbing) dengan auditi (peneliti) untuk menemukan kesepakatan apakah penelitian diteruskan,diteruskan dengan perubahan atau dihentikan. Berdasarkan hasil kesepakatan setelah melakukan pertemuan antara auditor dan auditi penelitian ini diteruskan dan proses auditing diadakan selama proses studi.
2. Tahap selanjutnya setelah ditemukan kesepakatan bahwa penelitian diteruskan peneliti bertugas menyediakan data yang diperlukan dalam penelitian yang kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk tulisan agar pembaca mudah memehami. Auditor bertugas mempelajari hasil bahasan peneliti dan meminta penjelasan seperlunya dari peneliti.
3. Menguji keabsahan data menggunakan metode yang sesuai dengan jenis penelitian.
4. Dapat di konfirmasikan (confirmability)
Confirmability merupakan teknik keabsahan data untuk membuktikan
apakah hasil penelitian dapat diuji kepastianya. Teknik confirmability sekilas mirip dengan teknik dependability karena ini merupakan tahap ahir dari proses auditing. Tahap ini mengaudit kepastian hasil penelitian apakah hasil tersebut benar-benar berasal dari data. Untuk mengkonfirmasi hasil
penelitian diperlukan auditor dengan menelusuri dari mana data tersebut berasal melalui catatan hasil wawancara, dokumentasi, dan fakta yang ada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
a. Penyebaran pornografi di kota Bandar Lampung di kalangan remaja melalui media online, berawal dari beberapa remaja yang sengaja mendwoanload video porno dari warung internet atau handphone. Kemudian menyebar dikalangan remaja dengan cara bertukar video antar teman saat mereka berkumpul.
b. Belum ada upaya dari pemerintah Kota Bandar Lampung untuk menanggulangi penyebaran pornografi di kalangan remaja terutama penyebaran melalui media online. Karena hingga saat ini belum ada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kota Bandar Lampung untuk menagatasi masalah penyebaran pornografi.
c. Belum adanya kebijakan membuat penanggulangan pornografi nenemui beberapa kendala yang menjadi faktor penghambat bagi pemerintah kota Bandar Lampung untuk menanggulangi penyebaran pornografi, yang terdiri dari :
a. Belum ada peraturan daerah sebagai dasar tindakan pencegahan dan acuan untuk mencegah penyebaran pornografi.
b. Belum terjalin kordinasi antar dinas-dinas yang bertanggungjawab menaggulangi penyebaran pornografi. c. Belum ada program penyuluhan mengenai bahaya
pornografi dari pemerintah kepada masyarakat karena belum ada kebijakan dan dana untuk membiayai program tersebut. d. Sulitnya mengontrol penyebaran pornografi melalui media
online melalui barang elektronik milik pribadi yang dapat langsung terkoneksi dengan internet seperti handpone dan laptop atau komputer.
2) Faktor eksternal
a. Banyak warung internet di kota Bandar Lampung yang menempel menghimbauan bagi para penggunanya untuk tidak mengakses situs porno karena berbagai alasan diantaranya takut kehilangan pelanggan warung internet. b. Pergaulan antar remaja yang mulai terbiasa dengan hal yang
berbau porno dan mulai menganggap tayangan porno wajar ditonton. Sekarang ini bagi para remaja melihat video porno adalah hal biasa dan mereka juga tidak merasa malu untuk saling berbagi video porno antar teman melalui handphone
atau laptop bahkan download langsung dari berbagai situs di internet.
c. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka mengenai pengaruh penyebaran pornografi untuk anak mereka, hal ini terjadi karena sosialisasi pada orang tua mengenai bahaya pornografi bagi remaja belum dilakukan oleh pemerintah.
B.Saran
Berdasarkan dari kesimpulan maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
a. Untuk mengatasi maslah penyebaran pornografi di kalangan remaja melalui media online pemerintah harus segera menyusun pembentukan tim anti pornografi dan mengkordinasikan dinas-dinas terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulangi penyebaran pornografi. Setidaknya pemerintah harus membuat program khusus untuk mensosialisasikan bahaya pornografi setiap tahunnya, terutama dalam program yang oleh BKKB dan Pemberdayaan Perempuan sebagi pihak yang turut bertanggung jawab dalam memberdayakan perempuan dan anak. Karena dalam pornografi perempuan dan anak termasuk sering dijadikan objeknya dan untuk anak termasuk remaja dengan adanya sosialisasi dapat dijadikan pegangan bahwa pornografi berbahaya bagi perkembangan pisikologis mereka.
b. Untuk meminimalisir hambatan penanggulangan penyebaran pornografi pemerintah harus sigap merespon masalah pornografi tersebut dengan melakukan berbagai terobosan antara lain :
1) Memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada para orang tua mengenai yang memiliki anak usia sekolah khususnya, untuk
tidak memanjakan anak mereka dengan memberikan berbagai fasilitas elektronik yang dirasa belum sesuai mereka gunakan. Dan jika meraka menganggap memberikan handphone penting untuk anak mereka, para orang tua diharapkan mampu mengawasi perkembangan anak-anak mereka.
2) Pemerintah harus lebih sering melakukan investigasi mendadak keberbagai warung internet di kota Bandar Lampung untuk menekan penyebaran pornografi melaui warnet dan memberikan peringatan keras atau sangsi bagi pengusaha warung internet yang tidak mem-blacklist situs-situs porno di warung internet mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ensklopedia Nasional Indonesia. 1990. JILID 13 PER PY. Cipta Adi Perkasa: Jakarta
Hurlock, ElizabethB. 1999. Perkembangan dan Pertumbuhan Anak. Erlangga: Jakarta
Jumiran. 2005. Modul Pembelajaran Internet. Dinas Pendidikan: Tanggamus Kusumastuti, Frida. 2010. Media dengarkan Aku. Mata Padi Pressindo: Malang Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian dan Pendidikan. Yayasan
Kampusina: Surabaya
Lesmana, Tjipta. 1995. Pornografi dalam Media Massa. Puspa Swara: Jakarta Nurudin. 2007. Pengantar Komunoikasi Massa. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Maleong, I.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung
McQuial, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Erlangga: Jakarta Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
PER PY. 1990. Ensklopedia Nasional Indonesia. Cipta Adi Perkasa: Jakarta Soekanto, Soejono. 2007. Sosiologi. Rajawali Pers: Jakarta
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Erlangga: Jakarta
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Alfabetha: Bandung
Vivian. 2007. Teori Komunikasi Massa. Wahyu. Erlangga: Jakarta
William, Brian. K dan Stacey C. Sawyer. 2007. Using Information Technology
(Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi). ANDI: Yogyakarta.
Sumber hukum:
Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
Sumber Lain :
Radar Lampung Sabtu, 12 February 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung diakses Senin, 1 April 2013 pukul 12:45 WIB
http//litbang-sulsel.go.id/mediap-penyebar-pornografi, diakses Minggu 16 September 2012, 09 : 15 WIB
http://news.okezone.com/read/2008/03/28/1/95319/pencekalan-askes-situs-porno-banyak-tantangan diakses Senin 19 November 2012pukul12:00 WIB
http://news.okezone.com/read/2008/03/27/1/95013/uu-ite-diharapkan-perkuat-uu-hpornografi, diakses senin 19 November 2012, 12:10
http://portal.paseban.com/article/8911/pengertian-sistem-operasi-smartphone-populerdiakses Senin, 15 7:30 WIB
http://terasmedan.com/sidang-kasus-asusila-andhika-digelar-terbuka diakses selasa 11 Juni 2013 pukul 15:10 WIB
http://radarlampung.co.id/read/berita-utama/21751-maraknya-peredaran-video-porno-di-bandarlampung diakses senin 19 November 2012, 12:10 WIB http//radarsolo.com/Ari-Perdana/situs-porno-diindonesia, diakses Minggu, 22
April 2012, 16:18 WIB
http://rakyatlampung.co.id/new/berita-utama/berita-lainnya/3304-24-mahasiswi-dicabul-beruntun.html diakses Senin 19 November 2012, 12:00 WIB
http://ridwanaz.com/teknologi/handphone/pengertian-blackberry-smartphone-blackberry//diakses Senin, 15
http//VIVAnews/Muhammad Firman/Ilustrasi-situs-pornografi-diInternet, diakses Senin 9 April 2012 13:15 WIB
http//Wikipedia/sejarah-pengertian-pornografi, diakses Senin, 9 April 2012 13:15 WIB
http//Wikipedia/sejarah pornografi, diakses Senin, 9 April 2012 13:15 WIB
http://www.bandarlampunkota.go.id diakses Senin, 1 April 2013 pukul 12:45 WIB http//Smartphone Adalah - Definisi Lengkap Versi Pakar Teknologi dan
Tekonke.htm diakses Jumat,
http://komnasPA.co/pornogarfi-dikalanganremaja-memprihatinkan, diakses Senin 19 November 2013, 12:40