• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN WAWANCARA

F. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) atas keandalan (realibilitas). Derajat kepercayaan atau kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Peneliti kualitatif menyebut standar tersebut dengan keabsahn data. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, ayitu:

1. Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainaan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan pengguna sumber data, metode, dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data melalui beberapa sumber lain dengan melakukan wawancara ke beberapa informan yakni dari pihak yang bersangkutan. Selain itu, peneliti melakukan triangulai dengan membandingkan data yang diperoleh melalui sember wawancara, dokumentasi dan observasi di lapangan.

50

2. Kecukupan referensial

Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat diguunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan referensial dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan penelitian ini untuk menguji kembali data yang ada.

3. Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan subtitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif. Relibialitas merupakan syarat bagi validitas. Dalam penelitian kualitaif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa meberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya. Dan untuk mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti akan selalu mendiskuisikannya dengan pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan taraf kebenaran data serta penafsirannya. Untuk itu peneliti perlu menyediakan data mentah, hasil analisis dan data hasil sintesis data serta catatan mengenai proses yangdigunakan.

4. Kepastian (Confirmability)

Dalam penelitian kualitatif uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian (confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya

51

ada. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah objektif. Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti dalam hal ini melakukan pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan derajat ketelitian serta tlaah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

116

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung (studi pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung), maka dapat beberapa hal yaitu :

1. Dari keempat fungsi manajemen sebagai pelaksanaan manjemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung yaitu Planning, organizing, actuating dan controlling maka dapat disimpulkan planning dalam manjemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung masih terbatasnya sarana dan prasarana kebersihan, termasuk jumlah armada angkutan sampah. oleh karena itu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung selalu berupaya untuk meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang ada. Selanjutnya organizing terlihat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung memiliki pekerja dengan jumlah yang masih relatif sedikit dibandingkan dengan beban kerja yang harus di selesaikan khususnya pengumpulan dan pengangkutan sampah. Kemudian actuating adanya pemberian motivasi kepada bawahan sebagai upaya untuk meningkatkan semangat dalam bekerja dan melaksanakan tugasnya demi tercapainya tujuan. Terakhir controlling yang dilkaukan masih belum berjalan dengan maksimal,

117

hal ini dikarenakan masih banyaknya petugas di lapangan yang kurang serius dalam menjalankan tugasnya.

2. Faktor-faktor penyebab manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal adalah bahwa dalam pengembangan dan peningkatan aspek pelayanan seperti pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengelolaan sampah, pemrosesan akhir, dan penerapan 3R belum dilakukan, hal ini dikarenakan saat ini manajemen pengelolaan sampah masih dengan menggunakan sistem terbuka (open dumping), sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun, namun jika dibiarkan begitu saja, bahkan sampai bisa menjadi gunungan sampah yang sangat membahayakan baik dai segi lingkungan maupun dari segi kesehatan manusia. Kemudian dari peran serta masyarakat masih terlihat minim, hal ini dikarenakan perilaku masyarakat yang sulit diubah dan kurangnya kesadaran akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Selanjutnya pengaturan tentang pengelolaan sampah belum dibentuknya peraturan daerah atau peraturan walikota yang berpedoman pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

B. Saran

Adapun hal – hal yang dapat dijadikan masukan atau bahan pertimbangan dalam manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung, yaitu :

118

1. Menambah jumlah pekerja khususnya di bidang Kebersihan agar Pengelolaan Sampah di Kota Bandar Lampung dapat berjalan lebih efektif dari sebelumnya.

2. Mengembangkan lokasi-lokasi percontohan peran serta masyarakat dalam kegiatan kebersihan atau persampahan serta mempromosikan program kegiatan 3R, kegiatan persampahan (pengelolaan daur ulang) yang berorientasi peningkatan sumber daya manusia, lingkungan dan ekonomi. 3. Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui pendidikan

formal sejak dini, penyuluhan yang intensif, terpadu dan terus menerus . 4. Sebaiknya harus ada sinkronisasi baik dari Perda sebagai payung hukum dan

juga pelaksanaan teknis dilapangan antara retribusi dengan pengelolaanya. Pengelolaan sampah disini merupakan pra syarat untuk mendapatkan hasil (retribusi sampah) yang maksimal. Jika pengelolaanya sudah baik dari segi SDM hingga sarana dan prasaran maka hasil yang didapatkan dari kegiatan retribusi sampah dapat maksimal, sehingga kontribusi retribusi sampah dapat signifikan menyumbang PAD Kota Bandar Lampung.

Dokumen terkait