ABSTRACT
MANAGEMENT OF WASTE DISPOSAL IN THE CITY OF BANDAR LAMPUNG
(Study at the Office of Waste and Landscaping in Municipal City of Bandar Lampung)
By
NURUL CHUSNA NASUTION
This research is aimed to find out and describe the factors affecting inoptimal waste management system in Bandar Lampung city. The data collecting used is the observation, interview, and documentation.Based on the result and discussion there are four management function as the implementation of waste management system in Bandar Lampung, which are planning, organizing, actuating, and controlling. It can be concluded that the planning made by the Office of Waste and Landscaping of Bandar Lampung Municipal City is to restore the facility and infrastructure in managing waste and also to form a unit task or garbage city patrol in 2014. Besides it, the organizing function done in cooperation with other Public Offices in managing the waste, eventhough there has been addition contract employee, but it still not fulfilled the workload. And then, in actuating side, there is motivation building as an effort to boost up the passion in working and to do the job for the attainment of the targets.The controlling aspect that has been implemented by the Office of Waste and Landscaping of Bandar Lampung does not work optimally, owing to the fact that there are many officers who do their job unseriously.
The factors affecting the garbage management system in Bandar Lampung City does not run maximally are, firstly, in the development and improving the service aspecy is still using the open dumping system (throw away the garbage directly to the Final Disposal Field) that is very injurious to good dai terms environment as well as in terms of human health. Secondly is the lack of the society role, where people’s behaviour which is very hard to be changed and lack of awaraness and care regarding environment cleanliness. The last is the absence of the act regarding waste management, where the act of municipal city or major law referred is the Act of Republic of Indonesia No. 18 Year 2008 about Garbage Management.
ABSTRAK
MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung)
Oleh
NURUL CHUSNA NASUTION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikanfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mengapa manajemen pengelolaan sampah di kota Bandar Lampung belum berjalan optimal. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.Berdasarkan hasil dalam pembahasan ada empat fungsi fungsi manajemen sebagai pelaksanaan manjemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung yaitu planning, organizing, actuating dan controlling.Dapat dilihat bahwaplanning yang dibuat oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota di Bandar Lampung yaitu memperbaiki saranan dan prasarana dalam pengelolaan sampah dan tahun 2014 akan dibentuk satgas (satuan tugas) atau patroli sampah. Selanjutnya dari aspek organizingyang dilakukan bekerja sama dengan Dinas lain dalam pengelolaan sampah, walaupun sudah ada penambahan tenaga kontrak namun dari jumlah personil masih minim. Kemudian dari segi actuatingadalah adanya pemberian motivasi kepada bawahan sebagai upaya untuk meningkatkan semangat dalam bekerja dan melaksanakan tugasnya demi tercapainya tujuan. Controlling yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung belum berjalan dengan maksimal, masih banyaknya petugas di lapangan yang kurang serius dalam menjalankan tugasnya.
sulit diubah dan kurangnya kesadaran akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Selanjutnya pengaturan tentang pengelolaan sampah belum dibentuknya peraturan daerah atau peraturan walikota, selama ini acuannya yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Truk pengangkut sampah yang berada di dekata Pasar Tamin ... 68
2. Contoh kotak sampah yang berada di pratokol jalan ... 70
3. Struktur organisasi pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung ... 74
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Tentang Manajemen ... 9
1. Pengertian Manajemen ... 9
2. Fungsi-fungsi Manajemen ... 10
A. Planning (Perencanaan) ... 10
B. Organizing (Pengorganisasian) ... 11
C. Actuating (Penggerakan) ... 13
D. Controling (Pengawasan) ... 14
B. Tinjauan Tentang Sampah ... 15
1. Sampah ... 15
2. Macam-macam Sampah ... 16
3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Sampah... 23
4. Dampak Dari Sampah ... 24
C. Tinjauan Tentang Pengelolaan Sampah ... 27
1. Sistem Pengelolaan Sampah ... 27
2. Mekanisme Pengelolaan Sampah ... 28
3. Aspek Sistem Teknis Operasional Pengelolaan Sampah ... 31
5. Manfaat Pengolahan Sampah ... 34
D. Tinjauan Tentang Manajemen Pengelolaan Sampah ... 35
E. Kebijakan Sampah ... 36
1. Sejarah Kota Bandar Lampung ... 52
2. Geografi ... 53
3. Kondisi Topografi dan Hidrologi... 54
4. Kondisi Demmografi ... 56
B. Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung ... 58
1. Tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung ... 60
2. Sumber daya manusia Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung ... 61
3. Visi dan misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung ... 63
4. Struktur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. 63 C. Penyajian Data ... 66
1. Pelaksanaan manjemen Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dalam pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung ... 65
A. Planning (Perencanaan) ... 65
B. Organizing (Pengorganisasian) ... 72
C. Actuating (Penggerakan) ... 79
2. Faktor-faktor penyebab manajemen pengelolaan sampah di Kota
Bandar Lampung belum berjalan optimal... 86
D. Pembahasan ... 92
V. PENUTUP ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Saran ... 117
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Penduduk dan Volume Sampah Dari Tahun 2005-2001 ... 5
2. Daftar Informan Wawancara ... 46
3. Data Wilayah Administrasi Kota Bandar Laampung... 54
4. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Dari Tahun 2006-2010 ... 57
5. Jumlah Pegawai Sesui Dengan Pangkat / Gol ... 61
6. Jumlah Pegawai sesuai Dengan Pendidikan ... 61
7. Jumlah Pegawai sesuai Dengan Tempat Kerja ... 62
8. Jumlah Pegawai sesuai Dengan Bidang Tugas ... 62
MOTO
“Sesungguhnyaistiqomah, kemuliaandanilmubagiandarisendi Islam”
(Hasan Albana)
“Kesuksesan besar adalah milik mereka yang menyandarkan diri kepada Yaang Maha Besaar”
(Zero To Hero)
Hanyamimpidankeyakinan yang
bisamembuatmanusiaberbedadenganmakhluklainnya, Hanyamimpidankeyakinan yang
bisamembuatmanusiasangatistimewadimata sang penciptadan yang bisadilakukanolehmakhluk yang bernamamanusiaterhadapmimpi-mimpidankeyakinannyaadalahmerekahanyatinggalmempercayainyaperca
yapada 5cm didepankeningkamu." (5 cm)
PERSEMBAHAN
Karya dan kerja keras ini kupersembahkan untuk
Ibu tercinta & Ayahku tercinta (Alm)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama lengkap Nurul Chusna Nasution, lahir di
Ketiau pada tanggal 02 Mei 1991 dari pasangan Bapak M. Alwi Nasution (Alm) dan Zubaidah Lubis dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan yang
ditempuh oleh peneliti yaitu dimulai dari TK PGRI Tanjung Batu pada tahun 1995, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD N 1 Tanjung Batu pada tahun 1997. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan lanjut tingkat pertama pada tahun 2003 di SMP N 1 Tanjung Batu, lalu peneliti melanjutkan pendidikan tingkat
menengah atas di SMA N 1 Tanjung Batu pada tahun 2006.
Pada tahun 2009 peneliti melanjutkan studi perguruan tinggi di Universitas
Lampung dan diterima sebagai mahasiswa Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selain itu juga peneliti mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Panjang Selatan Kota Bandar Lampung, selama melaksanakan KKN
tersebut peneliti banyak sekali mendapatkan pelajaran yang berharga yang mungkin tidak pernah peneliti dapat di bangku kuliah.
Selama menjadi mahasiswa penulis coba ikut aktif dalam berbagai organisasi di
Studi Pengembangan Islam) sebagai Laskar Muda FSPI (LMF) dan di BEM U
KBM UNILA sebagai Korps Muda Bem (KMB) angakatn V. Kemudian pada tahun 2010 penulis merasa sangat tertarik dengan mengikuti organisasi di kampus,
dan pada akhirnya penulis mendaftarkan diri menjadi staff di BEM U KBM UNILA di Departemen Kesejahteraan Mahasiswa (KESMA), selanjutnya tahun
2011 penulis mendapat amanah di KAMMI UNILA di Tim Inti Divisi Riset dan Advokasi sebagai staff. Kemudian pada tahun 2012 penulis mendapat amanah di DPM U (Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas) sebagai sekretaris di Komisi
III, selanjutnya di tahun 2012 juga penulis ikut berperan serta dalam organisasi lingkungan di KOPHI Lampung (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia Lampung) dan
SANWACANA
Assallamualaikum Wr Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
atas kenikmatan, kekuatan, rezeki, dan kemudahan yang tiada henti diberikann kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota Bandar Laampung (Studi Pada Dinas Kebersihan dan Pertamana Kota Bandar
Lampung)” dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada
jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dna Ilmu Politik, Univessitas Lampung.
Sudah sepantasnya, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, arahan, dan bantuan
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung beserta jajaran Dekanat.
2. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Administrasi
3. Ibu Dewi Brima Atika, S.IP. M.SI, selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
4. Bapak Simon Sumanjoyo, S.AN, M.PA, sebagai dosen pembimbing utama
yang telah banyak memberi arahan, saran dan nasehat sehingga penulis dapat memperbaiki dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Fery Triatmojo, S.AN., M.PA, sebagai penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan dan menyempurnakan skripsi ini.
6. Segenap civitas akademika, dosen pengajar atas bimbingan dan ilmu yang
telah diberikan, serta para karyawan yang ramah atas segala bantuannya yang
telah diberikan.
7. Keluarga tercinta penulis, Ibu , Ayah ku yang sudah pergi meninggalkan kami,
dan adikku tercinta. Terimakasih telah mengisi hidup penulis dengan
keseharian yang sederhana, semoga kecukupan dan kenikmatan dari Allah SWT selalu kita syukuri yang pasti nanti berbuah kebahagiaan tiada tara. Aku selalu menyangimu Ayah, dan anakmu akan selalu mendoakanmu. I Love
You.
8. Sobat-sobat ku the best friend, Nina, Dina, dan Septi (. Senang rasanya bisa
memiliki sahabat seperti kalian, terima kasih telah menghabiskan sebagian waktu bersama selama 4 tahun lamanya, semoga kita bisa menuai kesuksesan dunia dan akhirat sesuai versi kita masing-masing.
9. Teman-teman Alaseroban 2009, terimakasih atas bantuan dan doanya serta
yang belum semoga di beri kemudahan oleh Allah SWT, dan yang sedang
berkutat pada skripsinya semoga cepat menyelesaikan studinya.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan di FSPI Akhwat tangguh 2009, Tika (ayo upin
buruan kerjain skripsinya nnti ditinggal sama teman-teman yang lain), Hanifah (terimakasih atas pinjaman mototrnya ya), Windi, Yurlian (semangat yur bimbingannya, Ganbate), Neneng (ayo neng semangat, tinggal satu level lagi),
mbk Dian (kita semua kangen sama mbk dian, miss you mbk) , Ratih dan mbk Jule (ukhti sholehah kapan kita berpetualang lagi), Dini, (ditunggu job kerja
buat aku ya din), Mutia (sukses buat mutia), Zakiyah, Inayah, Ayu, Eli Mey dan Yuli. Bahagia bertemu dengan kalian, rasanya belum cukup waktu 4 tahun
bersama untuk mengenal dan mengukir hari dan berpetualangan bersama kalian. Ukhuwah ini terasa indah dan tidak akan bisa dilupakan sampai kapanpun. Semoga ukhuwah kita tidak putus walau kita akan jarang untuk
menikmati kebersamaan seperti yang dulu.
11. Sahabat-sahabat perjuangan FSPI 2010-2012, teruslah bersemangat
bahu-membahu dalam agenda Dakwah. Memang hanya segelintir saja yang mau
berdakwah, namun justru dari yang segelintir adalah pribadi-pribadi yang nanti menjadi orang yang dapat diandalkan.
12. Keluarga kecil Kesma Rangers Crew, kak Jojo, kak Umam, mbk Zi, Hanifah,
Nurul, kak Yogi, Davina, Malicia, Desty, Listi, kak Janwar, mbk Vicki, kak Kis, dan mbk Anggun. Terimakasih sudah memberi warna seperti pelangi
13. Keluarga besar BEM U KBM UNILA MCB CREW, terima kasih untuk
pengalaman dan kisah kalian semua. Semoga kelak kita semua dapat berkumpul lagi di lesehan hijau.
14. Temen-temen DPM Terhebat Seantero Jagad Raya, Tika, Ely, Nurul, Martini,
Mbk Dian, Mbk Vita, Herlin, Ipeh, Annalia, Imeh, Mbk Wirna, Neneng, Andika, Rulio, Roni, Yudho, Harun, Kak Nofra, Gigih, Kak Rizka, Kak Rizki,
Kak Dwi, dan kopral Riko. Merindukan saat bermain bulutangkis bersama kalian, main bola kasti di GSG, dan kumpul di lesehan hijau sambil makan
gorengan. Terimakasih sudah memberi hiburan yang berkesan dan tak akan bisa dilupakan sampai kapanpun. Sukses buat kalian semua.
15. Teman-teman KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) Lampung,
terimakasih sudah mengajarkan saya untuk cinta terhadap lingkungan. Mengenal teman-teman dari berbagai daerah yang sangat peduli terhadap
lingkungan nya dan tidak pernah berhenti untuk menjaga lingkungan ini. Go green..!!!!
16. Seluruh keluarga besar Administrasi Negara FISIP Unila, terima kasih untuk
bantuannya
17. Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu
Akhir kata, penulis berharap memperoleh saran yang membangun, sehingga pada
kesempatan berikutnya penulis dapat menjadi lebih baik. Peulis juga berharap dari karya yang sederhana ini mampu berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,
TABEL TRIANGULASI DATA
I. Pelaksanaan manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung 1. Planning (Perencanaan)
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SS. MM memperbaiki sarana dan prasarana, mulai dari armadanya, sistem operasional kerjanya, lalu kemudian kita tambah ada pembentukan satgas (satuan tugas) atau patroli sampah dimana patroli sampah itu dibantu dengan sarana , mobil patroli, yang dilengkapi sirine dan toa, jadi ketika ada yang membuang sampah dijalan satgas ini akan memberi peringatan dengan peengeras suara”.
Perencanaan yang dilakukan yaitu memperbaiki sarana dan prasaranan dan memberntuk satuan tugas berupa mobil patroli sampah sebagai peringatan bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan..
2. Drs. Farid Yunuza, MM (Kepala Subbag Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi)
“Kita sedang memperbaiki kendaaraan kita yang tidak layak pakai lagi, dan kita ada penambahan satgas untuk memaksimalkan pengelolaan sampah ini. Lalu dalam manajemen pengelolaan sampah
Disbertam memang pengelola inti dalam peneglolaan sampah ini, tapi kita juga melibatkan dinas lain juga untuk membantu kita seperti Dinas Pasar dan Dinas Perhubungan, kalau yang kita lakukan saat ini ya baru seperti itu“.
3. Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang Kebersihan)
“Perencanaan yang kami dilakukan saat ini dengan memperbaiki sarana dan prasaranan kendaraan. Tadinya mobil kita tua semua, dibawah tahun 2000, sekarang sudah lebih dari 30 mobil yang sudah ada.Kemudian untuk menambah intensitas dilapangan kita membentuk Satgas (satuan tugas), untuk sementara satgas berada di jalan pratokol kota untuk membackup sampah - sampah yang bertaburan dan yang di buang sembaragan oleh masyarakat lewat kendaraan“.
Memperbaiki sarana dan prasarana seperti mobil truk sampah dengan penambahan sekitar 30 mobil.
4. Djoko Indiarto, SE (Kepala Seksi Pengamanan Sampah dan Tinja)
“Perencanaan yang dilakukan yang ada untuk saat sekarang ini mulai menambah armada pengangkut sampah dari unit terkecil seperti gerobak sampah yang masih minim”.
Melakukan penamabahan gerobak sampah yang masih minim khususnya pengangkut sampah untuk rumah tanga.
5. Mashabi (Manager Program) LSM Mitra Bentala
“Kalau kita LSM lingkungan, berbicara masalah sampah sejak berdirinya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung sampe sekarang ini belum begitu efektif, apalagi berbicara masalah sampah kan menyangkut
perilaku sesorang atau kebiasaan. Ini yang harus dilakukan, dan untuk melakukan itu butuh proses. Kalau saya lihat di Kota Bandar Lampung baru tahap mendorong untuk pengelolaaan sampah, dibilang terlambat enggak juga tapi dibilang terlabat ya terlambat. Saya melihat di Kota Bandar Lampung justru baru ada penyediaan kotak sampah organik dan anorganik, nah meskipun itu sudah dipisahkan ketika diambil oleh sokli dan petugas pengangkut sampah malah sampah itu jadi satu lagi, sehingga pegelolaan sampah ya tidak tunts akhirnya. Nah mestinya peran pemerintah disitu sampah organik dan anorgaanik dikelola“.
menjadi satu lagi di dalam mobil truk sampah.
6. Lili(masyarakat Kota Bandar Lampung)
“Kalau ditanya soal apa yang dilakukan olehDinas tersebut dalam manajemen pengelolaan sampah kurang bergitu tau, selama ini semua sampah di rumah saya ada tukang sampah yang mengambilnya, jadi kalau sampah dirumah penuh saya taruh didepan rumah dan nnti tukanag sampah yang ngambilin sampah di rumah – rumah”.
Masyarakat belum begitu mengetahui tentang rencana yang dilakukann oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dalam manajemen pengelolaan sampah.
Kesimpulan:
2. Organizing (Pengorganisasian)
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SS. MM (Sekretaris Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung)
“Pembagian kerja sudah berjalan sesuai dengn tugas dan wewenangnya masing - masing, seperti dengan Dinas Pasar yang membantu pengelolaan sampah di pasar bambu kuning, pasar semen, pasar pasir gintung, pasar tugu, pasar kangkung, dan panjang . Selanjutnya Dinas perhubungan membantu pengelolaan sampah di lingkungan terminal seperti terminal rajabasa, terminal ramayana pasar bawah, terminal kemiling, terminal sukaraja, terminal panjang. Selain itu Dinas PU juga membantu pengelolaan sampah di gorong-gororng. Lalu kita juga bekerja samap kerja sama dengan LSM seperti Mitra Bentala, Walhi, dan Watala yang membantu sampah di daerah pesisir pantai“.
Pengorganisasian yang dilakukan dengan di bantu oleh Dinas Pasar, Dinas Perhubungan dan Dinas PU. Serta bekerja sama dengan LSM seperti Mitra Bintala, Walhi, dan Watala.
2. Bapak Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang
Kebersihan)
“Terkait pengorganisasian untuk saat ini kita otomatis bekerja sama dengan Dinas Pasar, jika terjadi trouble dalam hal pengangkutan disbertam turut membantu, kemudian dengan Dinas Perhubungan dalam rangka pembersihan di terminal
dan dnegan dinas PU membersihkan di gorong-gorong jalan protokol. Kita Selalu berkoordinasi dengan instansi lain dan saling mendukung dalam menjaga kebersihan di kota bandar lampung,. Terus dengan LSM kita juga bekerja sama dengan Mitra Bentala, Watala,Walhi tentang kebersihan di bandaran sungai dan pesisir pantai. Mereka menggiatkan masyarakat dilapangan dan dibertam menyiapkan kendaraannya untuk megangkut sampah yang berada dilingkungan masyarakat”.
Bentala, Watala, dan Walhi.
3. Drs. Farid Yunuza, MM (Kepala Subbag
penyusunan Program, monitoring dan Evaluasi )
“Untuk personil disbertam sendiri selaku pengelola inti belum begitu efektif, kita sebisa mungkin mencukupi jumlah personil yang ada walaupun sebenarnya kita masih kekurangan dalam jumlah personil apalagi dalam pengelolaan sampah, tapi kita sudah cukup terbantu dengan tenaga kontrak dari pak walikota, jadi kita memaksimalkan personil dalam bekerja apalagi dalam pengelolan sampah”.
Jumlah personil yang ada saat ini masih minim sehingga pengelolaan sampah belum begitu efektif,namun hal ini cukup terbantu dengan penambahan tenaga kontrak untuk memaksimalkan dalam pengelolaan sampah.
4. Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang Kebersihan)
“Kalau personil disbertam memaksimalkan, dibilang efektif benar juga belum. Tingkat kebersihan kota bandarlampung berubah secara signifikan,jadi kita mengoptimalkan yang ada walaupun yang namanya kurang selalu kurang tapi
kita harus mensyukuri bahwa kita sudah cukup diperhatikan oleh pak walikota baik sarana dan prasarana maupun personil kita selalu di dukung sama pak walikota”.
5. Bapak Mashabi (Manajer Program) LSM Mitra Bentala
“Kalau untuk jumlah personil itu saya kurang tau persis, tapi saya melihat masih sangat kurang dengan jumlah penduduk dan jumlah volume sampah yang ada saat ini”.
jumlah personil terlihat masih kurang, apalgi dengan jumlah penduduk yang sering bertambah setiap tahunnya membuat volume sampah menjadi bertambah.
Kesimpulan :
3. Actuating (Penggerakan)
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SH MM (Sekretaris Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung)
“Dalam melaksaanakan pengelolaan sampah, biasanya kita melakukan kegiatanrutin atau rapat koodinasi yang setiap bulannya, selain itu juga kita melakukan rapat koodinasi dengan instansi lain dalam melaksanakan program kerja. Jadi, dalam rapat ini kita membahas apa-apa saja yang hendak dilakukan serta bagaimana dalam rapat tersebut kita diarahkan dan mengajak mereka agar mau bekerjasama dalam menyelesaikan program-program yang ada”.
Penggerakan yang dilakukan dengan rapat rutin setiap sebulan sekali bersama instansi lain membahas terkait program kerja yang hendak dilakukan bersama.
2. Drs. Farid Yunuza, MM (Kepala Subbag
penyusunan Program, monitoring dan Evaluasi )
“Pemberian motivasi kita lakukan setiap waktu mulai dari pemberian instruksi dari kepala dinas pada saat apel, instruksi kadis pada rapat koordinasi di ikuti oleh seluruh unsur dinas sampai ke kepala UPT, pemberian insensif dan reward dari pegawai sampai petugas lapangan, pemberian sanksi bagi petugas yang malas berupa penundaan gaji atau honor”.
3. Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang Kebersihan)
“Untuk memotivasi para pegawai kita selalu memotivasi, kita beri arahan dan kita membimbing, buat pekerja yang sesuai dengan aturan dan semangat dalam bekerja biasanya kita beri insentif, itu yang kita lakukan agar para pegawai tetap semangat dalam bekerja”.
Motivasi yang dilakukan memberi arahan dan bimbingan bagi npara pegawai agar semangat dalam bekerja.
4. Djoko Indiarto, SE (Kepala Seksi
Pengamanan Sampah dan Tinja)
“Pemberian motivasi disinikita selalu berikan arahan, kita ajarkan, dan diberi bimbingan. Lalu apabila mereka ada kendaladalam pekerjaan mereka kita mengadakan rapat koordinasi”.
Memberikan arahan di ajarkan dan dibimbing, serta jika ada kendala mengadakan rapat koordinasi untuk memecahkan suatu kendala dalam pekerjaan mereka.
Kesimpulan :
Pengerakan yang dilakukan dengan melkukan rapat rutin setiap bulan, dan tidak lupa juga memberikan arahan terkait tugas dari masing masing pekerjaan.
4. Controlling (Pengawasan)
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SH, MM (Sekretaris Dinas Kebersihan dan
“Pengawasan yang dilakukan berjenjang mulai dari atas, Kepala Dinas, Kabit, dan semuanya ikut turun kebawah melakukan sidaq. Turun di lapangan
Pertamanan Kota Bandar Lampung
bersama dengan kepala UPT selaku penanggungjawab wilayah, dibantu lagi oleh Kepala Rayon, untuk ikut serta mengawasi dan mengevaluasi petugas dilapangan mulai dari tukang sapu, kendaraan sarana dan prasarana dan angkutan sampah itu tetap diawasi, mulai daari mulai keluar jam kerja sampai dengan mereka melakukan pengangkutan sampai dengan jam 10 malam itu kita selalu melakukan pengawasan”.
2. Bapak Farid Yanuza, MM (Kepala Subbag,
Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi)
“Bentuk pengawasan yang dilakukan ada pegawasan melekat (pengawasan yang dilakukan dari atasan langsung terhadap bawahan langsung), lalu ada pengawasan fungsionalnya yang melekat dengan jabatan. Kemudian ada UPT membina kepala rayon, selaku pengawasorang-orang yang dilapangan
Pengawasan yang dilakukan dalam bentuk pengawasan melekat dan pengawasan funsional
3. Bapak Siswanto, SH, MM (Kepala
BidangKebersihan)
“Pengawasan selalu ada, adanya UPT di setiap kecamatan untuk melakukan pengawasan di tingkat kecamatan kalau di disbertam ada kabit operasional kebersihan. Artinya pengawasan dilakukan secara rutin berkala dan berjenjang dan selalu berkoordinasi dengan pihak pihak terkait,termasuk
UPT Kecamatan atau pun kelurahan”. 4. Djoko Indiarto, SE
(Kepala Seksi
Pengamanan Sampah dan Tinja)
“Selalu memonitoring kegiatan dalam pengelolaan sampah. Karena untuk melihat di mana yang menjadi kelemahan dari dinas kebersihan yang bekerja sama dengan dinas lain untuk selalu bisa diperbaiki dan sampai sekarang masih berjalan dengan baik”.
Melakukan pengawasan sebagai bentuk evaluasi dari kegian yang dilakukan bersama instansi lain.
Kesimpulan :
Selalu melakukan pengawasan yang dilakukan secara rutin, dimana pengawasan juga sebagai evaluasi dari kegiatan yang sudah dilakukan.
II. Faktor - faktor penyebab manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal
1. Pengembangan dan peningkatan aspek pelayanan seperti pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah,
pengelolaan sampah, pemrosesan akhir, dan penerapan 3R.
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang
“Belum dilakukan, terus terang sistem TPA masih dengan open dumping. Sistem pemisahan nya
Kebersihan) alami. Artinya seperti ini sistem pemisahan sampah dilakukan oleh knek kenek pengangkut sampah, tidak dilakukan secara aturan yang ada, ketika ada sampah dinaikin di mobil dan mereka sudah mulai memilah sampah - sampah tersebut, misalnya sampah plastik yang bisa dijual, jadi pemilahan dilakuakn secara alami, kemudian 3R belum dilaksanakan. Selain itu di TPS - TPS belum dubuat langsung pemilahan, sebenarnya aturannya gini, kita buat gedung habis itu kita masukkan sampah, habis itu ada pemilahan sampah , sampah yang tidak dapat diolah di bawak ke TPA. seperti aturannya, tapi untuk buat gedung dan lahan itu belum ada. Di kota besar jarang ada lahan yang luas, lahan TPA saja kita masih kurang”.
dumping.
2. Bapak Mashabi (Manajer Monitoring) LSM Mitra Bentala
“Mengenai pengembang dan peningkatan aspek pelayanan yang seperti itu untuk dikota bandar lampung itu belum dilakukan begitupun dengan 3R,kalausaya lihat dikota bandar lampung baru tahap mendorong untuk pengelolaaan sampah dibilang terlambat enggak juga tapi, dibilang terlambat ya terlambat. Kalu saya melihat di kota bandar lampung justru baru ada penyediaan kotak sampah organik dan anorganik, nah meskipun itu
sudah dipisahkan ketika diambil oleh sokli dan petugas pengangkut sampah malah sampah itu jadi satu lagi, sehingga pegelolaan sampah ya tidak tuntas akhirnya. Nah mestinya peran pemerintah disitu sampah organik dan anorganik dikelola”. Kesimpulan :
Pengembangan dan peningkatan aspek pelayanan seperti pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengelolaan sampah, pemrosesan akhir, dan penerapan 3R ini belum dilakukan, dan menjadikan suatu faktor dimana pengelolaan sampah belum berjalan optimal.
2. Peran Serta Masyarakat
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SH, MM (Sekretaris Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung)
“Kita sudah melakukan komunikasi dengan pembagian stiker dan surat edaran dari pak walikota terhadap masyarakat, masalahnya lebih kendala peran kesadaran masyarakat yang kurang peka tentang sampah ini”.
Kebersihan) diundang tokoh tokoh masyarakat, Rt, dan lain- lain. Dengan harapan orang - orang bisa memberikan motivasi kebawah artinya mulai dari pemilaha dan segala macan sudah di komunikasikan, namun tingkat kesadaran masyarakt masih kurang”.
3. Mashabi (Manajer Program) LSM Mitra Bentala
“Untuk komunikasi kemasyarakat sudah dilakukan, ya namanya juga menyangkut perilaku itu yanga gak susah untuk diubah, nah makanya kata saya yang lebih efektif adalah adanya pendidikan untuk usia dini agar mereka jadi membuang sampah pada tempatnya atau di tingkat rumah tangga bisa memanfaat kan sampah mereka sendiri”.
Masih sulitnya untuk mengubah perilaku masyarakat, dan meningkatkan kepedulian akan keberihan.
Kesimpulan :
3. Aspek Hukum (Pengaturan)
No Narasumber Isi wawancara Substansi Data
1. M. Fikri, SH, MM (Sekretaris Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung)
“Untuk masalah regulasi tentang pengelolaan sampah, sementara ini kita masih mengacunya pada Undang –undang Nomor 18 Tahun 2008”.
Regulasi tentang pengelolaan sampah masih kepada Undang – undang Nomor 18 Tahun 2008.
2. Siswanto, SH, MM (Kepala Bidang Kebersihan)
“Acuannya masih Undang –Undang Nomor 18 Tahun 2008, saat ini masih penyususnan Perda”.
Pengaturan hukum tentang pengelolaan sampah masih kepada Undang – undang Nomor 18 Tahun 2008
3. Mashabi (Manajer Program) LSM Mitra Bentala
“ Regulasi yang ada saat ini saya rasa tidak berguna dan tidak efektif, seharusnya buat Undang-undang yang real supaya regulasinya jelas”.
Regulasi yang ada belum dirasa cukup.
Kesimpulan :
PANDUAN WAWANCARA
Informan : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung Fokus I. Pelaksanaan manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar
Lampung
7. Planning (Perencanaan)
a. Apa rencana yang disusun dalam manajemen pengelolaan sampah di Kota
Bandar Lampung
b. Apa yang harus di lakukan?
8. Organizing (Pengorganisasian)
a. Bagaimana pembagian kerja yang dilakukan oleh aparat Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dalam manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung?
b. Apakah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung bekerja
sama dengan Instansi lain terkait dalam manajemen pengelolaan sampah
di Kota Bandar Lampung? Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan? c. Apakah jumlah personil yang ada pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Bandar Lampung sudah efektif dalam mengelola sampah di Kota
9. Actuating (Controling)
a. Apasaja yang sudah dilakukan oleh aparat Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung dalam mendorong atau pemberian
motivasi terhadap pegawai atau personil khususunya dalam manajemen engelolaan sampah?
10. Controlling (Pengawasan)
a. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung dalam manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung?
Fokus II. Faktor - faktor penyebab manajemen pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal
1. Bagaimana dengan alur pelayanan yang dilakukan ?
a. Apakah pelayanan yang dilakukan sudah sudah pada tahap pemilahan
sampah, pengumpulan sampah, pegankutan sampah, pengelolaan sampah,
pemrosesan akhir sampah dan penerapan 3R?
2. Bagaimana dengan partisipasi masyarakat dalam manajemen pengelolaan
sampah?
a. Apakah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota sudah menjalin
b. Masalah apa yang dihadapi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
dalam mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan?
3. Apakah regulasi mengenai pengelolaan sampah di Kota Bandar
Lampungsebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
PANDUAN WAWANCARA
Informan : Masyarakat
1. Menurut saudara bagaimana pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung
saat ini?
2. Menurut saudara apakah sudah ada peraturan (perda/perwali) yang sudah
cukup untuk mengatur pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah?
3. Apakah menurut saudara sudah ada kerjasama antara Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota dengan masyarakat dalam pengelolaan smapah di Kota
PANDUAN WAWANCARA
Informan : LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
1. Bagaimana pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung saat ini?
2. Apakah sudah ada peraturan (perda/perwali) yang sudah cukup untuk
mengatur pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung sebagai tindak lanjut
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah?
3. Bagaimana kerjasama antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kotadengan
Dokumentasi saat melakukan wawancara dengan Bapak Drs. Farid Yunuza, MM selaku Kepala Subbag Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Negara-negara maju telah melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi masalah tersebut, begitupun bagi pemerintah daerah dimanan persampahan merupakan masalah yang serius. Produksi sampah yang terus
menerus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan
ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Perkembangan laju volume timbunan sampah di kota
Bandar Lampung megalami peningkatan setiap tahunnya. Volume timbunan persampahan tergantung pada volume jenis sampah yang dihasilkan diantaranya
2
Dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan
lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit.
Beberapa dampak apabila sampah tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut (Suwerda, 2012:6) :
1. Sampah dapat menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi kotor. Hal ini
akan menjadi tempat yang subur bagi mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat sarang lalat,
tikus dan hewan liar lainnya.
2. Pembakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, dan memicu terjadinya pemansan global. 3. Pembusukan sampah apat menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat meresap ketanah, dan dapat menimbulkan pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang ke badan air akan mencemari sungai.
4. Pembuangan sampah kesungai atau badan air dapat menimbulkan
3
Peningkatan produksi sampah telah menimbulkan masalah pada lingkungan
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk perkotaan. Sementara, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga makin terbatas. Kondisi ini makin
memburuk manakala pengelolaan sampah di masing-masing daerah masih kurang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik. Jika pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi
sumber masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul dimasyarakat. Munculnya berbagai penyakit akibat pencemaran air, tanah, dan polusi udara
hanya sebagian kecil akibat dari buruknya pengelolaan sampah tersebut.
Kondisi tersebut terjadi pada Kota Bandar Lampung dengan semakin bertambahnya timbunan sampah yang ada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
oleh pertambahan jumlah penduduk, sarana dan prasarana yang masih minim untuk mengangkut sampah, dan juga budaya masyarakat yang masih belum sadar
untuk menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah dengan lebih menjaga lingkungan dan
lebih bisa memanfaatkan sampah organik maupun anorganik dalam skala rumah tangga menjadi barang yang berguna. Agar tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman untuk masyarakat.
Selain itu sistem persampahan yang ada di Kota Bandar Lampung saat ini masih menggunakan sistem pengelolaan sampah di kota-kota lain, dimana proses
4
tempat pembuangan sampah di Kota Bandar Lampung hanya di Teluk Betung
Barat atau lebih dikenal dengan TPA Bakung dengan luas wilayah 14,1 Ha. Rata-rata produksi sampah di Kota Bandar Lampung tiap orang perhari adalah 1-2 kg.
Sistem pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung, dimana daerah pelayanan
meliputi 20 kecamatan dan 126 kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Cakupan pelayanan saat ini mencapai 75% (Selayang Pandang Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Bandar Lampung). Berdasarkan sumber data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung bahwa jumlah timbulan, serta
jumlah sampah yang terangkut dan tidak terangkut pada setiap kecamatan dan lokasi lainnya di kota bandar lampung sekitar 27 % dari jumlah sampah rumah tangga dan kapasitas pola kumpul-angkut-buang dari sumber timbulan ke TPS
5
Tabel 1: Jumlah volume sampah dan kondisi kemampuan pelayanan tahun 2013
Sumber : Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Bandar Lampung Tahun 2013
Permasalahan yang ada di Kota Bandar Lampung adalah tidak semua sampah
terangkut ke tempat pembuangan. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah tidak sesuai dengan tempat dan waktu pembuangan sampah. Sebagian sampah yang tidak terangkut petugas oleh masyarakat ada yang dibuang
dengan cara ditimbun, dibuang kekali, dibakar dan berbagai cara lainnya. Selain itu tidak adanya pegaturan hukum yang tegas membuat masyarakat tidak peduli
dengan sampah, dan mereka masih terus melakukan pembuangan sampah secara
No Kecamatan Jumlah
2 Teluk betung Selatan 232.130 157.848 74.280
3 Panjang 159.643 108.557 51.090
4 Tanjung karang
Timur 230.185 156.526 73.660
5 Teluk betung Utara 157.063 106.803 50.260
6 Tanjung karang Pusat 182.018 123.792 58.260 7 Tanjung karang
16 Hotel, Penginapan 112.914 76.782 36.133
17 Jalan, Taman 33.874 23.025 10.840
6
sembarangan sehingga akhirnya menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk
mencegah kebuntuan sistem pengelolaan sampah, perlu dikembangkan metode-metode lain. Salah satu metode-metode yang sangat mungkin dikembangkan adalah
implementasi prinsip 3R.
Dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah telah mengatur mengenai cara pengelolaan sampah rumah tangga. Cara pengelolaan
yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah dengan menerapkan prinsip 3R yaitu meliputi kegiatan pengurangan/pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle).
Prinsip 3R harus diterapkan dan menjadi alternatif pemecahan untuk mengurangi permasalahan tingginya timbulan sampah di TPS (Tempat Penampunga
Sementara) dan keterbatasan daya tampung TPA (Tempat Penampungan Akhir) Penanganan permasalahan sampah yang kurang tepat dapat mengancam aspek keindahan kota dan pencemaran lingkungan serta masalah kesehatan. Timbulnya
permasalahan sampah saat ini tidak terlepas dari perilaku warga masyarakat sebagai penghasil sampah. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak warga masyarakat yang belum melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah
tangga dengan baik, mulai dari memilah sampah, menyimpannya, dan membuang sampah pada tempatnya, sehingga banyak kita temui sampah yang tidak
terangkut.
Selain itu Pemerintah Kota Bandar Lampung telah mengupayakan sarana kebersihan yang disediakan diberbagai tempat tetapi banyak yang belum
7
menunjukkan masih banyak sampah yang berserakan di luar TPS bahkan
sungai-sungai kecil banyak dipenuhi sampah sehingga mencemari lingkungan sekitar baik udara, tanah maupun air. Permasalahan di atas muncul sebagai akibat dari
belum dilakukannya pengelolaan sampah sesuai prinsip 3R di sumber sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Selain itu
kurang optimalnya pengelolaan sampah akibat kurang koordinasi antar intansi yang menangani permasalahan sampah.
Melihat kecenderungan itu, maka opsi reduksi sampah perlu diketengahkan.
Reduksi sampah atau bahkan sampai menyelesaikannya dapat dilakukan dari sumbernya, yaitu pada skala kawasan, ini merupakan implementasi dari
prinsip-prinsip 3R dan P yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan mengolah sampah untuk dijadikan bahan yang lebih
bermanfaat seperti kompos. Penanganan permasalahan sampah pun tidak dapat
hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja. Kerjasama yang baik antara pemerintah, LSM dan masyarakat luas menjadi persyaratannya. Pemerintah merupakan penanggungjawab utama dalam pengelolaan dan perumusan
kebijakan, baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh karenanya pemerintah harus memiliki penguasaan atas informasi berkenaan dengan sumber produksi
8
B. Rumusan Masalah
Melihat permasalahan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “ Mengapa Manajemen Pengelolaan Sampah di Kota Bandar Lampung
Belum Berjalan Optimal?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor
-faktor apa saja yang mempengaruhi Mengapa Manajemen Pengelolaan Sampah di
Kota Bandar Lampung Belum Berjalan Optimal.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis dan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan penambahan ilmu pengetahuan dalam segi manajerial tata kota terutama dalam pengembangan konsep ilmu administrasi negara khususnya dalam ilmu Teori Organisasi dan Manajemen. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau
referensi yang berkaitan dalam hal Manajemen Pengelolaan Sampah Di Kota
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Manajamen 1. Pengertian Manajemen
Menurut Badrudin (2013:1) manajemen dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola (John
M. Echols & Hassan Shadily, 2003:372). Sedangkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminta, 2007:742) manajemen diartikan sebagai cara
mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manajer (pengatur/pemimpin) berdasarkan urutan manajemen. Manajemen sendiri menurut George R.Terry dalam Sukarna (2011:3) manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Sedangkan menurut Harold Koontz and Cyril O’Donnel dalam Sukarna (2011 : 3)
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
10
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah proses pengaturan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan hingga pengendalian sumber daya baik manusia maupun yang lainnya
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Adapun penjabaran dalam fungsi manajemen menurut George R. Terry yaitu sebagai berikut (Sukarna, 2011 : 10-131) :
a. Planning (Perencanaan)
Menurut Badrudin (2013:53) perencanaan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Perencanaan berasal dari kata rencana yang di beri imbuhan pe- dan –an. Rencana adalah produk perencanaan, sedangkan perencanaan adalah proses menetukan rencana.
Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu Planus yang berarti flat. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:91) dalam Badrudin (2013:53) perencanaan adalah fungsi dasar (fundamental) karena organizing, directing, controlling, evaluating,
dan reporting harus terlebuh dahulu direncanakan. Perencanaan merupakan hal yang penting dibuat untuk mencapai tujuan organisasi. Melayu S.P. Hasibuan
(2006:91) dalam Badrudin (2013:54) mengemukakan betapa pentingnya perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
11
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan proses manajemen.
Dengan demikian perencanaan berisi tahap-tahap yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan arti perencanaan menurut George R. Terry adalah pemilihan dan
penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan/asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan menurut Harold Koontz dan O’Donnell mengemukakan Perencanaan ialah fungsi daripada
manajer di dalam pemilihan alternative-alternatif, tujuan-tujuan kebijaksanaan,
prosedur dan program (Sukarna, 2011:10). Dari beberapa arti tentang perencanaan maka peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan yaitu proses pemikiran dalam pemilihan program untuk mencapai hasil yang diinginkan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Menurut Badrudin (2013:111) pengorganisasian merupakan salah satu fungsi
manajemen yang berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedaangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Pengorganisasian merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas, dan membagi-bagikan pekerjaan kepada
12
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.
Selain itu menurut George R. Terry, pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai) terhadap kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukan hubungan wewenang yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya
dengan pelaksanaan setiap kagiatan yang diiharapkan. Sedangkan menurut Koontz & O’Donnel, Fungsi Pengorganisasian manajer meliputi penentuan
penggolongan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk tujuan-tujuan perusahaan, pengelompokan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya
(Sukarna, 2011:38).
Dapat disimpulkan pengorganisasian adalah suatu proses melakukan tugas-tugas yang ada secara bersama-sama, penetapan dan pembagian pekerjaan yang
13
c. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Actuating, di mana kata ini berasal dari actuare dalam bahasa latin. George R. Terry dalam bukunya
Principles of Management memberi definisi penggerakan ialah membangkitkan
dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan (Sukarna, 2011:82).
Selain itu menurut Badrudin (2013:152) penggerakan merupakan fungsi
manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Jika fungsi ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisai tujuan dimulai.
Dalam hal ini hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Penggerakan juga mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan pengertian actuating (penggerakan) di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa penggerakan adalah proses pemberian dorongan kepada bawahan agar berusaha dengan ikhlas demi mencapai tujuan. Tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota
14
d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan sebagai komponen dalam proses manajemen memiliki peran penting dalam proses pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Pengawasan adalah fungsi
terakhir dari proses pelaksanaan manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dimana pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor
dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana (Badrudin, 2013:215).
Menurut George R. Terry dalam buku Principles of Management mengemukakan
pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan,
dan bilamana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. Harold Koontz dalam buku Principles of Management menjelaskan pengawasan merupakan
tindakan-tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kerja agar supaya segala kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, petunjuk-petunjuk dan instruksi-instruksi sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
Sedangkan menurut Henri Fayol dalam buku General and Industrial Management menyatakan pengawasan adalah pemeriksaan apakah sesuatu yang terjadi sesuai rencana, instruksi yang dikeluarkkan dan prinsip – prinsip yang telah ditentukan
15
faktor yang dilakukan kepada bawahan agar seluruh kegiatan atau rencana yang
telah dibuat dapat berjalan sesuai tujuan dan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
B. Tinjauan Tentang Sampah 1. Sampah
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Pasal 1 bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat.Kamus Istilah Lingkugan 1994 dalam Suwerda (2012:9) mengemukakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolah atau buangan.
Menurut Wintoko (2012:1). sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah
tidak terpakai agi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa proses industri. Sedangkan menurut Cecep (2012:
1), sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil
16
Secara umum dapat disimpulkan sampah adalah sesuatu hasil buangan yang tidak
bermanfaat sebagai akibat dari aktivitas manusia, dan cenderung memberikan dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar.
2. Macam-macam Sampah a. Sumber- sumber Sampah
Sedangkan menurut Suwerda (2012:9) sumber sampah terdiri dari: 1. Sampah dari rumah tangga
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga antara lain berupa sisa
hasil pegolahan makanan, barang bekas dari perlengkapan rumah tangga, kertas, kardus, gelas, kain, tas bekas, sampah dari kebun dan halaman, batu baterai, dan lain - lain.
2. Sampah dari pertanian
Sampah yang berasal dari kegiatan pertanian pada umumnya berupa sampah yang mudah membusuk, seperti reumputan dan jerami. Penanganan sampah
dari kegiatan pertanian pada umumnya dilakukan pembakaran yang dilakukan setelah panen. Selain sampah yang mudah membusuk, kegiatan pertanian
menghasilkan sampah yang masuk kategori B3 seperti pestisida dan pupuk buatan sehingga perlu dilakukan penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah plastik yang digunakan sebagai
penutup tempat tumbuh – tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambatan pertumbuhan gulam, seperti pada penanaman
17
3. Sampah sisa bangunan
Pembangunan gedung -gedung yang dilakukan selama ini akan mengahasilkan sampah seperti potongan kayu, triplek, dan bambu. Kegiatan pembangunan
juga menghasilkan sampah seperti semen bekas, pasir, spesi, batu bata, pecahan ubin/keramik, potongan besi, pecahan kaca, kaleng bekas. Semakin banyak pembangunan gedung atau bangunan, maka akan semakin banyak
jumlah sampah yang dihasilkan.
4. Sampah dari perdagangan dan perkantoran
Kegiatan pusat tradisional, warung, supermarket, toko, pasar swalayan, dan
mall menghasilkan jenis sampah yang beragam. Sampah dari perdagangan banyak mengahasilkan sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan,
dedaunan, dan menghasilkan sampah tidak membusuk seperti kertas, kardus, plastik, kaleng, dan lain – lain. Kegiatan perkantoran termasuk fasilitas pendidikan menghasilkan sampah seperti kertas bekas, alat tulis – menulis,
toner fotocopy, pita printer, kotak tinta printer,baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin tik, klise film, komputer rusak, dan lain – lain.
5. Sampah dari industri
Kegiatan di industri menghasilkan jenis sampah yang beragam, tergantung dari bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan out produk yang dihasilkan. Penerapan produksi bersih (cleaner production) di industri perlu
18
b. Karekteristik Sampah
Berdasarkan Karakteristik (Notoadmadja,1997: 168) sampah dapat dibagi menjadi:
1. Garbage, yaitu jenis sampah adalah sampah hasil pengolahan atau pembuatan
makanan, yang umumnya mudah membususk, dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan sebagainya.
2. Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang
mudah terbakar, seperi kertas, karton, plastic, dan sebagainya, maupun yang
mudah tidak terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagaainya.
3. Ashes (Abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar
termasuk abbu rokok.
4. Steet sweeping (Sampah jalanan), yaitu sampah yang berasal dari pembersihan
jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastiK, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik. 6. Dead animal (Bangkai binatang), yaitu bangkai binatang yang mati karena
alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
7. Abandoned vehicle (Bangkai kendaraan), adalah bangkai mobil, sepeda motor,
dan sebagainya.
8. Construction waste (Sampah pembangunan), yaitu smapah dari proses
19
c. Jenis-jenis Sampah
Jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit,
sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, ssampah industri atau kantor atau sekolah dan sebagainya. Adapun jenis – jenis sampah adalah sebagai berikut (Suwerda, 2011:11):
1. Sampah anorganik
Sampah organik bersifat non biodegradable, yaitu sampah yang tidak dapat
didegredasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob. Sampah organik ada yang dapat dikelola dan
digunakan kembali karena memilih nilai ekonomi, seperti plastik, kertas bekas, kain perca dan styroform. Namun demikian sampah anorganik ada juga yang tidak dapat diolah sehingga tidak memiliki nilai secara ekonomi.
2. Sampah organik
Sampah organik bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegredasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob. Beberapa contoh yang termasuk sampah organik adalah
berasal dari sampah dapur, sisa – sisa hewan, sampah dari pertanian dan perkebunan.
d. Sifat-Sifat Sampah
20
1. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa – sisa pengolahan atau sisa sisamakanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan,seperti sayur
mayur, yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnyaadalah mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.
2. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis :
a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa lapuk
secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun – tahun, contohnya
kaca dan mika.
b. Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini
akan bisa lapuk perlahan – lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti
kaleng dan kawat.
e. Bentuk-bentuk Sampah
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai :
1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
21
sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
1. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
2. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
b. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi
22
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,manufaktur dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan.
3. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur
ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjaditanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan
23
penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang
misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
6. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sampah
Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah baik kuantitas maupun kualitasnya dari
berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat (Slamet, 1994:154), yaitu : a. Jumlah penduduk
24
b. Keadaan sosial ekonomi
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak
bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
c. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam.
4. Dampak Dari Sampah
Sampah yang tidak ditangani dengan benar akan mempunyai dampak (Wintoko,
2012 : 20 ) yaitu :
a. Dampak terhadap lingkungan :
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain bau tidak sedap, gas ini