• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Teknik Lateral Oblique

Lateral oblique merupakan teknik radiografi ekstra oral yang memperlihatkan rahang dan diambil dengan menggunakan dental Sinar-X. Sebelum peralatan dental panoramik mengalami kemajuan seperti sekarang, teknik lateral oblique ini merupakan teknik ekstra oral rutin yang digunakan di rumah sakit dan praktek umum dokter gigi. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya telah berkurang, namun keterbatasan dari dental tomograf panoramik menjadikan teknik ini tetap memiliki peran penting dalam ilmu radiologi.

Secara terminologi, radiografi lateral dari kepala dan rahang dibagi menjadi

true laterals, oblique laterals dan bimolars.

1. True Lateral Positioning

Film dan bidang sagital dari kepala pasien dalam posisi sejajar dan sinar Sinar-X tegak lurus terhadap keduanya.

2. Oblique Lateral Positioning

Film dan bidang sagital dari kepala pasien tidak paralel. Sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap film, namun oblique terhadap bidang sagital pasien. Berbagai proyeksi lateral oblique yang berbeda dapat dilakukan dengan posisi kepala dan sinar Sinar-X yang berbeda.14

Indikasi klinis utama yang menggunakan teknik radiografi lateral oblique

mencakup penilaian gigi yang telah atau belum erupsi, mendeteksi adanya fraktur mandibula, evaluasi lesi atau kondisi yang dapat mempengaruhi rahang seperti kista, tumor, lesi giant cell dan osteodystrophies, sebagai alternatif jika hasil intra oral tidak adekuat karena adanya gagging reflex pada beberapa pasien, adanya ketidakmampuan dalam membuka mulut atau pasien dalam kondisi tidak sadar, dan untuk mendapatkan hasil yang spesifik dari kelenjar saliva serta sendi temporomandibula.14

Gambar 2. Teknik lateral oblique menunjukkan gigi molar kiri maksila dan mandibula.14

Beberapa prinsip teknik dasar radiografi lateral oblique antara lain mengenai posisi kaset, posisi kepala pasien, dan tabung Sinar-X.

1. Posisi kaset

Pasien diminta untuk memegang kaset pada sisi wajah yang menutupi area rahang yang diamati. Posisi yang tepat ditentukan oleh daerah tertentu.

2. Posisi kepala pasien

Pasien biasanya diinstruksikan untuk duduk tegak di dental unit, lalu diminta untuk menoleh pada salah satu sisi dan menaikkan dagu. Menoleh pada salah satu sisi dilakukan untuk memposisikan ramus ke arah depan, menghindari posisi yang saling tumpang tindih dan menambah ruang yang tersedia antara leher dan bahu untuk memposisikan Sinar-X. Mengangkat dagu dilakukan untuk menambah ruang

triangular di antara bagian belakang ramus dan cervical spine (yang biasanya disebut

keyhole) yang akan dilalui oleh sinar Sinar-X. 3. Posisi tubehead Sinar-X

Tubehead Sinar-X diposisikan pada sisi yang berlawanan dari arah kepala pasien dan kaset. Ada dua posisi dasar berdasarkan area rahang yang diamati:

a. Di belakang ramus menuju keyhole

Tubehead Sinar-X diposisikan di sepanjang garis bidang oklusal, tepat di bawah telinga, di belakang ramus ke arah keyhole pada gigi-geligi di maksila dan mandibula tertentu yang akan diamati dari daerah yang berlawanan.

b. Di bawah (lower border) batas bawah mandibula

Tubehead Sinar-X diposisikan di bawah dari batas bawah kontra-lateral mandibula, tepat di seberang gigi mandibula tertentu yang diamati, mengarah sedikit ke atas.14

Gambar 3. A. Pandangan melalui radiographic keyhole (tanda panah) menunjukkan gigi posterior kanan mandibula dan maksila.14

Posisi yang diperlukan untuk lateral oblique yang berbeda dan hasil radiografi ditunjukkan pada gambar di bawah:

Gambar 4. A. Posisi kaset dan tubehead Sinar-X untuk molar kanan mandibula dan maksila

B. Diagram posisi dari atas menunjukkan kaset yang melapisi gigi molar dan sinar Sinar-X melewati tulang servikal dan ramus mandibula. C. Resultan khas radiografi.14

Gambar 5. A. Posisi kaset dan tubehead Sinar-X untuk kaninus kanan mandibula dan maksila. B. Diagram posisi dari atas, menunjukkan kaset melapisi gigi kaninus dan tubehead Sinar-X diarahkan pada radiographic keyhole. C. Resultan khas radiografi pada pasien dengan gigi bercampur.14

Gambar 6. A. Posisi kaset dan tubehead Sinar-X untuk molar kanan mandibula. B. Diagram posisi dari atas. C. Resultan radiografi yang khas menunjukkan molar kanan mandibula.14

Hal yang perlu diperhatikan yaitu untuk stabilitas, pada pasien anak biasanya arah duduk di kursi diputar 90° sehingga posisi bahu dapat didukung dengan baik dan kasetdan kepala dapat diistirahatkan pada sandaran kepala di kursi.14

Area yang diamati menentukan bagaimana letak posisi kaset dan tubehead

Sinar-X. Suatu Sinar-X yang diperlukan untuk lateral oblique harus dapat menentukan regio yang tepat dari rahang yang ingin dievaluasi.14

Teknik lateral oblique merupakan teknik ekstra oral yang biasanya digunakan untuk membuat radiografi pada mandibula. Teknik ini cukup efisien dari segi biaya dan dosis radiasi serta umumnya digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang wajah dan diagnosa patologis tulang tengkorak.16

Teknik ini dibagi menjadi dua berdasarkan objek yang diproyeksikan, yaitu: 1. Lateral Oblique Projection of Body Mandibula

Pada teknik ini posisi tubehead berada di belakang ramus dan diarahkan melewati radiographic keyhole pada sisi yang berlawanan dengan area premolar-molar sebagai titik sentralnya.

Gambar 7. Gambaran anatomis bodi mandibula yang diidentifikasi dengan proyeksi lateral oblique.14

2. Lateral Oblique Projection of Ramus Mandibula

Posisi tubehead berada di bawah border inferior mandibula langsung pada daerah posterior menuju daerah tengah ramus dengan jarak 2 cm dari border inferior mandibula di regio molar satu. Gambaran radiografi yang dihasilkan yaitu ramus mandibula hingga kondilus, molar tiga maksila dan mandibula pada satu sisi dalam satu film.16

Cara kerja teknik radiografi lateral oblique sebagai berikut:

1. Pasien diinstruksikan untuk memegang kaset atau jika pasien anak, minta orangtuanya untuk memegang kasettersebut

2. Leher dalam keadaan tegak serta usahakan agar posisi mandibula berada cukup jauh dari cervical spine

3. Tubehead atau central ray diarahkan pada posisi antara cervical spine dan sudut mandibula

4. Hasil yang dicitrakan adalah gigi dan rahang yang berdekatan dengan kaset

Gambar 8. Gambaran anatomis ramus mandibula yang diidentifikasi dengan proyeksi lateral oblique.14

3. Teknik Bimolar

Teknik bimolar ini merupakan gabungan dari dua lateral oblique namun dalam satu film. Bimolar merupakan istilah yang digunakan untuk proyeksi radiografi yang menunjukkan hasil lateral oblique dari sisi kanan dan kiri rahang pada bagian yang berbeda dari radiografi yang sama. Cara kerja teknik bimolar yaitu sebagai berikut:

1. Pasien diposisikan dengan salah satu sisi wajah berada setengah dari kaset, dengan hidung mengarah searah midline. Posisi yang tepat tergantung pada gigi atau area rahang yang diamati.

2. Sisi lain dari kaset dilapisi dengan timbal untuk mencegah paparan radiasi.

3. Tubehead Sinar-X diposisikan untuk menunjukkan area yang diinginkan dan penyinaran dilakukan.

4. Perisai berlapis timbal ditempatkan pada sisi lain dari kaset untuk melindungi bagian dari film yang telah diekspos.

5. Pasien lalu diposisikan lagi dengan cara yang mirip seperti saat pengambilan foto pertama, dengan memegang kaset pada salah satu sisi wajah.

6. Tubehead Sinar-X kembali diposisikan ulang dan lalu penyinaran kedua dilakukan.14

Gambar 9. Gambaran radiografi dengan teknik bimolar memperlihatkan gigi-geligi pada sisi kanan dan kiri rahang pada bagian yang berbeda dari radiografi yang sama.

Dokumen terkait