BAB III TEKNIK PEMBUATAN GITAR BONA PASOGIT SIPOHOLON
3.3 Teknik Pembuatan Gitar Bona Pasogit Sipoholon
3.3.3 Teknik Pembuatan Gitar
3.3.3.1 Pengolahan Bahan Baku Kayu
Dalam pembuatan gitar tersebut setelah bahan-bahan siap semua maka
selanjutnya adalah proses pembentukan bahan dan dibentuk sesuai desain
kerangka dan konstruksi per bagian organ-organ gitar. Pembentukan kayu
dipotong sesuai model dengan mengikuti pola konstruksi yang diinginkan.
Proses pengeringan bahan kayu sendiri dilakukan secara alami (dikeringkan
dalam ruang terbuka dan diletakkan di dalam gudang bapak Albert Hutagalung)
sampai kira-kira selama kurang lebih 4 bulan. Hal ini untuk menjaga kualitas
tekstur kayu, karena bila proses pengeringan menggunakan sinar matahari secara
langsung dimana cuaca dan suhu yang tidak menentu, maka dapat berdampak
pada kualitas teksturnya. Akan terjadi perubahan warna yang mulai terlihat setelah
beberapa minggu. Selain perubahan warna, permukaan kayu juga akan menjadi
kasar.
Setelah kayu benar-benar kering, selanjutnya dibentuk untuk organ-organ
gitar yang diantaranya adalah membuat pola untuk bagian leher (neck), (head)
termasuk organ-organ pada badan (body) gitar seperti kerangka body, jembatan
(bridge), pembentukan lubang resonator (soundhole).
Untuk tahap awalnya sendiri kayu dipotong dengan bentuk bentuk persegi
panjang yang nantinya akan digunakan untuk bagian badan gitar. Selanjutnya
adalah proses pengikisan kayu-kayu tersebut dengan menggunakan gergaji listrik.
Setiap bilahan kayu diselipkan atau dimasukkan ke bagian mesin gergaji listrik,
dan setelah tekstur kayu sudah sesuai dengan diinginkan maka bagian sisi kayu
yang lain kembali dikikis. Setiap bagian sisi pada kayu harus dikikis dengan rata
dengan tekstur yang halus.
Gbr.37 Proses Pengikisan
Gbr.38 Kayu Sebelum Dikikis Gbr.39 Kayu Setelah dikikis
(Dokumentasi Penulis)
Setiap dua buah kayu yang telah dikikis tadi digabungkan atau direkatkan
menjadi satu.30
30
Disebut juga dengan Mangarapit
Adapun tempat merekatkan dan menjepit kedua buah kayu
menggunakan wadah berupa papan berbentuk persegi yang sengaja telah dibuat
oleh bapak Albert Hutagalung. Kayu direkatkan dengan mengoleskan lem kayu
pada kedua sisi sisi kayu pada bagian depan dan belakang dengan menggunakan
kuas. Selanjutnya kayu dimasukkan ke dalam papan dan diratakan satu sama lain
sehingga keduanya menjadi sama. Apabila lem masih dirasa kurang maka bisa
mengoleskannya lagi pada sisi bagian tengah kedua kayu. Setelah itu bagian sisi
papan yang masih terbuka dimasukkan bilahan bilahan kayu kecil yang berguna
untuk menjepit kedua buah kayu yang akan direkatkan tadi supaya tetap rata
antara kedua sisi kayu. Adapun proses pengelemannya sendiri berlangsung dua
Gbr.40 Pengeleman Gbr.41 Memasukkan Kayu
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.42 Bilahan Kayu Gbr.43 Memasukkan Bilahan
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.2 Pembuatan Bagian Badan (Body)
Setelah kedua kayu sudah merekat maka bilahan kayu yang dimasukkan tadi
dibuka dan kayu diambil. Adapun kayu kayu yang telah selesai direkatkan
digunakan untuk pembuatan bagian depan dan belakang gitar (sound board dan
back board). Kayu ditandai dan digambar dengan menggunakan pulpen bentuk
pola badan gitar sebelum kemudian ditentukan berapa panjang dan lebarnya. Pola
yang sudah dibentuk kemudian dipotong dengan menggunakan gergaji sesuai
dengan alur dari bentuk yang sudah digambar. Semua bagian sisi harus rata dan
Untuk menghaluskan bagian kayu digunakan mesin ketam. Mesin
digunakan harus berjalan dengan satu arah tanpa bolak balik baik secara vertikal
maupun horizontal. Ini dimaksudkan untuk menjaga tekstur kayu supaya lebih
halus dan permukaannya tidak rusak. Kayu harus sangat halus dan diperlukan
waktu ½ -1 jam lamanya untuk proses menghaluskannya.
Gbr.44 Mengeluarkan Bilahan Gbr.45 Menggambar Pola
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.46 Memotong Pola Gbr.47 Menghaluskan Kayu
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.2.1 Bagian Samping Gitar
Untuk bagian samping (side board) rangka gitar telah dibuat dan memakai
bagian depan dan belakang. Bagian inilah yang berpengaruh terhadap bentuk dan
model tabung gitar yang akan dibuat. Kayu sebelumnya dibasahi terlebih dahulu
dengan air karena jika langsung dilakukan pembentukan langsung akan kesulitan
mengikuti pola-pola lengkungan bagian samping serta mengakibatkan kayu patah
bahkan bisa rusak, sehingga dapat mempengaruhi bentuk gitar menjadi tidak
sesuai dengan konstruksi yang diinginkan dan menyulitkan dalam proses
perakitan.
Untuk pengeringannya memerlukan waktu yang cukup lama yaitu kurang
lebih setengah hari. Prosesnya adalah bagian rangka kayu dijemur di bawah sinar
matahari dan dijepit dengan penjepit jemuran pada semua bagian keliling
rangkanya. Bagian atas dan bawah juga telah dikunci dengan baut yang dibuat
pada wadah berupa kayu yang tujuannya untuk mengetatkan bagian rangka itu
sendiri.
Gbr.48 Penjemuran Bagian Rangka
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.2.2 Bagian Depan Gitar
Setelah bagian rangka selesai dijemur selanjutnya adalah membuat dan
mengukur panjang dan lebar yang akan dijadikan bagian depan (soundboard) dan
tersebut. Rangka gitar terlebih dahulu dimasukkan pada sebuah wadah terbuat dari
kayu yang bentuk dan luasnya mencakup bagian rangka gitar tersebut. Untuk
menentukan dan mengukur panjang dan lebar semua bagian badan menggunakan
mal/penggaris dengan meletakkannya di bagian rangkanya. Kemudian memasang
tiga bilahan kayu yang fungsinya menopang bagian depan ataupun belakang gitar.
Ketiga bilahan kayu tentunya berbeda ukuran dan tekstur dari kedua
ujungnya dibuat agak runcing supaya bisa dimasukkan pada bagian rangka gitar.
Setelah ketiga bilahan kayu sudah halus maka dilengketkan pada ketiga bagian
sisi badan gitar menggunakan lem kayu. Kayu yang sudah siap digunakan
membuat bagian badan tadi dan sudah dibentuk polanya diletakkan pada bagian
rangka gitar. Selanjutnya menggambar ukuran pola badan gitar langsung pada
bagian kayu tersebut dengan menggunakan pulpen dan pengggaris berdasarkan
ukuran rangka gitar tersebut. Kemudian memotong pola bagian gitar yang sudah
selesai digambar, dihaluskan lagi dengan memakai mesin amplas dan direkatkan
dengan lem kayu pada bagian rangka tersebut.
Untuk bagian depan setelah direkatkan dengan bagian rangka, selanjutnya
dijepit dengan dua buah papan yang kemudian dikunci dengan baut pada kedua
bagian papan tersebut. Adapun tujuannya adalah untuk lebih merekatkan bagian
depan dengan bagian rangka dan dikeringkan yang dijemur di bawah sinar
matahari kurang lebih selama 4 jam. Proses ini berlaku hanya untuk bagian depan
saja karena sangat berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan nantinya.
Setelah dibuka kemudian dihaluskan lagi dengan mesin ketam bagian bagian
sisinya dan memotong dan mengikis kembali pola bentuk bagian depan gitar
Gbr.49 Wadah Gitar Gbr.50 Proses Pengukuran
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.51 Pengeleman Gbr.52 Menggambar Bentuk
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.53 Penjepitan Gbr.54 Pengeringan
Gbr.55 Memotong Pola Gbr.56 Bagian Depan Gitar
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.2.3 Pembuatan Lubang Suara (Resonator)
Dengan menggunakan jangka lubang resonator dibuat dengan cara
memutarnya untuk menandai terlebih dahulu pada bagian depan serta
mengikisnya secara perlahan, kemudian dengan cara yang sama pada bagian
dalam lalu mencungkil lubang yang sudah jadi dari sisi bagian dalam.
Gbr.57 Menandai Lubang (1) Gbr.58 Mengikis Lubang (1)
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.59 Menandai Lubang (2) Gbr.60 Mengikis Lubang (2)
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.61 Mencungkil Lubang Gbr 62 Hasil Akhir
3.3.3.2.4 Bagian Belakang Gitar
Setelah ketiga bilahan kayu untuk bagian belakang direkatkan, selanjutnya
menggabungkan bagian belakang dengan bagian depan dan rangka dengan
menggunakan lem kayu. Adapun pembuatan untuk seluruh bagian badan gitar ini
dikerjakan menurut keinginan bapak Albert Hutagalung yang mana terlebih
Gbr 63 Hasil Akhir
Lebar bagian atas : 29 cm Diameter : 9,5 cm Lebar bagian tengah : 28 cm
Lebar bagian bawah : 38 cm
Panjang bagian body : 49 cm
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.3 Pembuatan Jembatan (Bridge)
Dilengketkan memakai lem kayu ke bagian badan dan juga memakai
mur/baut. Setelah itu membentuk bagian jembatan yang diantaranya membuat
lubang saddle (penahan senar) dan lubang untuk memasukkan senar. Untuk
membentuknya sendiri dengan menggunakan tuhil-tuhil yang dipahat sedemikian
rupa dan juga memakai kikir membuat lubang untuk posisi saddle. Panjang untuk
posisi saddle ± 5,5 cm dan panjang keseluruhan jembatan ± 17 cm.
Gbr.64 Membentuk Jembatan Gbr.65 Membuat Posisi Saddle
Gbr.66 Hasil Akhir (Jembatan)
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.4 Penggabungan Bagian Leher ke Bagian Badan
Untuk menggabungkannya bagian leher yang dipersiapkan antara lain papan
jari (fingerboard) yang nantinya terdapat sejumlah fret dan kayu yang dijadikan
bagian leher yang sudah terdapat bagian kepala (head). Pada bagian belakang
kayu sendiri ada bagian penahan yang berfungsi sebagai penyambung antara leher
dan badan. Penahan leher (heel) adalah bagian yang menonjol mirip sebuah
tanduk terletak pada bagian belakang gitar dipersambungan leher dan tubuh gitar.
Kayu yang dijadikan bagian leher disatukan dan disejajarkan dengan bagian
badan. Dengan memakai martil bagian belakang kayu dipukul hingga masuk
bagian tengah penyangga badan gitar. Untuk lebih merekatkan lalu diberi lem
kayu pada bagian belakang tersebut. Pengeleman berlangsung dan ditunggu
kurang lebih 20 menit. Setelah itu papan jari yang sudah disiapkan dilengketkan
juga memakai lem kayu ke bagian leher yang sudah menyatu dengan bagian
badan. Lalu untuk merekatkan semua bagian yang sudah disatukan tadi, kemudian
persegi yang telah dibuat serta dimodifikasi sedemikian rupa. Proses penjepitan
serta merekatkan seluruh bagian berlangsung selama 3 jam dan dijemur di bawah
sinar matahari.
Setelah pengeringan selesai selanjutnya adalah penyempurnaan seluruh
bagian leher dan badan gitar. Penahan leher pada bagian belakang kemudian
dihaluskan, dipotong, dan dibentuk hingga ujungnya menjadi menonjol.
Selanjutnya dengan menarik narik menggunakan tangan bagian leher diperiksa
kembali untuk memastikan bahwa apakah sudah merekat dengan baik dengan
bagian badan, dan begitu juga dengan papan jari yang menempel di bagian leher.
Bagian badan, papan jari, dan sisi sisi bagian leher dihaluskan dan diratakan
kembali dengan memakai mesin ketam. Beberapa bagian permukaan kayu juga
dibentuk dengan menggunakan kikir membentuk pola lekungan-lekungan yang
terdapat pada bagian badan maupun leher. Untuk bagian penahan leher kemudian
dimasukkan lagi kayu yang panjangnya kira kira ¾ jari telunjuk pada sisi bagian
dalam. Organ ini disebut dengan walang yang juga berfungsi sebagai penghubung
dan penyambung bagian leher dan badan. Ini dimaksudkan untuk lebih
menguatkan konstruksi supaya leher tidak mudah patah. Dengan menggunakan
gergaji bagian sudut penahan leher dibelah kemudian kayu dipukul menggunakan
Gbr.67 Bagian Leher Tampak Depan, Belakang, Samping
(Dokumentasi Penulis)
Keterangan Gambar : Panjang bagian head (kepala) ± 18 cm Lebar bagian head ± 6,5 cm
Tebal bagian head ± 1,5 cm Panjang untuk nut ± 4,5 cm
Panjang Freetboard (papan penjarian) ± 40 cm Lebar Freetboard ± 6 cm
Panjang Heel (penahan leher) ± 9 cm Tebal Akhir Heel ± 2 cm
Gbr.68 Pemasangan Freetboard Gbr.69 Proses Pengeringan
(Dokumentasi Penulis) Gbr.70 Menarik Bagian Leher
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.71 Pengetaman Bagian Depan Gbr.72 Pengetaman Bagian Belakang
Gbr.73 Pengetaman Bagian Freetboard Gbr.74 Pengetaman Bagian Samping
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.75 Pengikiran Bagian Badan Gbr.76 Pengikiran Bagian Leher
Gbr.77 Pengikiran Bagian Heel Gbr.78 Pengikiran Bagian Samping
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.79 Membelah Bagian Heel Gbr.80 Memasukkan Kayu
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.5 Membuat Lubang di Bagian Kepala (Head)
Lubang pada bagian kepala adalah tempat memasukkan pengatur nada
bermacam macam dibuat diantaranya bagian kuping terbagi atas dua jalur kiri dan
kanan, dan satu jalur seperti kebanyakan pada gitar elektrik.
Beberapa model kepala gitar ada yang dibuat tidak menggunakan capstan
(penghubung antar kuping) tetapi terbagi atas dua jalur. Untuk membuat lubang
adalah dengan cara mengebor bagian atas kepala hingga tembus ke bawah dan
membuat tiga lubang pada sisi bagian kiri dan kanan yang sebelumnya telah
diukur dan ditandai dengan pulpen. Adapun untuk gitar yang menggunakan
capstan (biasanya gitar klasik) membuat lubang dengan mengebor dari bagian
samping kepala dan membentuk dan membagi bagian tengah kepala sebagai
pemisah jalur kiri dan kanan.
Gbr.81 Mengebor Bagian Kepala
Gbr.82 Bagian Kepala
Jarak lubang ke bagian atas kepala : 3 cm
Jarak penentuan lubang dari ujung samping : 0,5 cm
Jarak ke bagian atas antar lubang : 3,5 cm
Jarak ke bagian samping antar lubang : 5 cm
Jarak lubang dari bagian leher : 5,5 cm
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.6 Membentuk Bagian Ujung Kepala
Dengan memakai pisau dan gergaji bagian ujung kepala dipotong dan
dibentuk sesuai dengan pola dan bentuk yang diinginkan.
Gbr.83 Membentuk dengan Pisau
Gbr.84 Membentuk dengan gergaji
3.3.3.7 Pembuatan dan Pengukuran Posisi Fret
Menentukan dan membagi batas antara fret31 pada papan jari (freetboard)
memakai pengukuran secara tradisional. Cara pengukurannya sendiri telah
digunakan semenjak pertama kali pembuatan gitar dilakukan oleh Alm. Bapak
Karal Hutagalung dan sampai sekarang masih tetap digunakan oleh Bapak Albert
Hutagalung.32
Untuk menentukannya terlebih dahulu matras/mal33
Gbr.86 Membuat Tanda diletakkan di atas papan
jari, lalu dengan memakai pulpen dan penggaris batas antar fret dengan ketentuan
yang ada pada matras ditandai dan dibuat garis pemisah pada papan jari yang akan
menunjukkan jarak antara fret. Kemudian setiap batas yang sudah ditandai
digergaji lagi dengan halus agar batas antar fret tetap terlihat. Pemasangan fret
dilakukan setelah proses pendempulan selesai.
Gbr.85 Meletakkan Matras
(Dokumentasi Penulis)
31
Deretan logam tipis pada leher gitar yang diatur dalam jarak tertentu. Digunakan untuk mengatur frekuensi nada dan panjang pendeknya senar agar dapat menghasilkan not atau nada yang berbeda-beda.
32
Wawancara dengan Bapak Albert Hutagalung. 33
Berfungsi untuk mengukur ketepatan jarak antara fret. Alat ini dibuat sendiri oleh bapak Albert Hutagalung. Adapun standar pengukuran jarak yang dipakai adalah berdasarkan hitungan tradisional yang sejak dahulu telah dipakai oleh bapak Karal Hutagalung dan sampai saat ini masih digunakan.
Gbr.87 Membuat Garis Gbr.88 Menggergaji
(Dokumentasi Penulis) Gbr.89 Hasil Akhir
3.3.3.8 Mengoleskan Cat Dasar Pada Freetboard
Sebelum bagian papan jari diberikan atau dioleskan cat, dengan
menggunakan kertas pasir dan kuas seluruh bagian papan jari dari atas hingga
bawah digosok gosok untuk menghasilkan permukaan kayu yang agak kasar.
Selanjutnya baru dioleskan cat oker hitam yang hanya sebagai cat dasar untuk
bagian ini. Mengeringkan cat memerlukan waktu 2 jam lamanya sebelum
Gbr.90 Menggosok Freetboard Gbr.91 (Setelah Digosok) (Dokumentasi Penulis) Gbr.92 Mengoleskan Cat (Dokumentasi Penulis) 3.3.3.9 Proses Pendempulan
Sebelum dilakukan pendempulan seluruh bagian badan dan leher dihaluskan
kembali dengan menggunakan kertas pasir. Proses menghaluskan sendiri
membutuhkan waktu satu hingga dua jam lamanya karena tekstur kayu
keseluruhan bagian harus betul betul halus.
Dengan memakai kuas dempul yang juga diberi campuran thinner dioleskan
pada bagian gitar. Adapun dempul yang dipakai memakai beberapa varian warna
dipakai sama dengan warna cat yang akan digunakan. Contohnya apabila gitar
akan dibuat warna kuning, dempul yang digunakan juga berwarna kuning pada
bagian depan (soundboard) dan untuk bagian belakang badan dan leher, termasuk
bagian samping menggunakan dempul warna merah. Cara itu berlaku untuk setiap
warna dan tentunya juga dibuat apabila ada permintaan warna yang lebih spesifik.
Proses pengeringan setelah didempul berlangsung kurang lebih ½ hari.
Gbr.93 Menghaluskan Body Gbr.94 Mendempul Bagian Depan
(Dokumentasi Penulis)
Gbr.95 Mendempul Bagian Belakang Gbr.96 Mendempul Bagian Samping
Gbr.97 Setelah Didempul (1) Gbr.98 Setelah Didempul (2)
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.10 Pengecatan
Yang pertama dilakukan adalah pengecatan dasar (fondation) dengan teknik
disemprot menggunakan tenaga angin dari peralatan kompresor. Untuk cat dasar
menggunakan warna cat yang kontras dengan warna akhir yang dikehendaki.
Misalnya bila warna akhir yang diinginkan adalah warna hitam maka warna cat
dasar yang digunakan adalah warna putih. Setelah pengecatan warna akhir selesai
maka dilanjutkan proses finishing dengan menggunakan bahan cat melamine atau
vernis sebagai lapisan pengkilap dan pelindung kecerahan cat. Kesempurnaan
hasil finishing dan pengecatan sangat bergantung pada ketelitian dalam proses
pendempulan sehingga hasilnya tampak halus, rata, dan mengkilap pada hasil
Gbr.99 Gitar Setelah Dicat
(Dokumentasi Penulis)
3.3.3.11 Tahap Akhir
Bagian akhir adalah pemasangan keseluruhan organ organ pendukung gitar
diantaranya adalah pengatur nada (tuning machine), nut, saddle, pemasangan