• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

1.4. Teknik Penerjemahan

Dalam penelitian ini diadopsi teknik-teknik penerjemahan yang diusulkan beberapa ahli penerjemahan seperti: Molina & Albir (2002:509-511), Newmark (1988), dan Hoed (2006). Terdapat beberapa karakteristik dari teknik penerjemahan, yaitu: teknik tersebut berpengaruh pada hasil terjemahan, klasifikasi dilakukan dengan membandingkan Tsa dan Tsu, berpengaruh pada unit mikro dari teks, bersifat diskursif dan kontekstual, dan fungsional (Molina & Albir, 2001:209).

Klasifikasi Molina dan Hurtado Albir (2002) berkenaan dengan teknik penerjemahan adalah sebagai berikut:

1. Memisahkan konsep teknik penerjemahan dari nosi lain yang berkaitan (strategi, metode dan kesalahan penerjemahan).

2. Hanya memasukkan prosedur yang merupakan karakteristik penerjemahan dan bukan yang berkaitan dengan perbandingan bahasa.

3. Untuk mempertahankan nosi bahwa teknik penerjemahan bersifat fungsional. Definisi mereka tidak menilai apakah sebuah teknik tepat atau benar, karena selalu tergantung pada situasi di dalam teks dan konteksnya dan metode penerjemahan yang dipilih.

4. Dalam hubungannya dengan terminologi, untuk mempertahankan istilah-istilah yang biasa digunakan.

5. Untuk memformulasikan teknik baru dalam rangka menjelaskan mekanisme yang belum digambarkan.

Berikut jenis teknik-teknik penerjemahan tersebut:

1. Adaptasi (adaptation), merupakan teknik penggantian elemen budaya pada Tsu dengan hal yang sama pada budaya Bsa (Molina & Albir, 2002). Teknik ini juga disebut „cultural equivalent‟ (Newmark, 1988), penerjemahan dengan „cultural substitution‟ (Baker, 1992), padanan budaya (Hoed, 2006).

Contohnya: kata “baseball” dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “futbol” dalam bahasa Spanyol.

2. Amplifikasi (amplification), merupakan teknik memperkenalkan informasi detil atau mengeksplisitkan informasi yang tidak tercantum dalam Tsu (Molina

(Vinay & Dalbernet), addition (Delisle), legitimate dan illigitimate paraphrase (Margot), parafrase eksplikatif (Newmark), periphrasis dan paraphrase (Delisle), serta termasuk footnote, gloss, addition (Newmark, 1988). Amplifikasi merupakan lawan dari reduksi.

Contohnya:

BSu : Becks had seen her in a Spice Girls video clip, and later said he had to meet the one with the bob and the short skirt.

BSa : Becks pernah melihatnya di video klip Spice Girls dan mengatakan dia harus bertemu dengan yang berambut pendek dan rok mini.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

3. Peminjaman (borrowing), teknik pengambilan langsung suatu kata atau ungkapan dari bahasa lain (Molina & Albir, 2002). Terdapat dua jenis teknik peminjaman, yaitu peminjaman murni tanpa perubahan (pure borrowing) dan peminjaman dengan penyesuaian ejaan (naturalization). Teknik peminjaman murni juga dikenal dengan transference (Newmark), loan word (Baker, 1992) atau tidak diberi padanan (Hoed). Sementara teknik naturalisasi juga dikenal dengan penerjemahan fonologis (Hoed).

Contohnya:

Pure Borrowing (Peminjaman Murni)

BSu : Solo musical releases, a catwalk debut and an autobiography have received lukewarm critical responses, frustrating the starlet spoilt by Spice success.

BSa : Rilis musik solo, debut catwalk, dan otobiografi mendapat respon sedikit frustasi setelah kesuksesan Spice. commit to user

Naturalized Borrowing (Peminjaman Alamiah)

BSu : Solo musical releases, a catwalk debut and an autobiography have received lukewarm critical responses, frustrating the starlet spoilt by Spice success.

BSa : Rilis musik solo, debut catwalk, dan otobiografi mendapat respon sedikit frustasi setelah kesuksesan Spice.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

4. Kalke (calque), merupakan teknik penerjemahan dengan mentransfer kata atau frase dari Bsu secara harfiah ke Bsa baik secara leksikal maupun struktural (Molina & Albir, 2002; Dukāte, 2007).

Contohnya:

BSu : England lost the game and was eliminated from the World Cup. BSa : Inggris kalah dan tersisihkan dari Piala Dunia.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

5. Kompensasi (compensation), teknik memperkenalkan elemen informasi atau efek stilistik lain pada tempat lain pada Tsa karena tidak ditempatkan pada posisi yang sama seperti dalam Tsu (Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988). Vinay & Dalbernet menyebut cara ini sebagai konsepsi.

6. Deskripsi (description), mengganti suatu istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk atau fungsinya (Molina & Albir, 2002). Hal ini berbeda dengan amplifikasi yang mengimplisitkan informasi yang masih implisit.

Teknik yang termasuk jenis ini antara lain padanan deskriptif (descriptive equivalent) dan padanan fungsional (functional equivalent) (Newmark, 1988).

Contohnya:

BSu : Samurai (Bahasa Jepang)

BSa : Aristokrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang menjadi pegawai pemerintahan. (Bahasa Indonesia)

7. Kreasi diskursif (discursive creation), teknik penggunaan suatu padanan temporer yang diluar konteks atau tak terprediksikan. Biasanya digunakan pada penerjemahan judul (Molina & Albir, 2002).

Contohnya:

BSu: It was something along the lines of; Sticks and stones will break my

bones but no matter how much you‟re provoked never let your side, or

your country down, by kicking back.

BSa: Ini seperti dihantam tongkat dan batu namun tak masalah seberapa gusar anda, jangan sampai teman dan negara Anda menjadi kecewa dengan balas dendam.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

8. Padanan Lazim (established equivalent), teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang telah dikenal atau diakui baik dalam kamus atau bahasa sasaran sebagai padanan dari Tsu tersebut (Molina & Albir, 2002). Teknik ini juga dikenal dengan recognized translation/accepted standard translation (Newmark, 1988) atau terjemahan resmi (Hoed, 2006; Suryawinata & Hariyanto, 2003).

BSu : Toughened by the taunts reserved for girls with acne at high school, Sticky Vicky, so called because of her thin physique, who‟d begged her father not to drop her at school in the family‟s Roll Royce, found her match.

BSa : Tegar dari ejekan yang diberikan kepada para cewek yang berjerawat di SMU, Sticky Vicky yang berfisik kurus, yang memohon agar tidak diantar ayahnya dengan Rolls Royce, menemukan pasangannya.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

9. Generalisasi (generalization), teknik penggunaan istilah yang lebih umum atau netral dalam bahasa sasaran (Molina & Albir, 2002). Teknik neutralization (Newmark, 1988) dan translation by netral/less expressive dan translation by general word (superordinate) (Baker, 1992) termasuk dalam teknik generalisasi. Teknik generalisasi merupakan kebalikan dari teknik partikularisasi.

Contohnya:

BSu : So Beckham kicked on, with the names of his sons on his boots. BSa : Namun Beckham tetap bermain, dengan nama anak di sepatunya.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

10. Amplifikasi linguistik (linguistic amplification), teknik penambahan elemen linguistik sehingga terjemahannya lebih panjang (Molina & Albir, 2002). Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan dan dubbing.

11. Kompresi linguistik (linguistic compression), teknik ini mensintasis elemen linguistik yang ada menjadi lebih sederhana karena sudah dapat dipahami (Molina & Albir, 2002).

12. Terjemahan harfiah (literal translation), teknik penerjemahan suatu kata atau ungkapan secara kata per kata (Molina & Albir, 2002). Teknik ini sama dengan teknik padanan formal yang diajukan Nida, namun bukan penggunaan padanan yang sudah merupakan bentuk resmi.

Contoh :

BSu : Paparazzi follow Becks and Posh everywhere. BSa : Paparazzi menguntit Becks dan Posh ke mana-mana. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

13. Modulasi (modulation), teknik penggantian sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dari Tsu ST; bisa dalam bentuk struktural maupun leksikal (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988).

Contohnya:

BSu : Before long, his deadly accurate and powerful kicking etched itself into the consciousness of opponents and fans alike.

BSa : Dalam waktu singkat, tendangannya yang akurat dan kuat membuat para lawan dan penggemarnya terkesan.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

14. Penggunaan bentuk khusus (particularization), teknik penggunaan istilah yang lebih spesifik dan konkrit bukan bentuk umumnya (Molina & Albir, 2002).

Contohnya :

BSu : He lives healthily, not attracted to the drinking and drug-taking

lifestyle of many in the public limelight.

BSa: Dia hidup dengan sehat, tidak tertarik pada alcohol dan obat bius. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

15. Pengurangan (reduction), teknik mengimplisitkan informasi karena komponen maknanya sudah termasuk dalam bahasa sasaran. Teknik ini merupakan kebalikan dari amplifikasi (Molina & Albir, 2002). Teknik ini sama dengan reduksi dan penghilangan redudansi yang diajukan Newmark (1988) atau penerjemahan dengan penghilangan kata atau ungkapan (omission) yang diajukan Baker (1992).

Contohnya:

BSu : 7 year old Kirsty Howard is terminally ill.

BSa : Kirsty Howard berusia 7 tahun.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

16. Subtitusi (substitution: linguistic, paralinguistic), teknik penggantian elemen- eleman linguistik dengan paralinguistik (intonasi, gesture) dan sebaliknya. Biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan (Molina & Albir, 2002).

17. Transposisi (transposition), teknik penggatian kategori grammar, misal dari verb menjadi adverb dsb (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988).

Contohnya :

BSu : You know you‟ve made it when you‟re feted by world leaders.

BSa : Anda berhasil bila dijamu oleh para pemimpin dunia. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

18. Variasi (variation), teknik penggantian unsur linguistik atau para linguistik (intonasi, gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik: misalnya penggantian gaya, dialek sosial, dialek geografis.

Dokumen terkait