• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Analisis Data Kualitatif

Miles and Huberman (1984:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data, terdiri dari langkah data reduction, data display, dan data conclution

drawing/verification. Adapun penjelasan dari masing-masing data akan

dipaparkan di bawah ini yaitu: a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema nya dan pola dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berpikir senditif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang baru, dalam melakukan reduksi data ini dapat mendiskusikannya pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman

menyatakan “The most frequent form of display data for qualitative reseach data in the past has been narrative text”.

c. Conclution Drawing/ Verification

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi jika kesimpulan di awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam berpikir divergen yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan oleh siswa, kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Dalam menganalisis data kuantitatif hasil penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

a. Menghitung check list setiap jawaban dari penelitian pada saat menjawab pertanyaan.

b. Menjumlah jawaban subjek penelitian untuk setiap alternative jawaban. c. Menghitung presentasi jawaban responden untuk setiap alternative jawaban

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = F X 100% N

P = jumlah presentase yang dicari

F = jumlah frekuensi jawaban untuk tiap alternative jawaban

3. Validitas Data

Mengenai validitas data, penulis menggunakan validitas yang berlaku dalam penelitian ini. Data yang telah dikategorikan kemudian divalidasi sesuai

dengan model yng dikembangkan, dengan “cara member check, saturasi, audit trail, Expert Oponion” (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:168-171).

a. Member check, dengan mengulas kembali data yang diperoleh kepada

informan akan persepsi yang diberikan.

b. Saturation, maksudnya situasi pada saat data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil diperoleh.

c. Audit Trail, dengan mengaudit data yang diperoleh, misalnya catatan

lapangan, lembar observasi oleh seorang auditor yang netral. Sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara objektif.

d. Expert Opinion, maksudnya mengkonsultasikan data yang diperoleh kepada

pakar atau pembimbing skripsi yaitu Dr. Erlina Wiyanarti. M,Pd dan Hj. Dr. Kokom Komalasari. M,Pd yang lebih faham dan mahir terhadap hal seperti itu, sehingga membentuk suatu penelitian yang benar dan akurat.

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil perencanaan, pelaksanaan, kendala dan upaya yang dihadapi, dan hasil pemahaman konsep pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung mengenai “Pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS” .

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP yang memacu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap materi pembelajaran, materi pembelajaran IPS dikaitkan dengan masalah-masalah yang terjadi disekitar lingkungan siswa, mempersiapkan media grafis yang akan disajikan kepada siswa berkaitan dengan pembelajaran IPS. Sebagai peneliti guru juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa dan guru, lembar soal tes pemahaman konsep untuk siswa, catatan lapangan, format wawancara siswa dan guru, dan studi dokumentasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan guru. Pada pelaksanaan

pemanfaatan pembelajaran dengan media visual grafis pada siklus I, peneliti melakukan pembelajaran dengan model Poblem Based Learning yang dilakukan dengan berdiskusi untuk mengamati konsep masalah yang tersaji pada grafis poster. Selanjutnya seluruh kelompok siswa mempresentasikan hasil dari diskusi pengamatan mereka di depan kelas dan pada tindakan kedua di siklus I peneliti memberikan tes pemahaman konsep yang harus dikerjakan oleh seluruh siswa. Tes ini dilakukan untuk melihat pemahaman konsep siswa pada siklus I. Dari hasil tes pemahaman konsep pada siklus I peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian masih kurang. Oleh karena itu peneliti dengan guru mitra merencanakan untuk melakukan pelaksanaan siklus ke II. Pada siklus ke II peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning, akan tetapi di awal pembelajaran sebelum melakukan diskusi peneliti melakukan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dengan menayangkan power point tentang ketenagakerjaan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembelajaran diskusi kelompok untuk mengamati media grafik seperti yang dilakukan pada siklus I, selanjutnya hasil dari pengamatan siswa dipesentasikan di depan kelas oleh setiap kelompok secara bergiliran. Kemudian pada tindakan kedua di siklus ini peneliti melakukan tes pemahaman konsep kembali. Tes ini dilakukakan untuk melihat hasil peningkatan pemahaman konsep siswa dari siklus I. Dari hasil tes pemahaman konsep siswa pada siklus II peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian mengalami perubahan dan mencapai parameter cukup, selanjutnya peneliti dengan guru mitra memutuskan untuk melakukan pelaksanaan siklus ke III.

Pada pelaksanaan siklus III pembelajaran dengan pemanfaatan media grafis gambar menggunakan model Cooperative Learning pada tindakan pertama dengan melakukan diskusi siswa untuk mengamati grafis gambar yang harus dilakukan oleh setiap kelompok, setelah itu seluruh kelompok mempresentasikan kembali hasil pengamatan mereka di depan kelas. Pada siklus ke III ini dilakukan

kembali tes pemahaman konsep siswa, dan hasil pemahaman konsep siswa pada siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari siklus II, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan siklus ke III ini berada pada parameter baik. Setelah dilakukannya beberapa siklus dalam penelitian ini ternyata peneliti dengan guru mitra tidak berhenti pada siklus ke III. Peneliti dengan guru mitra merencanakan kembali untuk melaksanakan siklus ke IV karena peneliti dengan guru mitra ingin melihat secara konsisten dari hasil pemahaman konsep siswa, selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus ke IV untuk melihat penigkatan pemahaman konsep siswa dan penyempurnaan dari siklus III. Pada pelaksanaan siklus ke IV ini pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti di siklus ke I yaitu model Problem Based Learning dengan diawali metode ceramah mengenai materi pajak sebelum berdiskusi kembali dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya siswa melakukan presentasi di depan kelas dari hasil pengamatan grafis komik secara bergiliran, dan pada tindakan selanjutnya peneliti melakukan tes pemahaman konsep terhadap seluruh siswa. Tes ini dilakukan untuk melihat apakah pemahaman konsep ini meningkat atau sebaliknya yaitu menurun dari siklus III. Dari hasil tes pemahaman konsep pada siklus ke IV ternyata masih mengalami kenaikan dari siklus III walaupun tidak terlalu signifikan, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus ke IV ini berada pada parameter penilaian baik. Dari hasil pemahaman konsep siswa pada siklus ke IV peneliti dengan guru mitra mengambil kesimpulan untuk menghentikan pelaksanaan tindakan siklus ini di siklus ke IV.

Selain pelaksanaan proses pembelajaran, maka peneliti mendeskripsikan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus I untuk observasi siswa mencapai 68,42% dengan parameter kurang. Peneliti dengan guru mitra melihat pada siklus ke I ketercapaian hasil masih dominan pada parameter kurang, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan hasil pengamatan siswa pada siklus I berada pada parameter kurang, dan merencanakan kembali observasi siswa untuk siklus selanjutnya. Pada siklus ke II penilaian pelaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 57,90% dengan parameter cukup, peneliti dengan guru mitra melihat peningkatan pada siklus ke II sehingga menyimpulkan pada siklus ke II ini berada pada parameter cukup, dan pada siklus ke III penilaian pelaksanaan pembelajaran mencapai 73,68% dengan parameter baik. Peneliti dengan guru melihat peningkatan perubahan pada observasi siklus III dibandingkan dengan siklus ke II, sehingga menyimpulkan siklus ke III ini berada pada parameter baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 94,73% dengan parameter baik. Setelah melihat hasil observasi siswa pada siswa pada siklus IV peneliti dengan guru mitra melihat perubahan yang lebih baik dari observasi sebelumnya, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus ini mencapai parameter baik sesuai dengan ketercapaian indikator yang diharapkan dalam penelitian ini. Selain pengamatan terhadap siswa, pengamatan juga dilakukan terhadap guru. Untuk hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus I dalam observasi guru mencapai 55,55% dengan parameter kurang. Pada siklus II penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 62,96% dengan parameter cukup, dan pada siklus III penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan cukup signifikan mencapai 74,08% dengan parameter baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus ke III mencapai 92,59% dengan kategori baik. Berdasarkan dari paparan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS tidak hanya cukup dilakukan dalam satu siklus saja, tetapi diperlukan beberapa siklus sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan.

3. Pada saat penelitian, peneliti menemukan kendala-kendala yang di dapat ketika

pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Berikut beberapa kendala tersebut yaitu:

a. Perlu adaptasi baik siswa atau pun guru. karena dari hasil wawancara pada saat observasi awal, peneliti memperoleh informasi dari hasil wawancara bahwa guru tidak pernah menggunakan media grafis dalam pembelajaran IPS. b. Siswa kelas VIII A sulit untuk dikondisikan, terlebih bahwa anak kelas VIII A adalah bagian dari kelas bilingual, mereka selalu asik dengan mainannya sendiri. Seperti laptop, gitar, bola, dan lain-lain.

c. Siswa malas dalam membaca materi yang akan di bahas, mereka masih terpacu dengan keadaan dimana siswa harus diberikan arahan dulu oleh guru. d. Siswa terlalu bergantung pada guru, masih terpaku pada paradigma guru

sebagai pusat pembelajaran atau guru yang harus dominan (teacher center). e. Kurang aktif siswa pada proses diskusi dan presentasi dengan guru di siklus I.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menangani kendala-kendala yang di dapat pada saat penelitian yaitu:

a. Harus lebih memahami karakter dan mengenal siswa lebih jauh agar dapat memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

b. Perlu rencana pembelajaran yang lebih matang agar dapat mengkondisikan siswa baik dengan perencanaan metode yang menarik seperti menyisipkan permainan game yang berkaitan dengan materi pada saat pembelajaran. c. Guru harus sering memberikan motivasi lebih kepada siswa terkait dengan

seringnya membaca buku pelajaran IPS, dan memberikan reward agar mereka antusias dalam membaca materi pembelajaran.

d. Harus membiasakan siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam peroses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terus berpusat pada guru.

e. Ketika menjelaskan materi kepada siswa guru harus bisa memberikan konsep-konsep yang mudah untuk dipahami oleh siswa sehingga ketika disuruh untuk mengulas kembali tentang konsep materi siswa tidak mengalami kesulitan

dan menjelaskan kembali pemahaman konsep tersebut sesuai dengan pemahaman siswa sendiri.

4. Hasil pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS setelah dilakukan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung dengan melakukan tes pemahaman konsep yang dilakukan oleh siswa pada tindakan kedua. Hasil pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa 67,18. Peneliti dengan guru mitra melihat pada siklus ini nilai pemahaman konsep siswa masih berada dibawah nilai KKM. Sehingga peneliti dengan guru mitra akan merencanakan kembali tes pemahaman pada siklus selanjutnya. Pada siklus II pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata siswa 74,38. Perolehan nilai rata-rata pada siklus ke II ini mengalami peningkatan dari siklus ke I, akan tetapi masih berada dibawah nilai KKM. Selanjutnya peneliti dengan guru mitra merencanakan kembali untuk melaksanakan tes pemahaman di siklus ke III. Pada siklus III hasil pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS memperoleh nilai rata-rata siswa 84,88, dari hasil perolehan nilai rata-rata pada siklus ke III ini sudah mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus ke II, dan pada siklus ke III nilai rata-rata perolehan siswa sudah diatas nilai KKM. Akan tetapi peneliti dengan guru mitra tidak berhenti melakukan tes pemahaman konsep di siklus ke III, selanjutnya peneliti dengan guru mitra melaksanakan kembali tes pemahaman di siklus ke IV. Pada siklus ke IV hasil pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS masih mengalami peningkatan dari siklus ke III dengan memperoleh nilai rata-rata siswa 85,41. Dari hasil tes pemahaman konsep diatas, peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa tes pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS akan diberhentikan pada siklus ke IV, karena pada siklus ke IV perolehan nilai rata-rata siswa konsisten dari hasil siklus ke III dan sudah berada diatas nilai KKM. Berdasarkan hasil paparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS memperoleh pemahaman konsep yang baik.

B. Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, sebagai bahan masukan atau rekomendasi dalam mempertimbangkan hasil temuan dilapangan maupun secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai berikut:

Bagi peneliti, pada penelitian pemanfaatan media grafis ini terbukti telah meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Siswa lebih dikondisikan dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan presentasi didepan kelas, siswa menjadi lebih pandai tanpa harus membawa buku teks dan bisa menjelaskan materi dengan pemahaman konsep yang mereka pahami sendiri. Namun dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya, materi harus lebih dikuasai oleh guru, memilih tema permasalahan yang familiar dan mudah dimengerti siswa.

Bagi siswa, kemampuan pemahaman konsep terus ditingkatkan dengan cara terus belajar dan rajin membaca buku paket IPS, serta tidak ragu-ragu untuk menjelaskan materi yang sudah mereka pahami dari media yang dipakai pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Sehingga pembelajaran IPS diharapkan lebih komunikatif dan bermakna.

Bagi guru, media pembelajaran visual grafis merupakan salah satu alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa lebih dominan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus terampil dalam menyajikan konsep yang akan disajikan dalam grafis, sehingga siswa lebih paham dengan media pembelajaran yang dipakai.

Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis terbukti telah meningkatkan

pemahaman konsep materi pelajaran. Maka dari itu sekolah harus lebih mendukung, memfasilitasi, dan memperbaiki fasilitas yang sudah ada, sehingga guru lebih mudah saat mengajar di kelas. Kemudian guru juga harus mendukung media dan metode pembelajaran yang ada selama itu berdampak positif untuk siswa.

Bagi peneliti selanjutnya, media pembelajaran visual grafis dapat dilakukan kembali pada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan media yang sama dan dengan fokus masalah yang berbeda seperti untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Adapun metode yang dipakaibisa menggunakan dengan metode eksperimen untuk penelitian menggunakan pemanfaatan media pembelajran visual grafis pada penelitian selanjutnya.

Bahan ajar PLPG. (2012). Pengenbangan Wawasan Profesi Guru. Bandung: RFTK UIN.

Barkas. (2011). Pengertian Media Visual. [Online]. Tersedia: http://jafar-120911084.blogspot.com/2011/10/pengertian-media-visual.html. Diakses 19 Maret 2014.

Bloom et al. (1956).Taxonomy Of Education Objectives The Classification Of

Education Goals. London: Ledgman Green AledCo.Ltd.

Fuadz. (2009). Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia:

http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif/. Diakses 02 Mei 2014.

Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan.Bandung: PT Citra AdityaBakti.

Haulussy, A. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Media Langsung dengan Media

Gambar Terhadap Hasil Belajar dalam Pembelajaran Sejarah. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hasan, H. (1996). PendidikanIlmuSosial. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2TA. Heni purwati. (2010). Keefektifan pembelajaran matematika berbasis penerapan

TGT berbantuan animasi grafis pada materi pecahan kelas IV. [Online].

Tersedia :

http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/57. Diakses 02 Mei 2014.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research and Educational Reform. Chicago : The University of Chicago.

Jenepar. (2012). Media pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://jenepar.blogspot.com/2012/05/media-pembelajran.html. Diakses 15 April 2014.

Magfiroh. (2011). Perkembangan anak usia SMP. [Online]. Teredia: http://imrufisika.blogspot..com/2011/12/perkebangan-anak-usia-SMP. Html?m=1. Diakses pada tanggal 03 Mei 2014.

Mahmud. (2010). Efektifitas penggunaan media gambar dalam meningkatkan

keaktifan siswa kelas III pada pembelajaran IPS sekolah dasar negeri

176 Duampanua Kabupaten Pinrang. [Online]. Tersedia:

http://mahmudsapsalbrg.wordpress.com/efektifitas-penggunaan-media-gambar dalam-meningkatkan-keaktifan-siswa-kelas-iii-pada-pembelajaran ips-sekolah dasar negeri-176-duampanua-kabupaten-pinrang/. Diakses 19 Maret 2014.

Meisendi, D. (2013). Penggunaan Lembar Kerja Siswa Untuk Mengembangkan

Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Michael donny. (2013). Penggunaan media gambar dalam peroses belajar

mengajar. [Online]. Tersedia:

http://pendas2013.blogspot.com/2013/01/penggunaan-media-gambar-dalam-proses.html. Di akses pada 15 Maret 2014.

Moleong, J. (2010). MetotodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Nurjamilah. (2010). Bab III Metode Pengumpulan Data. [Online]. Tersedia:

http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/. Diakses 02 Mei 2014.

Ridwan effendi, dkk. (2010). InovasiPembelajaran IPS: ImplementasiPembelajaran IPS dalamMenghadapiTantangan Global.

Bandung: Rizki Press.

Sanaky, H. (2009).Media Pembelajaran.Yogyakarta: SafiriaInsania Press. Sagala, S. (2008).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011).PenelitianTindakanKelas. Jakarta:Kencana.

Sapriya et all. (2007). KonsepDasar IPS. Jakarta: Lab PKn UPI.

Suartama, K. (2010). Pengembangan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Hlm 259-261

Sucipto, dkk. (2010). Pemanfaatan Projected Motion Media untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Jurnal Pendidikan. 2 (1), hlm. 17-21.

Sudjana, N. Dan Ahmad Rivai. (2001). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Suharsimi, A. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Wiriaatmadja, R.( 2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Badung : PT Remaja Rosda.

Virgin, R. (2013). Penggunaan Metode Mind Mapping untuk Menigkatkan

Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yuliayan, E. (2007). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi

Pelajaran Sejarah Melalui Penialaian Portofolio (Peneliatian Tindakan

Kelas di Kelas XI IPS 3 MAN 1 Bandung). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Zulaikhah. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Gambar Animasi terhadap

Hasil Belajar IPS di MIN Grobogan. (Tesis). Universitas Negeri

Dokumen terkait