• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMPN 14 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh

Sintia Millah Mabruk

NIM 1002051

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Disusun oleh:

Sintia Millah Mabruk

1002051

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sintia Millah Mabruk

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 001

Pembimbing II

Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721001 200112 2 001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

PERNYATAAN... i

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11

A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran... 11

1. Hakikat Media Pembelejaran... 11

2. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ... 12

3. Landasan dan Tujun Penggunaan Media Pembelajaran... 14

4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran... 18

B. Tinjauan Tentang Media Visual Grafis... 24

1. Pengertian Media Visual... 24

2. Pengertian Media Grafis... 25

3. Jenis-jenis Media Grafis... 26

4. Indikator Media Visual Grafis... 31

5. Manfaat Media Grafis dalam Pembelajaran... 32

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Grafis... 33

C. Tinjaun Tentang Pemahaman Konsep... 34

1. Pengertian Pemahaman Konsep... 33

2. Indikator Pemahaman Konsep... 37

3. Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS di SMP... 39

D. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS... 43

(5)

F. Penelitian Terdahulu... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 51

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 51

B. Desain Penelitian... 51

C. Metode Penelitian... 56

D. Definisi Operasional... 57

E. Instrumen Penelitian... 62

F. Teknik Pengumpulan Data... 64

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 70

1. Gambaran Umum Lokasi PenelitiN SMPN 14 Bandung... 70

2. Visi dan Misi SMPN 14 Bandung... 70

3. Subjek Penelitian... 71

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan, Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual Grafis untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS di SMPN 14 Bandung... 73

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS... 73

2. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus I... 77

3. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II... 104

4. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus III... 134

5. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus IV... 164

C. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas dengan Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual Grafis untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS... 192

1. Persiapan yang dilakukan guru dengan

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis

(6)

3. Kendala apa yang dihadapi oleh guru dan upaya

yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut

ketika pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran

visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep

dalam pembelajaran IPS di Kelas VIII A SMP Negeri Bandung... 198

4. Hasil pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS setelah dilaksanakannya pemanfaatan media pembelajaran visual grafis di Kelas VIII A SMP Negeri 14 Bandung.... 201

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 205

A. Kesimpulan... 205

B. Saran... 211

DAFTAR PUSTAKA... 213

(7)

Oleh :

Sintia Millah Mabruk

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Sebagaimana hasil pengamatan yang dilakukan di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung yang menjadi objek penelitian ini. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang memiliki ketertarikan terhadap gambar, karena gambar yang disajikan tidak berwarna, dan kurang jelas. Sehingga siswa cepat bosan dalam proses pembelajaran, dan tidak memahami pesan atau konsep dibalik gambar tersebut. Oleh karena itu perlu mengembangkan pembelajaran IPS dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahamn konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, kendala dan upaya dalam pemanfaatan media pembelajaran visual grafis, dan peningkatan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK dengan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII-A SMPN 14 Bandung dan dilakukan dengan empat siklus. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan, studi dokumentasi, dan tes pemahaman. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menyusun RPP, menentukan variasi media visual grafis, dan mengembangkan instrumen penelitian. 2) Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan media visual grafis (poster, grafik, gambar, dan komik). 3) Kendala yang dihadapi yaitu kurang kondusifnya suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa jarang membaca buku materi IPS. Adapun upaya yang dilakukan yaitu melakukan pengelolaan kelas yang lebih baik dengan menyisipkan media dan metode yang menarik serta memberikan motivasi kepada siswa. 4) Peningkatan pemahaman konsep siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 67,18, siklus II 74,38, siklus III 84,88, dan siklus IV 85,41. Maka dapat peneliti simpulkan bahwa penelitian dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS menghasilkan mutu dan pemahaman konsep yang baik. Adapun rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, penelitian dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen.

(8)

By:

Sintia Millah Mabruk ABSTRACT

This research was motivated by the lack of understanding of the concept in social studies learning. As the result of observation made in 8th grade A SMP Negeri 14 Bandung which is the object of this study. At the time of the learning process have less interest in the image, because the image presented is not colored, and less

obvious. So that the students get bored in the learning process, and don’t

understand the message or concept behind the image. Therefore it’s necessary to develop social science learning with the use of a graphical visual learning media to increase understanding of the concept. This study aimed to describe the planning, implementation, constraints and effort in the use of instructional media visual graphics, and an improved understanding of the concept in social studies learning. The method used in this study is action class research with research subjects were teachers and students 8th grade A SMP Negeri 14 Bandung, and performed with four cycles. The data collection techniques used in this study were interviews, observation, field notes, study documentation, and understanding test. The results obtained in this study is : 1) Implementation of the learning is done with preparing lesson plans, determine the variation of graphical visual media, and develop research instruments. 2) Implementation of the learning process using a visual graphical media (posters, charts, drawings, and comics). 3) Constraints faced is conducive less of atmosphere in the classroom when learning takes place, and students rarely read book package Social Sciences. The effort made is doing better classroom management with choose media and methods are interesting and provide motivation to students. 4) Improved understanding of the concept of students in the first cycle of obtaining the average value of 67.18, second cycle 74.38, third cycle of 84.88, and fourth cycle 85.41. Researcher can then conclude this research with the use of a graphical visual learning media to increase understanding of concepts in social studies learning produces the good quality and a good concept understanding. The recommendation for further research, research with the use of a graphical visual learning media to increase understanding of concepts in social studies learning can be done by using the experimental method.

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tolak ukur kemakmuran suatu bangsa, yaitu berkaitan erat

dengan kualitas pendidikan. Suatu bangsa yang berhasil mencapai kemakmuran

dan kesejahteraan dewasa ini adalah bangsa yang dapat melaksanakan

pembangunan berdasarkan pembangunan sumber daya manusia. Artinya,

melaksanakan pembangunan nasional dengan menekankan pada pembangunan

pendidikan dengan tujuan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia adalah melalui bidang pendidikan.

Pada kenyataannya sistem pendidikan di Indonesia masih banyak

mengalami masalah. Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah

akan menimbulkan kualitas sumber daya manusia yang rendah pula yang nantinya

akan berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu faktor yang

menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena

lemahnya kemampuan guru dalam menggali potensi siswa. Para guru kurang

memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Pendidikan

seharusnya memperhatikan kebutuhan siswa bukan memaksakan sesuatu yang

membuat siswa kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Hal tersebut sesuai dengan

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

disebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar menjadi manusia yang

berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga

(10)

membentuk para penerus bangsa yang kreatif dan mampu mengembangkan

dirinya menjadi manusia berkualitas.

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat diwujudkan melalui

proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran yang baik adalah proses

pembelajaran yang memungkinkan para siswa aktif melibatkan diri dalam

keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik. Penggunaan metode

pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar

dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan guru

dengan penggunaan metode dan media pembelajaran yang baik tentunya akan

berpengaruh terhadap minat belajar dan pemahaman siswa dalam menerima

materi-materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan metode pembelajaran

dalam proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Metode pembelajaran yang tepat yaitu dengan

memaksimalkan kemampuan siswa belajar sendiri nantinya siswa akan

mempunyai pengalaman berharga karena belajar melalui pengalaman sendiri akan

lebih mudah diingat oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran

pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian isi materi pada saat itu. Di samping

membangkitkan minat belajar, media pembelajaran juga membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Metode dan media dalam pembelajaran yang baik harus digunakan pada

setiap mata pelajaran di sekolah tak terkecuali mata pelajaran IPS. Pendidikan IPS

dirancang untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, rasa tanggung

jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, sehingga dapat mengembangkan

(11)

Menurut Somantri (2001:54), proses pembelajaran IPS di tingkat

persekolahan masih mengandung beberapa kelemahan diantaranya:

Kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi, dan peran PIPS di sekolah, tujuan pembelajaran kurang jelas dan tidak tegas (not purposeful). Posisi, peran, dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya terabaikan. Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang (out of date) dan kurang mendayagunakan sumber-sumber lainya, serta proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

Lemahnya transfer informasi konsep dalam pendidikan IPS tidak memberi

tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan. Guru tidak dapat

meyakinkan siswa untuk belajar IPS lebih bergairah dan bersungguh-sungguh.

Siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri. Guru

lebih mendominasi siswa (teacher centered). Kadar pembelajaran yang rendah,

kebutuhan belajar siswa tidak terlayani. Belum membiasakan pengalaman

nilai-nilai kehidupan sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa.

Berdasarkan hasil observasi pra-penelitian di kelas VIII A SMP Negeri 14

Bandung, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran IPS berlangsung di

dalam kelas. Dari penelitian tersebut diperoleh gambaran masalah, yang terdapat

pada siswa dan guru. Terlihat pada saat proses pembelajaran yang berlangsung di

dalam kelas pada saat melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis sebuah

gambar yang diberikan oleh guru, siswa cenderung pasif dalam merespon gambar

sehingga beberapa siswa terlihat kebingungan dan tidak mengerti dengan konsep

yang ada pada gambar. Jika dilihat dari tulisan dan maksudnya gambar tersebut

sudah ada keterkaitan antara maksud gambar dengan materi yang akan

disampaikan. Akan tetapi banyaknya siswa yang terlihat kebingungan dengan

penyajian gambar yang diberikan guru, sehingga siswa cenderung terlihat kurang

memahami konsep yang disajikan dalam gambar, dan membuat siswa cenderung

diam kurang aktif di dalam kelas dan membuat suasana kelas menjadi pasif.

Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa hanya diam tanpa

bertanya apa maksud dari gambar yang harus di diskusikan dalam kelompoknya

(12)

dan mengerti maksud dari gambar yang telah diberikan oleh guru serta

mengandalkan guru sebagai pemberi informasi seluruhnya dalam pembelajaran.

Ini membuat para siswa cenderung kurang memahami isi materi yang

disampaikan dalam gambar tersebut. Adapun masalah yang terdapat pada guru

yaitu dalam penyajian gambar yang kurang begitu jelas dan tidak berwarna

cenderung tidak dimengerti oleh siswa. Sehingga siswa terlihat tidak memahami

konsep yang tersaji pada gambar.

Berdasarkan paparan situasi kelas tersebut di atas, peneliti memperoleh

pemahaman dan temuan bahwa di dalam kelas tersebut siswa kurang memiliki

ketertarikan terhadap gambar, cepat bosan dalam proses pembelajaran dan terlihat

kurang memiliki pemahaman terhadap gambar yang disajikan oleh guru.

Faktor-faktor tersebut menunjukan indikator kurang minat bertanya dalam diskusi

membuktikan bahwa rendahnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS.

Tambahan temuan dari wawancara dengan bererapa siswa diperoleh informasi

dalam gambar yang disajikan tidak menarik karena tidak berwarna, kurang jelas,

sehingga mereka tidak memahami pesan atau konsep dibalik gambar tersebut.

Menurut Banks (1990:23), kemampuan pemahaman konsep merupakan

kemampuan seseorang (siswa) untuk mengkonseptualisasi, menginterpretasi,

menggeneralisasi, menganalisis, dan mengaplikasikan pengetahuan serta

mengevaluasikan pengetahuannya. Pemahaman konsep adalah aspek kunci dari

pembelajaran, (Santrock 2007:76). Rendahnya pemahaman terhadap

konsep-konsep dalam materi pelajaran IPS salah satunya dapat terbentuk oleh proses

pembelajaran yang kurang memiliki makna dan tidak menyentuh ranah dimensi

siswa itu sendiri. Dalam arti substansial, proses pembelajaran masih terjadi di

dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk mandiri melalui

penemuan dan proses berpikirnya (Trianto,2007:1). Padahal Salah satu tujuan

pengajaran yang penting adalah membantu siswa memahami konsep utama dalam

suatu subyek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak

(13)

mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat

dan menarik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya proses

pembelajaran dengan menggunakan media yang cukup efektif, menyenangkan,

berpusat pada siswa, saling menjaga solidaritas, dan menjaga tanggung jawab,

sehingga menarik perhatian siswa. Salah satu media yang dirasa tepat untuk

diterapkan dalam pembelajaran ini yaitu dengan menggunakan media

pembelajaran visual grafis. Dalam penelitian ini media visual grafis yang akan

digunakan yaitu dengan menggunakan gambar dalam pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran

hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambar atau film (iconic

respresentation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu

menggunakan kata-kata (symbolic presentation). Media ini tepat diterapkan dalam

proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan pemahaman konsep materi yang

ada serta menarik ketertarikan siswa dalam konsep yang ada pada gambar. Media

pembelajaran visual grafis ini bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam

memiliki ketertarikan pada media belajar gambar serta dapat memahami konsep

materi pembelajaran IPS kedalam memori otaknya menjadi lebih terarah dan

tersusun dengan baik sehingga akan mempermudah dalam mengingat kembali

materi tersebut. Sebagai dampak positif dari hasil pengembangan media

pembelajaran visual grafis tersebut, siswa diharapkan dapat lebih termotivasi dan

cepat memahami serta memaknai materi pelajaran IPS dengan kreatifitas yang

mereka miliki sehingga tidak akan timbul kebosanan pada saat menjalani proses

pembelajaran IPS, dengan suasana dan cara belajar seperti itu diharapkan akan

meningkatkan pemahaman konsep yang baik untuk siswa.

Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai

jenis media pembelajaran yang ada disekitarnya. Dalam kegiatan interaksi antar

siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya

kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.

(14)

Sutjipto 2013:14-15) adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan fiksatif,

artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek

atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar,

dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan

dapat ditunjukan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua,

kemampuan manipulatife, artinya media dapatkan menampilkan kembali obyek

atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,

misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula

diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributife, artinya media mampu

menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara

serempak.

Haban (dalam Jenepar 2012) mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari

media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia

membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling

abstrak. Edgar Dale (dalam Jenepar 2012) membuat jenjang konkrit sampai

dengan abstrak, dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata,

kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa

sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir

siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Dalam hal ini

media gambar sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran terhadap

pemahaman konsep materi.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang peneliti paparkan diatas,

maka peneliti termotivasi untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan

judul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual Grafis untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS”. (Penelitian Tindakan Kelas di

kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus permasalahan dalam

(15)

untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A

SMPN 14 Bandung?”. Untuk memberikan arah dalam penelitian maka dari itu

rumusan masalah lebih dispesifikasikan lagi sebagai berikut:

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan guru dalam pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung?

2. Bagaimana implementasi pemanfaatkan media pembelajaran visual grafis

untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII-A SMPN 14 Bandung?

3. Kendala apa yang dihadapi oleh guru serta upaya yang dilakukan guru untuk

mengatasi kendala tersebut ketika pelaksanaan pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung?

4. Bagaimana pemahaman konsep siswa alam pembelajaran IPS setelah

dilaksanakannya pemanfaatan media pembelajaran visual grafis di kelas

VIII-A SMPN 14 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai apakah media pembelajaran

visual grafis mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran

IPS melalui penelitian tindakan kelas (PTK).

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk medeskripsikan perencanaan yang dilakukan oleh guru dengan

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan

pemahaman konsep materi dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14

Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar ketika guru

memanfaatkan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan

pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14

(16)

3. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor kendala dan upaya yang

dilakukan dalam pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis

untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII-A SMPN 14 Bandung.

4. Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah dilaksanakannya

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII-A SMPN 14 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan

kontribusi guna pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk

meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Dengan media

pembelajaran yang optimal oleh guru maka akan mempermudah proses

pembelajaran IPS kepada siswa. Selain itu peneliti mengharapkan penelitian ini

dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang bervariasi

yang dapat dikembangkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif

dan partisipatif dalam pembelajaran IPS.

b. Siswa

Dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis, peneliti berharap siswa

termotivasi dalam pembelajaran IPS, karena selama ini mata pelajaran IPS dinilai

oleh siswa sebagai mata pembelajaran yang monoton dan sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran

IPS yang lebih baik.

(17)

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat bermanfaat dan

memberikan pengetahuan mengenai seberapa efektif pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis ini diterapkan dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran IPS. khususnya bagi siswa yang berada di Sekolah yang diteliti dan

umumnya bagi sekolah yang lain. Dan sebagai pencitraan yang baik terhadap

sekolah bersangkutan serta sebagai salah satu penyelesaian masalah dari berbagai

masalah yang berkaitan dengan siswa disekolah yang bersangkutan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari

Penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat

teoritis maupun manfaat praktis, sekilas metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II membahas mengenai Kajian Pustaka yang berhubungan dengan

permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian Pustaka

yang penulis kaji yaitu mengenai pemanfaatan media pembelajaran visual grafis

dalam meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran IPS. Adapun secara

garis besar sub bab tersebut terbagi ke dalam lima bagian yaitu: pembahasan

mengenai media pembelajaran, media visual grafis, pemahaman konsep,

pembelajaran IPS, dan keterkaitan media pembelajaran visual grafis terhadap

meningkatnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS.

Bab III membahas mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan

dilaksanakan. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode

penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, prosedur dan tahap persiapan penelitian,

prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik pengumpulan data, analisis

(18)

Bab IV merupakan bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan

peneliti. Maka bab ini berisi profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum

pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus

dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.

Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan.

Dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti lain selajutnya agar tidak

(19)

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 14 Bandung.

SMP Negeri 14 Bandung ini terletak di jalan Lapangan Supratman No. 08

Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial kelas VIII yaitu Bapak Edi Suroso. Adapun yang menjadi subjek penelitian

adalah siswa kelas VIII-A berjumlah 36 orang, yaitu terdiri dari 15 orang siswa

perempuan dan 21 orang siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas VIII-A

karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi

peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar dikelas VIII-A.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan

pada penelitian ini yaitu diawali dengan perencanaan tindakan dan mengacu

kepada model Kemmis dan MC Taggart (dalam Arikunto, 2010:16) yang terdiri

atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian

ini akan dilaksanakan dalam beberapa putaran siklus dalam empat bulan

penelitian dilapangan. Setiap siklus akan dijelaskan dibawah ini. penelitian ini

bersifat partisipatorik dan kolaboratif yang ditekankan kepada upaya merefleksi

diri yang akan dilakukan bersama-sama peneliti dengan siswa, dan antar guru dan

peneliti, tehadap peningkatan kualitas pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP

(20)

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK Model Kemmis dan Taggart

(Sumber: Arikunto, 2010:16)

Dari bagan 3.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan

dan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mitra untuk mendapatkan

hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh saat melakukan pra

observasi.

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(21)

Adapun rencana yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Melakukan observasi di beberapa kelas.

b. Menenukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi kolaborator

peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

e. Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran dengan pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan

kelas.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

g. Menentukan materi yang sesuai dengan media pembelajaran visual grafis agar

tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan

pemahaman konsep materi pembelajaran IPS oleh siswa.

h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk

meningkatkan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran IPS.

i. Konsultasi dengan guru mitra.

j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari

diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator.

k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

2. Pelaksanaan

Pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan

dirancang sebelumnya. Aksi adalah kegiatan inti yang akan dilaksanakan dengan

penerapan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk

memanfaatkan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman

(22)

Adapun peneliti akan melaksanakan langkah-langkah aksi atau tindakan

yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam pembelajaran

IPS dengan menerapkan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.

b. Mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dalam

pembelajaran IPS pada pertemuan pertama dan kedua.

c. Melakukan pengamatan secara teliti selama proses pembelajaran pada

pertemuan pertama dan kedua untuk melihat peningkatan pemahaman konsep

siswa dalam pembelajaran IPS.

d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi,

untuk melihat, merekam dan mencatat aktivitas siswa ketika diterapkan media

pembelajaran visual grafis dalam proses pembelajaran IPS.

e. Melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.

f. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan

berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dalam

pembelajaran IPS.

g. Melakukan revisi aksi sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.

h. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

3. Observasi

Pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan

dilaksakannya aksi. Dalam tahap observasi ini peneliti akan mengamati semua

aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan

oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar

observasi yang telah disiapkan meliputi: 1) fokus aktivitas siswa dikelas yaitu

pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dan peningkatan

(23)

pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dilakukan. 3) catatan

lapangan dan wawancara dengan siswa. Kegiatan observasi dalam penelitian ini

berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dikelas, dan memberikan

solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dikelas

tersebut, sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk

melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi bagi

tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyususnan tindakan selanjutnya. Pada

tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan:

a. Melakukan observasi (pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti).

b. Mengamati kesesuaian pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dengan

pokok bahasan.

c. Mengamati kesesuaian pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dengan

kaitan terhadap materi yang ada.

d. Mengamati kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran visual

grafis dalam mata pelajaran IPS.

e. Mengamati perubahan tumbuhnya keterampilan untuk mengemukakan suatu

konsep untuk dijelaskan berdasarkan pemahaman siswa dengan pemanfaatan

f. media pembelajaran visual grafis dalam pembelajaran IPS.

4. Refleksi

Refeksi dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan. Pada

tahap ini peneliti bersama guru mitra melakuakan evaluasi dari pelaksanaan

tindakan, sebagai langkah perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi penelitian

yang dilakukan meliputi kegiatan:

a. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan.

b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau

(24)

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang berlandaskan pada filsafat post

positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana

peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dengan menggunakan

pendekatan ini akan memudahkan peneliti dalam mengungkap masalah-masalah

yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Dan hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini akan lebih akurat dan tepat sasaran. Seperti yang telah diungkapkan

oleh Nasution (1997:18) pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah mengamati

orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka berusaha

memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar. Oleh karena itu

peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang valid.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriatmadja (2005: 11) adalah:

“Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan

substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha

seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukaakan oleh Wiriatmadja, pada

hakikatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses antara guru dan

siswa untuk melalukan perbaikan, peningkatan, perubahan dalam pembelajaran

yang lebih baik. Agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Penelitian dengan melakukan PTK pada umumnya sangat cocok diterapkan untuk

meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dikelas yang dijadikan sebagai objek

(25)

dikelas VIII-A, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep materi

siswa dalam pembelajaran IPS, melalui pemanfaatan media pembelajaran visual

grafis.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin

dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan, meliputi :

1. Media Grafis dalam pembelajara IPS. menurut Webster (dalam Tafsir, A dkk

2012:40) mendefinisikan graphics sebagai seni atau ilmu menggambar,

terutama penggambaran mekanik. Dalam pengertian media visual, istilah

graphics adalah material yang mempunyai arti yang luas, bukan hanya

sekedar menggambar. Dalam bahasa Yunani, Graphikos mengandung

pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat,

graphic diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau

penyajian yang efektif.

Adapun pembelajaran IPS menurut Sapriya at all (2008: 2) salah satu

jenis program studi, dan juga sejumlah mata pelajaran yang termasuk

kedalam disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti Tata Negara, Sosiologi,

Antropologi, Ekonomi, Geografi, dan Sejarah.

Berikut tahapan yang akan dilakukan dengan menggunakan media

pembelajaran Visual Grafis diantaranya:

1. Persiapan

Dalam tahapan persiapan ini yaitu melakukan kegiatan:

a. Menentukan tema permasalahan sesuai dengan kompetensi dasar yang

berkaitan dengan materi pembelajaran.

b. Membentuk kelas menjadi enam kelompok yang terdiri dari enam orang

(26)

c. Melakukan pendalaman materi melalui kegiatan mencari sumber-sumber

referensi yang sesuai dengan permasalahan dan tema yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan ini terdiri dari kegiatan:

a. Setting kelas dibentuk agar setiap kelompok duduk secara bersama-sama

dalam mengamati Grafis.

b. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengamati Gambar yang diberikan

sesuai dengan tema masing-masing yang sedang dibahas.

c. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan tema yang mereka bahas dan

amati dengan kelompok masing-masing.

d. Peran guru untuk mengatur penuh terlaksananya proses diskusi sehingga

siswa terlibat secara aktif.

e. Kegiatan presentasi diakhiri apabila siswa telah cukup dalam menjelaskan

tema yang mereka bahas.

f. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengomentari proses pelaksanaan

jalannya diskusi.

g. Guru memberikan komentar, penguatan dan proses penguatan terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung untuk dijadikan sebagai proses

perbaikan siswa dalam pelaksanaan selanjutnya.

3. Pembuatan Laporan

Kegiatan dalam membuat laporan ini setiap kelompok akan diminta untuk

membuat hasil laporan diskusi kelompok dengan pemanfaatkan media

pembelajaran visual grafis yang telah disediakan. Hasil pembuatan laporan ini pun

dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat tingkat pemahaman konsep siswa

dalam pembelajaran IPS.

Meningkatkan pemahaman konsep dalam IPS ini yang dimaksud pada

penelitian ini berkaitan dengan pemanfaatan media grafis disederhanakan menjadi

(27)

a. Membagi kelompok diskusi. Siswa diarahkan untuk mencari teman kelompok

untuk beridiskusi serta duduk dengan masing-masing kelompoknya selama

proses pembelajaran IPS.

b. Pembagian Grafis. Siswa diberi grafis sesuai dengan tema masing-masing

kelompok untuk melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya.

c. Kegiatan mengamati grafis. Siswa diarahkan untuk dapat mengamati grafis

yang telah disediakan guru, untuk mengembangkan setiap ide atau

gagasannya kemudian saling bekerja sama untuk berdiskusi dalam mengamati

garafis yang telah diberikan sesuai dengan tema masing-masing. Kemudian

siswa dapat mempresentasikannya dengan gaya dan pemahaman yang mereka

miliki.

d. Kemudian siswa diarahkan untuk membuat laporan dari hasil kegiatan

presentasi yang telah dilakukan sesuai petunjuk yang telah diberikan.

Indikator-indikator dalam meningkatkan pemahaman konsep materi

dalam pembelajaran IPS siswa untuk mampu berpikir secara mandiri menurut

grafis yang telah mereka diskusikan dari hasil kegiatan pengamatan dan

observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.

2. Pemahaman konsep menurut Mastie dan Johnson (dalam Yuliayana, 2007:13)

menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan menerangkan sesuatu

dengan kata sendiri, mengenali sesuatu yang dinyatakan dengan

kata-kata yang berbeda yang terdapat dalam buku teks, menginterpretasikan atau

menarik kesimpulan dari tabel, data, dan grafik. Sedangkan Skell (Sapriya,

2007:37) menyatakan bahwa konsep merupakan sesuatu yang tersimpan

dalam benak atau pemikiran manusia berupa ide atau gagasan. Pemahaman

konsep adalah kemampuan untuk memahami, mengerti, dan mengetahui

benar semua konsep, serta dapat mendeskripsikannya gagasannya dengan

kata-kata sendiri.

Adapun indikator dari Kemampuan pemahaman konsep ini dapat dibagi

(28)

a. Translasi (kemampuan menterjemahkan)

Translasi merupakan pengalihan dari bahasa konsep ke dalam bahasa

sendiri atau pengalihan dari konsep abstrak ke suatu model atau symbol yang

dapat mempermudah orang untuk mempelajarinya.

Bloom (1979:92) mengemukakan indikator pencapaian kemampuan

translasi sebagai berikut:

1) Kemampuan menterjemahkan suatu masalah yang diberikan dengan kata-kata

abstrak menjadi kata-kata konkrit. Kemampuan ini meliputi:

a) Kemampuan menterjemahkan suatu masalah menggunakan bahasa sendiri.

b) Kemampuan menterjemahkan suatu uraian panjang menjadi suatu laporan

singkat.

c) Kemampuan menterjemahkan suatu prinsip umum dengan memberikan

ilustrasi atau contoh.

2) Kemampuan menterjemahkan hubungan yang terkandung dalam bentuk

simbolik

a) Kemampuan menerjemahkan hubungan yang digambarkan dalam bentuk

simbolik.

b) Kemampuan menerjemahkan konsep ke dalam suatu visual.

c) Kemampuan untuk mengeluarkan pernyataan dari data hasil observasi.

b. Interpretasi (kemampuan menafsirkan)

Pemahaman interpretasi adalah kemampuan untuk memahami bahan atau

ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain. Kemampuan

menafsirkan meliputi pernyataan dan penataan kembali. Dengan kata lain

menghubungkan bagian-bagian yang diketahui berikutnya.

Dalam hubungannya dengan pemahaman konsep materi siswa dalam

pembelajaran IPS, pemahaman interpretasi berkaitan dengan pemahaman siswa

dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada pada gambar dengan tepat. Terdapat

(29)

1) Kemampuan memaham dan menginterpretasikan berbagai bacaan secara

dalam dan jelas.

2) Kemampuan untuk membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu

kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data.

3) Kemampuan untuk menafsirkan berbagai data sosial.

4) Kemampuan untuk membuat batasan yang tepat ketika menafsirkan suatu

data.

c. Ektrapolasi (kemampuan meramalkan)

Pemahaman ektrapolasi adalah kemampuan untuk meramalkan

kecendrungan yang ada menurut data tertentu dengan mengutarakan konsekuensi

dan implikasi yang sejalan dengan kondisi yang digambarkan. Dengan demikian

bukan hanya mengetahui sifatnya mengingat saja tetapi mampu mengungkapkan

kembali ke dalam bentuk lainnya yang mudah dimengerti, memberi interpretasi

serta mampu mengaplikasikannya.

Terdapat beberapa dalam proses mengektrapolasi diantaranya (Bloom,

1979:96):

1) Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari permasalahan yang rumit.

2) Kemampuan menggambarkan kesimpulan dan menyatakan secara efektif.

3) Kemampuan menyisipkan suatu data dalam sekumpulan data dilihat dari

kecendrungannya.

4) Kemampuan untuk memperkirakan konsekuensi dari suatu bentuk

komunikasi yang digambarkan.

5) Kemampuan untuk membedakan konsekuensi yang mempunyai peluang

kebenaran rendah dan tinggi.

(30)

E. Instrumen penelitian

Data hasil penelitian yang dibutuhkan adalah meningkatkan pemahaman

siswa tentang konsep materi pembelajran IPS melalui pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka

dibutuhkan instrumen dalam penelitian ini. Oleh karena itu instumen dalam

penelitian ini yaitu manusia atau siswa yang dijadikan objek dalam pengumpulan

semua data yang diperlukan dilapangan. Selain itu diperlukan beberapa perangkat

penelitian lain, yaitu sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi kreativitas melalui pemanfaatan media pembelajara

visual grafis dilakukan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep materi

siswa melalui kegiatan diskusi dengan gambar dalam proses pembelajaran di

kelas. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (v) pada

kreativitas melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Lembar

observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dengan media pembelajaran visual

grafis dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian antara

perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar dengan keterlaksanaan di

dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan kualitas pembelajaran guru di kelas.

Observasi siswa pada saat pembelajaran digunakan untuk mengukur tingkah laku

individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam

situasi sebenarnya atau dalam situasi buatan. Observasi dilakukan secara langsung

dengan mengamati kegiatan belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan tindakan

dilaksanakan.

Pedoman observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung

tentang pembelajaran IPS dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis. Lembar observasi dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih

(31)

lembar observasi proses pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer

saat pembelajaran berlangsung.

2. Lembar Wawancara

Menggunakan pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap

siswa dan teman sejawat tentang media pembelajaran visual grafis. Wawancara

ditujukan pada guru dan siswa. Di dalam wawancara digunakan pedoman

wawancara, baik untuk guru maupun siswa, dengan memberikan beberapa

pertanyaan mengenai apa yang diteliti. Wawancara dengan siswa dan guru ini

berguna untuk mengevaluasi serta merefleksikan pembelajaran yang telah

dilakukan terutama yang berkaitan dengan berbagai aktivitas siswa dan

kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran. Wawancara juga dilakukan untuk

mengetahui minat dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Essay Test

Menurut Arifin (2012: 125) tes uraian adalah butir soal berbentuk

pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan

dengan cara mengemukakan pikiran peserta didik. Menurutnya disebut bentuk

uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan

menyatakan jawaban dengan kata-kata sendiri. Berdasarkan pendapat di atas,

bentuk tes uraian dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas

(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Perbedaan dua

tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan kepada

siswa untuk menulis dan menyatakan jawaban. Tes uraian bebas memberikan

kebebasan yang lebih besar daripada uraian terbatas. Tes pemahaman konsep

berbentuk pilihan ganda dan uraian digunakan untuk mengevaluasi pemahaman

konsep pada materi ajar IPS, tes ini dilakukan sebanyak siklus yang akan

dilakukan yaitu dilakukan pada pertemuan ke dua pada setiap siklus. Hasil tes ini

digunakan untuk menghitung rata-rata dan digunakan untuk melihat peningkatan

(32)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data mempunyai peranan yang penting dalam suatu

penelitian. Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif dengan

latar belakang atau settingan yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan

peranan yang penting kepada penelitinya, yakni sebagai satu-satunya instrumen

karena manusia yang dapat menghadapi situasi yang berubah-rubah dan tidak

menentu. Pada penelitian ini bertujuan untuk menemukan data-data, keterangan,

atau informasi yang relavan. Untuk mendapatkan data seperti yang diatas,

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Wulandari (2013:58) Teknik observasi merupakan teknik yang

menuntut peneliti untuk melakukan pengamatan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan untuk

mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran visual grafis

dan kegiatan pembelajaran dikelas ketika sedang berdiskusi mengamati gambar.

Alasan melakukan observasi yaitu dapat menggambarkan secara jelas perilaku

atau kejadian yang berada di lapangan, dan dapat menjawab pertanyaan dari hal

yang belum diketahui. Observasi dilakukan dengan segenap alat indra terutama

mata dicurahkan untuk mengamati fokus objek yang diteliti dalam sebuah

penelitian yang dilakukan dilapangan, maka teknik observasi adalah suatu

keharusan. Observasi yang dilalukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi

terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiyono (2008:146) adalah observasi

yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diteliti, kapan dan

dimana tempatnya. Observasi terstruktur ini dimaksudkan untuk mempermudah

pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu peneliti telah menentukan bentu-bentuk

(33)

dimaksud di sini adalah indikator yang telah dikembangkan oleh peneliti dari

variabel media pembelajaran visual grafis dan meningkatkan kemampuan dalam

pemahaman konsep materi siswa. Selain mengamati aktivitas siswa, observasi

juga dilakukan untuk mengamati aktivitas guru, yang dilakukan untuk

mendapatkan data mengenai peran guru dalam pembelajaran IPS melalui media

pembelajaran visual grafis. Alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas

tersebut diisi dengan memberi tanda check list pada kolom penilaian yang telah

disediakan peneliti.

2. Wawancara

Wina Sanjaya (2009: 96) mengemukakan wawancara adalah teknik

mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka

ataupun melalui saluran media tertentu. Adapun menurut Maleong (2000:135),

berpendapat bahwa wawancara adalah ”percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara atau interviewer

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai atau intervieu yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Pertanyaan-pertanyaan yang

dikemukakan haruslah sesuai dengan pedoman wawancara atau tujuan yang

ingin dicapai oleh peneliti. Hal yang sama juga dipertegas oleh Nasution

(1999:69) bahwa observasi saja tidak memadai dalam melakukan penelitian itu,

sebabnya penelitian harus dilengkapi dengan wawancara.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan

siswa mengenai proses pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media

pembelajaran visual grafis. Sebelum melakukan wawancara dengan siswa peneliti

terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Alat yang

akan digunakan dalam proses wawancara adalah lembar pedoman wawancara dan

alat tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan mengambil sampel perwakilan siswa

sebanyak tiga siswa untuk diwawancarai mengenai proses pembelajaran IPS

(34)

3. Studi Dokumentasi

Menurut Menurut Sugiyono (dalam fuadz 2009) studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan

semakin tinggi jika melibatkan atau menggunakan studi dokumen ini dalam

metode penelitian kualitatifnya. Studi dokumenter juga merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,

baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk

satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak

sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk

kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah

hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Selain catatan yang

dihasilkan, peneliti juga akan mendokumentasikan berupa foto pada saat siklus

penelitian dilaksanakan.

4. Catatan Lapangan

Menurut Sanjaya (2009:98) Catatan lapangan atau catatan harian

merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan

dengan tindakan yang dilakukan guru. Dalam penelitian ini catatan lapangan

digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama pemanfaatan media

pembelajaran visual grafis. Catatan lapang juga dapat menunjang pengambilan

data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan penelitian dapat

menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, mencatat

persoalan-persoalan yang dihadapi dan solusinya, mencatat hasil refleksi dan

hasil-hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti yang

memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah,

berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi. Catatan lapangan dilakukan dengan

mempelajari pokok-pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala

(35)

5. Tes Pemahaman

Nana Sudjana (2008:35) merumuskan pengertian tes sebagai alat penilaian

adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes

tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Miles and Huberman (1984:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data,

terdiri dari langkah data reduction, data display, dan data conclution

drawing/verification. Adapun penjelasan dari masing-masing data akan

dipaparkan di bawah ini yaitu:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema nya dan pola dan membuang

yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berpikir senditif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Bagi

peneliti yang baru, dalam melakukan reduksi data ini dapat mendiskusikannya

pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman

(36)

c. Conclution Drawing/ Verification

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Akan tetapi jika kesimpulan di awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam berpikir divergen yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan oleh

siswa, kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Dalam

menganalisis data kuantitatif hasil penelitian dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

a. Menghitung check list setiap jawaban dari penelitian pada saat menjawab

pertanyaan.

b. Menjumlah jawaban subjek penelitian untuk setiap alternative jawaban.

c. Menghitung presentasi jawaban responden untuk setiap alternative jawaban

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = F X 100%

N

P = jumlah presentase yang dicari

F = jumlah frekuensi jawaban untuk tiap alternative

jawaban

(37)

3. Validitas Data

Mengenai validitas data, penulis menggunakan validitas yang berlaku

dalam penelitian ini. Data yang telah dikategorikan kemudian divalidasi sesuai

dengan model yng dikembangkan, dengan “cara member check, saturasi, audit trail, Expert Oponion” (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:168-171).

a. Member check, dengan mengulas kembali data yang diperoleh kepada

informan akan persepsi yang diberikan.

b. Saturation, maksudnya situasi pada saat data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil diperoleh.

c. Audit Trail, dengan mengaudit data yang diperoleh, misalnya catatan

lapangan, lembar observasi oleh seorang auditor yang netral. Sehingga data

dapat dipertanggungjawabkan secara objektif.

d. Expert Opinion, maksudnya mengkonsultasikan data yang diperoleh kepada

pakar atau pembimbing skripsi yaitu Dr. Erlina Wiyanarti. M,Pd dan Hj. Dr.

Kokom Komalasari. M,Pd yang lebih faham dan mahir terhadap hal seperti

(38)

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diajukan

oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah

dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil perencanaan, pelaksanaan, kendala dan

upaya yang dihadapi, dan hasil pemahaman konsep pada sikluss I, II, III, dan IV

pada pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung mengenai “Pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS” .

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam pemanfaatan media pembelajaran visual grafis untuk

meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori

baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru

mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman guru mitra juga dapat memberi

masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP

yang memacu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap

materi pembelajaran, materi pembelajaran IPS dikaitkan dengan masalah-masalah

yang terjadi disekitar lingkungan siswa, mempersiapkan media grafis yang akan

disajikan kepada siswa berkaitan dengan pembelajaran IPS. Sebagai peneliti guru

juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa dan guru, lembar

soal tes pemahaman konsep untuk siswa, catatan lapangan, format wawancara

siswa dan guru, dan studi dokumentasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMPN 14 Bandung dengan

pemanfaatan media pembelajaran visual grafis dilakukan oleh peneliti

(39)

pemanfaatan pembelajaran dengan media visual grafis pada siklus I, peneliti

melakukan pembelajaran dengan model Poblem Based Learning yang dilakukan

dengan berdiskusi untuk mengamati konsep masalah yang tersaji pada grafis

poster. Selanjutnya seluruh kelompok siswa mempresentasikan hasil dari diskusi

pengamatan mereka di depan kelas dan pada tindakan kedua di siklus I peneliti

memberikan tes pemahaman konsep yang harus dikerjakan oleh seluruh siswa.

Tes ini dilakukan untuk melihat pemahaman konsep siswa pada siklus I. Dari

hasil tes pemahaman konsep pada siklus I peneliti dengan guru mitra

menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian masih kurang. Oleh

karena itu peneliti dengan guru mitra merencanakan untuk melakukan

pelaksanaan siklus ke II. Pada siklus ke II peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model yang sama yaitu model Problem Based Learning,

akan tetapi di awal pembelajaran sebelum melakukan diskusi peneliti melakukan

penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dengan

menayangkan power point tentang ketenagakerjaan. Setelah itu dilanjutkan

dengan pembelajaran diskusi kelompok untuk mengamati media grafik seperti

yang dilakukan pada siklus I, selanjutnya hasil dari pengamatan siswa

dipesentasikan di depan kelas oleh setiap kelompok secara bergiliran. Kemudian

pada tindakan kedua di siklus ini peneliti melakukan tes pemahaman konsep

kembali. Tes ini dilakukakan untuk melihat hasil peningkatan pemahaman konsep

siswa dari siklus I. Dari hasil tes pemahaman konsep siswa pada siklus II peneliti

dengan guru mitra menyimpulkan bahwa ketercapaian parameter penilaian

mengalami perubahan dan mencapai parameter cukup, selanjutnya peneliti dengan

guru mitra memutuskan untuk melakukan pelaksanaan siklus ke III.

Pada pelaksanaan siklus III pembelajaran dengan pemanfaatan media

grafis gambar menggunakan model Cooperative Learning pada tindakan pertama

dengan melakukan diskusi siswa untuk mengamati grafis gambar yang harus

dilakukan oleh setiap kelompok, setelah itu seluruh kelompok mempresentasikan

(40)

kembali tes pemahaman konsep siswa, dan hasil pemahaman konsep siswa pada

siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari siklus II, sehingga

peneliti dengan guru mitra menyimpulkan siklus ke III ini berada pada parameter

baik. Setelah dilakukannya beberapa siklus dalam penelitian ini ternyata peneliti

dengan guru mitra tidak berhenti pada siklus ke III. Peneliti dengan guru mitra

merencanakan kembali untuk melaksanakan siklus ke IV karena peneliti dengan

guru mitra ingin melihat secara konsisten dari hasil pemahaman konsep siswa,

selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus ke IV untuk melihat penigkatan

pemahaman konsep siswa dan penyempurnaan dari siklus III. Pada pelaksanaan

siklus ke IV ini pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan metode yang

sama seperti di siklus ke I yaitu model Problem Based Learning dengan diawali

metode ceramah mengenai materi pajak sebelum berdiskusi kembali dengan

kelompok masing-masing. Selanjutnya siswa melakukan presentasi di depan kelas

dari hasil pengamatan grafis komik secara bergiliran, dan pada tindakan

selanjutnya peneliti melakukan tes pemahaman konsep terhadap seluruh siswa.

Tes ini dilakukan untuk melihat apakah pemahaman konsep ini meningkat atau

sebaliknya yaitu menurun dari siklus III. Dari hasil tes pemahaman konsep pada

siklus ke IV ternyata masih mengalami kenaikan dari siklus III walaupun tidak

terlalu signifikan, sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus

ke IV ini berada pada parameter penilaian baik. Dari hasil pemahaman konsep

siswa pada siklus ke IV peneliti dengan guru mitra mengambil kesimpulan untuk

menghentikan pelaksanaan tindakan siklus ini di siklus ke IV.

Selain pelaksanaan proses pembelajaran, maka peneliti mendeskripsikan

hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus I untuk observasi

siswa mencapai 68,42% dengan parameter kurang. Peneliti dengan guru mitra

melihat pada siklus ke I ketercapaian hasil masih dominan pada parameter kurang,

sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan hasil pengamatan siswa pada

siklus I berada pada parameter kurang, dan merencanakan kembali observasi

(41)

pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 57,90% dengan parameter cukup,

peneliti dengan guru mitra melihat peningkatan pada siklus ke II sehingga

menyimpulkan pada siklus ke II ini berada pada parameter cukup, dan pada siklus

ke III penilaian pelaksanaan pembelajaran mencapai 73,68% dengan parameter

baik. Peneliti dengan guru melihat peningkatan perubahan pada observasi siklus

III dibandingkan dengan siklus ke II, sehingga menyimpulkan siklus ke III ini

berada pada parameter baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan

pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 94,73% dengan parameter baik.

Setelah melihat hasil observasi siswa pada siswa pada siklus IV peneliti dengan

guru mitra melihat perubahan yang lebih baik dari observasi sebelumnya,

sehingga peneliti dengan guru mitra menyimpulkan pada siklus ini mencapai

parameter baik sesuai dengan ketercapaian indikator yang diharapkan dalam

penelitian ini. Selain pengamatan terhadap siswa, pengamatan juga dilakukan

terhadap guru. Untuk hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus

I dalam observasi guru mencapai 55,55% dengan parameter kurang. Pada siklus II

penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan mencapai 62,96%

dengan parameter cukup, dan pada siklus III penilaian pelaksanaan pembelajaran

mengalami peningkatan cukup signifikan mencapai 74,08% dengan parameter

baik. Sedangkan pada siklus IV penilaian pelaksanaan pembelajaran mengalami

peningkatan dari siklus ke III mencapai 92,59% dengan kategori baik.

Berdasarkan dari paparan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa untuk

mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS tidak hanya

cukup dilakukan dalam satu siklus saja, tetapi diperlukan beberapa siklus sesuai

dengan kebutuhan peneliti untuk mencapai indikator keberhasilan yang

diinginkan.

3. Pada saat penelitian, peneliti menemukan kendala-kendala yang di dapat

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK Model Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya Kab.. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat

Tulisan singkat ini hanya memfokuskan terkait dengan bagaimana kita sebagai orang tua untuk terus tidak berhenti mengendalikan anak-anak kita dari berbagai macam

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the

Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar Di Puskesmas Kawasan / Sentra Industri... LANGKAH

Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, bagi Dokter, Rumah Sakit atau Lembaga rehabilitasi lainnya yang sedang melakukan rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial

4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Data

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

Bagaiman mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom, bias mendengar ucapan