1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan yang sangat luas serta memiliki banyak sumber daya alam yang berupa keindahan pemandangan alam seperti pegunungan yang sejuk, pantai yang hangat, laut yang biru, lautan tropis yang hijau, danau, air terjun dan masih banyak lagi pesona alam lainnya. Hutan yang dapat dijadikan sebagai modal tersebut perlu ditata dan dipelihara lingkungannya sehingga diharapkan mampu mengundang wisatawan untuk datang mengunjunginya. Manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai nilai tinggi, serta hasil hutan antara lain rotan, getah, buah-buahan, madu
dan yang lainnya. Begitu pula dengan manfaat lainnya yakni terhadap pengaturan tata
air, mencegah erosi, memberikan efek kesehatan terhadap lingkungan, memberikan
rasa keindahan, sektor pariwisata, mengurangi pengangguran, dan menambah devisa
negara.
Pemanfaatan hutan yang tidak diimbangi oleh usaha pemeliharaan dan
perawatan akan mengakibatkan kerusakan hutan sekaligus kerugian bagi manusia.
Kerusakan hutan juga berdampak pada perubahan iklim global hingga terjadi
pemanasan bumi atau yang sering disebut dengan istilah global warming akibatkan
peningkatan gas rumah kaca (GRK) di lapisan udara dekat permukaan bumi
(atmosfer).
Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon, semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Di bawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpan karbon selain tanah itu sendiri. Karbon dapat tersimpan dalam dalam periode yang lama atau hanya sebentar.
2
Selama ini penelitian banyak membahas cadangan karbon pada tegakan berbagai macam jenis. Disebutkan pula biomassa pohon dan vegetasi hutan berisi cadangan karbon yang sangat besar sehingga dapat memberikan keseimbangan siklus karbon keperluan seluruh makhluk hidup dimuka bumi. Namun, jarang sekali penelitian tentang cadangan karbon tumbuhan bawah di suatu kawasan hutan terutama Hutan Produksi Terbatas (HPT). Pengukuran tumbuhan bawah relatif lebih sulit dan kompleks, mengingat variasi vegetasi yang tinggi. Parameter yang diukur pada saat inventarisasi karbon tumbuhan bawah adalah, ketinggian dan kerapatan tumbuhan bawah serta komposisi vegetasi. Diperlukan analisa lanjutan untuk mengetahui hubungan antara parameter tersebut dengan total biomasanya. Selain itu, faktor tipe tutupan lahan, kemungkinan juga berpengaruh terhadap total biomasa tumbuhan bawah.
Simorangkir Julu merupakan nama desa yang berada di Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa ini berada didaerah wisata Salib Kasih. Kecamatan Siatas Barita memiliki luas kira- kira 92,92 Km2. Dilihat dari lokasinya, Desa Simorangkir Julu berada di daerah kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan sering digunakan sebagai lahan pertanian, lalu lintas, lokasi pencarian kayu bakar, dan pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana wisata. (Pemkab Taput, 2014).
Dengan keadaan ini, maka penelitian mengenai karbon tumbuhan bawah di kawasan hutan di desa ini perlu dilakukan untuk mengetahui nilai kepentingan HPT tersebut dalam menyimpan karbon sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim di kawasan Kabupaten Tapanuli Utara
3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis struktur dan komposisi tegakan di Hutan Desa Simorangkir Julu yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. 2. Menghitung cadangan karbon Above Ground Biomass pada tumbuhan
bawah di Hutan Desa Simorangkir Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai penyerapan karbon di Hutan Desa Simorangkir Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebagai informasi bagi akademika, peneliti, masyarakat umum, dan lembaga terkait dalam pengelolaan hutan.