• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

atas dasar harga berlaku pada triwulan III Tahun 2014 mencapai 36,7 triliun rupiah sedangkan

atas dasar harga konstan 2000 mencapai 12,4 triliun rupiah.

 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Barat triwulan III-2014

meningkat sebesar 2,2 persen bila dibandingkan dengan triwulan II-2014 (q-to-q). Apabila

dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2013 mengalami pertumbuhan 5,8 persen (

y-on-y). Pertumbuhan PDRB Sumatera Barat secara kumulatif (c-to-c) tumbuh 6,1 persen bila

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

 Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicatat oleh sektor bangunan yaitu sebesar 3,5 persen,

kemudian diiringi oleh sektor industri pengolahan sebesar 2,7 persen dan sektor pertanian

sebesar 2,6 persen.

 Struktur ekonomi Sumatera Barat triwulan III-2014 masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi

yaitu sektor pertanian 22,4 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 19,1 persen dan

sektor pengangkutan dan komunikasi 17,2 persen.

 Dari sisi penggunaan, pada triwulan III-2014 dibanding triwulan sebelumnya (q to q) secara riil

meningkat sebesar 2,2 persen. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pada Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah sebesar 4,6 persen, kegiatan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 2,8

persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,2 persen. Sedangkan komponen

Ekspor neto mengalami pertumbuhan negatif, yakni Ekspor Barang dan Jasa naik sebesar 1,8

persen serta Impor Barang dan Jasa naik positif sebesar 14,1 persen.

 Pengeluaran Komponen Konsumsi Pemerintah pada triwulan III-2014 dibanding dengan triwulan

yang sama tahun 2013 tumbuh sebesar 7,2 persen, sedangkan Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga naik sebesar 5,9 persen. Pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto naik 4,8

persen, demikian juga Ekspor barang-jasa naik tajam sebesar 24,3 persen, dan komponen Impor

(2)

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2014

Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2014 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q),

yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 2,2

persen. Semua sektor (9 sektor) yang membentuk PDRB Sumatera Barat menunjukkan pertumbuhan

yang positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan yaitu sebesar 3,5 persen, kemudian

berturut-turut diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 2,7 persen dan sektor pertanian sebesar

2,6 persen.

Pada triwulan III-2014 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya

mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan III (y-on-y). PDRB triwulan III-2014

dibandingkan dengan triwulan III-2013 meningkat sebesar 5,8 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada

semua sektor ekonomi. Berturut-turut dari yang paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan

komunikasi 8,2 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 8,2 persen, sektor perdagangan, hotel dan

restoran 6,5 persen, sektor jasa-jasa 6,0 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 5,9

persen, sektor pertambangan dan penggalian 5,4 persen, sektor pertanian 5,2 persen, sektor industri

pengolahan 3,9 persen dan sektor bangunan 1,6 persen.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan

Trw I 2014 Trw II 2014

Secara kumulatif besaran PDRB Provinsi Sumatera Barat hingga triwulan III-2014 dibandingkan

(3)

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi 8,9

persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 6,9 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 6,4 persen. Sektor yang mengalami pertumbuhan terendah dialami oleh sektor industri

pengolahan yang hanya tumbuh sebesar 2,0 persen.

2. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan III-2014

Pada triwulan II-2014 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 35,2 triliun, kemudian pada

triwulan III-2014 meningkat menjadi 36,7 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

triwulan II-2014 adalah sebesar 12,2 triliun meningkat menjadi 12,4 pada triwulan III -2014.

Dari PDRB atas dasar harga berlaku sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang

terbesar pada triwulan III-2014 adalah sektor pertanian sebesar 8,2 triliun, kemudian sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,0 triliun, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi

sebesar 6,3 triliun, sektor jasa-jasa sebesar 6,1 triliun. Kemudian disusul oleh sektor industri pengolahan

senilai 3,8 triliun, sektor konstruksi sebesar 2,4 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

sebesar 1,6 triliun, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,0 triliun dan sektor listrik, gas dan air

bersih sebesar 0,3 triliun.

Tabel 2

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Trw II 2014 Trw III 2014 Trw II 2014 Trw III 2014

Pada PDRB atas dasar harga konstan 2000, kesembilan sektor tersebut di atas memberikan nilai

tambah bruto berturut-turut yaitu sektor pertanian 2,7 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 2,3 triliun, sektor jasa-jasa sebesar 2,2 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,0

(4)

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,6 triliun, sektor pertambangan dan penggalian

sebesar 0,4 triliun dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,1 triliun.

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan III-2014

Seperti telah disebutkan sebelumnya, lebih dari separuh PDRB atas dasar harga berlaku pada

triwulan III-2014 berasal dari tiga sektor terbesar yaitu sektor pertanian 22,4 persen, sektor

perdagangan, hotel dan restoran 19,1 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi 17,2 persen.

Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi yang sama dengan triwulan sebelumnya.

Sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran.

Tabel 3

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan II dan III Tahun 2013 - 2014 (Persen)

2013 2014

Triwulan II Triwulan III Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian,Peternakan, Kehutanan 22,5 22,5 22,3 22,4

dan Pertanian

2 Pertambangan dan Penggalian 2,8 2,6 2,7 2,6

3 Industri Pengolahan 10,8 10,7 10,5 10,3

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,9 0,9 0,9 0,9

5 Konstruksi 6,8 6,9 6,6 6,7

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,2 19,0 19,0 19,1

7 Pengangkutan dan Komunikasi 16,0 16,6 17,2 17,2

8 Keuangan Persewaan dan 4,5 4,4 4,5 4,4

Jasa Perusahaan

9 Jasa-jasa 16,5 16,4 16,3 16,4

(5)

4. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III Tahun 2014

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB dipengaruhi oleh berbagai komponen

permintaan, yaitu pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, pengeluaran Konsumsi Pemerintah,

Pembentukan Modal atau Investasi fisik dan Ekspor-Impor.

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp 18,2 triliun pada

triwulan II-2014 menjadi Rp 18,9 triliun pada triwulan III-2014. Sedangkan pengeluaran konsumsi rumah

tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar 2,2 persen pada triwulan III-2014

(Rp 5,8 triliun pada Triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan III-2014 Rp 5,9 triliun). Bila

dibandingkan terhadap triwulan III-2013 (y-on-y), konsumsi rumah tangga tumbuh lebih tinggi sebesar

5,9 persen.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku naik dari Rp 5,1 triliun pada

triwulan II-2014 menjadi Rp 5,5 triliun pada triwulan III-2014. Pada kurun waktu yang sama, laju

pertumbuhan pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga konstan 2000 naik sebesar 4,6

persen. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y), Konsumsi

Pemerintah meningkat sebesar 7,2 persen. Demikian juga pertumbuhannya jika ditinjau dari segi

kumulatif (c-to-c) mengalami peningkatan sebesar 6,3 persen.

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari

Rp 7,0 triliun pada triwulan II-2014 menjadi Rp 7,2 triliun pada triwulan III-2014. PMTB atas dasar harga

konstan 2000 pada triwulan III-2014 senilai Rp 2,4 triliun atau naik sebesar 2,8 persen. Bila dibandingkan

terhadap triwulan III-2013 (y-on-y), PMTB mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen.

Tabel 4.

(6)

Nilai Ekspor atas dasar harga berlaku naik dari Rp 9,9 triliun pada triwulan II-2014 menjadi Rp

10,1 triliun pada triwulan III-2014. Sedangkan nilai Ekspor pada triwulan III-2014 berdasarkan harga

konstan 2000 naik sebesar 1,8 persen dibanding triwulan II-2014, yaitu dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 4,6

triliun. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y-on-y), nilai ekspor

mengalami kenaikan tajam sebesar 24,3 persen.

Nilai Impor Sumatera Barat atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan dari Rp 4,5 triliun

pada triwulan II-2014 menjadi Rp 5,2 triliun pada triwulan III-2014. Demikian juga dengan nilai Impor

atas dasar harga konstan 2000 mengalami kenaikan sebesar 14,1 persen, dari Rp 1,6 triliun pada

triwulan II-2014 menjadi Rp 1,8 triliun pada triwulan III-2014. Sejalan dengan itu, apabila dibandingkan

dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 nilai impor atas dasar harga konstan 2000 triwulan III-2014

meningkat sebesar 3,1 persen.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

(7)

Tabel 6.

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2013-2014 ( persen )

Jenis Penggunaan

2013 2014

Triw II Triw III Triw II Triw III

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga 52,1 51,8 51,7 51,5

2. Pengeluaran Konsumsi LNP 0,8 0,8 0,9 0,9

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,6 14,3 14,6 14,9

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 19,8 19,6 19,8 19,7

5. Perubahan Inventori 4,6 4,4 -2,3 -0,4

6. Ekspor Barang dan Jasa 23,3 23,7 28,2 27,5

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 14,4 14,7 12,9 14,2

PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0

Struktur atau distribusi PDRB menurut penggunaan baik di tahun 2013 maupun tahun 2014

tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Struktur PDRB menurut penggunaan masih didominasi

oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang memberikan kontribusi terbesar yaitu 51,5

persen (triwulan III-2014), sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 51,7 persen. Kemudian diikuti oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar

27,5 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 19,7 persen, Konsumsi

(8)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Yomin Tofri, MA

Kepala BPS Provinsi Sumatera Barat

Telepon: 0751 442158-59

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha
Tabel 3 Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel 4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Unsur-unsur tersebut adalah tema ekonomi dan pendidikan, plot menggunakan alur campuran, penokohan dalam novel tersebut dominan memiliki watak protagonist, setting terdiri

Kuesioner yang berisi pernyataan yang peneliti bagikan adalah tentang bagaimana kaum gay dalam menghabiskan kesehariannya dengan melakukan kegiatan yang merujuk

Eksistensi tumbuhan di lingkungan hotel yang merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan menjadi investasi yang besar sebab

detik ke 27,5 dan seterusnya, dan lantai keempat pada detik ke 27 dan seterusnya. Dan setelah detik-detik tersebut kecepatanya selalu mendekati nol. Berarti pengaruh gaya gempa

Dari penelitian terdahulu yang menemukan bahwa terdapat beberapa variabel – variabel yang mampu mempengaruhi terhadap purchase intention, seperti pada penelitian

Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, dan komunikasi dapat menjelaskan variabel terikatnya yaitu kualitas laporan

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, pemungutan suara tetap tidak dapat dilaksanakan karena situasi yang belum/tidak

Pengendalian Internal terhadap Aset Tetap pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara saat ini sudah cukup baik, namun akan berjalan dengan efektif dan