• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.9. Prosedur penelitian

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa kesesuaian jumlah instrumen tes yang peneliti terima dari responden agar tidak ada yang tercecer.

2. Memberikan nomor pada masing-masing instrumen agar memudahkan pentabulasian data dan pengontrolan kembali instrumen jika ada yang perlu diperiksa kembali.

3. Memberi skor/nilai untuk setiap jawaban item menurut standar yang sudah ditentukan.

4. Meng-entry semua data yang masuk kedalam komputer program SPSS Versi 19,0 for Windows.

5. Data yang telah dimasukkan dan dihitung kemudian dianalisis berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan penelitian maupun hipotesis yang diajukan. Adapun analisis data dilakukan beberapa kali yaitu :

Analisis pertama, membandingkan antara skor posttest dengan pretest kelompok eksperimen. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan pada subjek yang menggunakan kliping media massa cetak, apakah terdapat perbedaan atau tidak. Secara statistik diharapkan hasil posttest lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

pretest. Statistik uji-t yang digunakan adalah statistik uji-t untuk paired sample.

Hasil posttest lebih baik dibandingkan dengan kelompok pretest pada kelompok eksperimen jika harga statistik uji-t memiliki peluang kekeliruan (α)

lebih kecil dari 0,05. Dalam hal lain, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen adalah sama.

Analisis kedua, membandingkan antara skor post test dengan pre test kelompok kontrol. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan pada subjek yang tidak menggunakan pembelajaran dengan kliping media massa cetak, apakah terdapat perbedaan atau tidak . Secara statistik diharapkan hasil post test lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pre test. Statistik uji-t yang digunakan adalah statistik uji-t untuk paired sample. Hasil post test lebih baik dibandingkan dengan hasil pre test pada kelompok kontrol jika harga statistik uji-t memiliki peluang kekeliruan (α) lebih kecil dari 0,05. Dalam hal lain, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok kelompok kontrol adalah sama.

Analisis ketiga, membandingkan rerata gained score antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Secara statistik diharapkan rerata gained

score pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Statistik uji-t yang digunakan adalah statistik uji-t untuk sampel independen. Gain skor hasil belajar kelompok eksperimen berbeda dengan kelompok kontrol, jika harga statistik uji-t memiliki peluang kekeliruan (α) lebih kecil dari 0,05. Artinya penggunaan kliping media massa cetak sebagai sumber pembelajaran IPS yang diberlakukan pada kelas eksperimen lebih baik dari pengajaran biasa pada kelas kontrol. Dalam hal lain, berarti kondisi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama.

Dalam menghitung jumlah pembeda-pembeda untuk mengolah hasil tes maka diperlukan uji gain faktor (n-gain). Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil pembeda antara hasil penelitian sebelum penerapan perlakuan dengan hasil setelah pelakuan. Untuk menganalisanya maka kita bisa membandingkan skor pretes dan postes. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan faktor (n-gain) dengan rumus:

G =

Keterangan:

S post = Skor Postes S pre = Skor Pretes S maks = Skor Maksimal

Adapun kriteria tingkatan gain adalah jika g > 0,7, maka tingkatan gain dinyatakan dalam katagori tinggi, jika 0,3 ≤ g ≤ 0,7, maka tingkatan gain dinyatakan dalam katagori sedang, dan jika g < 0,3, maka tingkatan gain dalam katagori rendah.

6. Menyajikan data-data dalam bentuk tabel dan grafik serta mendeskripsikan data tersebut agar pembahasan lebih jelas.

7. Menjawab hasil-hasil penelitian berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian kemudian diajukan beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti memaparkan beberapa kondisi proses pembelajaran serta beberapa temuan yang diperoleh selama penelitian ini, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan berikut ini :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa di kelas eksperimen sebelum perlakuan pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak sebagai sumber pembelajaran IPS dibandingkan dengan setelah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak, yang dapat dilihat dari perhitungan skor rerata pretest dan posttest kelas eksperimen menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil posttest lebih tinggi dari hasil pretest siswa. Artinya dalam pembelajaran ini terjadi peningkatan hasil belajar karena telah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan kliping media massa cetak.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa di kelas kontrol yang tidak menggunakan kliping media massa cetak antara hasil belajar sebelum dibandingkan dengan setelah dilakukannya proses belajar mengajar, yang dapat dilihat dari perhitungan skor rerata pretest dan posttest kelas kontrol menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil posttest lebih tinggi dari hasil pretest siswa, akan tetapi perbedaannya lebih kecil bila dibandingkan dengan perbedaan hasil belajar di kelas eksperimen. Artinya

dengan pembelajaran biasa pun terjadi peningkatan hasil belajar siswa, namun hasilnya belum optimal.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam gain hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan kliping media massa cetak sebagai sumber pembelajaran IPS dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran dengan kliping media massa cetak. Hal ini terlihat dari hasil uji-t rerata gain hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Namun hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol ternyata juga berbeda secara signifikan antara pretest dan posttesnya. Oleh karena itu, dilihat dari rerata gain hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kontrol, maka sebenarnya perbedaannya tidak terlalu besar.

4. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa respon siswa dan guru positif terhadap pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak sebagai sumber pembelajaran IPS. Guru dan siswa pada umumnya senang dan bergairah selama proses pembelajaran berlangsung. Meskipun hasil belajar siswa perbedaannya tidaklah terlalu besar antara kelas yang menggunakan kliping dengan yang tidak, namun penggunaannya sangat penting dalam upaya mengoptimalkan peningkatan hasil belajar siswa. Disisi lain terdapat hal positif dari adanya pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak ini, yakni adanya respon positif dan konstruktif dari siswa. Hal ini karena dalam pelaksanaannya siswa dibimbing membuat kliping dan mendapat pehatian serta kesempatan untuk lebih aktif pada saat dilakukannya

diskusi kelompok untuk mempresentasikan hasil klipingnya. Guru juga mempunyai pandangan positif terhadap pembelajaran IPS menggunakan kliping media massa cetak yakni pembelajaran dengan kliping media massa cetak ini dapat diterapkan pada materi IPS lainnya. Namun menurut guru untuk pelaksanaannya diperlukan persiapan dalam merancang bahan yang akan dikliping dan selanjutnya penyusunan kelompok diskusi siswa agar heterogen sehingga siswa dapat saling membantu secara optimal dalam kelompok.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak agar dapat terlaksana secara efektif, maka :

1. Dengan adanya keterbatasan sumber-sumber pembelajaran berupa media massa cetak yang sesuai dengan materi pelajaran IPS tertentu, maka selain dari pihak sekolah atau madrasah agar berupaya menyediakannya juga sebaiknya guru mengoptimalkan kemampuannya dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang matang. Perencanaan tersebut hendaknya dituangkan dalam silabus dan rencana pembelajaran setelah sebelumnya guru menganalisis potensi dan hambatan setiap pokok bahasan yang memungkinkan untuk disajikan dalam pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak. Idealnya pembelajaran dengan kliping media massa cetak hanya pada pokok bahasan yang benar-benar

cocok dan memiliki kemungkinan ketersediaan sumber-sumber pembelajaran berupa media massa cetak yang memadai. Mengenai waktu pelaksanaan dan pokok bahasannnya alangkah baiknya jika dua minggu sebelumnya sudah diinformasikan kepada siswa sehingga siswa agar dapat mempersiapkan sumber-sumber media massa cetak yang diperlukan nanti.

2. Pembelajaran menggunakan kliping media massa cetak sebaiknya dilaksanakan dengan mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok yang heterogen agar kerjasama kelompok lebih optimal. Pengerjaan penyusunan kliping media massa cetak sebaiknya dilakukan siswa di luar jam sekolah dengan memperhatikan efisiensi waktu. Pada saat pembelajaran sebaiknya guru mengoptimalkan bimbingan terhadap siswa dalam diskusi ketika presentasi laporan hasil tugas klipingnya. Disamping guru juga memperhatikan sisi-sisi kreativitas siswa dalam menilai kliping, memberikan

reward kepada siswa yang memiliki produk kliping terbaik, namun bila ada

siswa yang ”mengganggu” proses dalam mendiskusikan klipingnya guru memberi punishment.

3. Untuk memperluas penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan topik pembahasan materi pelajaran IPS yang berbeda pada jenjang SMP/MTs atau jenjang lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nuasa berbeda dan pengalaman yang lebih luas kepada guru-guru khususnya guru IPS agar proses dan aktivitas kinerja serta layanan profesional guru lebih baik lagi. Sehingga kreativitas dan hasil belajar IPS siswanya juga dapat lebih tinggi lagi di masa yang akan datang.

Dokumen terkait