BAB III METODE PENELITIAN
B. Data Sekunder
3.10. Teknik Pengujian Instrumen
Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (contentvalidity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur. Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2008). Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut yakni nilai korelasi diatas 0,30. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi produk moment dengan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan: = koefisien korelasi Product moment N = jumlah responden
= jumlah skor X
= jumlah Skor Y
= jumlah hasil kali antara X dan Y Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi (sebesar 5%) . Jika hasil pengukuran menunjukan rhitung ˃r
tabel dan rhitung = rtabel maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika < rhitung dan rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
B. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau kepercayaan mengandung pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatuinstrumen pengukuran adalah konsistensi, atau
tidak berubah-ubah (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini menggunakan Cronsbach’s Alpha diatas 0,60. Adapun rumusnya sebagai berikut:
[ ] [ ] Keterangan:
R11 : reliabilitas instrument
K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: jumlah variant butir
: variant total
Dalam pengukuran reliabilitas, jika reliabilitas kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,70 dapat diterima dan di atas 0,80 adalah baik.
3.11. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A.Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deksriptif dibagi menjadi dua yaitu deskripsi responden dan deskripsi variabel:
1. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini deskripsi responden berisi tentang klasifikasi kuesioner secara umum yang diantaranya terdiri dari umur, jenis kelamin, pendapatan perbulan, status, pendidikan dan pekerjaan dari responden tersebut.
2. Deskripsi Variabel
Untuk mengetahui variabel pengaruh kualitas pelayanan PT. Bank Papua Cabang DIY yang terdiri dari : bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan, empati, dan variabel kepuasan nasabah dilihat dari rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai tersebut diartikan sesuai dengan pengkategorian skor yang telah dibuat.
B.Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16.0.
C.Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu pengaruh Kualitas Pelayanan yang terdiri dari : Bukti fisik, Kehandalan, Tanggapan, Jaminan, Empati, dan variabel dependen yaitu Kepuasan Nasabah. Analisis regresi berganda dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal ialah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Ghozali, 2011: 105).
Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan:
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang
dibenarkan secara statistik (α).
2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance (α) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
1) Besar nilai tolerance (α) :
Α = 1 / VIF
2) Besar nilai Variance Inflation Factor (VIF):
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α
hitung < α dan VIF hitung > VIF. Variabel bebas tidak
mengalami multikolinieritas jika: α hitung > α dan VIF
hitung < VIF.
3) Besar nilai tolerance (α) :
Α = 1 / VIF
4) Besar nilai Variance Inflation Factor (VIF):
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α
hitung < α dan VIF hitung > VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika: α hitung > α dan VIF
hitung < VIF.
b) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Imam Ghozali, 2011: 160).
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2011: 139). Uji Heteroskedastitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot, dengan memplotkan nilai prediksi dengan nilai residualnya. Heteroskedastisitas akan muncul jika terdapat pola tertentu antara keduanya, seperti gelombang atau menyempit atau melebar antara keduanya.
2. Membuat Persamaan Regresi Linear Berganda
Adalah suatu analisis untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah penabung. Hal ini menggunakan rumus Riduan dan Akdon (2007: 142)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Di mana :
Y = Kepuasan nasabah penabung b0, b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi
X1 = Bukti fisik (tangible) X2 = Kehandalan (reliability) X3 = Tanggapan (responsiveness) X4 = Jaminan (assurance) X5 = Empati (empaty) e = Error 3. Uji F
Uji F-test pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara semua variabel independen dan variabel dependen, apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh persepsi produk, harga dan tempat terhadap kepuasan konsumen sebagai variabel dependennya. Langkah-langkah uji F adalah:
a) Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikan menggunakan = 5%
b) Menentukan F hitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus F hitung.
Keterangan:
=koefisien determinasi N = jumlah data atau kasus K =jumlah variabel independen c) Menetukan F tabel
Df1 = jumlah variabel -1 Df2 = n-k-2
Keterangan:
N = jumlah sampel
K = jumlah variabel independen Df = derajat kebebasan
d) Kriteria pengujian
H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung lebih > Ftabel H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < Ftabel e) Menarik Kesimpulan
Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka persepsi produk, harga dan tempat tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Jika H0 ditolak dan Ha diterima maka persepsi produk, harga, dan tempat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4. Uji t (Uji Parsial)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dipenden. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh atau tidak, digunakan uji t.
a) Menentukan tingkat signifikan: Tingkat signifikan menggunakan 5% (α = 0.05).
b) Menetukan t hitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus t hitung
√ √ Keterangan:
R = Koefisien korelasi parsial K = jumlah variabel independen N = jumlah data
c) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a= 5% (uji 1 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – k - 2 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen).
d) Kriteria pengujian
H0 = ditolak dan Ha = diterima jika t hitung > t tabel H0 = diterima dan Ha = ditolak jika t hitung < t tabel e) Menarik kesimpulan
Jika H0 = diterima dan Ha = ditolak maka kepuasan pelanggan, dan kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Jika H0 = ditolak dan Ha = diterima maka nasabah puas dengan kualitas pelayanan pada PT. Bank Papua Cabang DIY.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT. BANK PAPUA
4.1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Papua A. Sejarah Umum PT. Bank Papua
PT. Bank Pembangunan Daerah Papua yang sebelum menjadi Perseroan Terbatas bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Irian Jaya, didirikan pada tanggal 13 April 1966 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Barat Nomor:37/GIB/1966 dan disahkan menjadi Peraturan Daerah Propinsi Irian Barat Nomor 1 Tahun 1970 tanggal 23 Maret 1970 pada Lembaran Daerah Propinsi Irian Barat no. 42 tahun 1970, kemudian sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep.283/DDK/II/1972 tanggal 15 Juli 1972 tentang pemberian izin usaha Bank Pembangunan Daerah Irian Barat berkedudukan di Jayapura melaksanakan operasional sebagaimana Bank Umum lainnya dengan Modal Dasar pertama kali ditetapkan sebesar IB Rp 4.000.000,-.
Selanjutnya telah beberapa kali terjadi perubahan Peraturan Daerah dan yang terakhir Peda Nomor 7 tahun 1996 terdapat perubahan modal dasar bank menjadi Rp 50 miliar. Kemudian Keputusan RUPS Nomor: 05/SK/RUPS-BPD/XII/2000 telah diputuskan untuk mengubah bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Irian Jaya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 2001 disetujui perubahan modal Dasar menjadi 60 Rp 150.000.000.000,- sekaligus mengubah bentuk hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas yang dituangkan kedalam Peraturan Daerah Propinsi Papua Nomor 2 Tahun 2002 tanggal 21 Mei 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Papua dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2002, dan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 1 dan disahkan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia Nomor C.13031 HT.01.01 Tahun 2002 tanggal 16 Juli 2002 dan Berita Negara No. 61, Tambahan Berita Negara RI No. 7480 tanggal 30 Juli 2002. Dan telah mendapat persetujuan Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 4/147/KEP.Dp.6/2002 tanggal 11 September 2002.
Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Juni 2003 diputuskan modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua meningkat menjadi Rp 500 miliar, sebagaimana dituangkan dalam akta notaris No. 2 tanggal 3 September 2003 dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-29629 HT.01.04.TH.2003 tanggal 19 Desember 2003 ditetapkan modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua sebesar Rp 500 miliar.
PT. Bank Pembangunan Daerah Papua telah mengalami beberapa kali peningkatan jumlah modal dan yang terakhir tahun 2010 sesuai Rapat Umum Pemegang Saham terjadi perubahan
Modal Dasar Bank Papua menjadi Rp. 2 Triliun yang kemudian disahkan dalam SK Rapat Umum Pemegang Saham Nomor : 11/SK/RUPS-BPD/III/2010 tanggal 29 Maret 2010 tentang Perubahan Modal Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah papua, yang kemudian diputuskan sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU- 30935.AH.01.02 Tahun 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 21 Agustus 2013 di Timika telah terjadi perubahan Modal Dasar Bank Papua yaitu perubahan dari Rp 2 Triliun menjadi Rp 4 Triliun yang kemudian disahkan dalam SK Rapat Umum Pemegang Saham Nomor : 02/SK/RUPS-LB/BPD/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Peningkatan Modal Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua, yang kemudian diputus sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Nomor : AHU- 59466.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 19 November 2013 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Yang diperkuat dengan Peraturan Daerah Provinsi Papua (PERDA) Nomor : 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provonsi Papua Nomor 2 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Papua.
B. Sejarah singkat PT. Bank Papua Buka Kantor Cabang di Daerah Istimewa Yogyakarta
Kantor cabang PT. Bank diresmikan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari kamis tanggal 13 februari 2014 jam 17:48 wib. Kantor cabang PT. Bank Papua ini terletak di Ruko Raflesia Babarsari. Bank Papua yang mengusung tagline "Bersama Papua Membangun Negeri", menitikberatkan pasarnya pada individu dan bisnis wirausaha, baik pada skala kecil maupun menengah. PT. Bank Papua cabang DIY memasang target 25 persen skala nasional. Terkait kedua segmen tersebut, Bank Papua menyediakan serangkaian produk jasa dan layanan perbankan. Antara lain Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Ada pula kredit modal kerja, kredit karyawan, kredit kendaraan bermotor, serta juga tersedia jasa layanan perbankan.
Menurut Johan Kafiar, selaku Presiden Direktur Bank Papua, menjelaskan tentang tujuan pendirian PT. Bank Papua cabang Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor cabang Bank Papua didirikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tujuan untuk melayani masyarakat Papua yang ada di Yogyakarta. PT. Bank Papua juga ingin memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pendirian PT. Bank Papua cabang DIY ini juga merupakan arahan dari Gubernur Papua, yakni Lukas Enembe. Bahwasannya,
“agar Bank Papua tidak hanya jago kandang dan harus melebarkan ekspansi”. Saat ini target Bank Papua adalah mendirikan kantor
cabang paling tidak satu provinsi satu kantor cabang. Selain di Yogya, Bank Papua juga akan mendirikan kantor cabang di Bali, Semarang, dan Bandung.
Saat ini sudah tersedia 248 ATM (Anjungan Tunai Mandiri, Red) dan 154 edisi elektronik. Target PT. Bank Papua pada tahun 2014 adalah menambah 400 ATM dan 300 edisi elektronik. Saat ini jumlah mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta sekitar 7500, belum termasuk mereka yang sudah berkeluarga. Jika ditotal masyarakat Papua yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai 15ribu – 20ribu orang. Sehingga diharapkan dengan berdirinya cabang PT. Bank Papua di Daermeah Istimewa Yogyakarta dapat mebantu transaksi bagi nasabah yang menjadi konsumen di PT. Bank Papua cabang DIY. Target nasabah PT. Bank Papua pada umunya adalah orang-orang Papua yang berada di Yogyakarta. PT. Bank Papua cabang DIY selain menargetkan nasabah pada penduduk papua di DIY, juga merangkul daerah- daerah lain untuk menjadi nasabah di Bank Papua Cabang DIY. Selain itu, target yang ingin dicapai Bank Papua adalah menjadi bank devisa. Hal ini sangat berpeluang besar karena banyak perusahaan asing yang berada di Papua yang melakukan kegiatan eksport dan import. Jika orang asing melakukan transaksi di Bank
Papua, maka tidaklah sulit menjadi bank devisa. “Menurut Johan Kafiar, selaku Presiden Direktur Bank Papua”.
4.2. Visi dan Misi A. Visi :
"Menjadi Bank Komersial yang Kuat, Unggul dan Terpercaya" Mempunyai makna sebagai berikut:
“Menjadi”
Mencerminkan arah pengembangan Bank Papua untuk melakukan transformasi dari Bank Pembangunan Daerah menjadi Bank Umum.
“Bank Komersial”
Bank Papua sebagai business entity yang dikelola secara professional berdasarkan prinsip kehati-hatian dan komersial sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal dan memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya melalui deviden.
Bank Papua akan menyediakan produk-produk perbankan yang bersaing sesuai dengan target pasarnya.
Bank Papua akan melayani nasabah individu, UKMK (Usaha Kecil Menengah dan Koperasi) serta Korporasi termasuk Pemerintah Daerah.
“Kuat”
Mewujudkan sebagai bank komersial yang sehat memiliki kinerja yang baik dan memiliki daya tahan terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam sehingga dapat menjalankan operasional perbankan secara berkelanjutan.
Dalam menjalankan operasional perbankan Bank Papua akan selalu mengacu kepada prinsip kehati-hatian, mentaati regulasi perbankan dan aturan yang ditetapkan Bank Indonesia serta melaksanakan prinsip dan praktek good corporate governance (GCG).
“Unggul”
Bank Papua akan dikelola secara professional dengan dukungan SDM dan teknologi yang tepat dan handal.
Bank Papua akan mempertahankan posisi sebagai bank terbesar di Papua.
Bank Papua akan memberikan produk dengan layanan prima lebih baik dari pesaing.
“Terpercaya”
Bank Papua selalu berusaha untuk dapat memenuhi harapan masyarakat dan nasabah berdasarkan transparansi kerja, tanggung jawab dan integritas dengan sikap profesional, sehingga Bank Papua menjadi satu-satunya Institusi terpercaya dalam pemenuhan kebutuhan para nasabahnya.
B. Misi :
1) Membangun kelembagaan yang kuat, tangguh dan berdaya saing tinggi;
2) Mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di daerah;
3) Mengelola dana Pemerintah Daerah dan masyarakat serta salah satu sumber pendapatan asli daerah;
4) Melakukan optimalisasi sebagai konsultan keuangan bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan daerah; 5) Memberikan pelayanan prima dan kepuasan kepada para
4.3. Struktur Organisasi PT. Bank Papua
--- ---
Staf CS -Staf Analisis Kredit - Staf Penyelamatan Kredit - Staf Keu dan Akt
Konsumer -Staf Penyelesaian Kredit - staf Teknologi Informasi
Staf Teller -Supervisi Kredit Konsumer Staf pemasaran -Staf Analisis Kredit Komersial
Produk dan Jasa - Supervisi Kredit Komersial - Staf Pajak
Staf Layanan - Staf Analisis Kredit Kasda dan Program, UMK
Adminitrasi -Supervisi Kredit Program, UMK - Staf Pajak
Staf TRX
Staf TRX LN -Staf Analisis Kredit dan PER - Staf APU / PPT
DIREKTUR UMUM DAN OPERASIONAL
KEPALA DIVISI SDM KEPALA CABANG KEPALA DEPARTEMEN LAYANAN KEPALA DEPARTEMEN KREDIT DAN PER
Divisi MR, Divisi Kepatuhan, Divisi Hukum, SKAI
Divisi Manajemen Risiko, Divisi Kepatuhan
KEPALA DEPARTEMEN PP KREDIT DAN PER
KEPALA DEPARTEMEN PENDUKUNG OPERASIONAL KANTOR CABANG PEMBANT U KANTOR KAS
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskriptif Data Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden nasabah penabung pada PT. Bank Papua Cabang DIY. Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 6 kelompok, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan perbulan dan status. Gambaran umum responden meliputi:
1. Gambaran Umum Responden Menurut Usia
Karakteristik responden menurut usia responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
Di bawah 25 tahun 60 60%
25 – 35 tahun 35 35%
35 – 50 tahun 5 5%
Di atas 50 tahun 0 0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia dibawah 25 tahun yaitu sebanyak 60 orang (60%), berusia antara 25-35 tahun
yaitu sebanyak 35 orang (35%) dan yang berusia 35-50 tahun yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 5%.
2. Gambaran Umum Responden Menurut Jenis Kelamin
Gambaran umum responden menurut jenis kelamin dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 60 60%
Perempuan 40 40%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V.2 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki- laki yaitu sebanyak 60 orang (60%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang atau sebesar 40%.
3. Gambaran Umum Responden Menurut Pendapatan Perbulan
Karakteristik responden menurut pendapatan perbulan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Menurut Pendapatan Perbulan Pendapatan Perbulan Frekuensi Persentase (%)
< Rp 5.000.000 80 80%
Rp10.000.000–Rp15.000.000 15 15%
> Rp 15.000.000 5 5%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel V.3 tersebut di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden, sebagian besar responden mempunyai pendapatan perbulan kurang dari Rp 5.000.000 yaitu sebanyak 80 orang atau 80%, antara Rp 10.000.000 sampai dengan Rp 15.000.000 yaitu sebanyak 15 orang atau 15% dan lebih dari Rp 15.000.000 yaitu sebanyak 5 orang atau 5%.
4. Gambaran Umum Responden Menurut Status
Karakteristik responden menurut status responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Menurut Status
Status Frekuensi Persentase (%)
Single 75 75%
Duda/Janda 0 0%
Menikah 25 25%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berstatus single yaitu sebanyak 75 orang (75%), dan berstatus menikah yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 25%.
5. Gambaran Umum Responden Menurut Pendidikan
Gambaran umum responden menurut pendidikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi lima kategori, yaitu SMU/STM Sederajat, Diploma I,II,III, Sarjana (S1), S2, dan S3. Karakteristik responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SMU/STM sederajat 65 65% Diploma I,II,III 10 10% Sarjana (S1) 20 20% S2 5 5% S3 0 0% Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V.5 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMU/STM Sederajat sebanyak 65 orang (65%), Diploma I,II,III yaitu sebanyak 10 orang (10%), Sarjana (S1) sebanyak 20 orang (20%) dan S2 sebanyak 5 orang (5%).
6. Gambaran Umum Responden Menurut Pekerjaan
Gambaran umum responden menurut pekerjaan dalam penelitian ini dibedakan menjadi enam kategori, yaitu Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, Karyawan Swasta, ABRI, Mahasiswa/Mahasiswi dan lain-lain. Karakteristik responden menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
PNS 20 20% Wiraswasta 5 5% Karyawan Swasta 10 10% ABRI 0 0% Mahasiswa/Mahasiswi 65 65% Lainnya 0 0% Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V.6 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 20 orang (20%), bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 5 orang (5%), sebagai karyawan swasta sebanyak 10 orang (10%), dan sebagai mahasiswa/mahasiswi sebanyak 65 orang (65%).
5.2Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Sebelum dilakukan penelitian, instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan instrumen penelitian tersebut. Ujicoba dilakukan terhadap 30 responden yang mempunyai karakteristik sama dengan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Berikut ini hasil pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.