• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

7. Prosedur Operasional Kerja

Koperasi BMT-UGT Sidogiri Capem Jember kota adalah sebuah lembaga keuangan dibawah naungan koperasi BMT-UGT Sidogiri. Semua aturan-aturan yang dijalankan, baik itu tata tertib maupun aturan main

6Roni Wahab, AO, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember, 28 Juli 2015

pengelolaan BMT-UGT Sidogiri Capem Gebang bersumber pada aturan dari kantor pusat

Dalam pengolahannya lembaga ini berusaha sebaik mungkin untuk dapat menciptakan citra yang baik dimata masyarakat dengan menerapkan mekanisme yang sekiranya dapat menarik masyarakat untuk ikut serta atau bergabung menjadi anggota.

Salah satu mekanisme yang diterapkan oleh lembaga ini dalam usahanya mengelola lembaga diantaranya yaitu dengan memberiikan kemudahan kepada anggota atau calon anggota dengan menawarkan produk-produk tabungan, dimana dalam proses pengoperasiannya (penyetorannya) para anggota diberi kemudahan yaitu tanpa mengantarkan langsung uang setoran ke UGT sidogiri Capem Jember kota namun sudah ada karyawan-karyawan UGT yang menjemput/mengambil uang setoran para anggota kerumah-rumah atau ketempat usahanya.7

8. Produk-produk BMT-UGT Sidogiri Capem Jember kota a. Produk Tabungan

1) Tabungan Umum

2) Tabungan Mudharabah Berjangka (Deposito) 3) Tabungan Pendidikan

4) Tabungan Idul Fitri

5) Tabungan Haramain (Haji/Umrah)

7Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT UGT Sidogiri capem Jember, 02 Juli 2015.

6) Produk Pembiayaan8

a) UGT GES (Gadai Emas Syariah), akad yang digunakan yaitu akad Rahn dan Ijarah

b) UGT MUB (Modal Usaha Barokah), akad yang digunakan yaitu (Mudharabah Musyarakah) atau jual beli (Murabahah).

c) UGT MTA (Multiguna Tanpa Agunan) akad yang digunakan yaitu akad yang berbasis jual beli (Murabahah) atau berbasis sewa (Ijjarah, Kafalah dan Hiwalah) atau Qardhul Hasan.

d) UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah) akad yang digunakan yaitu Murabahah.

e) UGT PBE (Pembelian Barang Elektronik) akad yang digunakan yaitu jual beli (Murabahah) atau akad Ijarah Muntahiya bit Tamlik.

f) UGT PKH (Pembiayaan Kafalah Haji) akad yang digunakan yaitu akad Kafalah bil Ujrah

9. Sistem pelaporan dan pengawasan a. Sistem pelaporan

Proses pelaporan dalam BMT ini dilakukan setiap 1 bulan sekali yaitu pada akhir bulan. Isi dari laporan ini adalah semua transaksi-transaksi yang terjadi selama 1 bulan dan sepengetahuan dari kepala capem.

8 Brosur BMT Sidogiri Jember kota

Laporan ini harus berbentuk tertulis dan diserahkan kepada kantor pusat untuk diperiksa dan dianalisis perkembangannya.

b. Sistem pengawasan

Koperasi BMT diawasi langsung oleh kantor pusat yang dikenal dengan korwil (koordiantor wilayah).9

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Implementasi akad murabahah di BMT Sidogiri

Salah satu skim fiqh yang paling popular digunakan dalam perbankan syariah maupun Lembaga Keuangan Syariah adalah skim jual beli Murabahah, Bank-bank syari’ah pada umumnya mengadopsimurabahahuntuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin si nasabah tidak memiliki uang untuk membayar.

BMT Sidogiri memiliki beberapa produk yakni berupa produk simpanan (tabungan), dan produk pembiayaan. Akad murabahahdi BMT Sidogiri dapat diterapkan dalam produk pembiayaan seperti: UGT MUB (Modal Usaha Barokah), UGT MTA ( Multiguna Tanpa Agunan), UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah), dan UGT PBE (Pembelian Barang Elektronik)

Dalam prakteknya, pembiayaan dengan menggunakan akad murabahahdi BMT UGT Sidogiri dilaksanakan dengan menggunakan 2 akad, yaitu akad murbahah saja dan akad murabahah bil wakalah ,

9 Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 02 Juli 2015

yaitu upaya pemberian kekuasaaan pada nasabah untuk membeli barang yang diinginkan secara mandiri.

Jadi nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dapat memilih salah satu akad tersebut.

Nasabah yang ingin mengajukan pembiayan dengan menggunakan akad murabahah harus melewati beberapa proses yakni mulai dari negosiasi dengan pihak BMT lalu melakukan wawancara, hingga pengecekan data sampai pada proses akad berlangsung dan barang akan sampai kepada nasabah.

a. Macam- macam akad murabahahdi BMT Sidogiri

Pada BMT Sidogiri ada dua macam akad murabahah yang digunakan pada praktik pembiayaan di sana, yaitu: akad murabahah dan akad murabahah bil wakalah.10

1) Akad murabahah adalah akad yang digunakan pada jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

Menurut bapak Arif Nur selaku kasir menjelaskan bahwa

“jika nasabah ingin mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah, maka nantinya barang yang diinginkan nasabah akan disediakan oleh BMT Sidogiri capem Jember kota.”11

Jadi nasabah yang menggunakan akad murabahah menyebutkan spesifikasi barang yang diinginkan, dan BMT nantinya yang akan membeli langsung barang kepada pihak supplier.

10Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota. 02 Juli 2015

11 Arif Nur,Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 02 Juli 2015.

2) Akad murabahah bil wakalah yaitu akad murabahah yang disertai dengan menggunakan nasabah sebagai wakil dari BMT Sidogiri.

Menurut bapak Arif Nur selaku kasir, “pada akad murabahah bilwakalah biasanya dibolehkan untuk pembiayaan dengan nominal di bawah 1 juta, dan biasanya hanya di gunakan untuk membeli barang barang untuk modal usaha, seperti membeli sayur, minyak dan lain lain untuk modal usaha. Jika untuk pembiayaan seperti sepeda motor atau barang-barang elektronik maka BMT sendiri yang membelikan kepada supplier”. 12

Jadi nasabah murabahah bil wakalah ini BMT memberikan uangnya langsung kepada nasabah dengan ketentuan- ketentuandan prosedur yang dibuat oleh BMT, namun BMT tidak hanya semerta- merta memberikan danamya kepada nasabah, tapi nasabah harus memberikan kuitansi apa yang sudah dibeli oleh nasabah kepada BMT agar dana BMT yang telah diberikan tidak disalahgunakan oleh nasabah sendiri. Hal ini sangat bagus diterapkan di semua Lembaga Keuangan Syariah maupun Perbankan Syariah, agar dana yang diberikan jika menggunakan akad wakalah tidak disalahgunakan oleh nasabah untuk membeli barang-barang yang tidak sesuai syariah (barang haram).

12 Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 02 Juli 2015.

b. Mekanisme akad murabahah di BMT Sidogiri.

1) Permohonan pembiayaan dengan akad murabahah oleh nasabah.

Menurut bapak Herman selaku Kepala Capem Jember,

“Proses awal yang harus dilakukan nasabah dalam mengajukan pembiayaan adalah nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT, seperti KTP, Surat Nikah, fotokopi Kartu Keluarga”.13

Dengan diajukannya permohonan pembiayaan oleh nasabah, BMT dapat memperolehinformasi dan dapat mengetahui beberapa hal mengenai nasabah yaitu : Siapa calon pemohon pembiayaan, Tujuan permohonan pembiayaan, spesifikasi kebutuhan nasabah misalnya ingin membeli sepeda motor, untuk pembiayaan modal kerja dan lain-lain.

Menurut bapak Arif Nur, selaku kasir. “Permohonan pembiayaan juga bisa dilakukan oleh AO (Account Officer ). AO (Account Officer) bisa mendatangi para calon nasabah di pasar ataupun di rumah-rumah, karena tugas AO (Account Officer) juga melayani pengajuan pembiayaan yang langsung ke rumah-rumah. Namun pencairan tetap dari BMT, tidak boleh AO (Account Officer) juga mencairkan di luar kantor. Calon nasabah yang akan mengajukkan permohonan mengisi lengkap formulir Permohonan Pembiayaan serta formulir-formulir lainnya.Adapun syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan pembiayaan dengan menggunakan akad murabahahyaitu nasabah menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga (KK), surat nikah (jika telah menikah), jika ada slip gaji dan fotokopi rekening listrik”.14

Menurut bapak Ali sebagai nasabah, mengatkan bahwa

“awalnya saya datang kesini, bilang mau mengajukan membeli sepeda motor, trus di Tanya speda motor apa, sama merknya.

Trus petugasnya datang ke rumah, kayak survey gitu mbk. Trus

13 Herman Widodo, Kepala capem, wawancara, BMT Sidogiri Capem Jember, 23 Juni 2015

14 Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 02 Juli 2015

saya tanda tangan perjanjian. Setelah itu sekitar 5 hari mungkin kalo gag salah, saya sudah dapat speda motornya mbak”.15

Dari penjelasan diatas, sudah tertera persyaratan yang harus dipenuhi nasabah untuk pengajuan permohonan pembiayaan murabahah. Setelah pengajuan itu selesai lalu pengajuan permohonan tersebut di serahkan ke kasir, dan oleh kasir diajukan ke AO, ada 1 orang AO yang khusus menangani NPF dan survey.

NPF menurut bapak Arif yaitu seperti pembiayaan yang macet atau bermasalah.

2) Survey

Setelah pengajuan permohonan, maka penting untuk dilakukan survey, karena survey yang menentukan layak atau tidaknya nasabah untuk mendapatkan pembiayaan dari BMT.

Menurut bapak Roni Wahab selaku AO (Account Officer) BMT Sidogiri, “setelah pengajuan permohonan terkumpul, maka nanti akan diverifikasi melalui survey atau kunjungan ke rumah nasabah untuk melihat secara langsung rumah, usaha nasabah dan data-data yang diperlukan mengenai nasabah oleh AO (Account Officer), jika kendaraan bermotor maka di cek fisik.

Pada saat melakukan komunikasi dengan calon nasabah, AO (Account Officer)saya ini di tuntut untuk dapat mengetahui karakter nasabah melalui penilaian, yaitu Capacity (kemampuan), Capital (modal), Colleteral (jaminan), dan Condition of Economic (kondisi dan prospek usaha”.16

Menurut bapak Ali sebagai nasabah, mengatkan bahwa

“awalnya saya datang kesini, bilang mau mengajukan membeli sepeda motor, trus di Tanya speda motor apa, sama merknya.

Trus petugasnya datang ke rumah, kayak survey gitu mbk. Trus saya tanda tangan perjanjian. Setelah itu sekitar 5 hari mungkin kalo gag salah, saya sudah dapat speda motornya mbak”.17

15 Ali, Nasabah, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 01 Agustus 2015

16 Roni Wahab, AO, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 28 Juli 2015

17 Ali, Nasabah, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 01 Agustus 2015

Dari penejelasan diatas, bahwa Survey dilakukan sebagai bahan pertimbangan persetujuan permohonan pembiayaan. AO (Account Officer) menilai kelayakan nasabah untuk layak di berikan pembiayaan oleh BMT atau tidak.AO mensurvey rumah, usaha, kemudian jaminan.Survey disini sangat berperan penting karena survey yang menentukan nasabah layak atau tidaknya, jika tidak teliti memilih nasabah, maka akan kemungkinan terjadi kredit macet di belakang hari.

3) Proses akad

Apabila proses survey selesai dan nasabah di nyatakan layak untuk mendapatkan pembiayaan, maka selanjutnya menandatangani perjanjian akad dan juga nasabah bisa negosiasi mengenai harga pokok dan margin keuntungannya. Akad dimulai dengan konfirmasi data pemohon yang tercantum pada akad pembiayaan.

Menurut bapak herman, “Akad yang digunakan dalam proses pembiayaan yang berdasarkan jual beli semua yang berhubungan dengan aspek jual beli, menggunakan akad murabahah, misalnya ada orang yang ingin membeli burung dan mengajukan pembiayaan ke BMT Sidogiri, maka ini juga termasuk murabahah. Pada BMT Sidogiri akad murabahah ada 2 yaitu akad murabahah dan akad murabahah bil wakalah.Akad murabahah bil wakalah adalah akad murabahahyang mewakilkan kepada nasabah sendiri untuk membeli barangnya. Pada kedua akad tersebut sudah ada form tersendiri jika nasabah ingin menggunakan akad murabahahmaka form perjanjian menggunakan “akad pembiayaan murabahah” dan jika nasabah ingin menggunakan akad wakalah maka ada form perjanjian mengenai “perjanjian wakalah”.Bisa dilihat di lampiran. Di surat perjanjian tersebut sudah tertera pasal-pasal ketentuan yang harus

di patuhi oleh nasabah. Lalu nasabah mengisi form perjanjian tersebut, selanjutnya penandatangan akad murabahahatau jual beli BMT dengan nasabah, dimana dalam hal ini BMT berlaku sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.Penandatanganan akad disertai saksi-saksi dan diatas materai. Dan menurut bapak herman biasanya untuk akad murabahah dengan pembelian barang, nasabah menyertakan uang muka kepada BMT, ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa nasabah benar-benar serius. Adapun uang muka di BMT, jika pada pembelian kendaraan bermotor yaitu 25% minimal”.18

Menurut bapak Arif Nur, bahwasanya “nasabah banyak yang melakukan negosiasi. Dan BMT menerima itu namun disesuaikan dengan hasil survey dan batas-batas margin yang harus BMT keluarkan. Untuk margin ditentukan dari pusat, adapun standarisasinya yaitu 2,5%-2,7 %. Besarnya pembiayaan yang di biayai dapat sesuai dengan yang diajukan oleh nasabah, namun bisa juga kemungkinan akan lebih kecil dari yang diajukan nasabah”. Dalam pembiayaan menggunakan akad murabahah, bisa jadi barang yang diinginkan nasabah misalnya sepeda motor itu akan lebih murah karena BMT sendiri sudah melakukan kerjasama dengan dealer-dealer, sehingga bisa jadi BMT akan mendapat harga lebih murah dibanding dengan membeli ke dealer lain, misalnya sepeda motor yang diinginkan nasabah adanya hanya di kota Jakarta, otomatis BMT akan mendapatkan harga yang lebih mahal karena membeli di tempat lain. 19

Jadi, dari penjelasan tersebut, bahwa dalam proses akad murabahah pihak BMT menyebutkan besarnya pembiayaan dengan besarnya marjin sehingga di dapat harga jual yang merupakan harga pokok ditambah marjin yang di inginkan dari pihak BMT, cicilan perbulan, dan lain-lain tentunya sesuai dengan kesepakatan antara BMT dan nasabah setelah dilakukan negosiasi.

Selain itu, pada saat akad BMT juga menyebutkan dengan ijab

18 Herman Widodo, Kepala Capem, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota, 23 Juni 2015.

19 Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember kota , 02 Juli 2015

kabul yaitu dengan kata- kata “saya menjual barang kepada kamu”, dan nasabah menjawab “saya beli barang ini”.

4) Pencairan dan Pembelian

Menurut bapak Arif selaku kasir, “Setelah semua persyaratan terpenuhi, dan sudah ada acc dari AO (Account Officer) dan kepala capem, maka selanjutnya menentukan tanggal pencairan, setelah ada tanggal pencairan, maka di cairkan oleh pihak BMT. Jika menggunakan akad murabahahmaka BMT langsung membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, jadi uangnya tidak diterima nasabah tapi hanya barangnya yang diterima, sedangkan jika menggunakan akad murabahah bil wakalah langsung di wakilkan ke nasabahnya.

Pada akad murabahah bil wakalah biasanya pencairannya hanya sekitar 1 juta. Untuk pembiayaan dengan akad murabahah, seperti sepeda motor atau barang elektronik biasanya BMT sendiri yang membeli langsung kepada supplier. BMT tidak melakukan pencairan pembelian untuk sepeda motor bekas, karena biasanya terkadang barang yang telah dipesan nasabah tidak sesuai dengan nasabah. Oleh karenanya BMT hanya menerima pembelian barang yang masih baru karena minim resiko, apalagi kalau barang baru merk, tipenya, tahunnya sudah jelas dan tidak akan ada perbedaan dengan yang lain, dibanding barang bekas”.20

Menurut bapak Herman, “pada saat pencairan atau BMT membelikan misalnya sepeda motor ke dealaer, terlebih dahulu BMT bekerjasama dengan dealaer-dealer seperti MPM dan FIF.

Jadi ketika sudah cair sepeda motor ada di nasabah dan BPKB nya akan langsung dealer serahkan kepada BMT sebagai jaminan, tapi nanti jika setelah STNK keluar maka STNK akan diberikan kepada nasabah, dan BPKB tetap berada di BMT sampai pembayaran angsuran selesai baru nanti akan diberikan kepada nasabah”.21

Jadi, BMT pada saat pencairan dana, tidak memberikan uang kepada nasabah melainkan barang sendiri yang diterima oleh nasabah.jika menggunakan akad murabahah. Hal ini tidak akan membuat nasabah menyalahgunakan dana, karena dana yang

20 Arif Nur, Kasir, wawancara, BMT, 02 Juli 2015

21 Herman Widodo, Ketua Capem, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember ,23 Juni 2015.

didapat berupa barang., sehingga barangnya jelas dan tidak ada unsur gharar.

5) Pembayaran Angsuran.

Bapak Arif selaku kasir menjelaskan “ untuk pembyaran angsuran, dimisalkan harga pokok : berapa bulan + margin keuntungan. Itungannya paling gampang kalo akad-akad lain gag boleh kita menggunakan uang, tapi kalau murabahah bisa, artinya margin dan keuntungannya jelas,Pembayaran angsuran telah disepakati oleh nasabah dan BMT sebelumnya.penetapan angsuran juga bisa di negosiasi oleh nasabah pada saat penandatanganan akad. 22

Setelah nasabah menerima barang, nasabah harus membayar angsuran kepada BMT, pada awalnya BMT menawarkan harga pokok+ margin serta berapa kali angsuran yang harus dibayar oleh nasabah, namun hal itu bisa dinegosiasi antara BMT dan nasabah, sehingga sama- sama menyetujui akad tersebut, namun jika ada negosiasi oleh nasabah, bukan berarti BMT langsung menyutujuinya, melainkan BMT sesuaikan dengan prosedur dan aturan lembaga sendiri. Dalam hal ini terjadi keterbukaan antara nasabah dan BMT sehingga jelas dan tidak ada yang ditutup –tutupi.

6) Asuransi

Pada BMT Sidogiri untuk semua produk pembiayaan mendapatkan asuransi.

Menurut bapak Arif selaku kasir, “asuransi yang disediakan oleh BMT tidak memungut biaya dari nasabah, tidak juga biaya asuransi disatukan dengan Harga Pokok+ Mragin

22 Arif Nur,Kasir, wawancara, BMT Sidogiri Jember,, 02 Juli 2015

Keuntungan pada murabahah.Asuransi yang disediakn tidak ada biaya, melainkan gratis dari BMT sendiri.BMT yang membayar asuransi tersebut kepada pusat setiap bulannya yaitu sebesar 2 juta menurut bapak Arif yang melakukan posting akhir bulan.

Asuransi di BMT Sidogiri ada 2, yaitu Asuransi Pembiayaan dan Asuransi Muawanah, asuransi muawanah, biasanya untuk orang yang nabung meninggal dunia, itu diasuransikan dengan persentase biasanya dari pusat yang tahu mengenai detailnya. Jadi setiap kantor BMT cabang maupun capem mengeluarkan biaya asuransi setiap bulannya ke puasat. Dan pusat bekerjasama dengan asuransi yang bernama ASKI (Asuransi Keluarga Indonesia). Jadi BMT tidak akan rugi meskipun memberikan layanan asuransi gratis kepada nasabah, karena ada AZKI yang mengelola dana tersebut”. 23

Jadi, dengan adanya asuransi maka nasabah tidak begitu khawatir jika misalnya kendaran bermotor yang dibeli dari BMT Sidogiri ini terjadi kecelakaan, karena ada asuransi yang menanganinya. Apalagi yang bisa didapat secara gratis, ini merupakan manajemen pemasaran yang bagus.

7) Dana sosial BMT Sidogiri

Dana sosial Koperasi BMT UGT Sidogiri ini hampir sama dengan konsep dana CSR (Corporate Social Responsibility) atau PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) merupakan wujud kepedulian Koperasi BMT UGT Sidogiri untuk membantu pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat seperti masalah kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. Untuk itu, Koperasi BMT UGT Sidogiri mengalokasikan dana sebesar 15 % dari pembagian SHU untuk dana sosial.

23 Arif Nur,Kasir, wawancara, BMT Sidogiri Jember, 02 Juli 2015

Adapun dana sosial yang dikeluarkan oleh BMT UGT Sidogiri bekerjasama dengan 2 lembaga yaitu: LAZ (Lembaga Amil Zakat) Sidogiri dan L-kaf (Lembaga Wakaf) Sidogiri

Adapun dana sosial yang disalurkan oleh LAZ Sidogiri berupa:

1) Pendidikan berdaya yaitu untuk mewujudkan generasi bangsa yang berdaya guna bagi agama, bangsa dan negara dengan bekal pendidikan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan di masa mendatang. Programnya terdiri dari beasiswa yatim dan dhuafa berprestasi, Tebar da’I terlatih, program pemberian bantuan biaya hidup dalam penugasan guru agama selama 1 tahun, Perpustakaan berdaya, dakwah berdaya, bantuan pendidikan, program bantuan biaya pendidikan ke jenjang pendidikan selanjutnya tingkat SD/MI, SMP/MTS/ SMU/MA.

2) Ekonomi berdaya yaitu Pemberdayaan dan pengembangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akar rumput yang membutuhkan. Adapun programnya yaitu Bantuan KUKM (Kelompok Usaha Kecil Mikro) , Program bantuan modal wirausaha, Komplek Jajanan Sehat bantuan pengadaan stand usaha dan modal usaha kecil dalam kegiatan pegelaran “Kedai Kuliner Sehat” , dan Bantuan Penambahan Modal.

3) Lingkungan Berdaya yaitu Pemberdayaan lingkungan yang berbasis wilayah binaan dalam menciptakan lingkungan madani.

Adapun programnya yaitu Qoryah Thoyyibah Program pemberdayaan pelestarian lingkungan yang dirancang untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang berorientasi lingkungan, penghijauan, kebersihan, dan bantuan sarana., Program bantuan pengadaan sarana air bersih,dan lain lain

4) Wakaf Administrasi yaitu Fasilitas yang disediakan untuk pewakafan

5) Wakaf Quran yaitu Program ini turut berkontribusi dalam pewakafan Al-Qur’an sebagai salah satu warisan untuk masa depan, serta meringankan beban sesama umat manusia yang berada dalam kesukaran

Adapun dana sosial yang disalurkan oleh LKAF Sidogiri yaitu terdiri dari Wakaf dan Mu’awanah.

1) Wakaf adalah perbuatan yang dilakukan wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk selama-lamanya.

2) Mu’awanah adalah usaha saling tolong menolong (ta’awuni) dan melindungi (takafuli) diantara para Peserta berupa pemberian santunan.

c. Penyelesaian wanprestasi

Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa bagi lembaga keuangan syariah mengenai kemungkinan terjadinya sengketa antara pihak bank dan dan nasabahnya sehingga didapati kepastian hukum mengenai setiap akad pada perbankan syariah.

Adapun fatwa DSN MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 point kelima berbunyi “jika nasabah menunda pembayarannya dengan sengaja atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah”.

Menurut bapak Herman selaku kepala capem, di BMT Sidogiri jika terjadi wanprestasi maka diselesaikan secara musyawarah hingga tercapai jalan keluarnya.24

Mengenai surat perjanjian pada pembiayaan akad murabahah pasal 10 mengenai Domisili Hukum yang berbunyi “sesuatu sengketa yang timbul dari atau dengan cara apapun yang ada hubungannya dengan perjanjian ini yang tidak dapat diselesaikan secara damai, akan diselesaikan melelui Pengadilan Negeri”.

Menurut bapak Herman selaku kepala capem, surat perjanjian tersebut yang membuat pusat, mungkin pada saat pembuatan surat perjanjian tersebut belum ada perubahan Undang-undang mengenai kewenangan Pengadilan Agama yang mengatur tentang ekonomi Syariah. Sebelum ada perubahan undang-undang itu kan masih memakai Pengadilan Negeri mbak untuk penyelesaian sengketa. Kalo di BMT sini belum pernah sampai ke Pengadilan, alhamdulillah bisa diselesaikan secara musyawarah dan selama saya menjabat hanya ada sekitar 11 orang yang kredit macet, tapi bisa diselesaikan mbak. Tapi jika nanti memungkinkan untuk

24 Herman Widodo, Ketua Capem, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember, 19 September 2015.

harus diselesaikan ke pengadilan ya kita pakai Pengadilan Agama mbak.25

Menurut peneliti, jika memang terjadi kesalahan penulisan harusnya pihak BMT Sidogiri jember harusnya melaporkan kepada BMT Sidogiri pusat untuk mengubah isi perjanjian tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Jika dilihat secara keseluruhan. Dari segi rukun dan syarat, BMT Sidogiri telah memenuhi rukun dan syarat yang ada dalam fiqh.Meskipun ada sedikit yang tidak sesuai namun hal tersebut bisa tolerir.Karena antara nasabah dan BMT telah sepakat mengadakan perjanjian dan sudah saling sama-sama ridha.Dan setelah peneliti telaah, pada perjanjian pembiayaan akad murabahah dan perjanjian akad murabahah bil wakalah, ada beberapa persyaratan dalam akad tersebut, yang mnenurut penulisan katanya tidak sesuai. Seperti:

1) Pada pasal 2 dalam akad perjanjian pembiayaan murabahah, dalam judul transaksi jual beli, point 4 bahwasanya disana disebutkan “ sehubungan dengan transaksi jual beli ini ANGGOTA dengan ini menyatakan secara sah berhutang kepada BMT sebesar harga jual barang yaitu sebesar Rp (…) selanjutnya disebut hutang”.

Dalam hal ini berarti akad murabahah tersebut terjadi pengalihan akad yang pada awalnya adalah akad murabahah, namun ternyata menjadi hutang atau pengakuan hutang.Menurut peneliti ini yang nantinya menjadi membingungkan karena dua akad disana, yaitu

25 Herman Widodo, Ketua Capem, wawancara, BMT Sidogiri capem Jember, 19 September 2015.

murabahah dan hutang piutang.Menurut peneliti harusnya teks penulisannya itu tetap menggunakan kata pembiayaan bukanlah hutang. Karena bisa jadi nantinya ada pengalihan akad padahal maksudnya bukan seperti itu. Dari keterangan ini dapat kita simpulkan, bahwa terdapat ketidaksesuaian antara akad transaksi awal yaitu murabahah dengan praktik ketika transaksi itu berlangsung, yaitu penggunaan kata hutang di surat perjanjian, tetapi pada praktek yang tertuang dalam pasal-pasalnya menggunakan sistem murabahah.

2) Pada perjanjian wakalah tentang pembelian barang dalam rangka pembiayaan murabahah. Peneliti melihat pada pasal 4 mengenai sanksi, yang berbunyi “Dalam hal ANGGOTA tidak dapat menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan pembelian barang dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama sebagaimana pasal 4 perjanjian ini, maka ANGGOTA dengan ini setuju untuk menerima sanksi dari BMT baik sebagian maupun seluruh sanksi berupa: “mengembalikan seluruh dana pembelian kepada BMT secara sekaligus dan seketika ditambah denda sebesar Rp(…) perhari keterlambatan.”

Pada prakteknya meskipun dalam perjanjian tersebut tertera pasal dan sanksi seperti denda. Namun BMT sendiri tidak pernah menggunakan denda pada operasionalnya, jika ada yang demikian menurut bpak arif nur, BMT melakukan komunikasi langsung

Dokumen terkait