• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis

dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.169 Dalam pengumpulan

data ini harus dikuatkan mengenai jenis, sifat dan kategori data serta perlakuan terhadap data yang dikumpulkan agar pengumpulan data dan penganalisaan terhadap data dapat sesuai dengan tujuan dari penelitian.

Untuk memperoleh hasil penelitian yang objektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya maka dalam penelitian akan dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan suatu subjek secara sistematis dari fenomena yang

diselidiki.170Berdasarkan peran peneliti, penelitian ini menggunakan jenis

observasi non partisipan yaitu observasi yang menempatkan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap kejadian yang menjadi topik penelitian tanpa

terlibat dalam kegiatan tersebut.171

169 Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) hlm 153.

170 Sukandarrumudi, Metodologi Peneliian Petunjuk Praktis untuk Penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004), hlm. 69.

171

113

Dalam melakukan pengamatan peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu SD Plus Al-Kautsar Malang. Peneliti mengamati implementasi pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran berupa perencanaan, penerapan dan penilaian. Peneliti melihat langsung kondisi dan situasi yang diamati selanjutnya dipaparkan melalui pencatatan. Dalam melakukan pencatatan peneliti menuliskan kondisi yang sebenarnya dan tidak dibuat-buat.

Dalam melakukan pengamatan tidak bisa berdiri sendiri, artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Adapun langkah-langkah dalam

pembuatan catatan lapangan sebagai berikut:172

a) Membuat catatan lapangan. Catatan lapangan sangat penting karena merupakan anak rantai antara pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara dengan analisis serta pengelolaan data. Catatan lapangan menjadi dasar utama dalam penulisan laporan, maka sejak mulanya perlu

kita melaksanakan menurut sistematika tertentu.173 Ketika melakukan

pengamatan peneliti menuliskan hal-hal pokok saja dalam pengamatan dan direkam dalam video, ketika sampai di rumah baru dibuat catatan lapangan berdasarkan data dan video rekaman. Catatan lapangan ini digunakan sebagai pedoman untuk membuat paparan data hasil observasi implementasi pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences di SD Plus Al-Kautsar Malang.

172 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 180-182.

173

b) Buku harian pengalaman lapangan dibuat dalam bentuk yang telah terorganisasi dan harus diisi setiap hari. Pembuat buku harian itu dimanfaatkan untuk analisis data dan pengkategorian.

c) Catatan kronologis dilakukan secara rinci dan secara kronologis dari waktu ke waktu. Catatan ini diberi nomor urut kemudian pencatatan disertai waktu. Catatan itu diberi nomor urut kemudian pencatatan disertai waktu.

d) Jadwal pengamatan berisi waktu secara rinci tentang apa yang akan dilakukan, dimana, bilamana apa yang diamati dan semacamnya.

e) Balikan melalui pengamatan lainnya. Pengalaman pengamat itu dapat saling dipertukarkan dengan pengamat sendiri dan hal itu dapat lebih memperbaiki teknik pengamatannya.

f) Alat elektronik seperti video, alat perekam maupun kamera.

g) Daftar cek, dibuat untuk mengingatkan pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah diperoleh atau belum.

Sesuai dengan setting yang dikehendaki. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran di SD Plus Al-Kautsar Malang. Observasi yang peneliti lakukan meliputi; gambaran pembelajaran, observasi kelas IV.

Tabel 1.4 Observasi No Konteks Fenomena observasi

1 Kegiatan siswa Peneliti berfokus pada pelaksanaan pembelajaran

di kelas IV A sampai IV D.

115

Esterberg mendefinisikan wawancara dengan “a meeting of two persons to exchange information and idea trough question and responses, resulting in communication and join construction of meaning about a particular topic”.174

Berdasarkan definisi di atas, maka untuk dapat menggali informasi-informasi yang dapat menunjang kelengkapan data penelitian maka peneliti melakukan wawancara kepada subjek-subjek yang terlibat langsung dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi struktur, dimana peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan secara sistematis dengan jawaban

yang lebih bebas.175

Sedangkan menurut Patton macam-macam wawancara dibedakan menjadi 3 antara lain;

a) Wawancara pembicaraan formal. Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri. Jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara dalam suasana biasa, wajar, seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

b) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

174 Kristin Gesterberg: Qualitative Methods In Social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002.

175 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikapn, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, hlm. 233.

c) Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan kata-katanya dan cara penyajiannya sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi

wawancara dan kecakapan dan pewawancara.176

Penelitian ini menggunakan wawancara pendekatan petunjuk umum dimana peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat kerangka garis besar berisi tentang pokok-pokok yang dirumuskan yang akan ditanyakan kepada subyek dengan tujuan untuk memperoleh informasi bukan baku/informasi tunggal dengan irama yang bebas.

Dalam penelitian ini pewawancara membawa pedoman yang berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang terhadap kepala sekolah, guru BP dan guru kelas terhadap siswa. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui titik jenuh, yaitu tidak ada lagi hal yang ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang perencanaan, proses

pembelajaran dan penilaian pembelajaran tematik berbasis multiple

intelligences. 3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data-data pendukung, adapun dokumentasi yang digunakan sebagai berikut:

176

117

1) Rekaman hasil wawancara dengan informan, yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai implementasi pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran di SD Plus Al-Kautsar Malang.

2) Dokumen berupa foto yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai implementasi pembelajaran tematik berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran di SD Plus Al-Kautsar Malang.