• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono(2008: 401) “Teknik pengumpulan data adalah langkahyang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data”. Tanpa mengetahui teknik pegumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian.

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data.

Menurut Dwi Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data kuantitatif.

b. Sumber Data 1) Data Primer

Sumber data ini diperoleh langsung dari individu yang menjadi subjek penelitian di mana data dihasilkan dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pelanggan PO RAYA yang sudah cukup lama menggunakannya dan atau memiliki informasi cukup tentang PO RAYA.

2) Data Sekunder

Sumber data ini diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain) dan sifatnya saling melengkapi. Data sekunder

commit to user

bentuknya berupa sumber daftar pustaka yang mendukung penelitian ilmiah serta diperoleh dari literatur yang relevan dari permasalahan sebagai dasar pemahaman terhadap objek penelitian dan menganalisis secara tetap. Contohnya data-data yang diperoleh dari PO RAYA sebagai induk perusahaan, buku referensi, majalah, internet, dan lainnya.

2. Metode Pengumpulan Data a. Pengertian Angket atau Kuesioner

Menurut Rosady Ruslan (2008: 23) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data dengan metode survei yang menggunakan pertanyaan kepada

subyek penelitian secara tertulis”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 199) mengatakan

bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Macam-macam Angket atau Kuesioner

Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:

1) Dipandang dari cara menjawab

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.

b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan

a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang responden. 3) Dipandang dari bentuknya

a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.

c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.

commit to user

29

d) Rating scale(skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom- kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu kuesioner bentuk langsung tertutup dengan modelrating scale. Sedangkan skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 132)

mengatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2010) jawaban setiap instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:

1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Ragu-ragu 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju

Dalam penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 241) yang menyatakan bahwa

Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja.

Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan.

Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai empat alternatif jawaban. Pengukuran switching cost yang diciptakan dan pengukuran loyalitas pelanggan digunakan model skala likert dengan operasional pengukurannya sebagai berikut:

commit to user

SS : Sangat setuju bobot 4.

S : Setuju bobot 3.

TS :Tidak setuju bobot 2. STS : Sangat tidak setuju bobot 1.

c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik

Menurut Yulius Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu: a) Beri judul penelitian pada sampul kuesioner.

b) Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.

c) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu.

d) Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”.

e) Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.

f) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden dan pendapat responden.

g) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) mengatakan bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel”. Untuk lebih

jelasnya akan peneliti jabarkan sebagai berikut: 1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalahProduct Momentdari Karl Pearson, sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

commit to user

31

X = skor butir Y = skor total

∑X2

= jumlah kuadrat nilai X

∑Y2

= jumlah kuadrat niali Y (Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan angket tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan metode Corrected Item-Total Correlation. Menurut Dwi Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a) Jika r hitungr tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b) Jika r hitungr tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

2) Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 178) menyatakan “Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik”. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah varian butir

commit to user

d. Uji Coba Angket

Perlu diadakan uji coba item (try out) sebelum angket disebarkan kepada responden yang sebenarnya, sehingga dapat diketahui tingkat validitas dan reliabilitas dari angket tersebut. Uji coba angket ini dilakukan terhadap pelanggan PO RAYA di Surakarta dengan jumlah 30 responden.

Dokumen terkait