• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research) . Adapun pengumpulan data primer dan sekunder menurut Sugiyono (2012:188-196) sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research) a. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.

b. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner, kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan -pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42) menyatakan bahwa:

“Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total (Umi Narimawati, 2010:42). Adapun rumus daripada korelasi pearson adalah sebagai berikut:

Umi Narimawati (2010:42) Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson x = Skor item pertanyaan y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan 5%) Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Umi Narimawati (2010:42) Dimana :

n = Ukuran Sampel

r = Koefisien korelasi pearson

√[∑

] [∑

]

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan 1 0,749 0,300 Valid 2 0,798 0,300 Valid 3 0,799 0,300 Valid 4 0,808 0,300 Valid 5 0,705 0,300 Valid 6 0,716 0,300 Valid 7 0,532 0,300 Valid 8 0,631 0,300 Valid 9 0,667 0,300 Valid 10 0,732 0,300 Valid 11 0,728 0,300 Valid Pemeriksanaan Pajak 12 0,374 0,300 Valid 13 0,482 0,300 Valid 14 0,858 0,300 Valid 15 0,557 0,300 Valid 16 0,654 0,300 Valid 17 0,791 0,300 Valid 18 0,379 0,300 Valid 19 0,828 0,300 Valid 20 0,780 0,300 Valid 21 0,776 0,300 Valid 22 0,812 0,300 Valid 23 0,760 0,300 Valid

Kepatuhan Wajib Pajak

24 0,580 0,300 Valid 25 0,688 0,300 Valid 26 0,739 0,300 Valid 27 0,789 0,300 Valid 28 0,630 0,300 Valid 29 0,402 0,300 Valid

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:43) menyatakan bahwa:

Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data (Umi Narimawati, 2010:43). Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrument (Umi Narimawati, 2010:43). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua, metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil) (Umi Narimawati, 2010:43) cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II

Umi Narimawati (2010:44)

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Umi Narimawati (2010:44) Dimana:

Ґ1 = Reliabilitas internal seluruh item

Ґ2 = Korelasi Product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel No Item Koefisien Reliabilitas Titik Kritis Kesimpulan Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan 1 0,943 0,700 Reliabel 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pemeriksanaan Pajak 12 0,953 0,700 Reliabel 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Ґ ҐҐ

23

Kepatuhan Wajib Pajak

24 0,778 0,700 Reliabel 25 26 27 28 29 Sumber : Lampiran Data yang diolah 2012

3.2.4.3 Uji Methode of Successive Interval

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati (2010:47). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dokumen terkait