• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA WILAYAH

WILAYAH KABUPATEN GIANYAR

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan. Pertama, pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen (data sekunder). Pada tahap ini data diperoleh atau digali dari dokumen-dokumen, literatur-literatur, buku-buku, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data, informasi dan materi penting serta rujukan untuk langkah pengumpulan data selanjutnya, yaitu pengumpulan data primer. Tahap kedua pengumpulan data primer dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung di lapangan bertujuan untuk memperoleh data atau informasi atau gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti, yang sesuai dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya. Cara kedua adalah pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada duapuluh responden dari unsur masyarakat, sepuluh responden dari unsur pemerintah, dan empatbelas dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata. Cara ketiga adalah melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan sebelas informan dari unsur masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

3.6.1 Studi Dokumen

Pengumpulan data awal dalam penelitian ini, dilakukan melalui studi dokumen yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti. Data ini merupakan data sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian tahap

selanjutnya. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain berupa buku-buku, literatur-literatur, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, artikel, surat kabar, gambar-gambar, dan laporan-laporan resmi, yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta, kelompok maupun perseorangan yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti. Menurut Gharuty (2009:10), studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

Nasoetion (2003:85) dalam Gunawan (2013:181), menyatakan bahwa ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) bahan dokumenter itu telah ada, tersedia dan siap pakai; (2) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya; (3) banyak pengetahuan yang dapat ditimba dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; (4) dapat memberikan latar belakang yang luas mengenai pokok penelitian; (5) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan (6) merupakan bahan utama dalam penelitian historis. Menurut Gunawan (2013:180), kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.

3.6.2 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data primer, yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data primer berupa potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata melalui pengamatan secara langsung terhadap kondisi sebenarnya dan fenomena yang terjadi di lapangan. Di samping itu, observasi juga dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan teknik observasi partisipasi atau terlibat (participant observation), yaitu peneliti berada bersama atau terlibat langsung dalam situasi sosial yang diteliti, dan merupakan bagian dari situasi sosial tersebut. Menurut Nasution (2011:106), ilmu pengetahuan selalu diawali atau dimulai dengan observasi dan selalu harus kembali kepada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu. Melalui observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Observasi dilakukan, apabila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti, sehingga diperlukan penjajakan melalui observasi.

3.6.3 Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), dilakukan terhadap para informan atau para pakar atau pihak-pihak yang berkompeten dan dianggap mampu memberikan informasi tentang masalah yang diteliti serta mewakili populasi sampel yang ada. Dalam penelitian ini, wawancara mendalam dilakukan kepada 11 informan dari unsur masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali atau memperoleh data tentang potensi desa yang sudah dan potensial dikembangkan sebagai produk agrowisata, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. 3.7 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel mempergunakan teknik purposive sampling yaitu cara penentuan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini informan ditentukan sebanyak sebelas orang dari unsur masyarakat, delapan orang dari unsur pemerintah dan delapan orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata. Informan dari unsur masyarakat terdiri dari Sekretaris Desa, BPD, LPM, Badan Pengelola Desa Wisata, Karang Taruna, Bendesa Pekraman, Kelian Banjar Dinas/Adat, BUM Desa, Kelian Subak Abian, Pekaseh, dan Sekaa Teruna. Informan dari unsur pemerintah terdiri dari Kepala Bappeda, Kepala BPMD, Kadisparda, Kadis PU, Kadis Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan, Pemdes,

Camat, Kepala BPP, dan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata terdiri dari Agen Perjalanan (Travel Agent), Pengusaha Penginapan seperti Villa/Pondok Wisata, Pengusaha Rumah Makan (Restaurant), Pengelola/Manager Usaha Wisata, dan Pemandu Wisata (Guide). Sedangkan responden dalam penelitian ditentukan sebanyak duapuluh orang dari unsur masyarakat, sepuluh orang dari unsur pemerintah dan empatbelas orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Menurut Sugiyono (2012:300-304), teknik pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sedangkan Nonprobability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis, kouta, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Purposive sampling dalam penelitian ini dipilih berdasarkan ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh responden atau informan. Sebagai contoh, dianggap dapat mewakili, mampu, mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti. Mewakili dalam hal ini berarti, responden atau informan yang dipilih dianggap dapat mewakili masyarakat, kelompok atau populasi. Mampu dalam hal ini berarti mampu memberikan penjelasan/pendapat dan informasi tentang agrowisata,

khususnya Agrowisata Desa Kerta. Mengetahui dan memahami berarti responden atau informan benar-benar mengetahui dan memahami tentang pengembangan Agrowisata Desa Kerta, termasuk pemahaman tentang mengapa Desa Kerta dijadikan sebagai pusat pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, manfaat apa yang akan diperoleh masyarakat, pemerintah daerah, pelaku dan pengusaha pariwisata dari pengembangan Agrowisata Desa Kerta tersebut.

Dokumen terkait