• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data diperoleh melalui observasi dan tes. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa. Data aktivitas belajar ini diperoleh dengan melakukan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti dan guru mitra selama pembelajaran berlangsung.

2. Tes

Tes yang diberikan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbentuk esai dan diberikan pada akhir pokok bahasan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran Modified Jigsaw dan pembelajaran konvensional.

27 E. Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa data aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi yang ditunjukkan dengan lembar observasi aktivitas siswa. Data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes diberikan sebanyak satu kali yaitu pada akhir pokok bahasan.

Instrumen tes dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang baik apabila sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel. Validitas dan reliabilitas instrumen tes merupakan dua hal yang sangat penting dalam penelitian ilmiah karena merupakan karakter utama yang menunjukkan apakah suatu tes baik atau tidak. Validitas dan reliabilitas perlu diketahui sebelum digunakan untuk penelitian agar kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya.

Dalam penelitian ini validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang ditinjau dari kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Validitas ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah isi dari tes tersebut sudah mewakili dari keseluruhan materi yang telah dipelajari. Jadi dalam penelitian ini validitas isi digunakan untuk mengetahui isi suatu tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Penyusunan soal tes ini diawali dengan menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan di ukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang

28 berlaku pada populasi, menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih, menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Hal ini dilakukan untuk menjamin validitas isi soal tes yang diujikan. Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VII. Jika penilaian guru menyatakan butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur, maka soal tes tersebut dikategorikan valid.

Setelah dinyatakan valid, maka soal tes tersebut diujicobakan. Uji coba dilakukan di luar sampel tetapi masih di dalam populasi penelitian yaitu pada siswa kelas VII-H. Setelah diujicobakan, diukur tingkat reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Jika soal tes telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka soal tes termasuk dalam kriteria tes yang baik sehingga layak untuk digunakan.

1. Reliabilitas Tes

Tes yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan di luar sampel, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes. Adapun perhitungan relia-bilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2008: 208) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha sebagai berikut.

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas tes

∑ = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

29 = varian total

n = banyaknya item tes yang dikeluarkan dalam tes

Untuk menginterpretasikan harga koefisien reliabilitas digunakan kategori Guilford dalam Ruseffendi (1991: 197), dengan kriteria seperti disajikan dalam Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas

Nilai Interpretasi 0,80 < r11 < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r11 < 0,80 Tinggi 0,40 < r11 < 0,60 Sedang 0,20 < r11 < 0,40 Rendah r11 < 0,20 Sangat Rendah Ruseffendi (1991: 197)

Dari hasil uji coba tes yang telah dilaksanakan dilanjutkan dengan perhitungan diperoleh reliabilitas pada instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebesar 0,854. Berdasarkan interpretasi reliabilitas tersebut, instrumen tes tersebut digolongkan pada reliabilitas sangat tinggi karena terletak pada 0,80 s.d 1,00. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

2. Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran butir tes adalah peluang untuk menjawab benar suatu butir tes pada tingkat kemampuan tertentu. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus berikut.

Keterangan:

TKi : tingkat kesukaran butir tes ke-i

S : rataan skor siswa pada butir ke-i

Smaks : skor maksimum butir ke-i maks

i

S

S

TK 

30 Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria in-deks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) seperti Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi 15 . 0 00 . 0 TK Sangat Sukar 30 . 0 16 . 0 TK Sukar 70 . 0 31 . 0 TK Sedang 85 . 0 71 . 0 TK Mudah 00 . 1 86 . 0 TK Sangat Mudah

Dari hasil uji coba dan perhitungan tingkat kesukaran butir tes terhadap 6 butir tes yang diujicobakan menunjukkan bahwa butir tes tergolong sedang dengan kisaran tingkat kesukaran antara 0,31 s.d 0,70. Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran butir tes yang akan digunakan untuk mengambil data, instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

3. Daya Pembeda (DP)

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono (2008: 388) menungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus :

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu JA = Rata-rata kelompok atas butir soal yang diolah

31 JB = Rata-rata kelompok bawah butir soal yang diolah IA = Skor maksimum butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Negatif ≤ DP ≤ 0.10 Sangat Buruk

0.10 ≤ DP ≤ 0.19 Buruk

0.20 ≤ DP ≤ 0.29 Agak baik, perlu revisi

0.30 ≤ DP ≤ 0.49 Baik

DP ≥ 0.50 Sangat Baik

Sudijono (2008: 388) Dari hasil uji coba dan perhitungan daya pembeda butir test pada post-test menunjukkan bahwa ke 6 butir tes uji coba memiliki daya pembeda ≥ 0,30. Jadi daya beda butir tes tergolong baik dan sangat baik. Berdasarkan interpretasi nilai daya pembeda untuk mengambil data, maka istrumen tes dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

Dari perhitungan tes uji coba yang telah dilakukan, diperoleh data yang tertera pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Data Uji Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Test

No

Soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 0,854 0,308 (Sedang) 0,49 (Sedang) 2 0,444 (Baik) 0,43 (Sedang) 3 0,376 (Sedang) 0,47 (Sedang) 4 0,513 (Baik) 0,56 (Sedang) 5 0,504 (Baik) 0,38 (Sedang) 6 0,436 (Baik) 0,54 (Sedang)

32 Berdasarkan tabel hasil tes uji coba di atas, diperoleh bahwa seluruh butir soal telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Dokumen terkait