• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dalam pencarian data-data dilapangan adalah :

1. Metode Wawancara Mendalam (In-Depth Interview Method)

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai (Bungin, 2007: 108).

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung (tanpa mediator) sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Observasi partisipasi adalah metode observasi di mana peneliti juga berfungsi sebagai partisipan, ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan subjek yang diteliti, apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui (Kriyantono, 2010: 110). 3. Studi Kepustakaan

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.5.1 Penentuan Informan

Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perempuan yang sedang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang bertempat di jalan Imam Bonjol No. 5, Medan.

3.5.2.1 Sejarah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Propinsi Sumatera Utara pertama kalinya dibentuk pada tanggal 15 April 1948 berdasarkan Undang – Undang No. 10 Tahun 1948, daerah ini meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli Utara. Pembentukan Propinsi Sumatera Utara di atas berdasarkan surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 19 Tahun 1973 tertanggal 13 Agustus yang ditetapkan sebagai Hari Jadi Propinsi Sumatera Utara.

DPRD membentuk suatu Badan Eksekutif, yang terdiri dari 5 orang anggota Dewan yang bertugas menjalankan pemerintahan sehari – hari dan kepala daerah menjadi ketua serta merangkap anggota. Berdasarkan maklumat tersebut di atas, anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Sumatera Utara berjumlah 100 orang yang mewakili 100.000 penduduk. Dalam sidangnya pada tanggal 17 s/d 19 April 1946 di Bukit Tinggi, Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara secara sub administratif dibagi dalam sub propinsi, yaitu :

1. Sub Propinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli.

2. Sub Propinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

3. Sub Propinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka, Belitung, Lampung dan Palembang.

Tiap sub propinsi dikepalai oleh Gubernur Muda yang bertindak sebagai koordinator dari Keresidenan dan jawatan pemerintah yang ada di wilayahnya. Pemerintahan Sumatera Utara dijalankan sesuai dengan maklumat Gubernur Sumatera Utara tanggal 30 Agustus 1946, yang menyatakan bahwa pemerintah propinsi disesuaikan dengan pemerintahan pusat.Pembentukan DPR Sumatera menjadi Daerah Otonom yang dilegalisasi oleh pemerintah pusat. Ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1974 yang menyatakan dengan tegas

bahwa Propinsi Sumatera Utara dijalankan oleh Gubernur dan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Eksekutif.

Pada tanggal 13 Desember 1948 untuk pertama kalinya dilantik anggota DPRD Tingkat I Sumatera Utara yang bertempat di Tapak Tuan, yang anggota –

anggotanya berasal dari masing – masing sub propinsi terdahulu.Dengan Undang

– Undang No 24 / 1956 dibentuklah Propinsi Aceh dibekas Keresidenan Aceh, dengan demikian Propinsi Sumatera Utara otomatis menjadi tersendiri dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli.

Sebagai Pelaksanaan Undang – Undang No. 10 / 1974 dan Undang –

Undang Tertanggal 15 April 1948 tentang penetapan Komisariat Pemerintahan Pusat di Sumatera yang kemudian diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 42 / 1948 maka komisariat ini menjalankan tugas Gubernur Sumatera sehingga tugas –

tugas tersebut diserahkan kepada pelaksananya. Komisariat Pusat di Sumatera yang berkedudukan di Bukit Tinggi dipimpin oleh Mr. Teuku M Hasan.

Kini Dalam perjalanan pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara pastinya mengalami naik turun. Namun ketika pelantikan anggota DPRD Sumatera Utara periode 2014-2019 ada suatu hal yang cukup menarik perhatian, yaitu minimnya jumlah anggota wanita yang hanya berjumlah 14 orang menduduki posisi sebagai anggota DPRD Sumatera Utara. Hal ini sungguh menarik untuk diteliti lebih lanjt melihat bagaimana gaya berkomunikasi anggota wanita DPRD Sumatera Utara.

3.5.2.2DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2014-2019

Pemilu 2014 di Sumatera Utara telah menghasilkan 100 legislator yang kini telah duduk di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Hasil perhitungan suara legislatif di Sumatera Utara telah menghantarkan 100 anggota dewan yang berasal dari berbagai partai. Ada 9 partai yang memiliki wakilnya di DPRD Provinsi Sumatera Utara, yaitu Partai Golkar, PDI-P, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Nasional Demokrat, Partai Perstuan Keadilan Bangsa.

Di dalam DPRD berkumpul orang-orang yang terpilih melalui pemilihan umum. Mereka tergabung dalam fraksi-fraksi. Dengan demikian fraksi adalah

pengelompokkan anggota, yang terdiri atas kekuatan-kekuatan sosial dan politik, dan mencerminkan susunan golongan dalam masyarakat. Susunan organisasi fraksi di DPR biasanya terdiri dari mereka yang duduk dalam struktur organisasi fraksi disebut unsur pimpinan fraksi. Fraksi dalam menjalankan tugasnya dipimpin oleh pimpinan fraksi. Pimpinan fraksi dipilih dari dan oleh anggota atau ditetapkan oleh induk organisasinya. Alat kelengkapan lainnya adalah Komisi.

Komisi adalah pengelompokkan anggota DPRD berdasarkan bidang tugasnya. Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap anggota DPRD kecuali pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota salah satu komisi yang berjumlah 5 komisi. Jumlah anggota setiap komisi diupayakan sama jumlahnya. Penempatan anggota DPRD dalam komisi dan perpindahan ke komisi-komisi didasarkan atas usul fraksinya. Masa penempatan anggota dalam komisi-komisi dan perpindahan ke komisi lain, diputuskan dalam Rapat Paripurna DPRD atas usul fraksi. Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota komisi yang digantikan. Masa tugas anggota komisi ditetapkan paling lama dua setengah tahun.

Komisi-komisi dalam DPRD terdiri dari :

Komisi A :Bidang Pemerintahan meliputi Pemerintahan Umum, Pengawasan, Ketertiban dan Keamanan, Kependidikan, Komunikasi/Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Hukum/Perundang-undangan, Pertanahan, Kepegawaian/Aparatur, Kesbang Linmas dan Organisasi Masyarakat.

Komisi B :Bidang Perekonomian meliputi Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Perikanan, Kelautan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan, Logistitik, Koperasi, Pariwisata, Dunia Usaha, dan Penanaman Modal.

Komisi C : Bidang Keuangan meliputi Keuangan Daerah, Aset Daerah, Perpajakan, Perusahaan Daerah, dan Perusahaan Patungan.

Komisi D :Bidang Pembangunan meliputi Pekerjaan Umum, Pemetaan,Perencanaan dan Penataan Wilayah, Perhubungan,

Pertambangan dan Energi, Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup.

Komisi E :Bidang Kesejahteraan Rakyat meliputi Ketenagakerjaan, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kepemudaan dan Olahraga, Agama, Kebudayaan, Sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana, Peranan Wanita, Transmigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

3.5.3 Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data dengan kriteria derajat kepercayaan dapat dilakukan dengan tujuh teknik yang dikembangkan oleh Moleong (2009: 327) yaitu perpanjangan keikutsertaan, meningkatkan ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat, kecukupakn referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 teknik dari 7 teknik tersebut, yaitu :

1. Meningkatkan ketekunan pengamatan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematik. Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 2. Triangulasi

Triangulasi dalam penelitian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan berbagai teknik. Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kepada beberapa sumber. Triangulasi adalah teknik untuk menguji kreadibilatas data yang dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara kemudian dicek dengan data hasil observasi atau hasil analisis dokumen.

3. Pemeriksaan Sejawat

Diskusi dengan dosen dan teman sejawat maksudnya adalah untuk membicarakan proses dan hasil penelitian. Dari hasil diskusi secara

informal peneliti memperoleh masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian, sehingga peneliti dapat lebih baik dalam mengambil tindakan selanjutnya.

Dokumen terkait