• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) menjelaskan bahwa ”Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Apabila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Jenis-jenis data menurut Duwi Priyatno (2008: 7) adalah sebagai berikut: a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2008

: 137) mengatakan bahwa “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, bisa bisa beupa informasi atau pernyataan lewat orang lain atau lewat dokumentasi”.

Oleh karena itu pengumpulan data dalam penelitian haruslah tepat karena akan berpengaruh pada hasil penelitian tersebut dan juga untuk memperoleh keterangan yang benar-benar dapat dipercayakan dalam penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner.

a. Angket atau Kuesioner 1) Pengertian Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

commit to user

dijawabnya”. Sedangkan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 76) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti”. Berdasar pengertian tersebut data disimpulkan kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan dijadikan sarana untuk mendapatkan keterangan dari responden.

2) Macam Kuesioner

Jenis-jenis kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) adalah:

a) Dari cara menjawab

(1) Kuesioner terbuka, yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

(2) Kuesioner tertutup, kuesioner yang sudah disediakan jawabanya. b) Dari jawaban yang diberikan

(1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain. c) Dari bentuknya

(1) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. (2) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka.

(3) Check list, daftar dimana responden tinggal memberi tanda chek ().

(4) Rating-scale, yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya dimulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Pada penelitian ini digunakan angket jenis angket langsung dan tertutup dengan Rating-scale (sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya dimulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju). Responden tinggal memilih jawaban yang sesuai pada kolom yang

tersedia. Untuk mengetajui apakah angket itu baik, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

3) Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun angket : a) Menentukan tujuan

Dalam penelitian ini angket disusun untuk memperoleh data mengenai pengaruh elemen brand equity terhadap keputusan pembelian.

b) Merumuskan aspek-aspek yang akan diungkap

Untuk memperjelas mengenai data yang diperlukan guna mendukung kebenaran hipotesa maka dilakukan spesifikasi variabel-variabelnya menjadi item-item pertanyaan yang nantinya diajukan kepada responden.

c) Menetapkan bentuk angket

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket tertutup dengan rating scale.

d) Menyusun angket

Setelah spesifikasi data dan sumbernya terselesaikan maka mulai disusun angket dengan membuat item-item pertanyaan, membuat pedoman pengisian dan membuat surat pengantar pengiriman angket.

e) Menetapkan skor

Untuk menentukan bobot penilaian penelitian, peneliti menggunakan modifikasi skala Likert.

Sutrisno Hadi (1999), mengemukakan bahwa skala Likert untuk tingkat kesetujuan responden terhadap pernyataan dalam angket, dapat diklasifikannya sebagai berikut :

a) SA : Strongly Agree = SS : Sangat Setuju

b) A : Agree = S : Setuju

c) DA : Disagree = TS : Tidak Setuju

commit to user

f) Mengadakan try out

Uji coba dalam hal ini maksudnya adalah untuk melacak barangkali ada item-item pertanyaan yang tidak objektif atau ada petunjuk yang kurang jelas sehingga menyebabkan beberapa kesalahan dalam pengisian angket. Setelah diketahui kelemahannya, item-item yang kurang jelas tadi direvisi agar angket benar-benar fungsional sehingga dapat dimengerti oleh responden. Try out dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah angket yang digunakan memenuhi syarat validitas dan realibilitas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:171) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas angket dalam penelitian ini adalah rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Formula dari rumus korelasi Product Moment ini adalah sebagai berikut:

  

 



 

 

       2 2 2 2 xy

Keterangan: xy = koefisien korelasi yang dicari

 = jumlah responden

X = skor total tiap-tiap item

Y = skor total

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:178) ”Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah rumus Alpha. Formula untuk rumus Alpha seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:197) adalah sebagai berikut:

                  

2 2 11 1 1 b r

Keterangan: 11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan

b2= Jumlah varians butir

2

= Varians total g) Penyebaran angket

Apabila segala sesuatunya telah benar-benar matang dipersiapkan maka angket tersebut bisa disebarkan kepada responden kemudian dihimpun kembali untuk kemudian dianalisis hasilnya.

Untuk memperoleh informasi yang cukup relevan dan cukup tinggi kesahihannya, maka angket yang digunakan perlu di uji terlebih dahulu.

a) Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat.

Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan metode korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson). Pearson correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio. Menurut Duwi Priyatno (2008: 18), kriteria pengujian validitas adalah: (a) Jika r hitung ≥ r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). (b) Jika r hitung < r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-

item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

commit to user

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.

Uji signifikansi dilakukan program SPSS pada taraf signifikansi 0,05. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Duwi Priyatno, 2008: 26).

4) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dari catatan/ dokumen atau arsip yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.Suharsimi Arikunto (2006 : 324 ) mengemukakan: “ Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya.’’ Dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil Kota Surakarta yang meliputi keadaan ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita penduduk.

Dokumen terkait