Kurikulum KTSP balam bahasa Indonesia memuat materi yang berhubungan dengan drama. Sebuah karya, baru bisa dikatakan drama bila memenuhi tiga faktor, yaitu naskah, pemain, dan penonton. Drama merupakan suatu cerita yang dikarang dan disusun untuk dipertunjukkan oleh para pemain di atas panggung atau di depan publik. Suatu naskah yang disusun, tetapi tidak dipentaskan dan tidak ada penontonnya, tidak dapat dikatakan sebuah drama melainkan latihan.
Adanya materi drama dalam bahasa Indonesia bukan bermaksud untuk menjadikan siswa sebagai aktor maupun aktris, melainkan mengajak mereka untuk mengenal drama sebagai salah satu bentuk karya sastra. Kalaupun menjadi seorang aktor ataupun aktris, merupakan perkembangan selanjutnya yang diperoleh siswa sebagai hasil pengembangan bakat dan minatnya.
33
Putu Arya Tirtawirya, Apresiasi Puisi dan Prosa, (Flores: Nusa Indah, 1983), cet. ke-IV, h. 78.
34
Pauline Kiernan. Shakespeare`s theory of drama, (Inggris: Cambridge University Press, 2000), cet.ke-III, h. 2.
19
Manfaat drama bagi siswa menurut Tarigan dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Sastra yaitu seperti berikut; “a. Memupuk kerja sama yang baik dalam pergaulan sosial. b. Mengembangkan emosi yang sehat pada anak-anak. c. Menghilangkan sifat malu, gugup, dan lain-lain. d. Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik. e. Menghargai pendapat dan pikiran orang lain”.35
Dalam melakonkan drama dilihat dari tekniknya, itu bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tergantung pemakaiannya. Sebagai pengajar sudah seharusnya menggunakan cara atau teknik yang relevan dan inovatif serta menarik dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang kreatif.
Diantara teknik-teknik yang sudah dilakukan oleh sebagian orang, teknik permainan kartu watak yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan digunakannya teknik ini diharapkan siswa mampu melaksanakannya dengan mengasah daya imajinasi mereka. Dalam pembelajaran dengan jenis ini cocok digunakan, karena selain melatih siswa dalam melakonkan drama, terlebih dahulu mengerahkan kekreatifan mereka dalam mengarang dan menentukan tokoh serta pengenalan dalam bentuk pemilihan watak-watak para tokoh.
35
20 A. Metode Penelitian
Berdasarkan karakter masalah yang akan diteliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. “Metode penelitian deskriptif terutama tepat digunakan dalam ilmu-ilmu tingkah-laku (behavioral science), karena berbagai bentuk tingkah laku yang menjadi pusat perhatian peneliti tidak dapat sengaja
“diatur” dalam latar (setting) realistis”.36
Berkaitan dengan penelitian, Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, mengemukakan “penelitian deskriptif bermaksud meneliti dan menemukan informasi seluas-luasnya tentang variabel yang bersangkutan.37
Digunakannya metode deskriptif bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar dengan menggunakan alat ukur yaitu pretes dan postes.
Di dalam penelitian terdapat dua macam, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Burhan Bungin, menjelaskan dalam bukunya, Metode Penelitian Kuantitatif .
Masing-masing peneliti mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktivitas yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut:
1. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti. 2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3. Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian. 4. Melakukan pengumpulan data penelitian.
5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
36
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), h. 121.
37
Taliziduhu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), cet. ke-I, h. 39.
21
6. Mendesain laporan hasil penelitian.38
Tes awal dilakukan dengan cara siswa melakonkan drama dengan cara tidak diberikan kartu watak terlebih dahulu. Siswa memainkan drama sesuai dengan yang sudah ada di dalam buku teks. Setelah itu dilakukan kegiatan pembelajaran melakonkan drama dengan menggunakan teknik permainan kartu watak. Kartu yang berisi gambar serta dicantumkan berbagai watak si tokoh yang dibuat adalah hasil buatan siswa sendiri. Pada akhir pembelajaran diadakan tes akhir.
B. Sumber Data a. Populasi
“Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”.39 Berfungsi sebagai sumber data dari keseluruhan objek yang diteliti. “Objek penelitian dapat berupa manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala atau peristiwa-peristiwa.40 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.1 dan X.2 Jurusan Pemasaran SMK Nusantara Legoso Ciputat dengan jumlah siswa 67 orang. Penulis hanya mengambil satu kelas untuk dijadikan sampel. b. Sampel
Populasi dalam sebuah penelitian kemungkinan akan banyak, dan tidak mungkin diteliti semuanya. “Penelitian pada umumnya hanya diambil dari sebagian populasi,
yaitu dari sampel. Meskipun demikian kesimpulan dari sampel ini diharapkan dapat menggambarkan populasi.41 Maka, untuk mendapatkan datanya peneliti hanya memilih sampel dari populasi tersebut. Penulis memilih kelas X.1 sebagai sampel, dengan jumlah siswa 33 orang. Penulis memilih dengan serta merta saja. Tidak dengan cara diundi atau semacamnya.
38
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. ke-V, h. 50.
39
KBBI, h. 1094.
40
Hadeli, M.A., Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Quantum Teaching, 2006), cet. ke-I, h. 67-68.
41
Ine I. Amirman Yousda, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), cet. ke-I, h. 46-47.
“Sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang
lebih besar”.42 Jadi, seperti yang telah diuraikan di atas dari populasi yang ada diambil satu kelas dan dijadikan sampel. Karena kelas X.1 yang dipilih penulis untuk diteliti, maka kelas X.1 tersebut merupakan sampel penelitian.
C. Hipotesis
“Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan ; anggapan dasar”.43
Hipotesis merupakan rumusan awal yang berbentuk kalimat pertanyaan. Sifatnya adalah sementara, karena hipotesis dibuat sebelum data diolah. Setelah diolah baru bisa diketahui praduga yang dirangkum dalam hipotesis itu benar atau tidak, ada perubahan atau tidak, meningkat atau tidak. Tergantung dari hipotesis yang dibuat.
a. Rata-rata hasil belajar setelah menggunakan teknik permainan kartu watak sama dengan rata-rata hasil belajar sebelum menggunakan teknik permainan kartu watak.
b. Rata-rata hasil belajar setelah menggunakan teknik permainan kartu watak Lebih tinggi dari hasil belajar sebelum menggunakan teknik permainan kartu watak.
D. Tempat dan Waktu Penelitian