• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

H. Teknik Validasi data

Data yang dapat dipercaya kebenarannya adalah data yang telah diuji validitasnya. Suatu data dikatakan valid jika data tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan salah satu

syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK. Kegiatan yang bisa dilakukan dalam meningkatkan validitas yaitu: 1. Member Check

Menurut Sugiyono (2009:375) “member check adalah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Data

yang telah diperoleh dari berbagai alat pengumpul data kemudian di periksa kembali oleh peneliti. Peneliti memeriksa kembali keterangan dan informasi data yang diperoleh selama pengumpulan data berlangsung, baik dalam observasi, studi dokumentasi maupun dalam jurnal kesan siswa.

Data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra peneliti, dikonfirmasi kebenarannya kepada kolaborator atau guru yang menjadi mitra melalui diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan. Data yang didiskusikan adalah data yang kita temukan dilapangan mengenai keadaan siswa dalam proses pembelajaran. Dari pemeriksaan tersebut peneliti memperoleh informasi apakah data tersebut tetap dan tepat sehingga dapat dipastikan kebenarannya.

2. Triangulasi

Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis dengan membandingkan dengan orang lain. Triangulasi memeriksa data melalu tiga sudut pandang, yaikni dari sudut padang guru, siswa dan observer dengan alasan masing-masing.

3. Expert Opinion

Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2007: 171) expert opinion yakni dengan meminta kepada pakar atau pembimbing anda untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang anda kemukakan. Dalam penelitian ini peneliti

53 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pemeriksaan dan meminta saran kepada para ahli yakni guru mitra dan pembimbing penelitian.

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pertama penggunaan media Time Line merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Sebelum media Time Line digunakan dalam pembelajaran sejarah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap perencanaan antara lain, menganalisis materi untuk menentukan penggunaan media Time Line yang sesuai dengan materi, menentukan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan media Time Line,

mengalokasikan waktu pembelajaran, menginformasikan kepada siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan instrumen penelitian dan alat evaluasi pembelajaran. Persiapan sebelum pelaksanaan dilakukan agar guru dan siswa bersama mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kedua media Time Line (garis waktu) dapat digunakan dengan

mengkombinasikan urutan waktu yang disertai gambar dan konsep yang terkait dalam peristiwa sejarah pada kurun waktu tertentu. Melalui media inilah siswa diarahkan untuk melatih diri dalam kemampuan berpikir konologis dalam pembelajaran sejarah. Siswa diarahkan untuk mampu memahami konsep waktu, membaca garis waktu, membedakan masa lalu, masa kini dan masa datang, mencari keterhubungan antara peristiwa sejarah serta dapat membangun kembali pemahaman kesejarahan berdasarkan cerita masing-masing siswa dengan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis dalam pembelajaran sejarah.

159 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga dalam mengarahkan siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis memang tidak mudah, namun selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Time Line guru telah berupaya menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis pada siswa. Respon yang ditujukan siswa terhadap penggunaan media Time Line daam pembelajaran sejarah juga positif. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, serta keaktifan dan partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung. Adanya respon yang positif dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line ini sejalan dengan tumbuhnya kemampuan berpikir kronologis siswa. Penggunaan media Time Line yang dikombinasikan gambar dan konsep sejarah memberikan suasana baru dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa terlatih untuk berpikir kronologis dalam memahami pembelajaran sejarah. Selain visualisasi dari media Time Line sendiri, metode yang diterapkan dengan media Time Line membuat siswa terlatih untuk terbiasa berpikir secara kronologis dalam pembelajaran sejarah.

Keempat dalam penelitian ini, selain keberhasilan yang dicapai dari

penggunaan media Time Line terdapat pula kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Time Line. Kendala tersebut antara lain, siswa masih mengalami kebingungan ketika menghadapi konsep waktu yang berbeda dari berbagai sumber baik buku paket maupun lembar kerja siswa. Hal ini mengakibatkan siswa memahami konsep waktu yang berbeda-beda pada pembahasan tertentu. Selain pemahaman konsep waktu, kendala yang muncul ketika pembelajaran di kelas adalah siswa belum terbiasa mengurutkan peristiwa sejarah sesuai dengan urutan waktunya. Hal ini mengakibatkan pemahaman sejarah yang dibangun siswa menjadi tidak sistematis. Kendala selanjutnya yaitu siswa belum mampu menghubungkan dan merekonstruksi kembali peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu. Umumnya siswa belum mampu memaparkan peristiwa sejarah dengan bahasanya sendiri serta belum terlihat adanya keterhubungan antar

peristiwa. Kendala-kendala tersebut menjadikan guru berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan cara menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dari berbagai kendala yang dihadapi, guru berupaya menemukan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Solusi yang dilakukan diantaranya dengan menggunakan media Time Line yang divariasikan dengan gambar dan konsep sejarah serta mengkombinasikan penggunaan media Time Line dengan berbagai metode pembelajaran dan permainan dalam pembelajaran sejarah. Dengan adanya gambar dan konsep sejarah dalam media Time

Line, siswa lebih tertarik dalam pembelajaran serta menumbuhkan daya

ingat tentang konsep waktu yang lebih lama. Selain itu, dengan adanya penerapan metode pembelajaran dan permainan dalam pembelajaran membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

B. Rekomendasi

Penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Peneliti melihat perlu adanya perubahan dalam pola berpikir siswa dalam pemahaman kesejarahan yang baik harus dibangun sedini mungkin agar pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang bermakna.

Penelitian ini pada dasarnya dilakukan semaksimal mungkin, akan tetapi belum dapat dikatakan sempurna. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan lagi oleh pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media Time

Line, sehingga peneliti mencoba memberikan beberapa saran, yaitu:

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam penggunaan media pembelajaran khususnya penggunaan media Time Line dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Penelitian ini juga

161 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menjadi rujukan bagi penelitian lainnya dalam upaya mengembangkan media Time Line untuk pembelajaran.

Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sejarah juga dalam pembelajaran yang lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pembelajaran sejarah di sekolah.

Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi baru bagi guru dalam mengembangkan media pembelajaran, terutama dalam kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Penggunaan media Time Line dapat dikembangkan dengan lebih baik dan lebih kreatif lagi oleh guru melalui berbagai upaya perbaikan yang disesuaikan dengan karakter siswa dan karakter kelas, sehingga media ini dapat menjadi salah media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah.

Dengan penggunaan media Time Line siswa diharapkan dapat terbiasa melatih dirinya untuk berpikir kronologis dalam pembelajaran, khususnya pemelajaran sejarah sehingga pemahaman yang terbangun dari pembelajaran dapat tersusun secara utuh dan sistematis serta lebih bermakna. Pembelajaran sejarah dengan media Time Line mampu menjadikan siswa tidak hanya sekedar tahu hal-hal yang bersifat faktual tetapi juga diharapkan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan agar mampu mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaan media Time Line untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pembelajaran sejarah sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dibuat oleh peneliti. Semoga penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, baik peneliti, guru, siswa, sekolah dan pendidikan di Indonesia.

Dokumen terkait