• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

HENI WINARTO NIM 1000899

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Oleh Heni Winarto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Heni Winarto (2014) Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HENI WINARTO 1000899

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. ErlinaWiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 001

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd NIP. 19080828 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

(4)

i Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15

Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir

Kronologis Siswa Dalam Pembalajaran Sejarah”. Skripsi ini merupakan hasil

penelitian tindakan kelas di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Penyusunan

skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian

Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan

Indonesia.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat dan kebaikan khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca. Aamiin Yaa Rabbal alaamiin.

Bandung, Juli 2014

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena

atas rahmat dan izin-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta doa dari

berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd., selaku ketua Jurusan

Pendidikan Sejarah atas segala bantuannya selama ini.

2. Ibu Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberi saran

dan memotivasi kepada penulis sehingga terelesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah

membimbing, memberi saran dan memotivasi tiada henti kepada penulis

untuk selalu sabar dan berdoa selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

4. Bapak Drs. R. H. Achmad Iriyadi, selaku pembimbing akademik yang

selalu membimbing, memberi saran, memotivasi dan mendoakan penulis

selama menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama perkuliahan.

6. Terutama kedua orang tua, bapak Momon Winarto dan mama Siti Umamah,

yang dengan penuh kasih tiada henti mendoakan dan memberikan dukungan

baik secara moral dan materi kepada penulis. Semoga skripsi ini bisa

menjadi salah satu hadiah kecil untuk kebahagiaan keduanya.

7. Saudaraku teteh Winda Yunarti, kedua adikku Rizky Winarto dan Aqilla

atas doa dan keceriaannya yang selalu menghibur.

8. Keluarga besar di Tangerang dan Pandeglang yang telah memberikan doa

(6)

iii Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15

Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Ibu Entin dan Pak Dadang Syafa’at selaku staff Tata Usaha Jurusan

Pendidikan Sejarah FPIPS UPI yang telah banyak membantu dan

mengupayakan segala kemudahan penulis dalam penyusunan skripsi.

10.Teristimewa para sahabatku di Jurusan Pendidikan Sejarah, Novia, Rahman,

Maman, Erlangga, Aldion, Hendi, Imad, Irfa, Jeje dan Erika yang selalu ada

untuk membantu, mendengarkan, memahami, mendoakan dan memotivasi

penulis selama menjalani perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga

Allah mempermudah segala urusan dan mengabulkan segala cita kita.

11.Teman-teman Jurusan Pendidikan Sejarah kelas E dan F yang telah menjadi

keluarga terbaik selama penulis menempuh perkuliahan.

12.Akang teteh di Jurusan Pendidikan Sejarah, teh Arinda, Teh Iis, kang Faisal,

kang Husna, kang Cece, kang Rengga dan seluruh angkatan 2008. Teh Muti,

kang Nyanyang, kang Taufik, teh Dinan dan seluruh angkatan 2009.

13.Adik-adik di Jurusan pendidikan Sejarah Unis, Maya, Wita, Evie, Rika Y,

Esa dan seluruh angkatan 2011. Cucu, Baiti, Emil, Kemas, Edi dan seluruh

angkatan 2012. Cicih, Riane, Dila, Levia dan seluruh angkatan 2013.

14.Keluarga Pondok Annisa, teh Wiwin, mbak Ani, Ifa, Tya, Melin, Unis,

Cucu atas segala doa, semangat, keceriaan dan dukungannya.

15.Para sahabatku, Tian, Dewi, Lusi, Winni, teh Iip, Sarka, Andi, Dede, Eman,

Rian, Rani, Muhidin, Mudin yang selalu berbagi cerita dan pengalaman.

16.Teman-teman Bidik Misi, Okta, Yanti, Neneng, Firda, sarah, Ilmi, Ahiq,

Redi, Fahmi, Asep, dan lainya yang telah menjadi keluarga bagi penulis.

17.Teman-teman KKN desa Cigugur-Subang yang telah menjadi keluarga baru

dan memberikan banyak pengalaman berharga bagi penulis

18.Rekan-rekan PPL SMA Negeri 15 Bandung atas kerjasamanya.

19.Seluruh Guru dan staff karyawan di SMA Negeri 15 Bandung atas segala

bantuannya selama penelitian

20.Siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung yang telah memberikan

banyak pengalaman dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.

Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penalitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 10

A. Media Pembelajaran ... 10

B. Fungsi dan Manfaat Media Time Line Dalam Pembelajaran Sejarah .... 16

C. Berpikir Kesejarahan ... 22

D. Berpikir Kronologis ... 24

E. Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah ... 28

F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Subjek ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 37

D. Fokus Penelitian ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 45

(8)

v Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15

Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Validasi Data ... 49

H. Teknik Validasi Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Hasil Penelitian Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 53

1. Gambaran Umum Sekolah ... 53

2. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 15 Bandung ... 69

3. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 72

4. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 73

B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 145

1. Data Hasil Wawancara ... 145

2. Data Hasil Perencanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 150

3. Deskripsi Hasil Jurnal Kesan Siswa ... 151

4. Data Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kronologis ... 151

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158

A. Simpulan ... 158

B. Rekomendasi ... 160

(9)

DAFTAR TABEL

2.1 Dimensi Keterampilan Berpikir Kronologis ... 27

3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Sisiwa ... 44

4.1 Keadaan Sarana/Prasarana Sekolah ... 58

4.2 Keadaan Guru Mata Pelajaran ... 60

4.3 Daftar Guru Pengajar ... 64

4.4 Daftar Nama Siswa ... 75

4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan I ... 85

4.6 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 88

4.7 Perolehan Skor Siklus I ... 91

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan I ... 93

4.9 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan II ... 103

4.10 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan II ... 104

4.11 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 107

4.12 Perolehan Skor Siklus II ... 109

4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan II ... 111

4.14 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan III ... 119

4.15 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 122

4.16 Perolehan Skor Siklus III ... 125

4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan III ... 126

4.18 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan IV ... 135

4.19 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 138

4.20 Perolehan Skor Siklus IV ... 140

4.21 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan IV ... 142

(10)

vii Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15

Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13

3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 33

4.1 Struktur Organisasi Sekolah ... 62

4.2 Denah SMA Negeri 15 Bandung ... 68

4.3 Guru Memaparkan Tentang Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ... 78

4.4 Time Line Kerajaan Singasari ... 81

4.5 Hasil Penugasan Siswa ... 83

4.6 Siswa Sedang Melakukan Diskusi kelompok ... 100

4.7 Guru Sedang Mengamati Siswa Berdiskusi ... 101

4.8 Kelompok 2 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 101

4-9 Siswa Mengisi Kolom Teka-Teki Silang ... 117

4.10 Siswa Mengisi TTS yang Hampir Terisi Penuh ... 117

4.11 Guru Sedang Memaparkan Materi ... 132

4.12 Siswa Sedang Menjawab Pertanyaan Dari Teman Sekelasnya ... 133

4.13 Guru dan Siswa Melingkarkan Tangannya Sebagai Tanda Jawaban Siswa Benar ... 133

4.14 Grafik Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa ... 155

(11)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)”. Penelitian ini dilatarbelakangi dari keresahan penulis terhadap lemahnya kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengedepankan pendekatan ilmiah sebagai bagian penting dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mewujudkannya, peneliti menggunakan media

Time Line sebagai alat bantu untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadopsi model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa, studi dokumentasi, wawancara, serta jurnal kesan siswa. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, setelah digunakan media Time Line dalam pembelajaran sejarah menunjukkan adanya perubahan yang positif dari kemampuan berpikir kronologis siswa. Perubahan positif tersebut terlihat dari adanya peningkatan kemampuan berpikir kronologis siswa antara lain, kemampuan siswa dalam memahami konsep waktu, membaca Time Line, membedakan masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa, menghubungkan sebab-akibat dalam peristiwa sejarah, serta kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah dengan bantuan media Time Line. Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time

Line mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Penggunaan

media Time Line yang dikombinasikan dengan gambar dan konsep sejarah membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami. Penggunaan media

Time Line dengan metode pembelajaran dan permainan juga membuat suasana

(12)

Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui

pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif

dan psikomotor yang kemudian berguna bagi dirinya, bangsa dan negara.

Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan nasional berdasarkan

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

dinyatakan bahwa

pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan bagian dari proses pendidikan yang di dalamnya siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran.

Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bukan hanya sekedar

memberikan materi ajar tanpa adanya suatu tujuan yang hendak dicapai

dari pembelajaran itu sendiri. Begitupun dengan pembelajaran sejarah,

pembelajaran sejarah di sekolah memiliki peranan penting terutama dalam

pembentukan karakter individu dan bangsa. Hal ini sesuai dengan

kurikulum yang berlaku saat ini, di mana pembentukan karakter menjadi

hal yang penting untuk pembentukan kepribadian siswa.

Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pendekatan ilmiah (Scientific

Approach). Pendekatan tersebut memiliki kriteria, antara lain :

(14)

2 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya (Tim Instruktur PLPG, 2013:39-40).

Dilihat dari karakteristiknya, kurikulum 2013 dengan menggunakan

pendekatan ilmiah lebih berorientasi pada pembelajaran yang sifatnya

logis dan rasional. Hal ini tentu menjadi bahan perhatian bagi guru,

terutama guru dalam rumpun mata pelajaran sosial untuk mengemas

pembelajaran sehingga sesuai dengan kurikulum yang berlaku tanpa

mengesampingkan kaidah dan karakteristik dari mata pelajaran yang

diajarkannya.

Begitupun dengan mata pelajaran sejarah, yang merupakan mata

pelajaran yang termasuk ke dalam rumpun ilmu sosial. Sejarah merupakan

mata pelajaran yang di dalamnya menjelaskan peristiwa masa lampau

yang dikonstruksi berdasarkan peninggalan-peninggalan atau jejak masa

lampau yang ditemui. Peninggalan-peninggalan tersebutlah yang

kemudian menjadi landasan ilmiah dalam menjelaskan pembelajaran

sejarah, di mana konsep, teori, fakta, ruang dan waktu menjadi bagian

penting di dalamnya.

(15)

3 menumbuhkan kesadaran sejarah dalam upaya membangun kepribadian

dan sikap mental siswa. Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya untuk

mengaktualisasikan diri dalam keterhubungan waktu yang bergerak dari

masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Kesadaran sejarah

dapat ditumbuhkan dengan cara lebih menekankan proses pembelajaran

kepada pengembangan keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir bisa

dikembangkan melalui pembelajaran sejarah yang mengajarkan siswa

tentang peristiwa sejarah di lihat dari berbagai aspek. Hal ini sesuai

dengan tujuan instruksional pembelajaran sejarah di sekolah menengah

atas yang menyebutkan bahwa

Siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, perjanjian, problem, tren, kepribadian, kronologi, generalisasi dan lain-lain yang berkaitan dengan pendidikan sejarah (Kochhar, 2008:51).

Berdasarkan uraian di atas, konsep waktu menjadi lingkup yang

penting dalam pembelajaran sejarah. Dengan memahami konsep waktu

yang benar, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kronologis

dalam pembelajaran sejarah yang merupakan bagian dari berpikir

kesejarahan. Berpikir kronologis menjadi tingkat berpikir yang mendasari

pemahaman kesejarahan. Konsep waktu yang tersusun secara kronologis

merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran sejarah. Pendapat

tersebut sejalan dengan Kochhar (2008:3) bahwa “waktu merupakan unsur

esensial dalam sejarah. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa, dan

setiap peristiwa terjadi dalam lingkup waktu tertentu”.

Merujuk pernyataan di atas, kemampuan berpikir kronologis

merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berpikir

kesejarahan. Untuk itu, peneliti lebih memfokuskan permasalahan dalam

konsep waktu, yaitu bagaimana siswa mampu menumbuhkan kemampuan

berpikir kronologis dengan pemahaman mengenai konsep waktu yang

(16)

4 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa.

Namun, seringkali waktu (tanggal, tahun) umumnya dianggap tidak terlalu

penting dan kemudian dilupakan. Bagaimana siswa mengingat

gagasan-gagasan dasar dan tanggal-tanggal bersejarah serta mengembangkan

konsep waktu merupakan pokok permasalahan yang penting dalam

pembelajaran sejarah. Urutan peristiwa secara kronologis merupakan hal

yang penting dalam pembelajaran sejarah. Urutan waktu dan peristiwa

secara kronologis merupakan dasar dalam pengetahuan sejarah untuk

menghindari kekeliruan dalam memahami peristiwa sejarah. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang mengemukakan bahwa

Urutan peristiwa secara kronologis dalam masa lampau adalah fundamental dalam setiap pengetahuan sejarah...sehubungan dengan itu, hal yang senantiasa perlu dihindari ialah anakronisma yang mengacaubalaukan urutan peristiwa (Kartodirjo, 1993:33-34).

Mengacu pendapat di atas, kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa

sejarah dapat terjadi karena rendahnya kemampuan berpikir kronologis

siswa dalam memahami suatu peristiwa sejarah. Rendahnya kemampuan

berpikir kronologis dapat terjadi karena pengabaian urutan waktu dalam

pembelajaran sejarah. Berpikir kronologis akan tumbuh apabila siswa terus

berlatih untuk menghubungkan peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu

yang sistematik dengan bantuan metode, media dan pengajaran yang

mendukung.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas X MIA 1 terdapat beberapa

permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang

efektif. Permasalahan tersebut antara lain :

1. Selama proses belajar-mengajar sejarah berlangsung, peran guru dan

sumber belajar seperti buku paket dan lembar kerja siswa (LKS)

sangat dominan sehingga pembelajaran lebih ke arah Teacher center .

Guru menerangkan materi pembelajaran berdasarkan buku paket dan

(17)

5 Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) dan siswa

menyimak apa yang disampaikan guru.

2. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat kurang

memahami konsep-konsep dalam pembelajaran sejarah. Hal ini

terlihat dari sering terjadinya kekeliruan dalam konsep, baik dalam

penyebutan, pengartian dan penempatan konsep berdasarkan urutan

waktu dan peristiwanya.

3. Masalah yang paling menonjol dalam pembelajaran sejarah di kelas X

MIA 1 adalah lemahnya kemampuan siswa dalam mengingat hal-hal

yang sifatnya faktual, seperti tempat, waktu, kronologi peristiwa dan

tokoh. Hal ini terlihat ketika guru melakukan tanya jawab seputar

hal-hal yang bersifat faktual, siswa cenderung mengalami kesulitan untuk

menjawab, terutama pertanyaan dalam lingkup waktu. Hal tersebut

tentu menjadi masalah yang harus diatasi, mengingat konsep ruang

dan waktu merupakan komponen penting dalam pembelajaran sejarah.

Peneliti melihat kemampuan mengingat siswa terutama dalam konsep

waktu perlu untuk diperbaiki sebagai dasar dalam menumbuhkan

kemampuan berpikir kronologis.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

sejarah di kelas X MIA 1 tersebut, maka perlu adanya upaya untuk

memperbaiki masalah tersebut sehingga pembelajaran sejarah di kelas X

MIA 1 dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran pun

tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut guru bisa menggunakan

berbagai alternatif perbaikan baik secara teknis berupa variasi metode

pengajaran sejarah maupun memperbaiki melalui sarana pembelajaran

guna mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik. Melihat dari

permasalahan yang terjadi di kelas, serta faktor lainnya, penggunaan media

sebagai alat perbaikan pembelajaran dirasa sesuai dengan permasalahan

yang dihadapi. Hal ini berdasarkan pada kurangnya penggunaan media

(18)

6 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengingat hal-hal yang bersifat faktual dalam pembelajaran sejarah. Guru

telah berupaya untuk mengubah metode yang digunakan dalam

pembelajaran dan menyajikan pembelajaran secara menarik dengan

sesekali diselingi humor, namun rupanya belum sepenuhnya bisa

memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas X MIA 1. Untuk itu alternatif

yang bisa membantu dalam perbaikan pembelajaran itu sendiri adalah

dengan penggunaan media yang relevan dalam pembelajaran sejarah di

kelas.

Media Time Line dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya

dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pengembangan pembelajaran

sejarah dan pengarahan untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas serta

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar dapat

merekonstruksi sejarah yang terjadi pada masa lampau dengan bantuan

media Time Line. Hal ini yang kemudian menarik untuk dikaji. Selain itu,

peneliti juga mendapatkan gambaran bagaiamana penggunaan media Time

Line dalam pembelajaran sejarah berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

yang dilaksanakan pada tahu 1999 dengan judul, Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Melalui Model Garis Waktu

(Wiyanarti : 2000), sehingga dapat memberikan gambaran kepada peneliti

mengenai media Time Line yang akan dikembangkan sebagai upaya

menumbuhkan kemampuan bepikir kronologis siswa.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di sekolah serta kajian

pustaka yang dilakukan oleh penelti, untuk itu peneliti mengambil judul

“Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan

Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung) ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi yang ditemui di kelas serta pengkajian

(19)

7 untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam

pembelajaran sejarah.

Sehubungan dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

rumusan masalah yang peneliti buat adalah “Bagaimana penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis

siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung?”.

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang

dikembangkan antara lain :

1. Bagaimana merencanakan penggunaan media Time Line dalam

pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?

2. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?

3. Bagaimana menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa

dengan menggunakan media Time Line di kelas X MIA 1 SMAN

15 Bandung?

4. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam

pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X

MIA 1 SMAN 15 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari

permasalahan yang dikemukakan di atas, secara umum adalah untuk

memperoleh gambaran penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas

X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Secara khusus penelitian ini bertujuan

(20)

8 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengkaji perencanaan penggunaan media Time Line untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam

pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.

2. Mengkaji pelaksanaan dari pengunaan media time untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam

pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.

3. Menganalisis hasil dari penggunaan media Time Line untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam

pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.

4. Menemukan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi ketika

menerapkan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini di antaranya :

1. Manfaat bagi peneliti

Memberikan pengetahuan dan ilmu baru dalam penggunaan media

time line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa

dalam pembelajaran sejarah.

2. Manfaat bagi sekolah

Membantu pencapaian tujuan pendidikan dan terlaksananya

kurikulum dalam pembelajaran di sekolah. Serta menjadikan

perbandingan untuk perbaikan bagi pembelajaran di sekolah.

3. Manfaat bagi guru

Memberikan informasi baru mengenai media ajar yang dapat

digunakan oleh guru dalam pembelajaran sejarah di kelas serta

memberikan gambaran dan motivasi kepada guru untuk memperluas

dan mengembangkan ide kreatif guru dalam pembelajaran sejarah di

sekolah.

(21)

9 Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sejarah

dengan mengajak siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

kronologis melalui penggunaan media Time Line sehingga

pembelajaran sejarah menjadi sebuah kegiatan belajar mengajar yang

menarik dan memotivasi siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah yang berisi keresahan

peneliti terhadap kondisi yang ditemukan di kelas, rumusan masalah dan

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian

serta struktur organisasi penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan kajian pustaka sebagai landasan teoritis dalam

penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk

di dalamnya komponen berupa lokasi dan subjek penelitian, desain dan

metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan

pengembangannya, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri atas pengolahan data dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang

diperoleh selama penelitian dilakukan.

(22)

10 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian dan saran atau rekomendasi peneliti untuk

perbaikan dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar berbagai referensi. Baik referensi berupa sumber buku,

artikel, maupun sumber internet yang digunakan oleh penulis sebagai

sumber rujukan tertulis dalam penelitian.

LAMPIRAN

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah SMA Negeri 15

Bandung yang beralamat di Jln. Sarimanis I No 1 – Sarijadi Bandung.

Populasi dan sampel totalnya adalah kelas X MIA 1 dengan guru mitra

Bapak Drs. Yus Rustiadin beliau merupakan salah satu guru sejarah di

SMA Negeri 15 Bandung. Kelas X MIA 1 sendiri berjumlah 35 siswa,

dengan jumlah siswa 12 laki-laki dan 23 perempuan. Alasan pemilihan

lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah karena lokasi SMA Negeri 15

Bandung yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau oleh peneliti. Selain

itu, peneliti juga telah beberapa kali berkunjung ke sekolah tersebut untuk

melakukan observasi untuk memenuhi tugas selama perkuliahan. Untuk

itu, peneliti tidak terlalu mengalami kesulitan ketika meminta kolaborasi

kepada guru untuk menjadi mitra dalam penelitian. Pemilihan kelas X

MIA 1 adalah karena ketika beberapa kali melakukan pengamatan

terhadap beberapa kelas, masalah yang ditemukan di kelas tersebut sesuai

dengan penelitian yang akan dilakukan.

permasalahan yang muncul di kelas X MIA 1 adalah lemahnya

kemampuan mengingat terhadap hal-hal yang bersifat faktual khususnya

dalam konsep waktu. Untuk itu, peneliti merasa media Time Line dapat

membantu upaya perbaikan dan menjadi salah satu alternatif untuk

mengatasi masalah tersebut. Pemilihan kelas IPA sendiri didasarkan pada

waktu pembelajaran sejarah yang relatif lebih singkat jika dibandingkan

dengan kelas IPS. Mengingat media Time Line yang digunakan dalam

penelitian dapat membantu efektifitas pembelajaran sejarah sehingga

(24)

33 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart. Di mana dalam

penelitian ini setidaknya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan tahapan refleksi. Berikut ini merupakan

[image:24.595.255.379.295.546.2]

gambar dari desain model Kemmis dan Mc.Taggart :

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (di adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:66)

Desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart dipilih karena model ini

lebih sederhana dibandingkan dengan model atau desain penelitian

tindakan kelas lainnya. Dalam model Kemmis dan Mc.Taggart,

memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka

menyatukan dua komponen yaitu pelaksanaan dan pengamatan sebagai

(25)

dijadikan dasar dalam tahap selanjutnya, yaitu refleksi. Sehingga dengan

menggunakan model ini, maka pelaksanaan setiap tahapan dalam

penelitian tidak semua komponen tahapannya dilakukan secara terpisah

satu sama lain, akan tetapi ada komponen tahapan penelitian tindakan yang

dapat dilakukan secara bersamaan sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan

demikian hal ini bisa kemudian mendorong terhadap efektifitas waktu

dalam pelaksanaan tindakan. Tahapan-tahapan siklus yang dikembangkan

oleh peneliti dalam siklus I diantara sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan serangkaian tindakan terencana untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam tahap perencanaan hal

yang harus ada adalah mengenai penjelasan tentang apa, mengapa,

kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan.

Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih

menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab

tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar dan mengenal

rintangan yang sebenarnya. Dalam tahap inipun sebaiknya penelitian

dilakukan dalam bentuk kolaborasi dengan prinsip pihak yang

melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan

pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,

bukan guru yang melakukan tindakan (Arikunto, 2010:138) .

Pada tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana

kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk

mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang

didapatkan. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah:

1) Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti

dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

2) Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu

(26)

35 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Mendiskusikan dan menentukan materi pembelajaran yang

akan dipaparkan dengan media Time Line.

4) Melakukan kajian pustaka dari berbagai literatur yang

berkaitan dengan penelitian dan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

5) Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan

digunakan saat proses pembelajaran.

6) Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam

PBM sehingga dapat mengukur tumbuhnya kemampuan

berpikir kronologis siswa.

7) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan

kolaborator peneliti.

8) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak

lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra

peneliti.

9) Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh pada

penelitian.

2. Pelaksanaan

Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan atau tindakan.

Tahap pelaksanaan ini merupakan tataran praktis di kelas setelah

dilakukan perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang

dilakukan peneliti dalam penelitian ini antara lain :

1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai

dengan silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang telah

disusun.

2) Mengoptimalkan penggunaan media Time Line dalam proses

(27)

3) Mengoptimalkan instrument penelitian yang telah disusun

untuk dapat melihat peningkatan kemampuan berpikir

kronologis siswa.

4) Melakukan diskusi balikan dengan mitra penelitian.

5) Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil

diskusi balikan.

6) Melaksanakan pengolahan data yang telah diperoleh dari tahap

pelaksanaan tindakan.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan hal-hal yang

terlihat dari penerapaan atau pelaksanaan tindakan yang diberikan

kepada siswa. Pengamatan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan secara

berkesinambungan untuk melihat adanya perubahan dari pelaksanaan

tindakan yang diberikan kepada siswa. Pada kegiatan pengamatan atau

observasi ini, peneliti melakukan :

1) Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti.

2) Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan media Time

Line dengan pokok bahasan yang berlangsung.

3) Pengamatan kesesuaian penggunaan media Time Line dengan

kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.

4) Mengamati kemampuan siswa dalam berpikir kronologis.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat hal-hal yang kurang atau

belum berhasil dilaksanakan dengan baik dalam pelaksanaan tindakan

pada siklus sebelumnya serta mengidentifikasi faktor-faktor yang

(28)

37 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbaikan pada siklus selanjutnya. Tahapan yang dilakukan oleh

peneliti dengan mitra adalah Merencanakan kembali hal-hal yang

dinilai kurang dalam tindakan maupun siklus pertama untuk kemudian

diperbaiki dalam tindakan atau siklus selanjutnya. Pada kegiatan ini

peneliti melakukan:

1) Mengidentifikasi hal-hal yang kurang atau belum terlaksana

ketika pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya.

2) Diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa

setelah tindakan dilakukan.

3) Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakikatnya Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakan upaya perbaikan yang dilakukan guru dalam

pembelajaran dikelas. Sepeti dikemukakan Hopkins dalam Hasan, dkk

(2011:72) PTK sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan

kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawat atau menguji

asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas.

Upaya perbaikan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran di

kelas tentunya harus didukung berbagai aspek. Selain guru, komponen

sekolah lainnya juga turut serta dalam upaya perbaikan pembelajaran

tersebut. Dukungan dari berbagai komponen sekolah mampu menjadikan

perbaikan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Sukmadinata (2012:140) yang mengemukakan bahwa :

(29)

untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Upaya dalam perbaikan dalam pembelajaran bersifat reflektif yang

didalamnya guru melihat berbagai gejala yang muncul dalam

pembelajaran dan berupaya untuk mengatasinya. Sifatnya yang reflektif

membuat PTK mampu mengamati permasalahan di kelas dengan lebih

baik. Pengamatan yang dilakukan terus menerus dalam upaya peningkatan

tersebut menjadikan guru lebih banyak memahami tentang kondisi kelas

diajarnya.

Selain itu Arikunto (2010:135) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang

dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis

pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa keunggulan

sebagaimana disebutkan oleh Arikunto (2010:132) bahwa :

Keunggulan penelitian tindakan karena guru diikut sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati, sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil pengalaman selama melakukan tindakan, sehingga lama kelamaan akan timbul suatu kebiasaan untuk mengevaluasi diri (self evaluation).

Keuntungan lainnya adalah bahwa dengan tumbuhnya budaya

meneliti pada guru dari pelaksanaan PTK yang berkesinambungan adalah

kalangan guru semakin diberdayakan mengambil prakarsa professional

yang semakin mandiri, percaya diri, dan makin berani mengambil resiko

dalam mencobakan hal-hal yang baru (inovasi) yang akan memberikan

(30)

39 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman semakin banyak

dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktik pembelajaran yang

dilaksanaka di kelasnya. Lebih jauh lagi dapat diharapkan bahwa guru

akan menjadi terbiasa berkolaborasi dengan peneliti yang mungkin

berdampak pada keberanian menyusun tindakan kelas, mengembangkan

kurikulum dari bawah, dan menjadikan guru bersifat mandiri.

D. Fokus Penelitian

1. Media Time Line

Time Line memiliki karakteristik yang bisa dipertimbangkan

untuk menunjang pembelajaran sejarah di kelas. Karakteristik Time

Line menurut Wiyanarti, (2000:71) tersebut antara lain :

pertama penampilan fisik Time Line yang sederhana dan mudah dibuat serta tidak mahal. Kedua Time Line bisa membantu memahami konsep waktu yang abstrak menjadi konkrit dan ketiga bentuk fisik Time Line pararel yang bisa memudahkan guru untuk menyajikan kaji banding lintas wilayah atara sejarah di satu tempat dengan tempat lainnya dalam periode yang sama.

Karakteristik media Time Line menurut Wiyanarti (2000:71)

merupakan salah satu keunggulan dari media Time Line yang belum

banyak dioptimalkan penggunaannya dalam pembelajaran sejarah di

sekolah. Penggunaan media Time Line dengan bentuk dan bahan

pembuatan yang sederhana dapat membantu guru mengoptimalkan

pembelajaran sejarah di kelas. Selain itu, media Time Line dapat

membantu mengefektifkan dalam penyampaian materi pembelajaran

yang luas. Rentang waktu peristiwa sejarah yang lingkupnya luas dan

berlangsung lama , dapat disajikan lebih singkat dan spesfik dengan

bantuan media Time Line.

Time Line (garis waktu) merupakan alat sederhana yang bisa

dibuat dalam berbagai bentuk untuk mempermudah pemahaman

(31)

Garis waktu dapat menjadi penuntun dalam mempelajari

“berapa lama sebelum” dan “berapa lama setelah” suatu peristiwa terjadi. Konsep ruangnya juga melibatkan konsep urutan dan jarak. Waktu diwakili dengan garis horizontal atau vertikal dan peristiwa-peristiwanya dicantumkan pada garis tersebut berdasarkan tanggal kejadiannya.

Garis waktu yang dibuat dalam bentuk garis vertikal maupun

horizontal mempermudah guru maupun siswa dalam pembelajaran

sejarah sehingga peristiwa dan konsep sejarah tersusun secara

kronologis. Garis waktu berbentuk horizontal dapat membantu

penyampaian materi pembelajaran sejarah dalam lingkup satu waktu

tertentu yang mewakili satu peristiwa sejarah. Sementara itu, garis

waktu berbentuk vertikal dapat mewakili beberapa peristiwa sejarah

yang terjadi dalam satu waktu. Garis waktu vertikal dapat membantu

guru menyampaikan materi dengan cara komparasi yaitu

membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda

dalam satu waktu, sehingga guru bisa menjelaskan adanya keterkaitan

antara peristiwa yang terjadi.

Kochhar, (2008:407-409) juga mengungkapkan beberapa jenis

Time Line (garis waktu) yang bisa digunakan oleh guru dalam

pembelajaran sejarah di kelas,

(32)

negara-41 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negara yang berbeda diletakkan berdampingan sehingga orang dapat membandingkan satu dengan yang lainnya.

Jenis Time Line (garis waktu) yang dipaparkan oleh Kochar

(2008:407-409) merupakan jenis media Time Line yang bisa dibuat

dan dikembangkan guru dalam pembelajaran di kelas. Jenis garis

waktu progresif merupakan yang sering digunakan dalam

pembelajaran sejarah, karena rentetan peristiwa digambarkan dalam

bentuk garis lurus yang di dalamnya mengurutkan peristiwa dari masa

lalu hingga masa sekarang. Selain itu, guru juga bisa mengembangkan

jenis garis waktu regresif menggambarkan rentetan peristiwa dalam

garis lurus yang di dalamnya peristiwa tersebut diurutkan secara

mundur yaitu berangkat dari waktu kini ke masa lampau. Jenis garis

waktu regresif jarang digunakan, karena guru harus memiliki

keterampilan khusus di mana penyampaian materi dikaitkan dengan

kondisi kekinian dan bergerak mundur menuju peristiwa di masa lalu.

Jenis garis waktu selanjutnya adalah garis waktu bergambar.

Garis waktu bergambar dapat disajikan lebih menarik karena guru bisa

mengembangkan garis waktu tersebut dengan gambar dan simbol yang

mendukung materi yang sedang disampaikan. Dengan garis waktu ini,

guru bisa mengembangkan kreativitasnya dalam membuat media

pembelajaran.

Jenis garis waktu yang terakhir adalah garis waktu komparatif.

Garis waktu komparatif mampu mengembangkan kemampuan berpikir

kronologis yang lebih tinggi. Garis waktu komparatif juga umumnya

digunakan pada tingkat sekolah menengah ke atas. Garis waktu ini

dapat menggambarkan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam

lingkup wilayah yang berbeda pada satu waktu yang sama. Melalui

garis waktu tersebut, guru dan siswa dapat menemukan keterkaitan

antara peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda dalam

(33)

Dari berbagai jenis media Time Line (garis waktu) di atas,

peneliti lebih menspesifikasikan media Time Line yang digunakan

adalah jenis garis waktu progresif dengan menggunakan gambar,

simbol, dan konsep sejarah yang mewakili peristiwa dalam kurun

waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai media Time Line di

atas, dapat dipahami bahwa, media Time Line merupakan media

pembelajaran yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara

peristiwa secara kronologis dan interval waktu secara relatif. Media

Time Line dapat menyajikan secara sistematis mengenai konsep waktu

dalam suatu peristiwa dari awal terjadi hingga akhir secara berurutan.

Jenis dari media Time Line yang digunakan di sini adalah media

Time Line (garis waktu) progresif di mana peristiwa-peristiwa sejarah

diurutkan dalam garis vertikal maupun horizontal dengan urutan yang

kronologis. Garis tersebut dibagi menjadi unit-unit yang sama yang

masing-masing dapat berjarak satuan cm atau disesuaikan dengan

periodisasi peristiwa yang terjadi. Setiap unit yang telah ditandai

dalam garis waktu mewakili jumlah pasti, misalnya lima, sepuluh, lima

puluh dan seterusnya. Dalam garis waktu tersebut ditambahkan pula

gambar, simbol serta konsep sejarah yang mewakili peristiwa tersebut

sehingga media Time Line terlihat lebih menarik.

2. Berpikir Kronologis

Menurut Ma‟mur (2008:201) berpikir kronologis merupakan

bagian dari berpikir kesejarahan yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kesejarahan.

Chronological Thinking (berpikir kronologis), yaitu membangun

(34)

43 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menyusun garis waktu, serta menjelaskan konsep kesinambungan sejarah dan perubahannya (Ma‟mur, 2008:201).

Berdasarkan pendapat di atas berpikir kronologis berarti

kemampuan untuk merekonstruksi pemahaman sejarah dan

membedakan tentang waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang

akan datang, mengurutkan peristiwa yang terjadi dan dapat

menyusunnya dalam garis waktu untuk kemudian

menginterpretasikannya sesuai urutannya (kronologis). Berpikir

kronologis dapat membantu memahami konsep sejarah yang berkaitan

dan saling mempengaruhi dalam perubahan dan perkembangannya.

Berpikir kronologis dapat membantu menghindari adanya

kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah

yang diurutkan dalam urutan yang kronologis membantu

mengembangkan kemampuan berpikir kronologis sebagai bagian dari

berpikir kesejarahan.

Hal tersebut sejalan dengan Drake dalam Wiriaatmadja

(2011:113) berpendapat bahwa „berpikir kronologis merupakan

“jantung-nya” dalam berpikir kesejarahan‟. Berpikir kronologis menjadi dasar bagi pemahaman kesejarahan dimana jika dasar

pemahaman sejarah tersebut sudah baik, maka akan membantu

memahami sejarah ditingkat berpikir kesejarahan yang lebih tinggi.

Berpikir kronologis mencakup kemampuan mengidentifikasi

waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang serta

struktur waktu dalam peristiwa sejarah yang kemudian disusun secara

kronologis. Susunan temporal tersebut membantu dalam mengukur dan

memperhitungkan waktu dalam satu periodisasi sejarah sehingga

mampu merekonstruksi peristiwa sejarah pada satu waktu dengan baik.

Keterampilan menyusun waktu dapat disajikan dalam bentuk

Time Line (garis waktu) yang bisa divariasikan dengan konsep, simbol

(35)

menjadikan pembelajaran sejarah dalam upaya menumbuhkan

kemampuan berpikir kronologis menjadi menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan beberapa pengertian berpikir kronologis di atas,

dapat dipahami bahwa berpikir kronologis merupakan proses

pemahaman mengenai suatu peristiwa yang tersusun secara sistematis

dan runtut berdasarkan urutan waktu dan konsep yang sistematis.

Selanjutnya Drake dalam Wiriaatmadja (2011:113-114)

mengemukakan sedikitnya ada tujuh kemampuan siswa yang dituntut

dalam berpikir kronologis antara lain, terampil membedakan antara

masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur

temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah

atau kisah, terampil menyusun tatanan temporal dalam menyusun

cerita kesejarahan tentang mereka sendiri, terampil mengukur dan

memperhitungkan kalender waktu, terampil menginterpretasikan data

dan mampu menyajikan dalam bentuk garis waktu, terampil

mengkonstruksi kembali pola-pola rangkaian dan durasi (lamanya),

terampil membandingkan model-model alternatif untuk periodisasi.

Pada penelitian ini, peneliti memilih beberapa indikator yang

telah disebutkan di atas di antaranya terampil membedakan antara

masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur

temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah

atau kisah. Indikator tersebut kemudian dikembangkan oleh peneliti

untuk mengukur kemampuan berpikir kronologis siswa dalam

pembelajaran sejarah. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain :

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa

(36)

45 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan

berpikir

kronologis

1. Kemampuan memahami konsep waktu

2. Kemampuan membaca Time Line

3. Kemampuan membedakan masa lalu, masa kini

dan masa datang

4. Kemampuan mengurutkan peristiwa sejarah

5. Kemampuan menghubungkan antara sebab dan

akibat dalam peristiwa sejarah

6. Kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah

Berpikir kronologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

bagaimana siswa mampu mengurutkan peristiwa secara kronologis

dengan bantuan media yang telah disediakan guru berupa media Time

Line sehingga siswa bisa berpikir secara kronologis dalam

memandang setiap peristiwa sejarah dan mengurangi anakronisma

serta kekeliruan dalam memahami dan merekonstruksi peristiwa

sejarah dalam rentang waktu tertentu.

Dalam tahapannya, siswa mampu memahami konsep waktu,

mampu membaca Time Line, membedakan susunan temporal berupa

masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa sejarah

secara kronologis, menemukan keterhubungan (sebab-akibat) antar

peristiwa serta mampu merekonstruksi sejarah berdasarkan alat bantu

berupa media Time Line .

E. Instrumen Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini adalah data

mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mengumpulkan

data tersebut, diperlukan adanya perangkat-perangkat penelitian.

Perangkat-perangkat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data di

(37)

1. Lembar Panduan Observasi

Sebelum melakukan observasi, peneliti mempersiapkan lembar

panduan observasi untuk memudahkan dalam pengambilan data di

kelas. Menurut Kurniawati, (2006:41) bahwa

lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra-penelitian maupun selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran.

Data yang akan diambil adalah mengenai kemampuan berpikir

kronologis berupa kemampuan siswa mengidentifikasi struktur waktu

(masa lalu, masa kini dan masa datang), kemampuan siswa

mengurutkan peristiwa sejarah secara kronologis dan kemampuan

siswa merekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan waktu.

Aktivitas guru diamati oleh peneliti mitra sedangkan aktivitas siswa

diamati oleh peneliti utama. Dengan demikian dapat diketahui jelas

kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

dikelas. Data yang diambil berbentuk catatan lapangan dan check list,

karena observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan sifatnya

insidental sehingga pemilihan bentuk instrumen catatan lapangan dan

check list diharapkan mampu menghimpun data yang ingin diperoleh.

Lembar panduan observasi dalam bentuk check list (terlampir).

2. Lembar Panduan Wawancara

Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti harus menyiapkan

instrumen wawancara berupa pedoman wawancara. Menurut

Sukmadinata (2012:216) menyatakan bahwa “pedoman wawancara

berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk

dijawab atau direspon oleh responden”. Pertanyaan tersebut telah

disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara sehingga wawancara

dapat berlangsung terarah. Lembar panduan wawancara dalam bentuk

(38)

47 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Lembar Panduan Studi Dokumenter

lembar panduan dokumenter digunakan untuk memperoleh data

berdasarkan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas.

Data tersebut berupa hasil tes, catatan dan tugas yang diberikan guru

setelah pelaksanaan tindakan. Lembar ini digunakan untuk

menghimpun hasil pembelajaran berupa arsip maupun catatan yang

didokumentasikan untuk kemudian menjadi informasi yang dapat

diolah dan dibandingkan dengan instrumen lain.

4. Jurnal Kesan Siswa

Menurut Tamam (2007:42) “jurnal kesan adalah catatan harian

yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang

kesan siswa setelah pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran.

Selain itu jurnal kesan siswa juga memberikan informasi yang dapat

menjadi tambahan dalam mengukur kemampuan berpikir kronologis

siswa dalam pembelajaran sejarah yang didalamnya siswa bisa

mengungkapkan kesulitannya selama pembelajaran sehingga guru bisa

memperbaiki pembelajaran berikutnya serta memperoleh gambaran

mengenai perasaan serta kesan siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan media Time Line. Format jurnal kesan siswa

(terlampir).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik observasi, studi dokumenter dan jurnal kesan siswa. Ketiga teknik

ini dipilih untuk membantu peneliti dalam proses penghimpunan dan

pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut sebagaimana dipaparkan, antara

lain :

(39)

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk

mengumpulkan dan memperoleh data dan informasi yang diinginkan

dalam penelitian. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Sukmadinata (2012:220) yakni,

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar...dan sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara partisipatif di

mana pengamat ikut serta dalam kegiatan penelitian. Kelebihan dari

observasi ini sendiri adalah individu-individu atau objek penelitian

yang diamati tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi

sehingga situasi dan pelaksanaan tindakan terlihat wajar dan alami.

Selain itu, peneliti juga bisa mengamati lebih menyeluruh

gejala-gejala yang nampak pada objek penelitian sehingga data yang

diperoleh bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti harus

mempunyai keterampilan karena pada pelaksanaannya, observasi

partisipatif dilakukan besamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam hal

ini, peneliti memiliki dua peran, yakni sebagai pengamat dan

pelaksana yang ikut serta dalam kegiatan.

2. Wawancara

Wawancara menurut Hopkins dalam Wiraatmadja (2007: 117)

adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas

dilihat dari sudut pandang yang lain, sehingga data yang didapatkan

akan maksimal. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara

kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya,

terutama untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses belajar

(40)

49 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses pembelajaran

yang berlangsung sehingga peneliti dapat memperoleh informasi dari

hasil wawancara tersebut.

3. Studi Dokumenter

Menurut Sukmadinata (2012:221) mengemukakan bahwa “studi

dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik”.

Dalam penelitian ini studi dokumenter dikumpulkan dalam bentuk

dokumen-dokumen berupa hasil tes, tugas serta catatan siswa yang di

dalamnya terdapat informasi mengenai perkembangan kemampuan

berpikir kronologis dengan bantuan media Time Line. Teknik ini

dipilih karena dapat membantu penghimpunan dan pengelolaan data

secara nyata dalam bentuk dokumen-dokumen yang bisa dijadikan

sumber informasi dalam pengolahan data kuantitatif.

4. Catatan Harian Kesan Siswa

Jurnal kesan siswa dipergunakan untuk mengetahui kesan siswa

selama pembelajaran berlangsung serta untuk menambah informasi

mengenai data yang dperlukan dalam penelitian khususnya data atau

informasi mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hagwood (2012:66) “membuat

jurnal harian dari observasi, peristiwa-peristiwa, orang-orang, struktur

(urutan peristiwa), waktu, dan lingkungan dapat membantu daya

ingat”. Teknik ini dipilih karena mampu menyalurkan perasaan siswa selama pembelajaran dalam bentuk tulisan sehingga siswa lebih leluasa

dan jujur dalam mengungkapkan kesan, dan mampu membantu daya

ingat siswa dalam pembelajaran serta kesulitan yang dihadapinya

selama proses pembelajaran berlangsung terutama kesulitan dalam

(41)

G. Validasi Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan berupa pengolahan

yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul melalui

observasi selama pelaksanaan penelitian kemudian dianalisis. Melalui

prioses analisis tersebut data mentah yang diperoleh selama observasi

diolah menjadi data penelitian. Proses analisis dilakukan secara

terus-menerus untuk melihat peningkatan dan perubahan yang terjadi dari

tindakan selama pelaksanaan pembelajaran.

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil

observasi berupa catatan lapangan, hasil wawancara dan jurnal kesan

siswa. Data-data kualitatif yang telah diperoleh kemudian dianalisis

dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) “analisis data kualitatif

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi

data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi”.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, sementara penyajian data

merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dan penarikan

kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diveriikasi selama penelitian berlangsung.

Tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penrikan

kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang berhubungan pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang

sejajar, untuk membangun wawasan umum dalam analisis data kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, angka cenderung untuk dibaikan. Ini

terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang

(42)

51 Heni Winarto, 2014

Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi banyak penghitungan pada saat dibuat penentuan kualitas. Jadi

dalam penelitian kualitatif juga diperlukan penghitungan. Miles dan

Huberman (1992:391) menyatakan bahwa

ada tiga alasan yang kuat mengapa kita mempergunakan angka yakni,untuk melihat dengan cepat apa yang telah anda peroleh dalam data yang begitu banyak., u

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (di adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:66)

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini mengambil judul “ Penerapan Teknik Point Counter Point Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah

4.1.3 Korélasi antara Makéna Basa Sapopoé jeung Kamampuh Biantara Siswa Kelas X MIA 2 SMA Pasundan 1 Bandung

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Heni Winarto (2014)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Heni Winarto (2014) Universitas

Dalam penelitian ini, indikator dari kemampuan berpikir kreatif yang akan digunakan diharapkan mampu mengungkapkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MIA SMA Negeri

Selain itu, pentingnya berpikir kronologis menurut Carretero juga terkait menumbuhkan rasa nasionalisme karena membangun kesadaran masa lalu dan menumbuhkan rasa

Kunthi Ratna Kawuri. PENERAPAN COMPUTATIONAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 9 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PADA MATERI USAHA

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X MIA 9 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun