PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
HENI WINARTO NIM 1000899
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Oleh Heni Winarto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Heni Winarto (2014) Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
HENI WINARTO 1000899
PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Dr. ErlinaWiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 001
Pembimbing II
Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd NIP. 19080828 199802 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI
i Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15
Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir
Kronologis Siswa Dalam Pembalajaran Sejarah”. Skripsi ini merupakan hasil
penelitian tindakan kelas di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian
Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan
Indonesia.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat dan kebaikan khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Aamiin Yaa Rabbal alaamiin.
Bandung, Juli 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan izin-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta doa dari
berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd., selaku ketua Jurusan
Pendidikan Sejarah atas segala bantuannya selama ini.
2. Ibu Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberi saran
dan memotivasi kepada penulis sehingga terelesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah
membimbing, memberi saran dan memotivasi tiada henti kepada penulis
untuk selalu sabar dan berdoa selama perkuliahan dan penulisan skripsi.
4. Bapak Drs. R. H. Achmad Iriyadi, selaku pembimbing akademik yang
selalu membimbing, memberi saran, memotivasi dan mendoakan penulis
selama menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama perkuliahan.
6. Terutama kedua orang tua, bapak Momon Winarto dan mama Siti Umamah,
yang dengan penuh kasih tiada henti mendoakan dan memberikan dukungan
baik secara moral dan materi kepada penulis. Semoga skripsi ini bisa
menjadi salah satu hadiah kecil untuk kebahagiaan keduanya.
7. Saudaraku teteh Winda Yunarti, kedua adikku Rizky Winarto dan Aqilla
atas doa dan keceriaannya yang selalu menghibur.
8. Keluarga besar di Tangerang dan Pandeglang yang telah memberikan doa
iii Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15
Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Ibu Entin dan Pak Dadang Syafa’at selaku staff Tata Usaha Jurusan
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI yang telah banyak membantu dan
mengupayakan segala kemudahan penulis dalam penyusunan skripsi.
10.Teristimewa para sahabatku di Jurusan Pendidikan Sejarah, Novia, Rahman,
Maman, Erlangga, Aldion, Hendi, Imad, Irfa, Jeje dan Erika yang selalu ada
untuk membantu, mendengarkan, memahami, mendoakan dan memotivasi
penulis selama menjalani perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga
Allah mempermudah segala urusan dan mengabulkan segala cita kita.
11.Teman-teman Jurusan Pendidikan Sejarah kelas E dan F yang telah menjadi
keluarga terbaik selama penulis menempuh perkuliahan.
12.Akang teteh di Jurusan Pendidikan Sejarah, teh Arinda, Teh Iis, kang Faisal,
kang Husna, kang Cece, kang Rengga dan seluruh angkatan 2008. Teh Muti,
kang Nyanyang, kang Taufik, teh Dinan dan seluruh angkatan 2009.
13.Adik-adik di Jurusan pendidikan Sejarah Unis, Maya, Wita, Evie, Rika Y,
Esa dan seluruh angkatan 2011. Cucu, Baiti, Emil, Kemas, Edi dan seluruh
angkatan 2012. Cicih, Riane, Dila, Levia dan seluruh angkatan 2013.
14.Keluarga Pondok Annisa, teh Wiwin, mbak Ani, Ifa, Tya, Melin, Unis,
Cucu atas segala doa, semangat, keceriaan dan dukungannya.
15.Para sahabatku, Tian, Dewi, Lusi, Winni, teh Iip, Sarka, Andi, Dede, Eman,
Rian, Rani, Muhidin, Mudin yang selalu berbagi cerita dan pengalaman.
16.Teman-teman Bidik Misi, Okta, Yanti, Neneng, Firda, sarah, Ilmi, Ahiq,
Redi, Fahmi, Asep, dan lainya yang telah menjadi keluarga bagi penulis.
17.Teman-teman KKN desa Cigugur-Subang yang telah menjadi keluarga baru
dan memberikan banyak pengalaman berharga bagi penulis
18.Rekan-rekan PPL SMA Negeri 15 Bandung atas kerjasamanya.
19.Seluruh Guru dan staff karyawan di SMA Negeri 15 Bandung atas segala
bantuannya selama penelitian
20.Siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung yang telah memberikan
banyak pengalaman dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.
Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penalitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 10
A. Media Pembelajaran ... 10
B. Fungsi dan Manfaat Media Time Line Dalam Pembelajaran Sejarah .... 16
C. Berpikir Kesejarahan ... 22
D. Berpikir Kronologis ... 24
E. Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah ... 28
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Lokasi dan Subjek ... 32
B. Desain Penelitian ... 33
C. Metode Penelitian ... 37
D. Fokus Penelitian ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 45
v Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15
Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Validasi Data ... 49
H. Teknik Validasi Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Hasil Penelitian Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 53
1. Gambaran Umum Sekolah ... 53
2. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 15 Bandung ... 69
3. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 72
4. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 73
B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 145
1. Data Hasil Wawancara ... 145
2. Data Hasil Perencanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 150
3. Deskripsi Hasil Jurnal Kesan Siswa ... 151
4. Data Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kronologis ... 151
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158
A. Simpulan ... 158
B. Rekomendasi ... 160
DAFTAR TABEL
2.1 Dimensi Keterampilan Berpikir Kronologis ... 27
3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Sisiwa ... 44
4.1 Keadaan Sarana/Prasarana Sekolah ... 58
4.2 Keadaan Guru Mata Pelajaran ... 60
4.3 Daftar Guru Pengajar ... 64
4.4 Daftar Nama Siswa ... 75
4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan I ... 85
4.6 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 88
4.7 Perolehan Skor Siklus I ... 91
4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan I ... 93
4.9 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan II ... 103
4.10 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan II ... 104
4.11 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 107
4.12 Perolehan Skor Siklus II ... 109
4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan II ... 111
4.14 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan III ... 119
4.15 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 122
4.16 Perolehan Skor Siklus III ... 125
4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan III ... 126
4.18 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan IV ... 135
4.19 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 138
4.20 Perolehan Skor Siklus IV ... 140
4.21 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan IV ... 142
vii Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15
Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13
3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 33
4.1 Struktur Organisasi Sekolah ... 62
4.2 Denah SMA Negeri 15 Bandung ... 68
4.3 Guru Memaparkan Tentang Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ... 78
4.4 Time Line Kerajaan Singasari ... 81
4.5 Hasil Penugasan Siswa ... 83
4.6 Siswa Sedang Melakukan Diskusi kelompok ... 100
4.7 Guru Sedang Mengamati Siswa Berdiskusi ... 101
4.8 Kelompok 2 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 101
4-9 Siswa Mengisi Kolom Teka-Teki Silang ... 117
4.10 Siswa Mengisi TTS yang Hampir Terisi Penuh ... 117
4.11 Guru Sedang Memaparkan Materi ... 132
4.12 Siswa Sedang Menjawab Pertanyaan Dari Teman Sekelasnya ... 133
4.13 Guru dan Siswa Melingkarkan Tangannya Sebagai Tanda Jawaban Siswa Benar ... 133
4.14 Grafik Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa ... 155
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)”. Penelitian ini dilatarbelakangi dari keresahan penulis terhadap lemahnya kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengedepankan pendekatan ilmiah sebagai bagian penting dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mewujudkannya, peneliti menggunakan media
Time Line sebagai alat bantu untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadopsi model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa, studi dokumentasi, wawancara, serta jurnal kesan siswa. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, setelah digunakan media Time Line dalam pembelajaran sejarah menunjukkan adanya perubahan yang positif dari kemampuan berpikir kronologis siswa. Perubahan positif tersebut terlihat dari adanya peningkatan kemampuan berpikir kronologis siswa antara lain, kemampuan siswa dalam memahami konsep waktu, membaca Time Line, membedakan masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa, menghubungkan sebab-akibat dalam peristiwa sejarah, serta kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah dengan bantuan media Time Line. Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time
Line mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Penggunaan
media Time Line yang dikombinasikan dengan gambar dan konsep sejarah membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami. Penggunaan media
Time Line dengan metode pembelajaran dan permainan juga membuat suasana
Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui
pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif
dan psikomotor yang kemudian berguna bagi dirinya, bangsa dan negara.
Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan nasional berdasarkan
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dinyatakan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan bagian dari proses pendidikan yang di dalamnya siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bukan hanya sekedar
memberikan materi ajar tanpa adanya suatu tujuan yang hendak dicapai
dari pembelajaran itu sendiri. Begitupun dengan pembelajaran sejarah,
pembelajaran sejarah di sekolah memiliki peranan penting terutama dalam
pembentukan karakter individu dan bangsa. Hal ini sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat ini, di mana pembentukan karakter menjadi
hal yang penting untuk pembentukan kepribadian siswa.
Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pendekatan ilmiah (Scientific
Approach). Pendekatan tersebut memiliki kriteria, antara lain :
2 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya (Tim Instruktur PLPG, 2013:39-40).
Dilihat dari karakteristiknya, kurikulum 2013 dengan menggunakan
pendekatan ilmiah lebih berorientasi pada pembelajaran yang sifatnya
logis dan rasional. Hal ini tentu menjadi bahan perhatian bagi guru,
terutama guru dalam rumpun mata pelajaran sosial untuk mengemas
pembelajaran sehingga sesuai dengan kurikulum yang berlaku tanpa
mengesampingkan kaidah dan karakteristik dari mata pelajaran yang
diajarkannya.
Begitupun dengan mata pelajaran sejarah, yang merupakan mata
pelajaran yang termasuk ke dalam rumpun ilmu sosial. Sejarah merupakan
mata pelajaran yang di dalamnya menjelaskan peristiwa masa lampau
yang dikonstruksi berdasarkan peninggalan-peninggalan atau jejak masa
lampau yang ditemui. Peninggalan-peninggalan tersebutlah yang
kemudian menjadi landasan ilmiah dalam menjelaskan pembelajaran
sejarah, di mana konsep, teori, fakta, ruang dan waktu menjadi bagian
penting di dalamnya.
3 menumbuhkan kesadaran sejarah dalam upaya membangun kepribadian
dan sikap mental siswa. Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya untuk
mengaktualisasikan diri dalam keterhubungan waktu yang bergerak dari
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Kesadaran sejarah
dapat ditumbuhkan dengan cara lebih menekankan proses pembelajaran
kepada pengembangan keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir bisa
dikembangkan melalui pembelajaran sejarah yang mengajarkan siswa
tentang peristiwa sejarah di lihat dari berbagai aspek. Hal ini sesuai
dengan tujuan instruksional pembelajaran sejarah di sekolah menengah
atas yang menyebutkan bahwa
Siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, perjanjian, problem, tren, kepribadian, kronologi, generalisasi dan lain-lain yang berkaitan dengan pendidikan sejarah (Kochhar, 2008:51).
Berdasarkan uraian di atas, konsep waktu menjadi lingkup yang
penting dalam pembelajaran sejarah. Dengan memahami konsep waktu
yang benar, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kronologis
dalam pembelajaran sejarah yang merupakan bagian dari berpikir
kesejarahan. Berpikir kronologis menjadi tingkat berpikir yang mendasari
pemahaman kesejarahan. Konsep waktu yang tersusun secara kronologis
merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran sejarah. Pendapat
tersebut sejalan dengan Kochhar (2008:3) bahwa “waktu merupakan unsur
esensial dalam sejarah. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa, dan
setiap peristiwa terjadi dalam lingkup waktu tertentu”.
Merujuk pernyataan di atas, kemampuan berpikir kronologis
merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berpikir
kesejarahan. Untuk itu, peneliti lebih memfokuskan permasalahan dalam
konsep waktu, yaitu bagaimana siswa mampu menumbuhkan kemampuan
berpikir kronologis dengan pemahaman mengenai konsep waktu yang
4 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa.
Namun, seringkali waktu (tanggal, tahun) umumnya dianggap tidak terlalu
penting dan kemudian dilupakan. Bagaimana siswa mengingat
gagasan-gagasan dasar dan tanggal-tanggal bersejarah serta mengembangkan
konsep waktu merupakan pokok permasalahan yang penting dalam
pembelajaran sejarah. Urutan peristiwa secara kronologis merupakan hal
yang penting dalam pembelajaran sejarah. Urutan waktu dan peristiwa
secara kronologis merupakan dasar dalam pengetahuan sejarah untuk
menghindari kekeliruan dalam memahami peristiwa sejarah. Hal ini
sejalan dengan pendapat yang mengemukakan bahwa
Urutan peristiwa secara kronologis dalam masa lampau adalah fundamental dalam setiap pengetahuan sejarah...sehubungan dengan itu, hal yang senantiasa perlu dihindari ialah anakronisma yang mengacaubalaukan urutan peristiwa (Kartodirjo, 1993:33-34).
Mengacu pendapat di atas, kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa
sejarah dapat terjadi karena rendahnya kemampuan berpikir kronologis
siswa dalam memahami suatu peristiwa sejarah. Rendahnya kemampuan
berpikir kronologis dapat terjadi karena pengabaian urutan waktu dalam
pembelajaran sejarah. Berpikir kronologis akan tumbuh apabila siswa terus
berlatih untuk menghubungkan peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu
yang sistematik dengan bantuan metode, media dan pengajaran yang
mendukung.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas X MIA 1 terdapat beberapa
permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang
efektif. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Selama proses belajar-mengajar sejarah berlangsung, peran guru dan
sumber belajar seperti buku paket dan lembar kerja siswa (LKS)
sangat dominan sehingga pembelajaran lebih ke arah Teacher center .
Guru menerangkan materi pembelajaran berdasarkan buku paket dan
5 Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) dan siswa
menyimak apa yang disampaikan guru.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat kurang
memahami konsep-konsep dalam pembelajaran sejarah. Hal ini
terlihat dari sering terjadinya kekeliruan dalam konsep, baik dalam
penyebutan, pengartian dan penempatan konsep berdasarkan urutan
waktu dan peristiwanya.
3. Masalah yang paling menonjol dalam pembelajaran sejarah di kelas X
MIA 1 adalah lemahnya kemampuan siswa dalam mengingat hal-hal
yang sifatnya faktual, seperti tempat, waktu, kronologi peristiwa dan
tokoh. Hal ini terlihat ketika guru melakukan tanya jawab seputar
hal-hal yang bersifat faktual, siswa cenderung mengalami kesulitan untuk
menjawab, terutama pertanyaan dalam lingkup waktu. Hal tersebut
tentu menjadi masalah yang harus diatasi, mengingat konsep ruang
dan waktu merupakan komponen penting dalam pembelajaran sejarah.
Peneliti melihat kemampuan mengingat siswa terutama dalam konsep
waktu perlu untuk diperbaiki sebagai dasar dalam menumbuhkan
kemampuan berpikir kronologis.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
sejarah di kelas X MIA 1 tersebut, maka perlu adanya upaya untuk
memperbaiki masalah tersebut sehingga pembelajaran sejarah di kelas X
MIA 1 dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran pun
tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut guru bisa menggunakan
berbagai alternatif perbaikan baik secara teknis berupa variasi metode
pengajaran sejarah maupun memperbaiki melalui sarana pembelajaran
guna mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik. Melihat dari
permasalahan yang terjadi di kelas, serta faktor lainnya, penggunaan media
sebagai alat perbaikan pembelajaran dirasa sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi. Hal ini berdasarkan pada kurangnya penggunaan media
6 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengingat hal-hal yang bersifat faktual dalam pembelajaran sejarah. Guru
telah berupaya untuk mengubah metode yang digunakan dalam
pembelajaran dan menyajikan pembelajaran secara menarik dengan
sesekali diselingi humor, namun rupanya belum sepenuhnya bisa
memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas X MIA 1. Untuk itu alternatif
yang bisa membantu dalam perbaikan pembelajaran itu sendiri adalah
dengan penggunaan media yang relevan dalam pembelajaran sejarah di
kelas.
Media Time Line dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya
dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pengembangan pembelajaran
sejarah dan pengarahan untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas serta
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar dapat
merekonstruksi sejarah yang terjadi pada masa lampau dengan bantuan
media Time Line. Hal ini yang kemudian menarik untuk dikaji. Selain itu,
peneliti juga mendapatkan gambaran bagaiamana penggunaan media Time
Line dalam pembelajaran sejarah berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
yang dilaksanakan pada tahu 1999 dengan judul, Pengembangan
Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Melalui Model Garis Waktu
(Wiyanarti : 2000), sehingga dapat memberikan gambaran kepada peneliti
mengenai media Time Line yang akan dikembangkan sebagai upaya
menumbuhkan kemampuan bepikir kronologis siswa.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di sekolah serta kajian
pustaka yang dilakukan oleh penelti, untuk itu peneliti mengambil judul
“Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang ditemui di kelas serta pengkajian
7 untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam
pembelajaran sejarah.
Sehubungan dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
rumusan masalah yang peneliti buat adalah “Bagaimana penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis
siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung?”.
Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang
dikembangkan antara lain :
1. Bagaimana merencanakan penggunaan media Time Line dalam
pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?
3. Bagaimana menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
dengan menggunakan media Time Line di kelas X MIA 1 SMAN
15 Bandung?
4. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X
MIA 1 SMAN 15 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari
permasalahan yang dikemukakan di atas, secara umum adalah untuk
memperoleh gambaran penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas
X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Secara khusus penelitian ini bertujuan
8 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengkaji perencanaan penggunaan media Time Line untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam
pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
2. Mengkaji pelaksanaan dari pengunaan media time untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam
pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
3. Menganalisis hasil dari penggunaan media Time Line untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam
pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
4. Menemukan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi ketika
menerapkan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini di antaranya :
1. Manfaat bagi peneliti
Memberikan pengetahuan dan ilmu baru dalam penggunaan media
time line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
dalam pembelajaran sejarah.
2. Manfaat bagi sekolah
Membantu pencapaian tujuan pendidikan dan terlaksananya
kurikulum dalam pembelajaran di sekolah. Serta menjadikan
perbandingan untuk perbaikan bagi pembelajaran di sekolah.
3. Manfaat bagi guru
Memberikan informasi baru mengenai media ajar yang dapat
digunakan oleh guru dalam pembelajaran sejarah di kelas serta
memberikan gambaran dan motivasi kepada guru untuk memperluas
dan mengembangkan ide kreatif guru dalam pembelajaran sejarah di
sekolah.
9 Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sejarah
dengan mengajak siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kronologis melalui penggunaan media Time Line sehingga
pembelajaran sejarah menjadi sebuah kegiatan belajar mengajar yang
menarik dan memotivasi siswa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah yang berisi keresahan
peneliti terhadap kondisi yang ditemukan di kelas, rumusan masalah dan
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
serta struktur organisasi penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan kajian pustaka sebagai landasan teoritis dalam
penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk
di dalamnya komponen berupa lokasi dan subjek penelitian, desain dan
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan
pengembangannya, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas pengolahan data dan pembahasan atau analisis temuan.
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang
diperoleh selama penelitian dilakukan.
10 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian dan saran atau rekomendasi peneliti untuk
perbaikan dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar berbagai referensi. Baik referensi berupa sumber buku,
artikel, maupun sumber internet yang digunakan oleh penulis sebagai
sumber rujukan tertulis dalam penelitian.
LAMPIRAN
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah SMA Negeri 15
Bandung yang beralamat di Jln. Sarimanis I No 1 – Sarijadi Bandung.
Populasi dan sampel totalnya adalah kelas X MIA 1 dengan guru mitra
Bapak Drs. Yus Rustiadin beliau merupakan salah satu guru sejarah di
SMA Negeri 15 Bandung. Kelas X MIA 1 sendiri berjumlah 35 siswa,
dengan jumlah siswa 12 laki-laki dan 23 perempuan. Alasan pemilihan
lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah karena lokasi SMA Negeri 15
Bandung yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau oleh peneliti. Selain
itu, peneliti juga telah beberapa kali berkunjung ke sekolah tersebut untuk
melakukan observasi untuk memenuhi tugas selama perkuliahan. Untuk
itu, peneliti tidak terlalu mengalami kesulitan ketika meminta kolaborasi
kepada guru untuk menjadi mitra dalam penelitian. Pemilihan kelas X
MIA 1 adalah karena ketika beberapa kali melakukan pengamatan
terhadap beberapa kelas, masalah yang ditemukan di kelas tersebut sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan.
permasalahan yang muncul di kelas X MIA 1 adalah lemahnya
kemampuan mengingat terhadap hal-hal yang bersifat faktual khususnya
dalam konsep waktu. Untuk itu, peneliti merasa media Time Line dapat
membantu upaya perbaikan dan menjadi salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah tersebut. Pemilihan kelas IPA sendiri didasarkan pada
waktu pembelajaran sejarah yang relatif lebih singkat jika dibandingkan
dengan kelas IPS. Mengingat media Time Line yang digunakan dalam
penelitian dapat membantu efektifitas pembelajaran sejarah sehingga
33 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart. Di mana dalam
penelitian ini setidaknya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan tahapan refleksi. Berikut ini merupakan
[image:24.595.255.379.295.546.2]gambar dari desain model Kemmis dan Mc.Taggart :
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (di adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:66)
Desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart dipilih karena model ini
lebih sederhana dibandingkan dengan model atau desain penelitian
tindakan kelas lainnya. Dalam model Kemmis dan Mc.Taggart,
memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka
menyatukan dua komponen yaitu pelaksanaan dan pengamatan sebagai
dijadikan dasar dalam tahap selanjutnya, yaitu refleksi. Sehingga dengan
menggunakan model ini, maka pelaksanaan setiap tahapan dalam
penelitian tidak semua komponen tahapannya dilakukan secara terpisah
satu sama lain, akan tetapi ada komponen tahapan penelitian tindakan yang
dapat dilakukan secara bersamaan sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan
demikian hal ini bisa kemudian mendorong terhadap efektifitas waktu
dalam pelaksanaan tindakan. Tahapan-tahapan siklus yang dikembangkan
oleh peneliti dalam siklus I diantara sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan terencana untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam tahap perencanaan hal
yang harus ada adalah mengenai penjelasan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih
menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab
tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar dan mengenal
rintangan yang sebenarnya. Dalam tahap inipun sebaiknya penelitian
dilakukan dalam bentuk kolaborasi dengan prinsip pihak yang
melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,
bukan guru yang melakukan tindakan (Arikunto, 2010:138) .
Pada tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana
kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk
mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang
didapatkan. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah:
1) Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti
dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
2) Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu
35 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Mendiskusikan dan menentukan materi pembelajaran yang
akan dipaparkan dengan media Time Line.
4) Melakukan kajian pustaka dari berbagai literatur yang
berkaitan dengan penelitian dan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5) Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan
digunakan saat proses pembelajaran.
6) Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam
PBM sehingga dapat mengukur tumbuhnya kemampuan
berpikir kronologis siswa.
7) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan
kolaborator peneliti.
8) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak
lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra
peneliti.
9) Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh pada
penelitian.
2. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan atau tindakan.
Tahap pelaksanaan ini merupakan tataran praktis di kelas setelah
dilakukan perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini antara lain :
1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai
dengan silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang telah
disusun.
2) Mengoptimalkan penggunaan media Time Line dalam proses
3) Mengoptimalkan instrument penelitian yang telah disusun
untuk dapat melihat peningkatan kemampuan berpikir
kronologis siswa.
4) Melakukan diskusi balikan dengan mitra penelitian.
5) Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil
diskusi balikan.
6) Melaksanakan pengolahan data yang telah diperoleh dari tahap
pelaksanaan tindakan.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan hal-hal yang
terlihat dari penerapaan atau pelaksanaan tindakan yang diberikan
kepada siswa. Pengamatan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan secara
berkesinambungan untuk melihat adanya perubahan dari pelaksanaan
tindakan yang diberikan kepada siswa. Pada kegiatan pengamatan atau
observasi ini, peneliti melakukan :
1) Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti.
2) Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan media Time
Line dengan pokok bahasan yang berlangsung.
3) Pengamatan kesesuaian penggunaan media Time Line dengan
kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.
4) Mengamati kemampuan siswa dalam berpikir kronologis.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat hal-hal yang kurang atau
belum berhasil dilaksanakan dengan baik dalam pelaksanaan tindakan
pada siklus sebelumnya serta mengidentifikasi faktor-faktor yang
37 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbaikan pada siklus selanjutnya. Tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dengan mitra adalah Merencanakan kembali hal-hal yang
dinilai kurang dalam tindakan maupun siklus pertama untuk kemudian
diperbaiki dalam tindakan atau siklus selanjutnya. Pada kegiatan ini
peneliti melakukan:
1) Mengidentifikasi hal-hal yang kurang atau belum terlaksana
ketika pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya.
2) Diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa
setelah tindakan dilakukan.
3) Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakikatnya Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan upaya perbaikan yang dilakukan guru dalam
pembelajaran dikelas. Sepeti dikemukakan Hopkins dalam Hasan, dkk
(2011:72) PTK sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawat atau menguji
asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas.
Upaya perbaikan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran di
kelas tentunya harus didukung berbagai aspek. Selain guru, komponen
sekolah lainnya juga turut serta dalam upaya perbaikan pembelajaran
tersebut. Dukungan dari berbagai komponen sekolah mampu menjadikan
perbaikan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Sukmadinata (2012:140) yang mengemukakan bahwa :
untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
Upaya dalam perbaikan dalam pembelajaran bersifat reflektif yang
didalamnya guru melihat berbagai gejala yang muncul dalam
pembelajaran dan berupaya untuk mengatasinya. Sifatnya yang reflektif
membuat PTK mampu mengamati permasalahan di kelas dengan lebih
baik. Pengamatan yang dilakukan terus menerus dalam upaya peningkatan
tersebut menjadikan guru lebih banyak memahami tentang kondisi kelas
diajarnya.
Selain itu Arikunto (2010:135) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa keunggulan
sebagaimana disebutkan oleh Arikunto (2010:132) bahwa :
Keunggulan penelitian tindakan karena guru diikut sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati, sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil pengalaman selama melakukan tindakan, sehingga lama kelamaan akan timbul suatu kebiasaan untuk mengevaluasi diri (self evaluation).
Keuntungan lainnya adalah bahwa dengan tumbuhnya budaya
meneliti pada guru dari pelaksanaan PTK yang berkesinambungan adalah
kalangan guru semakin diberdayakan mengambil prakarsa professional
yang semakin mandiri, percaya diri, dan makin berani mengambil resiko
dalam mencobakan hal-hal yang baru (inovasi) yang akan memberikan
39 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman semakin banyak
dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktik pembelajaran yang
dilaksanaka di kelasnya. Lebih jauh lagi dapat diharapkan bahwa guru
akan menjadi terbiasa berkolaborasi dengan peneliti yang mungkin
berdampak pada keberanian menyusun tindakan kelas, mengembangkan
kurikulum dari bawah, dan menjadikan guru bersifat mandiri.
D. Fokus Penelitian
1. Media Time Line
Time Line memiliki karakteristik yang bisa dipertimbangkan
untuk menunjang pembelajaran sejarah di kelas. Karakteristik Time
Line menurut Wiyanarti, (2000:71) tersebut antara lain :
pertama penampilan fisik Time Line yang sederhana dan mudah dibuat serta tidak mahal. Kedua Time Line bisa membantu memahami konsep waktu yang abstrak menjadi konkrit dan ketiga bentuk fisik Time Line pararel yang bisa memudahkan guru untuk menyajikan kaji banding lintas wilayah atara sejarah di satu tempat dengan tempat lainnya dalam periode yang sama.
Karakteristik media Time Line menurut Wiyanarti (2000:71)
merupakan salah satu keunggulan dari media Time Line yang belum
banyak dioptimalkan penggunaannya dalam pembelajaran sejarah di
sekolah. Penggunaan media Time Line dengan bentuk dan bahan
pembuatan yang sederhana dapat membantu guru mengoptimalkan
pembelajaran sejarah di kelas. Selain itu, media Time Line dapat
membantu mengefektifkan dalam penyampaian materi pembelajaran
yang luas. Rentang waktu peristiwa sejarah yang lingkupnya luas dan
berlangsung lama , dapat disajikan lebih singkat dan spesfik dengan
bantuan media Time Line.
Time Line (garis waktu) merupakan alat sederhana yang bisa
dibuat dalam berbagai bentuk untuk mempermudah pemahaman
Garis waktu dapat menjadi penuntun dalam mempelajari
“berapa lama sebelum” dan “berapa lama setelah” suatu peristiwa terjadi. Konsep ruangnya juga melibatkan konsep urutan dan jarak. Waktu diwakili dengan garis horizontal atau vertikal dan peristiwa-peristiwanya dicantumkan pada garis tersebut berdasarkan tanggal kejadiannya.
Garis waktu yang dibuat dalam bentuk garis vertikal maupun
horizontal mempermudah guru maupun siswa dalam pembelajaran
sejarah sehingga peristiwa dan konsep sejarah tersusun secara
kronologis. Garis waktu berbentuk horizontal dapat membantu
penyampaian materi pembelajaran sejarah dalam lingkup satu waktu
tertentu yang mewakili satu peristiwa sejarah. Sementara itu, garis
waktu berbentuk vertikal dapat mewakili beberapa peristiwa sejarah
yang terjadi dalam satu waktu. Garis waktu vertikal dapat membantu
guru menyampaikan materi dengan cara komparasi yaitu
membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda
dalam satu waktu, sehingga guru bisa menjelaskan adanya keterkaitan
antara peristiwa yang terjadi.
Kochhar, (2008:407-409) juga mengungkapkan beberapa jenis
Time Line (garis waktu) yang bisa digunakan oleh guru dalam
pembelajaran sejarah di kelas,
negara-41 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
negara yang berbeda diletakkan berdampingan sehingga orang dapat membandingkan satu dengan yang lainnya.
Jenis Time Line (garis waktu) yang dipaparkan oleh Kochar
(2008:407-409) merupakan jenis media Time Line yang bisa dibuat
dan dikembangkan guru dalam pembelajaran di kelas. Jenis garis
waktu progresif merupakan yang sering digunakan dalam
pembelajaran sejarah, karena rentetan peristiwa digambarkan dalam
bentuk garis lurus yang di dalamnya mengurutkan peristiwa dari masa
lalu hingga masa sekarang. Selain itu, guru juga bisa mengembangkan
jenis garis waktu regresif menggambarkan rentetan peristiwa dalam
garis lurus yang di dalamnya peristiwa tersebut diurutkan secara
mundur yaitu berangkat dari waktu kini ke masa lampau. Jenis garis
waktu regresif jarang digunakan, karena guru harus memiliki
keterampilan khusus di mana penyampaian materi dikaitkan dengan
kondisi kekinian dan bergerak mundur menuju peristiwa di masa lalu.
Jenis garis waktu selanjutnya adalah garis waktu bergambar.
Garis waktu bergambar dapat disajikan lebih menarik karena guru bisa
mengembangkan garis waktu tersebut dengan gambar dan simbol yang
mendukung materi yang sedang disampaikan. Dengan garis waktu ini,
guru bisa mengembangkan kreativitasnya dalam membuat media
pembelajaran.
Jenis garis waktu yang terakhir adalah garis waktu komparatif.
Garis waktu komparatif mampu mengembangkan kemampuan berpikir
kronologis yang lebih tinggi. Garis waktu komparatif juga umumnya
digunakan pada tingkat sekolah menengah ke atas. Garis waktu ini
dapat menggambarkan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam
lingkup wilayah yang berbeda pada satu waktu yang sama. Melalui
garis waktu tersebut, guru dan siswa dapat menemukan keterkaitan
antara peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda dalam
Dari berbagai jenis media Time Line (garis waktu) di atas,
peneliti lebih menspesifikasikan media Time Line yang digunakan
adalah jenis garis waktu progresif dengan menggunakan gambar,
simbol, dan konsep sejarah yang mewakili peristiwa dalam kurun
waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai media Time Line di
atas, dapat dipahami bahwa, media Time Line merupakan media
pembelajaran yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara
peristiwa secara kronologis dan interval waktu secara relatif. Media
Time Line dapat menyajikan secara sistematis mengenai konsep waktu
dalam suatu peristiwa dari awal terjadi hingga akhir secara berurutan.
Jenis dari media Time Line yang digunakan di sini adalah media
Time Line (garis waktu) progresif di mana peristiwa-peristiwa sejarah
diurutkan dalam garis vertikal maupun horizontal dengan urutan yang
kronologis. Garis tersebut dibagi menjadi unit-unit yang sama yang
masing-masing dapat berjarak satuan cm atau disesuaikan dengan
periodisasi peristiwa yang terjadi. Setiap unit yang telah ditandai
dalam garis waktu mewakili jumlah pasti, misalnya lima, sepuluh, lima
puluh dan seterusnya. Dalam garis waktu tersebut ditambahkan pula
gambar, simbol serta konsep sejarah yang mewakili peristiwa tersebut
sehingga media Time Line terlihat lebih menarik.
2. Berpikir Kronologis
Menurut Ma‟mur (2008:201) berpikir kronologis merupakan
bagian dari berpikir kesejarahan yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kesejarahan.
Chronological Thinking (berpikir kronologis), yaitu membangun
43 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan menyusun garis waktu, serta menjelaskan konsep kesinambungan sejarah dan perubahannya (Ma‟mur, 2008:201).
Berdasarkan pendapat di atas berpikir kronologis berarti
kemampuan untuk merekonstruksi pemahaman sejarah dan
membedakan tentang waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang, mengurutkan peristiwa yang terjadi dan dapat
menyusunnya dalam garis waktu untuk kemudian
menginterpretasikannya sesuai urutannya (kronologis). Berpikir
kronologis dapat membantu memahami konsep sejarah yang berkaitan
dan saling mempengaruhi dalam perubahan dan perkembangannya.
Berpikir kronologis dapat membantu menghindari adanya
kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah
yang diurutkan dalam urutan yang kronologis membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kronologis sebagai bagian dari
berpikir kesejarahan.
Hal tersebut sejalan dengan Drake dalam Wiriaatmadja
(2011:113) berpendapat bahwa „berpikir kronologis merupakan
“jantung-nya” dalam berpikir kesejarahan‟. Berpikir kronologis menjadi dasar bagi pemahaman kesejarahan dimana jika dasar
pemahaman sejarah tersebut sudah baik, maka akan membantu
memahami sejarah ditingkat berpikir kesejarahan yang lebih tinggi.
Berpikir kronologis mencakup kemampuan mengidentifikasi
waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang serta
struktur waktu dalam peristiwa sejarah yang kemudian disusun secara
kronologis. Susunan temporal tersebut membantu dalam mengukur dan
memperhitungkan waktu dalam satu periodisasi sejarah sehingga
mampu merekonstruksi peristiwa sejarah pada satu waktu dengan baik.
Keterampilan menyusun waktu dapat disajikan dalam bentuk
Time Line (garis waktu) yang bisa divariasikan dengan konsep, simbol
menjadikan pembelajaran sejarah dalam upaya menumbuhkan
kemampuan berpikir kronologis menjadi menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir kronologis di atas,
dapat dipahami bahwa berpikir kronologis merupakan proses
pemahaman mengenai suatu peristiwa yang tersusun secara sistematis
dan runtut berdasarkan urutan waktu dan konsep yang sistematis.
Selanjutnya Drake dalam Wiriaatmadja (2011:113-114)
mengemukakan sedikitnya ada tujuh kemampuan siswa yang dituntut
dalam berpikir kronologis antara lain, terampil membedakan antara
masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur
temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah
atau kisah, terampil menyusun tatanan temporal dalam menyusun
cerita kesejarahan tentang mereka sendiri, terampil mengukur dan
memperhitungkan kalender waktu, terampil menginterpretasikan data
dan mampu menyajikan dalam bentuk garis waktu, terampil
mengkonstruksi kembali pola-pola rangkaian dan durasi (lamanya),
terampil membandingkan model-model alternatif untuk periodisasi.
Pada penelitian ini, peneliti memilih beberapa indikator yang
telah disebutkan di atas di antaranya terampil membedakan antara
masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur
temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah
atau kisah. Indikator tersebut kemudian dikembangkan oleh peneliti
untuk mengukur kemampuan berpikir kronologis siswa dalam
pembelajaran sejarah. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain :
Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa
45 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan
berpikir
kronologis
1. Kemampuan memahami konsep waktu
2. Kemampuan membaca Time Line
3. Kemampuan membedakan masa lalu, masa kini
dan masa datang
4. Kemampuan mengurutkan peristiwa sejarah
5. Kemampuan menghubungkan antara sebab dan
akibat dalam peristiwa sejarah
6. Kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah
Berpikir kronologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bagaimana siswa mampu mengurutkan peristiwa secara kronologis
dengan bantuan media yang telah disediakan guru berupa media Time
Line sehingga siswa bisa berpikir secara kronologis dalam
memandang setiap peristiwa sejarah dan mengurangi anakronisma
serta kekeliruan dalam memahami dan merekonstruksi peristiwa
sejarah dalam rentang waktu tertentu.
Dalam tahapannya, siswa mampu memahami konsep waktu,
mampu membaca Time Line, membedakan susunan temporal berupa
masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa sejarah
secara kronologis, menemukan keterhubungan (sebab-akibat) antar
peristiwa serta mampu merekonstruksi sejarah berdasarkan alat bantu
berupa media Time Line .
E. Instrumen Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini adalah data
mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mengumpulkan
data tersebut, diperlukan adanya perangkat-perangkat penelitian.
Perangkat-perangkat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data di
1. Lembar Panduan Observasi
Sebelum melakukan observasi, peneliti mempersiapkan lembar
panduan observasi untuk memudahkan dalam pengambilan data di
kelas. Menurut Kurniawati, (2006:41) bahwa
lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra-penelitian maupun selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran.
Data yang akan diambil adalah mengenai kemampuan berpikir
kronologis berupa kemampuan siswa mengidentifikasi struktur waktu
(masa lalu, masa kini dan masa datang), kemampuan siswa
mengurutkan peristiwa sejarah secara kronologis dan kemampuan
siswa merekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan waktu.
Aktivitas guru diamati oleh peneliti mitra sedangkan aktivitas siswa
diamati oleh peneliti utama. Dengan demikian dapat diketahui jelas
kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar
dikelas. Data yang diambil berbentuk catatan lapangan dan check list,
karena observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan sifatnya
insidental sehingga pemilihan bentuk instrumen catatan lapangan dan
check list diharapkan mampu menghimpun data yang ingin diperoleh.
Lembar panduan observasi dalam bentuk check list (terlampir).
2. Lembar Panduan Wawancara
Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti harus menyiapkan
instrumen wawancara berupa pedoman wawancara. Menurut
Sukmadinata (2012:216) menyatakan bahwa “pedoman wawancara
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk
dijawab atau direspon oleh responden”. Pertanyaan tersebut telah
disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara sehingga wawancara
dapat berlangsung terarah. Lembar panduan wawancara dalam bentuk
47 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Lembar Panduan Studi Dokumenter
lembar panduan dokumenter digunakan untuk memperoleh data
berdasarkan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas.
Data tersebut berupa hasil tes, catatan dan tugas yang diberikan guru
setelah pelaksanaan tindakan. Lembar ini digunakan untuk
menghimpun hasil pembelajaran berupa arsip maupun catatan yang
didokumentasikan untuk kemudian menjadi informasi yang dapat
diolah dan dibandingkan dengan instrumen lain.
4. Jurnal Kesan Siswa
Menurut Tamam (2007:42) “jurnal kesan adalah catatan harian
yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang
kesan siswa setelah pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran.
Selain itu jurnal kesan siswa juga memberikan informasi yang dapat
menjadi tambahan dalam mengukur kemampuan berpikir kronologis
siswa dalam pembelajaran sejarah yang didalamnya siswa bisa
mengungkapkan kesulitannya selama pembelajaran sehingga guru bisa
memperbaiki pembelajaran berikutnya serta memperoleh gambaran
mengenai perasaan serta kesan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan media Time Line. Format jurnal kesan siswa
(terlampir).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik observasi, studi dokumenter dan jurnal kesan siswa. Ketiga teknik
ini dipilih untuk membantu peneliti dalam proses penghimpunan dan
pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut sebagaimana dipaparkan, antara
lain :
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan dan memperoleh data dan informasi yang diinginkan
dalam penelitian. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Sukmadinata (2012:220) yakni,
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar...dan sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara partisipatif di
mana pengamat ikut serta dalam kegiatan penelitian. Kelebihan dari
observasi ini sendiri adalah individu-individu atau objek penelitian
yang diamati tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi
sehingga situasi dan pelaksanaan tindakan terlihat wajar dan alami.
Selain itu, peneliti juga bisa mengamati lebih menyeluruh
gejala-gejala yang nampak pada objek penelitian sehingga data yang
diperoleh bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti harus
mempunyai keterampilan karena pada pelaksanaannya, observasi
partisipatif dilakukan besamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam hal
ini, peneliti memiliki dua peran, yakni sebagai pengamat dan
pelaksana yang ikut serta dalam kegiatan.
2. Wawancara
Wawancara menurut Hopkins dalam Wiraatmadja (2007: 117)
adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain, sehingga data yang didapatkan
akan maksimal. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara
kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya,
terutama untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses belajar
49 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses pembelajaran
yang berlangsung sehingga peneliti dapat memperoleh informasi dari
hasil wawancara tersebut.
3. Studi Dokumenter
Menurut Sukmadinata (2012:221) mengemukakan bahwa “studi
dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik”.
Dalam penelitian ini studi dokumenter dikumpulkan dalam bentuk
dokumen-dokumen berupa hasil tes, tugas serta catatan siswa yang di
dalamnya terdapat informasi mengenai perkembangan kemampuan
berpikir kronologis dengan bantuan media Time Line. Teknik ini
dipilih karena dapat membantu penghimpunan dan pengelolaan data
secara nyata dalam bentuk dokumen-dokumen yang bisa dijadikan
sumber informasi dalam pengolahan data kuantitatif.
4. Catatan Harian Kesan Siswa
Jurnal kesan siswa dipergunakan untuk mengetahui kesan siswa
selama pembelajaran berlangsung serta untuk menambah informasi
mengenai data yang dperlukan dalam penelitian khususnya data atau
informasi mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hagwood (2012:66) “membuat
jurnal harian dari observasi, peristiwa-peristiwa, orang-orang, struktur
(urutan peristiwa), waktu, dan lingkungan dapat membantu daya
ingat”. Teknik ini dipilih karena mampu menyalurkan perasaan siswa selama pembelajaran dalam bentuk tulisan sehingga siswa lebih leluasa
dan jujur dalam mengungkapkan kesan, dan mampu membantu daya
ingat siswa dalam pembelajaran serta kesulitan yang dihadapinya
selama proses pembelajaran berlangsung terutama kesulitan dalam
G. Validasi Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan berupa pengolahan
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul melalui
observasi selama pelaksanaan penelitian kemudian dianalisis. Melalui
prioses analisis tersebut data mentah yang diperoleh selama observasi
diolah menjadi data penelitian. Proses analisis dilakukan secara
terus-menerus untuk melihat peningkatan dan perubahan yang terjadi dari
tindakan selama pelaksanaan pembelajaran.
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil
observasi berupa catatan lapangan, hasil wawancara dan jurnal kesan
siswa. Data-data kualitatif yang telah diperoleh kemudian dianalisis
dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) “analisis data kualitatif
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi
data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi”.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, sementara penyajian data
merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dan penarikan
kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh.
Kesimpulan-kesimpulan juga diveriikasi selama penelitian berlangsung.
Tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penrikan
kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang berhubungan pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar, untuk membangun wawasan umum dalam analisis data kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, angka cenderung untuk dibaikan. Ini
terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang
51 Heni Winarto, 2014
Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadi banyak penghitungan pada saat dibuat penentuan kualitas. Jadi
dalam penelitian kualitatif juga diperlukan penghitungan. Miles dan
Huberman (1992:391) menyatakan bahwa
ada tiga alasan yang kuat mengapa kita mempergunakan angka yakni,untuk melihat dengan cepat apa yang telah anda peroleh dalam data yang begitu banyak., u