• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Landasan Teori

2.6. Teknologi CDMA

Ide dasar tentang teknologi CDMA pertama kali berawal pada tahun 1949 yang diperkenalkan oleh Claude Shannon dan Robert Pierce. CDMA pertama kali digunakan oleh pasukan militer Amerika Serikat dalam melawan tentara Jerman di Perang Dunia II. CDMA ini digunakan sebagai pengacak kode pesan yang dikirim agar tidak terlacak dan disadap oleh Jerman. CDMA juga dipergunakan

kembali pada perang Teluk I. Tahun 1995, CDMA mulai digunakan secara komersil melalui perusahaan telekomunikasi Qualcomm di negara Amerika pada pertengahan tahun 90-an.

Teknik CDMA (Code Division Multiple Access) adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA (Frequency Divison Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access). Teknik CDMA ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.

Perbedaan mendasar dari teknologi CDMA adalah modulasinya. Modulasi merupakan kombinasi FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access). Pada teknologi FDMA, 1 kanal frekuensi melayani 1 sirkuit pada 1 waktu, sedangkan pada TDMA 1 kanal frekuensi dapat dipakai oleh beberapa pengguna dengan cara slot waktu yang berbeda.

Selanjutnya pada CDMA beberapa pengguna bisa dilayani pada waktu bersamaan dan frekuensi yang sama, letak pembedaan satu dengan lainnya pada sistem codingnya, sehingga penggunaan spektrum frekuensinya dengan dipecah-pecah dan harus dilakukan manajemen penggunaan kembali (reuse) frekuensi agar banyak pelanggan bisa terlayani.

Dengan memancarkan sekaligus frekuensi 1,25 Mhz, dibanding 20-30Khz di AMPS dan GSM, daya pancar CDMA lebih kuat sehingga telepon seluler CDMA yang lemah pun tetap akan mendapat sinyal penuh. Karena itu,

kemungkinan telepon seluler mengalami drop call atau sambungan terputus ketika bergerak, hampir sama sekali tak terjadi di CDMA dan reuse frekuensi di CDMA tetap dilakukan tanpa memecah-mecah frekuensinya.

Untuk kawasan Asia yang kini dikenal dengan kawasan yang memiliki perkembangan teknis CDMA yang paling maju, berawal dari tahun 1995 dikembangkan oleh Hutchison Telecom di Hongkong. Kemudian pada awal Januari 1996 masuk ke Korea Selatan dan langsung dijadikan standard komunikasi nasional. Perkembangan berikutnya merebak ke daratan negeri matahari terbit, di negara ini tercatat mulai Mei 1998 CDMA secara resmi digelar oleh perusahaan IDO di Tokyo dan DDI di Osaka. Indonesia sebagai negara pengembang berikutnya baru mengaplikasikan teknologi selular CDMA pada awal tahun 2001 dengan mengusung perusahaan Komselindo, namun pada fase ini hanya bertahan beberapa bulan karena tidak didirikan pada dasar teknologi yang kuat sehingga pelanggan kurang tertarik mengaplikasikannya. Baru sejak tahun 2002 mulai bermunculan beberapa perusahaan yang akhirnya merajai CDMA di tanah air. Sebut saja PT. Telkom dengan TelkomFlexi, PT. Indosat dan Ratelindo dengan Esia, PT. Mobile-8 dengan Fren selain itu juga ada PT. Batam Bintan Telkomunikasi.

Di Indonesia semenjak diperkenalkan teknologi CDMA oleh PT. Telkom dengan TelkomFlexi-nya, kehadiran CDMA cukup mendapat tempat tersendiri di masyrakat. Meski sampai sekarang masih ada anggapan yang “salah kaprah” yang mengasosiasikan bahwa pulsa CDMA mesti selalu sama dengan telepon rumah, hal tersebut memang tidak bisa dipungkiri lagi karena kebetulan dua operator

pertama yang berhak mengoperasikannya (PT. Telkom dan PT. Ratelindo) memang memiliki izin penyelenggaraan telepon berpulsa rumah, sehingga karena kebetulan sistem yang digunakan sekarang adalah CDMA, maka tarifnyapun sama dengan telepon rumah.

Dengan demikian, sebenarnya CDMA bisa dikatakan dioperasikan oleh dua jenis operator yang berbeda di Indonesia, yakni PT.Telkom (TelkomFlexi), PT. Indosat dan PT. Ratelindo (Esia) yang memungkinkan berpulsa rumah karena memang memiliki izin penyelenggaraan FWA (Fixed Wireless Access) dan juga CDMA diberikan oleh PT. Mobile-8 (Fren) dan PT. WIN (Wireless Network Indonesia), yang keduanya harus seperti operator selular GSM lainnya di atas, masih dikenakan pembayaran BHP (Biaya Hak Penggunaan) Frekuensi yang ditagihkan ke pelanggan dalam bentuk airtime. Inilah yang sering membuat rancu dimasyarakat karena kebetulan kedua-duanya bersistem CDMA, hanya alokasi frekuensinya saja yang diberdakan : 800, 900 & 1900 Mhz, demikian juga dengan sistem CDMA-nya : CDMA-One, CDMA 2000-1x, CDMA EV-DO (Evolution Data Only) dan CDMA EVDV (Evolution Data and Video). CDMA sejarahnya mula-mula digunakan secara terbatas, seperti telah dikemukakan sebelumnya, CDMA hanya dipergunakan oleh militer Amerika Serikat, sejak tahun 1994 mulai dikembangkan untuk layanan publik oleh penemunya, Qualcomm. CDMA digunakan oleh militer karena suaranya yang jernih dan antisadap karena sinyalnya diacak dan dikodekan. CDMA yang digunakan saat itu adalah CDMA -One, kemampuannya sama dengan selular generasi kedua (2G), yang antara lain memanfaatkan teknologi TDMA seperti yang digunakan oleh GSM maupun PDC

yang dikembangkan di Jepang. GSM pada perkembangannya akan menuju ke 3G dengan teknologi berbasis WCDMA (Wideband CDMA) yang meski namanya sama, namun tidak ada jalur migrasi lembut dari CDMA ke WCDMA. Pada CDMA-1x EVDO kemampuannya sampai 2,4 Mbps atau 2.400Kbps. Pada fase selanjutnya, CDMA 2000-1x EVDV kemampuan transmisi datanya sampai 3,1 Mbps.

2.6.1. Layanan Data pada CDMA

Tujuan CDMA2000 adalah menyediakan layanan 2.5G dan 3G menggunakan TIA/EIA-41 yang terdiri dari sistem IS-95A, B, dan CDMAOne. Ada beberapa tipe CDMA2000 yaitu :

a. CDMA2000 1xRTT

Spesifikasi 1xRTT dikembangkan oleh Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2), sebuah kerjasama yang terdiri dari lima badan standar telekomunikasi : CWTS di China, ARIB dan TTC di Jepang, TTA di Korea dan TIA di Amerika Utara. CDMA2000 1xRTT menawarkan layanan dengan kecepatan hingga 153 Kbps dalam rentang spektrum yang kecil (1,25 MHz per carrier).

b. CDMA2000 1xEV-DO

1xEVDO, juga dikenal dengan 1xEV Phase One, adalah sebuah peningkatan dengan meletakkan suara dan data pada kanal yang terpisah guna menyediakan pengiriman data pada kecepatan 2.4 Mbit/s.

c. CDMA2000 1xEV-DV

EV-DV, atau 1x-EV Phase Two menjanjikan kecepatan data berkisar dari 3 Mbps hingga 5 Mbps. Hingga kini telah ada 8 proposal yang dikirim ke komite standar 3GPP2 untuk rancangan EV-DV.

d. CDMA2000 3xRTT

3xRTT adalah sebuah standar IMT-2000 (3G) yang disetujui ITU. Ia adalah bagian dari apa yang disebut ITU sebagai IMT-2000 CDMA MC. Ia menggunakan spektrum 5 MHz untuk memberikan kecepatan data berkisar antara 2 hingga 4 Mbps.

Saat ini di Indonesia telah ada setidaknya empat operator CDMA. Telkom dengan Flexi-nya, Mobile-8 dengan Fren-nya, Bakrie Telecommunication dengan Esia-nya, dan Indosat dengan StarOne-nya. Teknologi yang digunakan oleh para operator CDMA kebanyakan masih terbatas pada CDMA 1xRTT. Walaupun ada operator, yaitu Mobile-8, yang menawarkan CDMA 1xEV-DO untuk daerah-daerah tertentu. Kecepatan transfer data yang terjadi masih jauh dari kapasitas CDMA sebenarnya. Misalnya saja Telkom Flexi yang menggunakan CDMA 1xRTT, yang seharusnya mampu mencapai kecepatan 153 kbps, saat ini baru dibuka pada kecepatan efektif 30 hingga 70 kbps. Untuk biaya akses data, tarif yang diberlakukan masing-masing operator cenderung sama yaitu Rp 5 / Kb.

Dokumen terkait