• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Modifikasi Cuaca

Dalam dokumen Buku-Meteorologi.pdf (Halaman 59-64)

8.5.1 Peranan Aerosol Besar

Data percobaan menunjukkan bahwa partikel aerosol besar yang me-masuki awan bertindak sebagai pusat pertumbuhan pertambahan (accre-ation). Pertikel memperbesar tetes awan selama mengalami kenaikan sampai kecepatan ke atas tidak lagi lagi dapat menopangnya, sesudah itu tetes jatuh ke luar awan. Waktu tinggal partikel aerosol besar di dalam awan nisbi singkat sehingga menghasilkan tetes hujan yang le-bih. Sebaliknya partikel aerosol kecil dapat mencapai ketinggian (pa-ras) yang tinggi di atas dasar awan. Waktu tinggi partikel kecil di dalam awan lebih lama sehingga menghasilkan tetes hujan yang lebih besar.

8.5.2 Kelembapan Kritis Garam

Pembentukan awan memerlukan inti kondensasi dengan uap air meng-kondensasi padanya dan membentuk tetes awan. Partikel yang higro-kopis hanya menangkap uap air pada kelembapan nisbi tertentu yang disebut kelembapan nisbi kritis (RHc). Kelembapan nisbi kritis berba-gai garam yang memainkan peranan inti kondensasi di dalam atmo-sfer telah banyak diketahui.

8.5.3 Teknologi Hujan Rangsangan

Teknik modifikasi awan dan hujan rangsangan sebagai berikut : 1. Dengan membenih partikel higroskopis besar atau tetes air ke

dalam awan panas, agar dapat merangsang pertumbuhan tetes hujan oleh mekanisme benturan strip tangkapan.

2. Dengan membenih inti es buatan ke dalam awan dingin yang ke-kurangan inti es alam dalam konsentrasi sekitar satu per liter, agar dapat merangsang produksi endapan oleh mekanisme Kris-tal es.

48 Modifikasi Cuaca

3. Dengan menginjeksikan inti es buatan dengan konsentrasi yang tinggi ke dalam awan dingin agar dapat mengurangi secara dras-tic konsentrasi tetes kelewat dingin sehingga menghalangi per-tumbuhan partikel es oleh deposisi dari pembekuan. Hal ini cen-derung melenyapkan awan dan menindas pertumbuhan partikel endapan.

4. Evaluasi Modifikasi Awan

Tekhnik evaluasi hasil uji coba modifikasi awan dan endavan ber-upa evaluasi fisis dan statistik. Evaluasi fisis, termasuk di sini uji lapangan, efek jenis pembenihan buatan pada awan, dan penen-tuan hubungan sebab dan akibat, yang berasal dengan penginti-an di dalam awpenginti-an dpenginti-an berakhir dengpenginti-an endavpenginti-an di permukapenginti-an tanah. Evaluasi stastistik termasuk di sini melakukan pembe-nihan buatan di bawah kondisi khusus tertentu (misalnya, su-hu puncak awan dalam jangka waktu tertentu, angin dari suatu arah tertentu , dan sebagainya), dan membandingkan secara sta-tistik endapan dalam daerah sasaran tertentu pada saat lainnya bila kondisi yang ada dianggap sama, tetapi pembenihan tidak dilakukan.

5. Pembenihan Awan Konvektif

Awan cumulus dapat digolongkan sebagai awan panas, jika suhu-nya diatas 0oC, atau dapat digolongkan sebagai awan dingin, jika awan ini tumbuh jauh kelapisan beku, sehingga suhu awan seba-gian atau seluruhnya dibawah 0oC. Dalam awan panas, jika tetes awan mempunyai ukuran serba sama maka kecepatan jatuh ter-minal juga sama sehingga kemungkinan benturan dan tangkap-an stangkap-angat kecil. Jika R = r, maka V = v sehingga (V v) = 0 da dRdt = 0, jadi tidak terdapat pertumbuhan ukuran tetes. Secara ala-miah awan ini sulit atau tidak dapat menghasilkan hujan. Modi-fikasi awan dapat dilakukan dengan menginjeksikan tetes besar kedalam awan sehingga mekanisme benturan-tangkapan menja-di lebih aktif. Coumulus yang tumbuh menjulang tinggi jauh ke lapisan atmosfer denga suhu dibawah 0oC, dapat digolongkan se-bagai awan dingin. Pada lapisan awan antara 00C dan -400 tidak terjadi pengintian air secara spontan, kecuali jika tetes menjum-pi inti pembeku atau inti es. Aerosol buatan yang banyak dipakai untuk merangsang hujan adalah perak iodida (Agl).

Teknologi Modifikasi Cuaca 49 Percobaan awan buatan dapat dilakukan dengan dua cara yai-tu secra aktif dan secara fasif jenis kedua dilakukan dikawasan Tangkuban Perahu, yaitu dengan menyemperotkan larutan urea dari menara dispenser. Masuknya larutan ini kedalam awan ber-gantung pada kondisi cuaca terutama arah dan kecepatan angin, serta setabilitas udara

7. Alamiah Awan Dan Hujan Orografi

Jika udara lembab naik ke gununug atau pegunungan yang ting-gi maka uap air akan mengkondensasi setelah melalui paras kon-densasi. Pada lereng diatas angin (windward side) banyak terjadi hujan sedangkan pada lereng di bawah angin , udara mengalami pemanasan , daerah ini kurang hijau. Karena kecepatan diatas gunung biasanya kencang, maka awan orografi tumbuh miring dan tidak tinggi sehingga ketebalan awan lebih tipis dibandingk-an awdibandingk-an konveksi di datardibandingk-an rendah. Puncak awdibandingk-an orografi di-tentukan oleh ketebalan dan stabilitas masa udara lembab dekat pegunungan. Awan orografi dapat terjadi oleh kombinasi kena-ikan paksa dan efek pemanasan permukaan. Jadi awan orografi dapat terjadi karena efek orografi dan arus konfektif. Paras 00C di atas kawasan Tangkuban Perahu terletak pada ketinggian ku-rang lebih 5 km. Pada ketinggian yang suhunya beberapa dera-jat dibawah 00C tetes awan masih berbentuk cairan yang disebut tetes air kelewat dingin Awan orografi yang terbentuk diatas gu-nung Tangkuban Perahu sebagian beasar terletak di bawah paras 00C, karena itu dapat digolongkan sebagai awan cair yang meng-andung tetes awan di atas 00C dan sebagian tetes awan kelewat dingin. Dengan demikian proses pembentukan tetes hujannya se-lain melalui proses kondensasi melibatkan proses bowen-ludlam atau mekanisme berbenturan atau tangkapan sedangkan proses bergerond-findesen atau perubahan kristal es diduga sangat ke-cil atau tidak ada. Bentuk awan orografi cair pembenihan awan dilakukan dengan menginjeksikan tetes tetes larutan urea keda-lam awan orografi dengan bantuan menara disfenser. Keefektip-an tetes yKeefektip-ang diinjeksikKeefektip-an kedalam awKeefektip-an bergKeefektip-antung pada arus udara yang mendekati ke gunung dan kestabilan atmosfer pada puncak gunung.

8. Pelenyapan Awan Dan Penindasan Batu Es Ujan

Konsep penyerapan awan oleh pembenihan hampir sama dengan peningkatan hujan. Partikel besar atau inti es diinjeksikan

un-50 Modifikasi Cuaca

tuk mencapai tetes awan sehingga daerah tersebut menjadi ce-rah Percobaan dengan memakai garam dan semperotan air telah dilakukan sejak awal 1938. Kabut es pada musim dingin pada beberapa tempat dibagina utara bumi, juga merupakan masa-lah yang belum terlupakan Dua alasan temasa-lah dikemukakan un-tuk meredakan batu es hujan oleh pembenihan awan dengan in-ti es. Pertama melibatakan pembekuan semua tetes kelewat di-ngin pada bagian atas cumulonimbus yang menghasilkan batu es hujan, efeknya ialah membasmi proses pertumbuhan akresional (pertambahan), menghilangkan kemungkinan pembentukan ba-tu es beasar. Kedua adalah lebih sederhana dalam pemakaian bahan pembenihah dan melibatkan penambahan initi es hanya terbatas dalam daerah awan tempat batu es diperkirakan mem-punyai kecepatan pertumbuhan maksimum. Daerah ini mengan-dung inti es alam atau partikel endapan, yaitu emberio batu es hujan,

9

Klasifikasi Iklim

Ragam iklim pada berbagai tempat di muka bumi ditentikan oleh be-berapa gabungan proser atmosfer yang berbeda. Agar dipperoleh pe-metaan daerah iklim maka perlu melakukan indentifikasi dan mela-kukan klasifikasi jenis iklim.

Masalah klasifikasi iklim dan batas-batasnya akan enjadi kompleks dengan tidak adaya definisi yang sesuai dan kadang-kasang tidak ada garis tunggal yang dapat menggambarkan batas iklim antara daerah iklim yang satu dengan iklim yang lainnya.

9.1 Pendekatan klasifikasi iklim

Yang mempengaruhi Klasifikasi iklim yaitu hubungan yang menya-takan kecukupan antara panas dan air. Tujuan klasifikasi iklim ada-lah menetapkan pemerian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif, terutama air dan panar (Thornthwaite).

Iklim adalah perpaduan dari semua unsur dalam satu gabungan yang berasal dari proses iklim terkait.

Pemahaman terbaru tentang klasifikasi iklim adalah dengan meli-hat hubungan sistematik antara unsur iklim dan dan pola tanaman di dunia. Dengan demikian indeks suhu atau air dipakai sebagai kriteria untuk menentukan iklim. Pemakaian batas sederhana curah hujan atau suhu dalam klasifikasi iklim menunjukan menunjukan hubung-an hubung-antara unsur phubung-anas dhubung-an air. Dalam keadahubung-an suhu tinggi thubung-anamhubung-an memelukan banyak air untuk memenuhi keperluan evapotranspira-si. Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam meninjau klasifikasi iklim adalah keragaman dan penyebaran musiman dari endapan dan suhu yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman berdasarkan hubungan iklim-tanaman.

52 Klasifikasi Iklim

bidang klimatologi terapan yang mnghubungkan iklim dan kesehatan, pakaian, makanan, dan sebagainya.

Dalam dokumen Buku-Meteorologi.pdf (Halaman 59-64)

Dokumen terkait