• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat belajar siswa setelah diberikan pembelajaran ceramah

5. Telaah Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji asumsi klasik dan uji regresi sederhana yang terdiri data uji linieritas data (pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan), uji r2 (besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen), uji t (uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial).

a. Uji Normalitas Data

Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel. Unstandardized Residualyang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independent diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitas. Hasil output daripengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut.

Tabel. 4.9 uji normalitas data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 38

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 7.36457928 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .112 Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .689

Asymp. Sig. (2-tailed) .729

a. Test distribution is Normal.

Analisis data hasil Output :

1) Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal 2) Kriteria penerimaan H0

H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5%.

Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,729 = 72,9% > 5%, maka H0 diterima. Artinya variabel Unstandardized Residualberdistribusi normal.

Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai berikut.

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot

Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel Unstandardized Residual memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Linieritas.

Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada tabel Anova dibawah ini:

Tabel 4.10 uji linieritas. ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Minat * LSQ Between Groups (Combined) 2771.307 26 106.589 3.805 .012 Linearity 1072.704 1 1072.704 38.290 .000 Deviation from Linearity 1698.603 25 67.944 2.425 .063 Within Groups 308.167 11 28.015 Total 3079.474 37

Hipotesis yang digunakan. Ho : model regresi linier.

H1 : model regresi tidak linier. Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai sig ≥ 0,05= maka Ho diterima.

Jika Fhitung> Ftabel dan nilai sig < 0,05 maka H1 diterima. (Sudjana, 2005:383). Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Derajat kebebasan (df1) = k = 1, dan df2 = n – k = 38 – 1 = 37 diperoleh nilai Ftabel= 4.149.

Pada tabeldiatasdiperoleh nilai Fhitung = 62.465>4.105= Ftabeldengan demikian model regresi linier. Dengan kata lain model regresi linier dapat digunakan dalam penelitian ini.

c. Analisis Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan analisis dengan program SPSS 16 for Windows diperoleh hasil regresi berganda seperti terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Persamaan regresi linier sederhana. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.997 9.985 4.106 .000 LSQ .592 .135 .590 4.387 .000

a. Dependent Variable: Minat

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 40,997+0,592X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1) Konstanta = 40,997

Jika variabel Minat siswa dianggap sama dengan nol, maka variabel tingkat pendapatan sebesar 40,997.

2) Koefisien X = 0,592

Jika variabel Minat siswa mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan kenaikan variabeltingkat pendapatan sebesar 0,592.

3) Pengujian Hipotesis

a) Pengujian keberartian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.Hasil output dari SPSS adalah sebagai berikut.

Tabel 4.12 Uji Hipotesis. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.997 9.985 4.106 .000 LSQ .592 .135 .590 4.387 .000

a. Dependent Variable: Minat

Hipotesis :

Ho : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0.05. Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 38-1-1 = 36, diperoleh ttabel= 2,028

Ho diterima apabila – ttabel thitung ttabelatau sig 5%

Ho ditolak apabila (thitung< – ttabel atau thitung> ttabel) dan sig < 5%.

Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X (Minat siswa) diperoleh nilai thitung =4,387>2.028= ttabel, dan sig =0.000< 5%, jadi Ho ditolak. Ini berarti pembelajaran LSQsecara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat belajar siswa.

Dari tabel koefisien diperoleh persamaan regresi: Y = 40,997+0,592X

Dimana: Y = Minat siswa X = Pembelajaran LSQ.

b) Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel Minat siswa terhadap tingkatLSQ responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Uji determinasi. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .590a .348 .330 7.46616 a. Predictors: (Constant), LSQ

Pada tabel diatas diperoleh nilai Adjusted R2 = 0,348 = 34,8% ini berarti variabel bebas strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) mempengaruhi minat siswa sebesar 34,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

B. Pembahasan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan model pembelajaran aktif yang berupa strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) terhadap minat belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukorejo tahun pelajaran 2012/2013, diperoleh keterangan bahwa tingkat minat siswa sebelum diberikan strategi pembelajaran Learning Starts With A Question mencapai 67,3% walaupun secara keseluruhanklasikal minat siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah sudah termasuk dalam kategori tinggi namun masih banyak siswa yang memiliki minat rendah dalam mengikuti pelajaran sejarah dan tidak ada siswa yang memiliki minat dalam kategori sangat tinggi, kondisi seperti

masih kurang idealuntuk dijadikan model awal dalam pembelajaran sejarah, perlu diupayakan peningkatan minat belajar siswa guna mengefektifkan jalannya proses pembelajaran sejarah.

Strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) ternyata mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah, 3 siswa yang memiliki minat sangat tinggi, dan hanya 6 siswa yang memilki minat dalam kategori rendah, serta selebihnya memiliki minat tinggi, merupakan gambaran minat siswa setelah diberikan strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ). Minat merupakan keinginan hati untuk melakukan tindakan karena dorongan untuk memperoleh sesuatu. Tanpa adanya minat yang tinggi pada diri siswa, mustahil proses pembelajaran sejarah dapat dilakukn secara optimal secerdas daan semenarik apapun gurunya, guru yang berkarya dijaman kontemporer harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap materi yang akan diajarkan sebelum menginjak pada materi tersebut. Hal ini dilakukan sebagai landasan awal pemicu semangat siswa dalammengikuti proses pembelajaaran. Fakta menunjukan bahwasannya siswa sebenarnya merupakan makhluk yang kritis, namun kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana cara berpikir kritis, diantara mereka bahkan sempat bertanya-tanya untuk apa mempelajari sejarah, kenapa waktu ini tidak digunakan untuk mempersiapkan masa depan. Guru yang cerdas tentunya mampu menyadarkan para siswanya, bahwa sebenarnya mempelajari sejarah adalah salah satu cara mempersiapkan masa depan yang lebih baik, dengan mengetahui sejarah kemampuan intuisi siswa dalam merencanakan masa yang akan datang diharapkan lebih matang, siswa belajar tidak hanya untuk

memperoleh hasil belajar yang bagus dan memperoleh peringkat wahid dalam bidangnya, strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) memberikan makna, lebih dari suatu proses pembelajaran, model pembelajaran aktif ini diyakini mampu membentuk cara berpikir siswa ke arah yang lebih baik, belajar untuk mengerti, belajar untuk melakukan, belajar untuk menghasilkan itulah beberapa nilai pembelajaran yang menggunakan tipe Learning Starts With A Question (LSQ). Harus disadari,” Untuk apa?” merupakan pertanyaan yang mengendap dihati siswa setiap mengikuti pelajaran yang tidak mereka ketahui fungsi dan manfaatnya, itulah yang membuat minat siswa mengikuti pelajaran sejarah belum bisa disejajarkan dengan minat siswa untuk mengikuti pelajaran-pelajaran lain yang dinilai siswa lebih real dan bermanfaat, walaupun sebenarnya sejarah merupakan pelajaran yang sangat bermakna. Strategi pembelajaran Learning Starts With a Question (LSQ) memudahkan para guru untuk membuka pikiran siswa apa sebenarnya makna dari pelajaran sejarah, dengan mempersilahkan siswa untuk bertanya sekilas materi yang akan diajarkan itu sama saja memberikan kesempatan pada siswa tentang arah dan tujuan yang akan dicapai dari pelajaran tersebut. Tingginya minat siswa setelah diberikan model pembelajran LSQ tentunya merupakan kabar yang menggembirakan bagi guru sejarah yang ingin menggunakan model pembelajaran lsq dalam mengajar sejarah. Siswa terlihat aktif dan bergairah ketika diberikan pembelajaran dengan model lsq, beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat siswa yang telah ada. Selain itu juga dengan cara membentuk

minat-minat baru pada diri siswa. Apabila kedua hal tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya. Diharapkan pemberian intensif akan membangkitkan motivasi siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul (Slameto, 2003:181).

Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa model pembelajaran LSQ bepengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa, besarnya pengaruh strategi pembelajran Learning Starts With A Question (LSQ) terhadap minat belajar siswa adalah 34,8%, mengingat begitu besarnya pengaruh strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) terhadap minat belajar siswa, sudah sepantasnya guru sejarah mulai perlahan hijrah dari pembelajaran konvensional yang sudah lama menjadi favorit ke pembelajaran dengan strategi Learning Starts With A Question (LSQ), atau setidaknya menggabungkan kedua model pembelajaran tersebut. Strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) dinilai lebih memanusiakan manusia, karena dalam proses pembelajaran siswa diberi ruang lebih lebar untuk aktif dan mengaktualisasikan dirinya. Selain terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa Learning Starts With A Question (LSQ) juga berpotensi melatih dan meningkatkan kepercayaan diri siswa, dengan sering bertanya didalam kelas wawasan siswa akan terbuka lebih lebar, mental siswa dalam menyampaikan pendapat dikhalayak umum juga perlahan mulai terpupuk. Penerapan strategi pembelajaran Learning Starts With A

berkarakter yang saat ini sedang digembor-gemborkan oleh para ahli pendidik, jika Learning Starts With A Question (LSQ) diterapkan sebaik mungkin bukan tidak mungkin generasi penerus bangsa yang cerdas dan berbudi pekerti baik akan tumbuh subur di tanah air Indonesia tercinta.

74

BAB V

PENUTUP

Bedasarkan hasil penelitain dan pembahasan diperoleh simpulan dan saran sebagai berikut:

A. Simpulan.

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Minat belajar sejarah yang diajarkan dengan menggunakan

pemanfaatanstrategipembelajaran berupaLearning Starts With A Question (LSQ) pada siswa kelas XIIPS SMA Negeri 2 Sukorejo tahun pelajaran 2012/2013 sudah mengalami peningkatan bahkan ada beberapa siswa yang memiliki minat belajar dengan kategori sangat tinggi.

2. Minat belajar sejarah yang diajarkan tanpa menggunakan pemanfaatan strategipembelajaranberupa Learning Starts With A Question (LSQ) pada siswa kelas XIIPS SMA Negeri 2 Sukorejo tahun pelajaran 2012/2013 sudah tergolong cukup tinggi namun masih banyak siswa yang memiliki minat belajar rendah dalam mengikuti pelajaran.

3. Pemanfaatan strategi pembelajaran aktif yangberupa strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ)berpengaruh signifikan terhadap minat belajar sejarah pada siswa kelas XIIPS SMA Negeri2 Sukorejo, tahun pelajaran 2012/2013, besarnya pengaruh strategi pembelajaran aktif LSQ terhadap minat belajar siswa sebesar 34,4%.

B. Saran.

Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya para guru sebelum menyampaikan materi yang akan diajarkan terlebih dahulu memberikan gambaran dan tujuan dari materi yang akan diajarkan tersebut, sehingga dapat memancing siswa untuk bertanya sekilas materi yang akan diajarkan, permulaan ini diyakini mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran sejrah karena cara seperti ini membuat siswa merasa menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. b. Sebaiknya para guru sejarah sesekali menggunakan strategi pembelajaran

Learning Starts With A Question (LSQ) dalam menyamapaikan materi pelajaran,karena hal ini diyakini dapat meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran.

c. Bagi pihak sekolah sebaiknya memberikan pelatihan pada para gurunya, khususnya guru sejarah tentang bagaimana cara menerapkan strategi pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) yang benar pada para siswanya.

d. Pembelajran Learning Starts With A Question (LSQ) berpotensi membuat suasana kelas menjadi ramai sehingga guru diharapkan mampu mengendalikan suasana kelas.

76

Dokumen terkait