• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Telaah Tentang Belajar dan Hakikatnya

Banyak sekali rumusan tentang difinisi atau batasan belajar yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Adapun beberapa definisi tentang belajar dapat dilihat penjelasan berikut:

1. Witheringtan, dalam buku Educational Pycology me igemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai sesuatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.13

2. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan. “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.14

3. Menurut Charles E. Skinner “Learning is a Procccs o f Progressive

Behavior or Adaptation" bahwa belajar adalah proses penyesuaian tingkah

laku kearah yang lebih maju.15

i;,Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. 1995. Bumi Aksara. Jakarta, him. 38. 14 Ibid., him. 36.

1sIbid. , him. 38.

Penulis hanya mengambil beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para pakar, dimana belajar itu terjadi sebagai rasa keingintahuan individu mengenai suatu hal agar tahu. Orang yang belajar lama-kelamaan semakin mengerti terhadap apa yang dipelajari. Orang tersebut akan mampu merangkai hubungan-hubungan dan perbedaan bahan-bahan yang dipelajari, sedangkan untuk taraf pelatihan orang akan semakin mahir untuk menerapkan konsep dan aturan yang dipel; jari. Orang akan mendapatkan pengalaman tertentu dari penerapan konsep dan aturan tersebut, sehingga dalam belajar ini akan terjadi pengalaman belajar yang dipelajari atau terhadap bahan yang dipelajari.

Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya masih lemah atau kurang. Perubahan tersebut akan semakin terlihat jika orang atau individu tersesat telah melakukan kegiatan belajar yang berulung-ulung sehingga pengalaman belajar telah melekat benar-benar dalam diri, sebagai gambaran mudah orang atau individu yang dahulunya bisa akan menjadi bisa kemampuan dan perubahan tingkah laku tersebut didasarkan kepada kemauan individu untuk menerapkan pengalaman belajarnya. Tingkah laku manusia dapat dilihat dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan-akan tampak pada setiap perubahan aspek tersebut dari uraian di atas belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana

16

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk."'

Tujuan belajar adalah suatu hal yang mendasar yang ingin dicapai oleh kegiatan belajar. Tujuan ini memberikan pekerjaan kemana arah belajar. Tujuan belajar adaiah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa.16 17 Tujuan belajar ini merupakan garis besar pembelajaran, hal ini akan mengarahkan belajar itu sendiri memiliki makna dan arah makna dan arah tersebut akan membentuk seperangkat sarana dan prasarana untuk mewujudkan tujuan belajar itu. Adapun tujuan belajar yang dimaksud adalah:

1) Komponen tingkah laku terminal 2) Kondisi-kondisi tes

3) Tandar perilaku

l'ingkah laku terminal merupkan tujuan belajar yang mengharapkan perubahan tingkah laku setelah belajar. Hal mi merukuk kepada pengetahuan yang diberikan bagaimana nanti diharapkan. Ketika sudah terbukti bahwa tingkah laku berubah maka anak telah melakukan proses belajar. Untuk kondisi-kondisi tes mengarah pada anak agar supaya mempertunjukkan tingkah laku terminal tadi, hal ini merupakan suatu eveluasi yang perlu dipersiapkan oleh guru-guru mengetahui seberapa baik atau pencapaian kerja

16Dalyono. op.cit., him. 212. 17Oemar Hamalik. op.cit., him. 73.

guru dalam pengajaran atau pembelajaran sehingga guru harus memiliki konsep yang jelas dalam melakukan penilaian. Perlu melakukan persiapan mengenai alat dan sumber bahan, apa yang hendak diberikan, dan bagaimana akan melakukan penilaian ukuran-ukuran perilaku dalam komponen ini memuat suatu pernyataan tentang ukuran atau standar tertentu dalam melihat dan menimbang prilaku siswa.

Tujuan belajar ‘adalah untuk merubah tingkah laku yang ada pemahaman ini berdasarkan pada kemampuan yang diterima anak atau pemahaman mereka mengerti apa yang mereka pelaj'ari. Perubahan tingkah laku tersebut bisa tercermin pada sikap, pandangan, pemikiran dan penyampaian ide. Ketika anak mendapatkan pengalaman yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam kata lain juga tujuan bisa dilihat sebagai aiat untuk mengukur belajar perwujudan perilaku belajar lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan.

1) Kebiasaan 2) Kctrampilan 3) Pengamatan

4) Berpikir asosiatif dan daya ingat 5) Berpikir rasional

6) Sikap 7) Inhibisi 8) Apresiasi

IX

2. Tipe-tipe Belajar a. Belajar Abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara berfikir abstrak, dalam belajar ini berfungsi untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah yang tidak nyata, dalam belajar individu akan menggunakan akal yang kuat untuk menyelesaikan persoalan yang ada disamping penguasaan atas prinsip konsep dan generalisasi.

b. Belajar Ketrampilan

Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan- gerakan motorik yang berhubungan dengan urat saraf dan otot-otot. Di sini akan lebih dipentingkan berbagai macam latihan yang dapat diamalkan individu guna memperoleh pengalaman.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi:

a. Faktor internal siswa

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. 18

Aspek fisiologis adalah aspek yang bersifat jasmaniah atau jasadiyah, seperti tingkat kebugaran tubuh, kesehatan indera pendengaran,

penglihat dan lain-lain.

Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah, seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat/talenta siswa, minat siswa dan motivasi siswa,

b. Faktor eksternal siswa

Faktor ekxtemal berasal dari luar siswa seperti kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial di sekitar siswa.

Lingkungan sosial sekolah seperti, orang tua, guru, staf adminis­ trasi, teman-teman, masyarakat sekitar dan tetangga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sebagai ilustrasi ikuti contoh atau realita berikut:

Kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga [family management practice) yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih banyak lagi, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berperilaku menyimpang dari tata tertib dan indisipliner.

Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu diajar. Faktor-faktor ini ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab faktor-faktor tersebut dapat merangsang sistem memoti siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan penge­ tahuan yang dipelajari siswa.

2 0

c. Faktor pendekatan belajar.

Yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar. Dengan strategi dan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dedaktif, unik dan variatif dapat merangsang respons siswa ke arah pemikiran yang selalu berusaha mengaktualisasikan kemampuan atau potensinya.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah perolehan hasil belajar peserta didik dalam waktu tertentu. Prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:19

Rasa senang (minat) siswa terhadap sekolah - Ekspektasi (perhatian) yang tinggi

Perhatian dan sikap adil seorang guru

Hubungan yang positif dan kondusif antar sesama teman - Konsistensi guru

Jadwal pelajar yang terstruktur

- Model pembelajaran yang menantang secara intelektual - Keterlibatan orang tua

Fasilitas belajar mengajar

Faktor yang paling dominan berhasil atau tidaknya seorang siswa adalah terletak pada dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam sebuah hadist Qudsi:

mJj»

aipuf

Yang artinya: Aku sesuai dengan prasangka hambaKu kepadaKu.20

Dan ini juga sesuai dengan pendapat Troisi yang berikut “Expectation of success breeds and expectation of failure breeds failure” artinya: seseorang akan sukses jika ia merasa yakin akan sukses, dan akan gagal jika ia menyangka akan gagal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keyakinan atau harapan (minat) sangat membantu peserta didik berkembang bahkan dapat berprestasi atau berhasil yang optimal.

Berdasarkan pengalaman penulis sebagai seorang guru cara yang baik adalah mengakui dan mendukung keinginan-keinginan peserta didik sendiri, untuk mengambil langkah yang bisa melampaui prestasi yang biasa mereka lakukan dan berhasil. Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh A’a Gymnastiar di Pesantren Danit Tauhid. Di pesantren ini para santri didorong untuk berkreasi mengembangkan kemampuan masing-masing dengan suatu keyakinan bahwa 'Anda akan berhasil selama anda percaya bahwa anda akan berhasil dan yakin bahwa Allah akan membantu”. Cara ini disebut

transendensi spiritual.

‘°Jamaludin, Pembelajaran yang Efektif, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa, Departemen Agama RI, Jakarta, 2001, him, 40.

22

B. Telaah Tentang Metode Pembelajaran

Dokumen terkait