PENGARUH METODE DRILL TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA
AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI KETANGGI 01 KEC. SURUH
TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Nama : Abdul Rochman Harahap
NIM : 11406120
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
j i i ^
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup memper
tanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, \S’ Juni 2008
Penulis,
Prof. Dr. H. Fachrudin, M.A.
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Abdul Rochman Harahap
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama
ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Abdul Rochman Harahap
NIM : 11406120
Jurusan/Progdi: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH METODE DRIEL TERHADAP PENING
KATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KETANGGI 01
KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, UTluni 2008 Pembimbing,
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
Nama
NIM
Program Studi
: PENGARUH METODE DRIEL TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA
AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
KETANGGI 01 KECAMATAN SURUH TAHUN
PELAJARAN 2007/2008
ABDUL ROCHMAN HARAHAP
11406120
Pendidikan Agama Islam ( P A I)
Salatiga, 23 Agustus 2008
Dewan Penguji
MOTTO
U e u p y ^
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu tercinta yang dengan do’a
dan seluruh pengorbanannya telah mengukir
segala asa, cita dan harapan.
2. Istriku tercinta yang telah mendorong dan
memberi inspirasi serta motivasi.
3. Anak-anakku tersayang yang selalu
mendo’akankku.
4. Teman-temanku senasib seperjuangan yang
telah membantu baik moril maupun materiil.
ABSTRAK
Abdul Rochman Harahap, 11406120, Pengaruh Metode Drill Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Al-Qur’an pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2007 / 2008.
Skripsi ini disusun, karena adanya permasalahan dari beberapa orang tua/wali murid yang mengelola tentang pendidikan anaknya pada materi membaca dan menulis Al-Qur’an, sehingga guru berupaya meningkatkan prestasi dengan cara menerapkan metode drill / dalam proses belajar mengajar.
Pada penelitian ini, hipotesis yang muncul adalah “Ada hubungan yang positif membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh, dan tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan metode drill terhadap prestasi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, interview, Observasi, tes dan angket. Subjek penelitiannya siswa kelas IV SD Ketanggi 01 Kec. Suruh dan analisis datanya menggunakan rumus Product Moment.
Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan sebab rxy hitung > Try tabei baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5%
yaitu pada 0,9712 > 0,413 -> untuk 1 % 0,9712 > 0,320 untuk 5%
Oleh karena itu hipotesis Ada hubungan yang positif membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh, dan tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan metode drill terhadap prestasi membaca Al-Qur'an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh” dapat diterima.
Kata kunci : Metode drill, Membaca Al-Qur’an dan belajar.
Alhamdulillahirabiralamin. Puji syukur kepada Allah SWT, sebab tak ada
dan tak pernah ada kata-kata yang pantas kecuali rangkaian kalimat syukur kita ke
hadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah
dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu
menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah
memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman
yang terang benderang.
Tersusunnya skripsi berjudul “PENGARUH METODE DRILL TER
HADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KETANGGI 01 KEC. SURUH
TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008”. Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan
studi penulis untuk meraih gelar Strata 1 Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang
telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di
2. Prof. Dr. H. Fachrudin, M.A. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran guna membimbing penulis.
3. Drs. Joko Sutopo selaku Kaprodi Ekstensi PAI.
4. Bapak, Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak beijuang dalam
menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan dorongan
kepada penulis.
5. Ibu Arifati Sulaikhah, S.Pd. Kepala SD Negeri Ketanggi 01 Kec. Suruh beserta
stafnya yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian di sekolah
tersebut.
6. Ayahanda, ibunda dan keluarga tercinta yang tiada henti mendoakan penulis.
7. Teman-temanku senasib, selangkah dan seperjuangan yang telah membangkitkan
semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik matriil maupun spiritual dalam
melancarkan penulisan skripsi ini.
Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan atas jasa-jasanya
kecuali permohonan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT beridloi dan
berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca yang budiman umumnya.
Salatiga, I £ Juni 2008
Penulis
(Abdul Rochman Harahap)
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN DEKLARASI... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Tinjauan Pustaka... 4
F. Hipotesis... 5
G. Metodologi Penelitian... 6
H. Sistematika Penulisan... 13
BAB II LANDASAN TEORI 14
A. Telaah Tentang Belajar dan Hakikatnya... ... 14
1. Pengertian... 14
2. Tipe-Tipe Belajar... 18
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 18
4. Prestasi Belajar... i... 20
B. Telaah Tentang Metode Pembelajaran... 22
1. Pengertian Metode... 22
2. Manfaat Metode... 23
3. Macam-macam Metode... 24
C. Arah dan Perkembangan Anak... 34
1. Pengertian Anak... 34
2. Dinamika Perkembangan Anak... 36
D. Standar Isi BTQ SD kelas V... 49
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 51
A. Gambaran Umum... 51
L Kondisi Fisik... 51
2. Sejarah Berdirinya... 52
3. Fasilitas... 52
4. Siswa dan Tenaga Kependidikan... 54
5. Kurikulum... 55
2. Data Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam... 59
BAB IV ANALISIS DATA... 64
A. Analisis Pertama... 64
B. Analisis Kedua... 67
C. Analisis Ketiga... 69
BAB V PENUTUP... 73
A. Kesimpulan... 73
B. Saran... 74
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN-LAMPIRAN...
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
TAPEL I Daftar Sarana (Ruang) SD Ketanggi 01... 53
TABEL II Daftar Peralatan/Media Pembelajaran Ketanggi... 53
'FABEL 111 Data Siswa SD Ketanggggi 01... 54
TABEL IV Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan... 54
TABEL V Keadaan Guru Berdasarkan Jenis Kelamin... 55
TABEL VI Program Kurikulum SD Negeri Ketanggi 01... 55
TABEL VII Rekapitulasi Jawaban Angket Tentang Sumbangan Metode D ricl... 56
TABEL VIII Kategori Sumbangan Metode Praktik... 58
TABEL XI Rekapitulasi Jawaban Soal Tentang Prestasi Belajar PA I... 60
TABEL X Kategori Prestasi Belajar PA I... 62
TABEL XI Prosentasi Metode Driel atau Latihan... 64
TABEL XII Frekuensi Jawaban Angket Tentang Metode Driel atau Latihan... 65
TABEL XIII Prosentasi Tentang Belajar PA I... 67
TABEL XIV Frekuensi Jawaban Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI ... 68
TABEL XV Pengubahan Skor Menjadi N ilai... 70
TABEL XVI Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kedua Variabel SD Ketanggi.... 71
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan rahmat. Di dalamnya
terkandung wahyu yang menjadi petunjuk pedoman, dan pelajaran bagi manusia
yang percaya, mau mempelajari atau membacanya. Allah SWT berfirman :
(I
a -I v : mS \? jA )
Artinya* Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah
selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.1
Setiap mukmin yakin dan percaya bahwa membaca Al-Qur’an saja sudah
termasuk amal mulia dan dijanjikan Allah SWT akan mendapatkan pahala, sebab
yang dibacanya adalah firman Allah SWT Yang Maha Suci. Oleh karena itu
orang yang selalu membaca Al-Qur’an akan bertambah c’nta kepadanya, cinta
untuk mempelajarinya. Memahaminya kemudian mengamalkan dan mengajarkan
nya, hingga merata rahmatnya dirasakan oleh alam semesta.
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Departemen Agama, RI, 2002
2
Al-Qur’an merupakan sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin. Saat sedih
atau duka, Al-Qur’an pantas untuk dibaca. Bahkan membaca Al-Qur’an bukan
saja menjadi amal ibadah, tetapi juga merupakan obat dan penawar gelisah hati
dan jiwa. Demikian tinggi dan luhurnya fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan seorang
mukmin, maka setiap mukmin memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
mempelajarinya dan bahkan mengajarkannya.
Sekolah Dasar sebagai institusi pendidikan berupaya untuk melaksanakan
kewajiban tersebut di atas, di samping untuk mengakomodasi keinginan orang tua
serta memenuhi Standart Kompetensi Lulusan sesuai yang diatur dalam
Permendiknas Nomor : 23 Tahun 2006 tentang Standart Kompetensi Lulusan
(SKL) Sekolah Dasar harus mampu : Menyebutkan, menghafal, membaca, dan
mengartikan surat pendek dalam Al-Qur’an mulai surat Al-Fatihah sampai surat
Al-‘Alaq.
Supaya sekolah mampu memenuhi tuntutan SKL tersebut di atas
memerlukan proses pembelajaran yang keberhasilannya ditentukan oleh banyak
faktor.
Dorongan dari orang tua yang rendah, banyak siswa yang tidak
mengetahui pendidikan agama di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), kurangnya
sarana dan prasarana sekolah yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran
membaca Al-Qur’an merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya prestasi
membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Ketanggi 01, Kecamatan Suruh.
Dari gambaran tersebut, permasalahan yang muncul adalah guru
memperbaiki prestasi membaca Al-Qur’an. Dan penelitian yang dilakukan adalah
menggunakan metode drill pada proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka permasalahan
yang diteliti adalah :
1. Bagaimana penggunaan metode drill atau latihan membaca Al-Qur’an pada
siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Suruh?
2. Bagaimana prestasi belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD
Negeri Ketanggi 01 Suruh setelah menggunakan metode drill ?
3. Adakah pengaruh metode drill terhadap peningkatan prestasi membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Suruh?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui seberapa besar tingkat penggunaan metode drill membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Suruh.
2. Mengetahui seberapa besar prestasi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV
SD Negeri Ketanggi 01 Suruh.
3. Mengetahui hubungan metode drill terhadap prestasi membaca Al-Qur’an
4
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Sekolah atau lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan konstrubusi tentang cara menangani dan membina peserta didik
dalam membaca Al-Qur’an melalui metode driel atau latihan.
2. Orang tua atau masyarakat dapat digunakan panduan, cara-cara atau metode-
metode dalam membina, mendidik dan mengajarkan anaknya dalam membaca
Al-Qur’an.
3. Siswa dapat segera lancar membaca Al-Qur’an karena metode driel atau
latihan.
E. Tinjauan Pustaka
Menurut Ash Shobuni dalam kitabnya Rawail Bayan memiliki ucapan
salah seorang musafir yaitu, al-ghuluwwu wat-taktsir madzmuman2, maksudnya
berlebihan atau kekurangan terlalu banyak (over) sama-sama tidak bagus. Maksud
dari ungkapan ini adalah orang yang malas tidak baik, tetapi orang yang maniak
bekeija juga tidak baik. Islam menghendaki segala sesuatu khairul-umuri
awsathuha artinya sebaik-baiknya persoalan adalah yang moderat atau tengah-
tengah.
Untuk menyelesaikan masalah konflik lersebut diperlukan getaran
emosional dan kasih sayang seorang ibu, sebab kaum ibu memiliki kualitas dan
2Muhammad Tholchah Hasan, Dinamika Kehidupan Religius, Jakarta, Listafariska Putra, 2000, him. 151.
kompetensi kepemimpinan yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi
konflik dalam keluarga. Dengan rasa keibuan. Seorang itu dapat berupaya untuk
meminimalkan adanya konflik dan meminimalkan dampak negatif yang terjadi
serta memaksimalkan dampak positifnya. Di samping itu ibu dapat berperan
sebagai sumber keteladanan, sumber motivasi dan pembimbing keluarga. Untuk
itu bisa dibayangkan bila seorang ibu bekerja sebagai “TKW” maka masa depan
dan pendidikan anak-anaknya dapat terancam gagal karena kurang perhatian.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sementara mengenai hal-hal yang oleh
penelitian ingin didukung atau ditolak3. Pada penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis.
“Ada hubungan yang positif antara metode drill terhadap peningkatan prestasi
membaca Al-Qur’an pada siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Unit Pelaksana
Teknis Daerah Pendidikan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2007/2008”.
6
C. Metodologi Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Adalah keseluruhan subyek penelitian4. Dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh siswa kelas IV semester genap SD Negeri Ketanggi 01
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.
b. Sampel
Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti5. Karena jumlah
populasi kurang dari 100 maka semua populasi menjadi sampelnya,
sehingga sampelnya adalah siswa kelas IV semester genap SD Negeri
Ketanggi 01 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2007 / 2008.
2. Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau variabel
dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau
lebih6. Pada penelitian ini digunakan dua variabel yaitu:
a. Variabel bebas
Yang merupakan variabel bebas adalah penggunaan metode dricl dalam
membaca Al-Qur’an siswa kelas IV semester genap SD Negeri Ketanggi
JSuharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1987, him. 1 17. 5Ibid, him. 119
01 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.
(X)
Indikator variabel ini adalah:
- Latihan membaca huruf hijaiyah.
- Latihan membaca huruf arab sambung.
Latihan menulis huruf hijaiyah.
Latihan menulis huruf arab sambung.
- Penerapan metode driel.
b. Variabel terikat
Yang merupakan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa kelas IV
semester genap SD Negeri Ketanggi 01 Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008. (Y)
Indikator variabel ini adalah :
- Siswa dapat membaca huruf hijaiyah.
- Siswa dapat membaca huruf aab sambung.
Siswa dapat menuliskan huruf hijaiyah.
Siswa dapat menuliskan hurufa arab sambung.
3. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dan meluasnya pembahasan, maka perlu
penulis kemukakan penjelasan maksud dari judul di atas. Adapun
8
a) Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu7. Pengaurh yang dimaksud
disini adalah pengaruh metode penugasan terhadap peningkatan motivasi
belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Suruh.
b) Metode driel
Praktik membaca Al-Qur’an, praktik lebih kerennya disebut eksperimen
atau percobaan. Yang dimaksud praktik ibadah adalah metode praktik atau
percobaan yang berkaitan dengan ibadah seperti praktik membaca Al-
Qur’an .
c) Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan dan yangdikerjakan8.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar.
Dalam hal ini prestasi belajar membaca Al-Qur’an.
d) SD Negeri Ketanggi, Kec. Suruh
Sekolah Dasar (SD) adalah pendidikan tingkat dasar 9 tahun yang berada
di bawah naungan Departemen Pendidikan. Lembaga Pendidikan ini
berfungsi sebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT) pendidikan formal untuk
belajar dan memberi pelajaran pada tingkat dasar sebagai subjek
penelitian. UPT ini terletak di desa Ketanggi Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid peneliti
menggunakan tehnik-tehnik sebagai berikut:
a. Library Research (Studi Pustaka)
Dalam pengumpulan data yang diperoleh dari perpustakaan, buku-
buku, penulis mengadakan penelitian terhadap buku-buku yang ada
hubungannya dengan permasalahan ini. Dengan cara berfikir:
1) Induksi artirva menarik kesimpulan dari pengertian yang bersifat
khusus kepada pengertian yang bersifat umum.
2) Deduksi artinya menarik kesimpulan dari pengertian yang bersifat
umum kepada pengertian yang bersifat khusus.
3) Komparatif artinya menarik kesimpulan dari pengertian-pengertian
dengan membandingkan teori-teori yang satu dengan teori-teori yang
lain atau pendapat satu dengan pendapat yang lain.
b. Field Research (Studi Lapangan)
1) Metode Dokumentasi
Adalah pengumpulan data dengan jalan mencatat dan memanfaatkan
data yang ada di instansi terkait seperti arsip, daftar siswa dan guru
serta buku laporan akhir semester (rapor)9.
10
2) Interview
Yaitu suatu alat pengumpul informasi atau data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan pula10. Jadi di sini harus terjadi kontak langsung antara responden
dengan peneliti. Selanjutnya wawancara -.dilakukan terhadap guru
untuk memperoleh data tentang penggunaan metode dricl membaca
Al-Qur’an siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01 Suruh, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.
3) Observasi
Observasi yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang gejala
sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati langsung dan
mencatatnya. Observasi dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di
sekolah yang ada kaitannya dengan siswa kelas IV SD Ketanggi 01
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/200«
4) Metode Test
Metode test adalah dimana responden diberikan perangkat soal tentang
prestasi belajar membaca dan menulis Al-Qur’an (BTQ). Di sini guru
menyiapkan instrumen berupa perangkat soal dan lembar jawaban.
informasi dari respoden11. Dalam penelitian ini digunakan angkat
tertutup (pilihan ganda). Dimana responden tinggal membubuhkan
jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada option yang telan
disediakan. Metode ini diberikan kepada SD Negeri ketanggi 01
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang untuk memperoleh data
tentang penggunaan metode driel.
5. Analisis Data
Setelah diperoleh data dari penelitian, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan
tiga langkah yaitu:
a. Analisis Pertama
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan metode
driel dalam baca tulis Al-Qur’an siswa kelas IV SD Negeri Ketanggi 01
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.
Teknik analisisnya menggunakan rumus :
P =
—
A'
100%N
Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek dalam golongan
12
b. Analisis Kedua
Dalam analisis kedua dilakukan untuk mengetahui hasil be'ajar BTQ
siswa kelas IV semester genap SD Negeri Ketanggi 01 Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008. teknik analisisnya sama
dengan analisis pertama.
c. Analisis Ketiga
Dalam analisis ketiga dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode driel
terhadap peningkatan prestasi belajar BTQ pada siswa ke .as V SD Negeri
Ketanggi 01 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2007/2008.
Teknik analisisnya digunakan rumus Korelasi Product Moment (rxy)12 berikut:
v... ff*XTy)
rNy V
l(Zx2 - - (Sv)'
N N
Keterangan :
rxy - angka korelasi product moment
X = data dari variavel X
Y = data dari variavel Y
N - Jumlah responden
Hasil hitung dari rumus ini lalu dikonsultasikan dengan tabel r product
moment atau diinterprestasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat
dilihat di bawah ini ;
Bab I. Pendahuluan
Pada Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, metode
penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.
Bab n. Landasan Teori
Pada Bab ini berisi telaah teoritik tentang metode pengajaran dan
belajar serta hakekatnya.
Bab 111. Laporan Penelitian
Pada Bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah
berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.
Bab IV. Analisis Data
Pada Bab ini dibahas tentang analisis data. Dalam menganalisis data
diperlukan analisis pertama, kedua dan analisis ketiga.
Bab V. Kesimpulan dan Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Tentang Belajar dan Hakikatnya
1. Pengertian
Banyak sekali rumusan tentang difinisi atau batasan belajar yang
dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Adapun beberapa definisi tentang
belajar dapat dilihat penjelasan berikut:
1. Witheringtan, dalam buku Educational Pycology me igemukakan “Belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai sesuatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.13
2. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan.
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.14
3. Menurut Charles E. Skinner “Learning is a Procccs o f Progressive
Behavior or Adaptation" bahwa belajar adalah proses penyesuaian tingkah
laku kearah yang lebih maju.15
i;,Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. 1995. Bumi Aksara. Jakarta, him. 38. 14 Ibid., him. 36.
1sIbid. , him. 38.
Penulis hanya mengambil beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para pakar, dimana belajar itu terjadi sebagai rasa keingintahuan individu
mengenai suatu hal agar tahu. Orang yang belajar lama-kelamaan semakin
mengerti terhadap apa yang dipelajari. Orang tersebut akan mampu merangkai
hubungan-hubungan dan perbedaan bahan-bahan yang dipelajari, sedangkan
untuk taraf pelatihan orang akan semakin mahir untuk menerapkan konsep
dan aturan yang dipel; jari. Orang akan mendapatkan pengalaman tertentu dari
penerapan konsep dan aturan tersebut, sehingga dalam belajar ini akan terjadi
pengalaman belajar yang dipelajari atau terhadap bahan yang dipelajari.
Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau
tingkah lakunya masih lemah atau kurang. Perubahan tersebut akan semakin
terlihat jika orang atau individu tersesat telah melakukan kegiatan belajar
yang berulung-ulung sehingga pengalaman belajar telah melekat benar-benar
dalam diri, sebagai gambaran mudah orang atau individu yang dahulunya bisa
akan menjadi bisa kemampuan dan perubahan tingkah laku tersebut
didasarkan kepada kemauan individu untuk menerapkan pengalaman
belajarnya. Tingkah laku manusia dapat dilihat dari sejumlah aspek. Hasil
belajar akan-akan tampak pada setiap perubahan aspek tersebut dari uraian di
16
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk."'
Tujuan belajar adalah suatu hal yang mendasar yang ingin dicapai oleh
kegiatan belajar. Tujuan ini memberikan pekerjaan kemana arah belajar.
Tujuan belajar adaiah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa.16 17
Tujuan belajar ini merupakan garis besar pembelajaran, hal ini akan
mengarahkan belajar itu sendiri memiliki makna dan arah makna dan arah
tersebut akan membentuk seperangkat sarana dan prasarana untuk
mewujudkan tujuan belajar itu. Adapun tujuan belajar yang dimaksud adalah:
1) Komponen tingkah laku terminal
2) Kondisi-kondisi tes
3) Tandar perilaku
l'ingkah laku terminal merupkan tujuan belajar yang mengharapkan
perubahan tingkah laku setelah belajar. Hal mi merukuk kepada pengetahuan
yang diberikan bagaimana nanti diharapkan. Ketika sudah terbukti bahwa
tingkah laku berubah maka anak telah melakukan proses belajar. Untuk
kondisi-kondisi tes mengarah pada anak agar supaya mempertunjukkan
tingkah laku terminal tadi, hal ini merupakan suatu eveluasi yang perlu
dipersiapkan oleh guru-guru mengetahui seberapa baik atau pencapaian kerja
guru dalam pengajaran atau pembelajaran sehingga guru harus memiliki
konsep yang jelas dalam melakukan penilaian. Perlu melakukan persiapan
mengenai alat dan sumber bahan, apa yang hendak diberikan, dan bagaimana
akan melakukan penilaian ukuran-ukuran perilaku dalam komponen ini
memuat suatu pernyataan tentang ukuran atau standar tertentu dalam melihat
dan menimbang prilaku siswa.
Tujuan belajar ‘adalah untuk merubah tingkah laku yang ada
pemahaman ini berdasarkan pada kemampuan yang diterima anak atau
pemahaman mereka mengerti apa yang mereka pelaj'ari. Perubahan tingkah
laku tersebut bisa tercermin pada sikap, pandangan, pemikiran dan
penyampaian ide. Ketika anak mendapatkan pengalaman yang bisa digunakan
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam kata lain juga tujuan
bisa dilihat sebagai aiat untuk mengukur belajar perwujudan perilaku belajar
lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan.
1) Kebiasaan
2) Kctrampilan
3) Pengamatan
4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
5) Berpikir rasional
6) Sikap
7) Inhibisi
8) Apresiasi
IX
2. Tipe-tipe Belajar
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara berfikir
abstrak, dalam belajar ini berfungsi untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah yang tidak nyata, dalam belajar individu akan
menggunakan akal yang kuat untuk menyelesaikan persoalan yang ada
disamping penguasaan atas prinsip konsep dan generalisasi.
b. Belajar Ketrampilan
Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik yang berhubungan dengan urat saraf dan otot-otot. Di
sini akan lebih dipentingkan berbagai macam latihan yang dapat
diamalkan individu guna memperoleh pengalaman.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi:
a. Faktor internal siswa
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. 18
Aspek fisiologis adalah aspek yang bersifat jasmaniah atau
jasadiyah, seperti tingkat kebugaran tubuh, kesehatan indera pendengaran,
penglihat dan lain-lain.
Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah, seperti
tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat/talenta siswa, minat siswa
dan motivasi siswa,
b. Faktor eksternal siswa
Faktor ekxtemal berasal dari luar siswa seperti kondisi lingkungan
sosial dan lingkungan nonsosial di sekitar siswa.
Lingkungan sosial sekolah seperti, orang tua, guru, staf adminis
trasi, teman-teman, masyarakat sekitar dan tetangga. Lingkungan sosial
yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sebagai ilustrasi ikuti contoh atau realita
berikut:
Kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola
keluarga [family management practice) yang keliru, seperti kelalaian
orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak
lebih banyak lagi, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia
cenderung berperilaku menyimpang dari tata tertib dan indisipliner.
Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
diajar. Faktor-faktor ini ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab
faktor-faktor tersebut dapat merangsang sistem memoti siswa dalam
menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan penge
2 0
c. Faktor pendekatan belajar.
Yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar. Dengan
strategi dan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dedaktif, unik
dan variatif dapat merangsang respons siswa ke arah pemikiran yang
selalu berusaha mengaktualisasikan kemampuan atau potensinya.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah perolehan hasil belajar peserta didik dalam
waktu tertentu. Prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:19
Rasa senang (minat) siswa terhadap sekolah
- Ekspektasi (perhatian) yang tinggi
Perhatian dan sikap adil seorang guru
Hubungan yang positif dan kondusif antar sesama teman
- Konsistensi guru
Jadwal pelajar yang terstruktur
- Model pembelajaran yang menantang secara intelektual
- Keterlibatan orang tua
Fasilitas belajar mengajar
Faktor yang paling dominan berhasil atau tidaknya seorang siswa
adalah terletak pada dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam sebuah
hadist Qudsi:
m
Jj»
aipuf
Yang artinya: Aku sesuai dengan prasangka hambaKu kepadaKu.20
Dan ini juga sesuai dengan pendapat Troisi yang berikut “Expectation of
success breeds and expectation of failure breeds failure” artinya: seseorang
akan sukses jika ia merasa yakin akan sukses, dan akan gagal jika ia
menyangka akan gagal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keyakinan atau harapan
(minat) sangat membantu peserta didik berkembang bahkan dapat berprestasi
atau berhasil yang optimal.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai seorang guru cara yang baik
adalah mengakui dan mendukung keinginan-keinginan peserta didik sendiri,
untuk mengambil langkah yang bisa melampaui prestasi yang biasa mereka
lakukan dan berhasil. Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh A’a
Gymnastiar di Pesantren Danit Tauhid. Di pesantren ini para santri didorong
untuk berkreasi mengembangkan kemampuan masing-masing dengan suatu
keyakinan bahwa 'Anda akan berhasil selama anda percaya bahwa anda akan
berhasil dan yakin bahwa Allah akan membantu”. Cara ini disebut
transendensi spiritual.
22
B. Telaah Tentang Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode
Secara lughow i metode berasal dari dua kata yaitu meta yang artinya
melalui dan hados yang artinya cara atau jalan. Jadi metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 21 Dalam praktiknya
ternyata pengertian metode lebih meluas yaitu suatu jalan atau cara untuk
memahami, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Terkadang kata metode disamakan dengan metodologi, d i mana berasal
dari tiga kata yaitu meta artinya melalui, hodos artinya cara atau jalan dan
logos berarti ilmu atau science. Jadi metodologi pembelajaran berari cara atau
seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh guru secara
sistematis untuk melakukan pembelajaran yang telah diolah sehingga menjadi
milik peserta didik.22
Dari pendekatan secara lughowi di atas nampak bahwa metode lebih
menunjukkan kepada jalan dalam arti non fisik, yaitu jalan dalam bentuk ide
yang mengacu kepada cara yang mengantarkan seseorang urtuk sampai pada
tujuan yang ditentukan. Secara terminologi atau istilah kata metode bisa
membawa kepada pengertian yang bermacam-macam sesuai dengan
konteksnya, tergantung aspek yang mau diukur, aspek kognitif tentu metode
yang dipakai berbeda dengan aspek psikomotor maupun aspek afektif.
2lAbudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 2002, him. ‘M.
2. Manfaat Metode
Secara keseluruhan metode yang ditawarkan untuk kegiatan penga
jaran tersebut dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan tiga hal
penting yaitu:23
Materi yang akan diajarkan, sebab materi yang berbeda metode mungkin
juga berbeda.
Sasaran atau objek yang akan diberikan. \
Sarana prasama yang tersedia.
Dengan pertimbangan ketiga kriteria tersebut suatu metode yang digunakan
akan efektif dan berdaya guna.
Secara singkat metode pembelajaran dapat berfungsi sebagai berikut:
a) Pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan
operasional dari ilmu pendidikan.
b) Merupakan sarana untuk menemukan, mengaji dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.24
Dari dua fungsi di atas terlihat bahwa pada intinya metode berfungsi
mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran dengan cara yang sesuai
dengan perkembangan objek tersebut.
Agar setiap metode betul-betul fungsional dalam pengajaran, maka
dibutuhkan suatu prinsip dalam penyampaiannya, seperti suasana
menyenang-23Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Grasindo, Jakarta, 2001, him. 193.
24
kan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi, sehingga pelajaran
mudah diterima.
3. Macam-macam Metode
Berdasarkan aktivitasnya metode pembelajaran dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Metode pembelajaran yang terpusat pada guru ( Teacher Centris)
Yaitu cara pembelajaran yang menempatkan guru sebagai pemberi
informasi, pembina dan pengaruh dalam proses belajar mengajar.25 Model
pembelajaran semacam ini didasarkan pada konsep mengajar yang bersifat
rasionalitas akademis yang menekankan pada pemberian pengetahuan
semata, tidak melihat adanya pembinaan dan pengembangan terhadap
berbagai potensi para peserta didik.
Konsep mengajar dengan Teacher Centris, menimbulkan akibat
sebagai berikut:
Guru menitikberatkan pada penguasaan bukan ajar semata, tanpa
mengetahui nilai-nilai apa yang dapat disentuh.26
Yang ada hanya proses pengajaran tidak ada unsur pendidikan.
- Produk yang didapat siswa yang cukup luas pengetahuannya, tetapi
tidak cukup mantap kepribadiannya.
Guru merasa paling super dan siswa dianggap sebagai objek bukan
sebagai subjek.
25 Abudin Nata, op.cit., him. 203.
Model pengajaran semacam ini banyak terjadi di pedesaan dan di
sekolah-sekolah yang terbatas sarana kependidikannya dan sarana
informasi.
b) Metode pembelajaran yang terpusat pada peserta didik (Student
Centris)
Menurut William H. Burton, mengajar adalah upaya dalam
memberikan perangsang (stimulan), bimbingan dan pengarahan, dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.27 Dari pernyataan ini
berarti dalam proses belajar guru berusaha menciptakan berbagai peluang
yang berpengaruh terhadap proses belajar sehingga dengan sendirinya
tercipta berbagai kebutuhan belajar. Dengan demikian y mg penting dan
yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan serangkaian peristiwa
yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar secara ringkas guru akan
berperan sebagai director and facilitator o f learning yakni pengarah dan
pemberi fasilitas untuk proses belajar. Jadi subjek belajarnya adalah siswa
atau peserta didik. Inilah yang dinamakan student centris.
c) Metode pembelajaran yang terpusat antara guru dan peserta didik
Pada me'ode pembelajaran teacher centris kegiatan didominasi
oleh guru, dan pada metode pembelajaran student centris kegiatan
didominasi oleh peserta didik, maka pada metode ini terjadi interaksi V
26
antara guru dan peserta didik secara bersama-sama. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar, sehingga bisa disebut
interaksi edukatif.
Dengan konsep metode ini, maka peranan guru yang terpenting
adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dan
dilakukan dalam suatu situasi tertentu, serta berhubungan dengan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Penerapan metode ini guru dituntut suatu persyaratan sebagai berikut:
- Harus mengetahui nilai-nilai apa yang dapat disentuh oleh materi
pelajaran.
- Hams mengetahui kepribadian peserta didik.
- Harus mengetahui psikologi perkembangan anak.
Guru harus dapat dijadikan figur tauladan khasanah.
Guru harus terampil dan cakap.
Secara rinci, untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas
dalam pross belajar mengajar, digunakan (dipilih) metode-metode berikut:
a) Metode ceramah
Dalam Islam metode ceramah disebut metode khotbah atau
thariqah al-muhadharah, sedang dalam bahasa inggris di sebut
Metode ceramah adalah penyampaian bahan pembelajaran secara
lisan. Daya tarik ceramah berbeda-beda, tergantung pembicara,
materi ajar, prestasi terdahulu dan gaya pembicara.
Metode ceramah memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Ekonomis
Praktis dan efektif dalam mengajikan informasi, konsep dan ilmu
dan gagasan.
- Dapat dipakai pada seluruh bahan ajar (tertutama pada saat dimulai
proses belajar mengajar
Sedang kelemahannya adalah :
Guru yang lebih aktif
- Peseita didik pasif.
- Kurang cocok untuk membentuk life skill dan sikap-sikap tertentu.
Hanya eocok untuk materi-matei sosial dan s< rumpunnya.
b) Metode diskusi
Disebut juga discussion methode atau thariqah al-munaqosah.
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui wahana tukar pendapat berdasakan pengetahuan dan
pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan masalah.28 29
Dalam metode ini siswa mempelajari suatu melalui cara musyarawah
diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru.
28Aminudin Rasyad, op.cit., him. 11.
28
Kelebihan-kelebihan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Berlangsung demokratis.
- Dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengemuka
kan ide, mencari kebenaran, berargumentasi dan mengkritik yang
membangun.
Mempertinggi daya nalar.
- Membuat proses belajar mengajar lebih harm mis dan bergairah.
Kelemahan-kelemahan metode ceramah adalah:
Siswa yang bodoh semakin bodoh.
- Siswa yang pasif tetap pasif.
Alur pembicaraan didominasi oleh siswa yang pandai.
- Proses yang kurang kontrol akan dihasilkan kritik yang kebabla-
san.
c) Metode tanya jawab atau tariqah As-Ilah wal ajwibah
Yaitu cara guru mentransformasikan bahan ajar melalui tanya
jawab antara guru dengan peserta didik atau antar peserta didik.30
Dalam metode ini dapat dikembangkan ketrampilan dan kemampuan;
mengamati, mengintepretasi, mengklasifikasi, menarik kesimpulan,
menerapkan dan mengkonsumsikan.
Pertanyaan yang baik memiliki ciri-ciri. Sebagai berikut:
Bersifat mengajak dan merangsang untuk berfikir.
Kata-kata yang digunakan harus jelas dan mudah dipahami serta
singkat.
Pertanyaan hams mengandung suatu penafsiran
Setiap pertanyaan hanya mengandung suatu indikator.
Mengandung tujuan tertentu.
Pertanyaan harus sesuai dengan taraf kecerdasan atau pengalaman
siswa.
Menurut teori taksonomi bloom yaitu teori mengenai klasifikasi
berbagai ilmu pengetahuan ada enam macam pertanyaan yang baik
untuk dijadikan pertanyaan jawab, yaitu pertanyaan:
Mengenai ingatan, memori atua hafalan.
Mengenai pemahaman atau insight.
Mengenai penerapan atau apiication.
Mengenai analisis
Mengenai kemampuan berpikir kreatif dan sintesis.
Bersifat per.ilaian atau evaluatif.
Waktu memberikan pertanyaan bisa di awal sebelum proses belajar
mengajar masuk pada materi tertentu, sebagai pre lest, dan bisa diakhir
pertemuan sebagai post test.
d) Metode pemberian tugas (penugasan)
Disebut juga recitation method atau al-wajib al-munzily
Yaitu cara guru dalam mengelola pembelajaran dengan jalan
30
disebut pekerjaan rumah (PU) dan diberikan secara berkelompok
maupun perorangan. Secara konvensional tugas pada umumnya
dikerjakan di rumah, tetapi dengan adanya perkembangan zaman tugas
bisa dikerjakan diperpustakaan, laboratorium, halaman sekolah atau di
tempat-tempat lain yang membuat siswa sesuai.
Dalam penerapannya, metode penugasan berlangsung melalui
4 tahap, yaitu:
1) Merumuskan tujuan yang jelas.
Tujuan yang ingin dicapai hendaknya bersifat.
- Merangsang untuk berinisiatif, bertanggung jawab dan
mandiri.
Dapat membangkitkan minat dan motivasi.
Memperkaya pengaduan yang telah ada.
Memperkuat hasil belajar yang diperoleh sebelumnya.
2) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas disini seorang guru
menjelaskan aspek-aspek yang harus dipelajari.
3) Program penyayaan
Program ini diberikan kepada peserta didik yang telah
menyelesaikan tugasnya lebih awal dari waktu yang ditentukan,
agar siswa atau kelompok siswa yang telah selesai tetap sibuk
menjadi dua kategori31, pertama, pengayaan yang bersifat
horizontal artinya tugas yang diabil dari pokok bahasa atau sub
pokok bahasan yang akan dibahas berikut.
4) Program perbaikan atau remidial
Program ini diberikan kepada siswa atau peserta didik yang belum
dapat menuntaskan tugas dalam waktu yang telah ditentukan
secara umum batas belajar tuntas adalah 75 %. Program
pengulangan ini hanya pada soal-soal yang belum tuntas saja.
e) Metode praktik atau eksperimen atau Thariqah Taifliyah
Yaitu cara mengajar dengan memberikan kesempatan peserta
didik (individual atau kelompok) untuk melatih melakukan suatu
proses percobaan secara mandiri.32 Pada umumnya metode ini diikuti
metode demokrasi, artinya guru mencoba dan mempertunjukkan lebih
dahulu kepada peserta didik.
Melalui metode ini, keaktifan siswa dapat diaktualisasikan melalui
merencanakan eksperimen, menemukan faktor, mengumpulkan data,
dan memecahkan masalah serta menarik kesimpulan. Penerapan
metode ini tidak saja terbatas pada mata pelajaran sains saja tetapi
dapat diterapkan mata pelajaran yang lain yang menuntuk
memampuan atau aspek psikomotor. Sebagai contoh pada mata
32
pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan praktik ibadah
seperti bersuci (thaharah) (wudlu).
- Shalat
Puasa
- Zakat, infak dan sadaqah
Manasik haji
Kelebihan metode praktik:
1) Perhatian dan konsentrasi peserta didik lebih terfokus.
2) Lebih membekas dan bertahan lama sebab siswa mengalami
sendiri dan langsung.
3) Motivasi meningkat karena sebeluruh panca indera terlibat.
4) Memperkecil konsep verbalisme.
Kelemahannya adalah :
1) Biasanya mahal. ‘r
2) Bentuk persiapan yang matang.
3) Butuh konsentrasi yang terfokus.
f) Metode Drill atau Latihan
Yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dengan jalan
memberikan latihan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman yang
akhirnya akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Hal tersebut
1) Metode pelatihan memiliki ciri-ciri33 :
Menitikberatkan pada ketrampilan sebab mengukur aspek
psikomotor.
- Meningkatkan ketrampilan melalui proses belajar mengajar.
- Diperlukan juga metode praktik penyelesaian masalah atau
soal-soal. %
Waktunya lebih singkat.
2) Prinsip-prinsip belajar menggunakan metode pelatihan.j4
Belajar lebih berarti.
Setiap siswa mempunyai potensi alamiah untuk belajar.
Belajar lebih berhasil dari pengalaman langsung.
Belajar dengan inisiatif sendiri.
3) Strategi pembelajaran dengan metode latihan:
Mengusahakan adanya suasana belajar yang nyaman.
Mengusahakan adanya suatu mekanisme perencanaan bersama.
Menyiapkan kebutuhan belajar.
Merumuskan tujuan.
Merencanakan pengalaman belajar.
Melaksanakan program latihan.
Menilai pelaksanaan program secara kontinew.
34
Dalam sualu pelaksanaan proses belajar mengajar biasanya
penggunaan metode tidak tunggal tetapi perpaduan, seperti metode
praktik dimasuki metode latihan, ceramah, tanya jawab dan bahkan
bisa metode yang lain.
C. Anak dan Perkembangannya
Anak merupakan suatu pengalaman tersendiri bagi orang tua, anak
mendapatkan posisi yang sangat vital dalam kelangsungan suatu keluarga.
Agaknya perlu dimengeid bahwa dalam diri anak terdapat suatu kajian yang
komplek untuk dipahami.
1. Pengertian Anak
Dalam kehidupan anak mendapatkan porsi tersendiri dalam hati orang
tua. Dalam agama (Islam) menyebutkan dengan tegas bahwa hakikat anak
adalah :
1) Perhiasan, kehidupan
2) Perisai dari neraka bagi kedua orang tuanya
3) Tulang punggung orang tua
4) Karunia Allah SWT
5) Pembawa orang tua ke surga dan penyambung amal ibadah35
Dengan pemikiran hakikat anak memiliki makna yang sangat luas sekali dan
sangat komprehensif, dalam berbagai kehidupan mereka membawa pem
bentukan suasana yang mengharuskan suatu keluarga untuk menerapkan
prinsip dasar keluarga, mengingat hal ini akan membentuk pribadi anak yang
kesemuanya akan menimbulkan sebuah kondisi dalam keluarga.
Hakikat anak tersebut akan mengantarkan kepada sebuah pengertian.
Bahwa anak adalah keturunan yang kedua'6. Anak merupakan pembawa
genetis dari kedua orang tuanya mereka akan membawa pengalaman yang
didapatkan dalam keluarga dan pendidikan yang diberikan orang tua. Anak
hadir dalam dunia ini merupakan karunia Ilahi yang dianugerahkan kepada
orang tua sebagai penyambung keturunan yang nantinya akan membawa
nama orang tuanya, sehingga tugas orang tua haruslah merawat, menjaga dan
memberikan pengajaran agama dan kehidupan yang baik kepada anak.
Dengan demikian hadirnya anak akan membawa kebahagiaan yang
sesungguhnya di dun a dan di akhirat dalam kitab suci pun disebutkan “harta
dan anak adalah hiasan hidup manusia” (Al-Qur’an S. Al-Kahfi, 18 : 46).
Tentunya hal ini berangkat dari suatu pemahaman bahwa anak merupakan
idaman dalam suatu keluarga. Dalam kaitannya dengan pendidikan anak
merupakan suatu kajian tersendiri dimana anak merupakan suatu objek yang
bisa dibentuk berdasarkan stimusi yang diberikan dalam keluarga pun
diberikan suatu pendidikan dan penanaman nilai-nilai yang mampu
membentuk pribadi anak. Dalam tahap inilah jiwa dan pola peri embangan
anak dapat dibentuk. Ketika pendidikan formal sudah menyentuh anak maka
mereka merupakan peserta didik yang utama. Dalam hal ini peserta didik
merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang 36
36
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.37 Hal ini lebih
ditekankan kepada pencapaian kualitas pengembangan kognitif dan
afektifnya untuk menjadi seorang yang baik dan sempurna. Dengan demikian
alangkah berharganya anak yang dapat membawa kemajuan dan kemasyuran
suatu keluarga dan masyarakat di masa anak tersebut nanti.
2. Dinamika Perkembangan Anak
Dalam kehidupan anak akan mengalami pertambahan dan
perkembangan yang mampu membawa perusahaan dalam diri anak itu
sendiri. Terlebih lagi ketika anak bertemu dengan lingkungan yang punya
pengaruh besar guna membentuk mental dan pola pikir anak. Dinamika ini
selalu melekat pada diri anak untuk mengetahui jati diri anak sebenarnya.
Dinamika ini dilihat dari dua segi,
a. Pertumbuhan
Dalam pr badi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang
rohaniah terdapat dua bagian yang berbeda yang menyebabkan perubahan
pribadi manusia menuju yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun bagian
tersebut adalah :
Bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan
*> o
Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.
Kedua hal tersebut merupakan perpaduan dalam diri manusia yang
sangat mempengaruhi jiwa dan fisik anak. Apalagi pada masa
tersebut akan membawa perubahan yang signifikan dan itu makan
memberikan cirikhas yang akan ditampilkan pada kehidupan anak.
Disinilah timbul arti penting dari pertumbuha l-pertumbuhan dapat
diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiiil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini
dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
ada. Pertumbuhan pada diri manusia berawal dari perestiwa tersebut
yang terbentuk dari materiil lemah, materi lemah tersebut adalah
genetis pada awal pembentukan manusia sudah diberikan suatu
pengertian bahwa individu merupakan percampuran dari dua hal yang
berbeda dan menjadi satu dalam proses pembuahan. Setelah itu akan
terjadi pembentukan sel-sel baru yang semakin berkembang dan
membentuk suatu organisme yang bersusun sangat komplek. Dalam
diri individu pertumbuhan akan berbeda tergantung dari individu itu
sendiri dalam lingkungan dan keadaan tisik serta psikis dari individu,
namun yang perlu dicatat adalah pertumbuhan dalam segi proses
terdapat hal yang umum sama seperti bertambah besarnya tubuh
sesuai dengan umurnya masing, namun dari segi yang lain berbeda
b. Hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan
Di dalam psikologi pendidikan, Dalyono mengemukakan beberapa
hukum pertumbuhan sebagai berikut:
Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif
Dijelaskan bahwa pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan.
Perubahan kuantitatif dan kualitatif, perubahan kuantitatif ditandai
dengan bertambahnya ukuran maupun jumlah dari tisik individu
secara tisik badan akan tampak tumbuh lebih besar dalam
pertumbuhannya khususnya pada masa kanak-kanak hingga remaja,
terjadi perubahan yang sangat nyata. Sedangkan dari segi kualitatif
bisa diamati dengan perubahan pola pikir, pandangan serta
pengetahuan yang dialami oleh individu akibat berinteraksi dengan
dunia luar. Perubahan fungsi-fungsi fisiologis seperti otak dan sistem
saraf' akan sangat mempengaruhi pertumbuhan kapasitas intelektual.
Berarti bahwa pertumbuhan kualitatif individu menuju proses
kematangan.
Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
teratur
Dalam hukum ini bisa dilihat dari awal mula manusia yang
merupakan makhluk lemah yang berangsur-angsur menjadi semakin
kuat karena terus menerus menempa diri untuk semakin kuat dalam
Tentunya pertumbuhan ini dibantu dengan adanya kegiatan latihan
atau belajar.
Tempo pertumbuhan adalah tidak sama
Antara individu yang satu dengan yang lain mengalami pertumbuhan
yang tidak sama selain itu indikator-indikator kematangan tidak
muncul dalam saat-saat yang teratur. Ada saatnya dimana pertumbu
han berlangsung cepat dan ada pula saat-saat dimana pertumbuhan
berlangsung lambat. Sehingga kalau dilihat akan tampak tingkat
kematangan yang berbeda antar individu walaupun memiliki umur
yang sama.
Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-
beda
Dalam semua aspek pertumbuhan baik jasmani, bahasa dan kapasitas
intelektual berkembang dengan taraf yang berbeda dalam waktu yang
sama. Telah beredar asumsi dimana ketika anak tumbuh akan lebih
dominan pada salah satu aspek saja aspek bahasa kadang kala datang
lebih lambat dari aspek jasmaninya. Pertumbuhan jasmaninya akan
semakin pesat pada masa pertumbuhan atau anak-anak sampai remaja.
Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-
kondisi di dalam dan di luar badan
Adanya kondisi-kondisi lingkungan internal seperti gizi, aktivitas,
menentukan kecepatan pertumbuahn serta keterlibatan potensi-potensi
pertumbuhan pada individu.
Lingkungan dimana individu tinggal yang tidak mendukung akan
mempengaruhi kesehatan badan maupun mental dari individu
tersebut. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan pola hidup
yang dilaksanakan oleh individu tersebut bahkan potensi-potensi yang
V
ada pada individu kadang tidak tercover derlgan baik. Apabila kondisi
lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan lebih
cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan semakin
luas.
Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
Dalam pertumbuhan akan timbul keunikan tersendiri dari setiap
individu dapat dilihat ketika individu berkumpul menjadi satu hampir
setiap individu tidak sama satu dengan yang lain. •
Keunikan penumbuhan pada masing-masing individu itu antara lain
disebabkan oleh:39
- Perbedaan kondisi lingkungan internal.
Perbedaan kondisi lingkungan eksternal.
- Perbedaan materi herediker.
- Perbedaan aktivitas.
Perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat fisik.
Perbedaan usia.
Perbedaan jenis kelamin.
Perbedaan hasil.
40
Pertumbuhan yang dilakukan anak merupakan suatu proses yang
sangat kompleks. Sedangkan berbagai aspek yang menunjang itu
saling berkaitan satu dengan y?ng lain. Tentunya orang tua
beranggapan bahwa mengenal anaknya secara fisik tanpa dibarengi
dengan mengenal apa yang sedang dipikir dan dirasakan oleh anak.
Sebagai gambaran bahwa anak melakukan pertumbuhan jasmani dan
rohani sehingga akan tampak bahwa anak mengalami suatu
perubahan,
c. Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu hal yang harus ada pada diri
setiap individu. Perkembangan ini mengarah kepada terbentuknya fungsi
Jari suatu organ yang semakin lama diharapkan semakin baik. Perubahan
fungsi tersebut disebabkan oleh semakin adanya proses pertumbuhan
materi yang memungkinkan adanya fungsi itu.40 Untuk itu pengertian
perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi
kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Dalam kaitannya dengan perkembangan akan ada beberapa aspek
yang menyertai dari perkembangan itu sendiri, namun aspek tersebut
digolongkan menjadi dua aspek besar, fungsi-fungsi kepribadian manusia
itu digolongkan menjadi dua aspek besar yaitu aspek jasmaniah dan
aspek kejiwaan. Adapun fungsi kepribadian dalam aspek jasmaniah
antara lain sebagai berikut:
1) Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh.
2) Fungsi sensorik pada alat-alat indera.
3) Fungsi neurotik pada sistem saraf.
4) Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis.
Sedangkan fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan antara lain:
1) Fungsi perhatian dan pengamatan
2) Fungsi pengamatan.
3) Fungsi tanggapan dan ingatan
4) Fungsi pikiran dan fantasi.
5) Fungsi perasaan dan kemauan.
d. Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan merupakan proses integrasi dari fungsi-fungsi.
Disini fungsi-fungsi akan berkembang dari hal yang kecil dan semakin
meningkat yang akhirnya akan menimbulkan kecakapan yang bersifat
kompleks. Sehingga dalam faraf ini sangat diperlukan arah dan bimbingan
..ntuk mendapatkan perkembangan yang baik. Hukum-hukum
perkembangan dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
Perkembangan adalah kualitatif
Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar
Usia ikut mempengaruhi perkembangan
Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang
berbeda-beda
Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap species
- Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan
Perkembangan yang lambat dapat dipercepat
Perkembangan meliputi proses individualisasi dan integrasi
e. Tahap Perkembangan Peserta Didik
Tahap perkembangan fisiologis
Menurut Sigmund Freud seorang psikoanalis dengan
pandangan yang menekankan, bahwa kehidupan pribadi manusia pada
dasarnya adalah “libido seksualitas5,41
Frued mengemukakan adanya enam tahap perkembangan
fisiologis manusia yang meliputi:
(umur 0 sampai sekitar 1 tahun)
(antara umur 1 sampai 3 tahun)
(antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun)
(antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun)
(antara umur 12/13 sampai 20 tahun)
f. 'l ahap genital (setelah umur 20 tahun dan seterusnya)
Tahap-tahap perkembangan psikologis
Dalam tahapan ini jiwa manusia akan dilihat dari kenampakan
perilaku yang ada, sehingga para ahlipun memunculkan pendapat
yang berbeda pula, sesuai dengan penampakan atau tingkah laku yang
didapatkan oleh ahli tersebut salah satunya Jean Jacques Rousseau
(1712-1770) yang dikutip oleh Dalyono dalam psikologi pendidikan.
4]
44
Menurut Jean Jacques Rousseau, perkembangan fungsi dan kapasitas
kejiwaan manusia berlangsung dalam 5 tahap, sebagai berikut:
a) Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun)
b) Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2 s/d 12 tahun)
e) l ahap perkembangan pada masa preadolensen (12 s/d 15 tahun)
d) Perkembangan pada masa adolesen ( 15 s/d 20 tahun)
e) Masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
'Tahap-tahap perkembangan secara pedagogis
l ahap perkembangan manusia secara pedagogis dapat ditinjau
dari dua sudut tinjauan, yaitu dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggara n pendidikan dan ditinjau dari sudut teknis khusus
perlakuan pendidikan.
Khusus untuk tahap perkembangan pribadi manusia dari sudut
tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan diwakili oleh
pendapat Holm Amos Comenius ( J 952) yang terdiri ats 5 tahap yaitu:
a. Tahap enam tahun pertama, ditandai dengan perkembangan fungsi
pengindraan.
b. Tahap enam tahun kedua, ditandai dengan perkembangan fungsi
ingatan dan imajinasi indibidu yang memungkinkan anak mulai
mampu menggunakan fungsi intelektual.
c. Tahap enam tahun ketiga, ditandai dengan perkembangan fungsi
intelektual yang memungkinkan anak untuk mulai mampu
d. 'lahap enam tahun keempat, ditandai dengan perkembangan
fungsi kemampuan berdikari, self devection dan self eontrale.
e. lahap kematangan pribadi, ditandai dengan intelek memimpin
perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan
pribadi.
Sedangkan dari sudut tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan. Berikut nii dikemukakan secara garis besar tentang
perlakuan pendidikan menurut tingkat-tingkat perkembangan
psikologis anak didik.
a) Untuk tahuap kematangan pre natal
Penjagaan kesehatan lingkungan.
Pemeliharaan makanan.
Pemeliharaan tingkah laku oang tua.
b) Untuk anak dalam tahap perkembangan vital
Pemeliharaan makanan dan gizi bagi anak.
Pemerasaan untuk dapat hidup teratur.
c) Untuk anak dalam tahap perkembangan ingatan
Latihan indra
Latihan perhatian
Latihan ingatan
d) Untuk anak dalam tahap perkembangan keakuan
Jangan terlalu memanjakan
46
Membimbing penyesuaian diri anak dengan lingkungan
e) Untuk anak dalam tahapan perkembangan pengamatan
Menciptakan lingkungan yang sehat
Melatih fungsi pengamatan
Memberi teladan-teladan hidup yang pos.tif
0 Untuk anak dalam tahap perkembangan intelektual
Memberi latihan berpikir
Memberikan pengalaman langsung
Menggunakan evaluasi sebagai sarana motivasi belajar
g) Untuk anak dalam tarafa perkembangan pra remaja
Hindari sikap membiarkan tingkah laku negatif anak
Mendekati anak dengan penuh persahabaan
Jangan mengekang dan jangan membiarkan
h) Anak dalam perkembangan remaja
Memberi kepercayaan kepada anak untuk melaksanakan
tugasnya
Mengevaluasi dan mengarahkan belajar anak secara bijaksana
Memupuk jiwa dan semangat wiraswasta
i) Untuk anak didik dalam tahap pematangan pribadi
Memmuk rasa tanggung jawab dan mengabdian
Membimbing pengenalan tentang makna hidup