• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TAKHRIJ HADIS DAN KONSEP

C. Telaah Kualitas Sanad

Setelah ditemukan dalam berbagai jalur periwayatan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai profil dan riwayat hidup masing-masing para perawi hadis. Sumber penulisan riwayat hidup perawi

diambil dari kitab Tahdzib at-Tahdzib karya Imam Ahmad bin Ali bin Hajr

al-Asqolaniy (2010: 92-661). Berikut profil dan riwayat hidup para perawi:

1. Al-Miswar bin Mukhramah

Nama lengkap beliau adalah al-Miswar bin Mukhramah bin Naufal

bin Uhaib bin ‘Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab, Az-Zuhri. Ibunya

bernama as-Syifa binti ‘Auf, saudara perempuan dari ‘Abd ar-Rahman

bin Auf.

Karena beliau adalah generasi sahabat, maka tidak dipungkiri bahwa beliau pernah meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad SAW. Selain itu, beliau juga mempunyai guru dan meriwayatkan hadis dari

mereka, diantaranya adalah dari ayahnya, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Bakar, Umar bin Khattab, ‘Amr bin ‘Auf, Usman bin ‘Affan, ‘Ali bin

Abi Thalib, Muawiyah, al-Mughirah, Muhammad bin Maslamah, Abu

Hurairah, Ibnu Abbas, al-Mughirah bin Su’ban dan lain sebagainya.

Dan murid Beliau atau yang pernah meriwayatkan dari Beliau

adalah putrinya yaitu Ummu bakr, Marwan bin al-Hakim, ‘Auf bin ath

-Thufail, Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Said bin al-Musaib,

64

Urwah bin al-Zubair, ‘Amr bin Dinar, Muawiyah bin Abi Sofyan, dan

lainnya.

Pandangan para Ulama tentang beliau adalah beliau mempunyai umur yang panjang. Menurut Amr bin Ali, al-Miswar dilahirkan di Makkah setelah Nabi Hijrah pada tahun yang kedua, pada bulan Dzulhijjah tahun ke-8 Beliau ke Madinah dan wafat di bulan Rabiul akhir pada tahun ke-64. Maka tidak diragukan lagi bahwa al-Miswar adalah generasi sahabat dan bertemu dengan Nabi. Dari beberapa

riwayat, tidak ada yang mengatakan ada jarh pada al-Miswar

(al-Asqalaniy, 2010: 378-379).

2. ‘Abdullah bin ‘Ubaidillah bin Abi Mulaikah

Nama lengkap beliau adalah Zuhair bin ‘Abdullah bin Jud’an bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’id bin Taim bin Murrah al-Qurasyiy at-Taimiy. Dikatakan oleh Abu Ahmad bahwa Abi Mulaikah adalah seorang qadhi

bagi ‘Abdullah bin az-Zubair dan seorang mua’adzin baginya.

Beliau pernah meriwayatkan hadis dari beberapa sahabat antara

lain ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, ‘Abdullah bin al-Saib

al-Mahzumiy, al-Miswar bin Mukhramah, Abi Mahdzurah, Asma’,

A’isyah, Ummu Salamah, ‘Uqbah bin al-Haris, Thalhah bin ‘Ubaidillah (dikatakan pula bahwa beliau tidak meriwayatkan darinya), ‘Usman bin ‘Affan, Hummaid bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf, al-Qasim bin

Muhammad, ‘Ibbad bin ‘Abdullah bin az-Zubair, ‘Urwah bin az-Zubair,

65

Yazid, dan yang meninggal sebelumnya yaitu ‘Ubaid bin Abi Maryam

al-Makiy, ‘Abdurrahman bin Alqamah bin Waqash, Muhammad bin

Qais bin Mukhramah, al-Miswar bin Mukhramah Yahya bin Hakim bin

Shofwan bin Umayyah, Ya’la bin Mamlak, Abi Makhdhurah, dari

kakeknya Abi Mulaikah, Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shidiq, Asma’ binti ‘Abdurrahman bin Abi Bakar ash-Shidiq. Selain itu beliau juga

meriwayatkan hadis dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah.

Beberapa yang meriwayatkan dari beliau adalah putranya yaitu

Yahya, putra saudara perempuannya yaitu ‘Abdurrahman bin Abi Bakr, ‘Atha’ bin Abi Rabah yaitu orang yang selalu bersamanya, Hummaid

at-Thawil. Selain itu, beliau juga mempunyai murid yang pernah

meriwayatkan hadis dari beliau, yaitu diantaranya adalah ‘Abdul ‘Aziz

bin Rufai’, ‘Amr bin Dinar, Abu at-Tayyah, Ayub, Jarir bin Hazim,

‘Usman bin Abi al-Aswad, Abu Yunus hatim bin Abi Shaghirah, Habib

bin al-Syahid, ‘Abdullah bin ‘Usman al-Khutsaim, Ibnu Juraih, ‘Abdul

Wahid bin Aiman, ‘Ubaidillah bin al-Akhnas, Abu al-‘Umais al

-Mas’udiy, ‘Umar bin Sa’id bin Abi Husain, Yazid bin ibrahim at

-Tustariy, Nafi’ bin ‘Umar al-Juma’iy, Abu Hilal al-Rasabiy, al-Laits,

‘Imran bin Anas al-Makiy, dan lainnya.

Pandangan para Ulama’ tentang beliau adalah menurut Abu Zur’ah

dan Abu Hatim, Abi Mulaikah adalah seorang perawi yang tsiqqah.

Menurut Bukhari, Abi Mulaikah meninggal pada tahun ke-117. Didalam Bukhari dikatakan bahwa Abi Mulaikah pernah bertemu

66

dengan 30 Sahabat. Menurut Ibn Sa’id ada beberapa perawi yang

tergolong perawi tsiqqah,salah satunya yaitu ‘Abdullah bin ‘Ubaidillah

bin ‘Abdullah bin Abi Mulaikah. Oleh al-‘Ajali mengatakan bahwa Abi Mulaikah adalah ahli Makah, termasuk golongan Tabi’in dan tsiqqah.

Ibnu Hibban berkata dalam pandangan ketsiqqahannya Abi Mulaikah

bahwa benar karena Abi Mulaikah bertemu 80 dari sahabat nabi,

meninggal tahun 17 M (menurut Ibn Qani’ 18 M). jika dilihat dari

beberapa pandangan dan pendapat para ulama tentang beliau, maka tidak diragukan lagi akan hadisnya (al-Asqalaniy, 2010: 78).

3. Al-Laits

Nama lengkap beliau adalah al-Laits bin Sa’d bin ‘Abdurrahman

al-Fahmi yang mendapat julukan Abu al-Harits. Beliau adalah guru besar di negeri Mesir. Ia dilahirkan di Qarqansyad pada tahun 94 H beliau adalah orang kaya dan dermawan. Beliau wafat pada tahun 175 H.

Beliau pernah belajar dan meriwayatkan hadis dari beberapa tabi’in dan para perawi diantaranya adalah Nafi’, Ibnu Abi Mulaikah, Yazid bin Abi Habib, Yahya bin Sa’id al-Anshariy dan saudara laki-lakinya,

Ibnu ‘Ajlan, az-Zuhry, Hisyam bin ‘Urwah, ‘Atha’ bin Abi Rabah,

Bukair bin al-Asyj, al-Harits bin Ya’qub, Abi ‘Aqil Zahrah bin Ma’bad,

Sa’id al-Maqburi, ‘Abdurrahman bin al-Qasim, Qatadah, ‘Ubaidillah bin Umar, Musa bin ‘Ali bin Rabah, Yazid bin al-Had, Abi az-Zubair

67

Nasyith, Ja’far bin Rabi’ah, ‘Ubaidillah bin Abi Ja’far, Abi Qabil, Hakim bin ‘Abdullah bin Qais, Hunain bin Abi Hakim, al-Hasan bin Tsauban, Kholid bin Yazid al-Misriy, dan beberapa perawi yang lain.

Tidak hanya berhenti pada beliau, namun hadis-hadis dari beliau banyak orang yang meriwayatkan. Beberapa diantaranya adalah

murid-murid beliau seperti Syu’aib, Muhammad bin ‘Ajlan, Hisyam bin Sa’ad, Ibnu Luhai’ah, Husyaim bin Basyir, Qais bin ar-Rabi’, ‘Atthaf

bin Khalid, Ibnu al-Mubarak, Ibnu Wahbi, Marwan bin Muhammad,

Abu an-Nadhr, al-Walid bin Muslim, Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad,

Yunus bin Muhammad bin al-Muaddib, Yahya bin Ishaq, ‘Ali bin

Nashr, Abu Salamah al-Khuza’iy, al-Hasan bin Sawar, Hujain bin

al-Mutsanna, ‘Abdullah nim Nafi’ al-Shaigh, ‘Abdullah bin ‘Abdul

Hakim, Muhammad bin al-Haris bin Rasyid al-Misriy, dan beberapa yang lainnya. Selain itu, ada pula Hajjaj bin Muhammad, Zaid bin

Yahya bin ‘Ubaid, Asyhab bin ‘Abdul ‘Aziz, Daud bin Manshur, Sa’id

bin Sulaiman, Adam bin Abi ‘Ibas, Sa’id bin Abi Maryam, Sa’id bin Syurahbil, ‘Abdullah bin Yusuf at-Tinisiy, ‘Abdullah bin Yazid al

-Maqraiy, Yahya bin ‘Abdullah bin Bukair, al-Qasim bin Katsir

al-Iskandaraniy, Ahmad bin ‘Abdillah bin Yunus, Qutaibah bin Sa’id,

Muhammad bin al-Harits bin Rasyid al-Mishriy, ‘Isa bin Khammad bin

Zughbah dan yang lainnya.

Imam Bukhari dan Muslim banyak meriwayatkan hadis darinya.

al-68

Ajli dan kebanyakan para ulama menganggapnya tsiqqah. Imam Syafi’I

pernah mengatakan bahwa al-Laits lebih ahli daripada Malik dalam hal fiqh. Imam Malik sendiri setiap kali menyebutkan dalam kitabnya

bahwa “telah diceritakan kepadaku oleh orang ahli ilmu”, dan yang

dimaksudkan adalah al-Laits bin Sa’ad.

Banyak para ulama yang berpandangan dan mengatakan bahwa

al-Laits bin Sa’ad adalah shuduq dan tsiqqah. Ulama yang berpadangan

demikian antara lain yaitu Ibnu Khirasy, Abu Zur’ah, Ya’qub bin Syaibah, Yahya bin Bukair dan ‘Amr bin ‘Ali. Sedangkan menurut

Harun bin Sa’id bahwa al-Laits bin Sa’ad mempunyai pengetahuan

ilmu yang luas. Menurut Ibn al-Madiniy bahwa al-Laits adalah tsiqqah

subutun. menurut pandangan al-‘Ajali bahwa al-Laits adalah seorang

ahli Mesir yang tsiqqah. Pandangan an-Nasa’I pun demikian, bahwa

al-Laits adalah tsiqqah. Dan beberapa pandangan ulama tidak ditemukan

ada jarh pada al-Laits.

Al-Laits sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa beliau

selalu menjauhi tadlis dalam periwayatannya. Para ulama telah

menetapkan bahwa sanad paling shahih di Mesir adalah yang

diriwayatkan oleh al-Laits bin Sa’ad dari Yazid bin Abi Habib. Al-Laits

lahir pada tahun 92 H dan wafat pada tahun 176 H/ 177 H, dan qaul

yang pertama yang dibenarkan. (al-Asqalaniy, 2010: 92-96). 4. ‘Isa Bin Khammad

69

Nama lengkap beliau adalah ‘Isa bin Khammad bin Muslim bin

‘Abdullah at-Tajibiy. Beliau mendapat julukan Abu Musa dari Mesir. Beliau adalah saudara laki-laki dari Ahmad bin Khammad dan beliau

adalah penguasa dari Bani Sa’ad.

‘Isa Bin Khammad adalah seorang tabi’it tabi’in. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari beberapa tabi’in dan beberapa gurunya, antara

lain yaitu al-Laits bin Sa’ad, ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam,

Risydin bin Sa’ad, Sa’id bin Zakariya bin al-Adam, Ibnu Wahab, Ibnu

Qasim dan perawi tsiqqah lainnya.

Selain guru dari ‘Isa Bin Khammad, beliau juga mempunyai murid

yang sering meriwayatkan hadis dari beliau yaitu diantaranya yang mempunyai kitab hadis yakni Muslim, Abu Daud, an-Nasai, dan Ibnu Mjjah. Selain itu, beliau juga mempunyai murid diantaranya adalah

‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Hakim, al-Bujairi, Abu Hatim,

‘Abdan al-Ahwazi, Abu Zur’ah, anak saudara laki-lakinya yaitu Muhammad bin Ahmad bin Khammad bin Zughbah, Baqi bin Makhlad, al-Ma’muri, Abu al-Laits ‘Asim bin Razah, Ahmad bin Abdul Warits

bin jarir al-‘Asal, Abu Bakr bin Abi Daud, Muhammad bin al-Hasan

bin Qutaibah, Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman

al-Baghandi,Musa bin Sahl Abu ‘Imran al-Jauni, Ahmad bin ‘Isa al

-Wasa’, Muhammad bin al-Hasan bin Qutaibah al-Asqalaniy, dan yang lainnya.

70

Banyak pendapat dan pandangan ulama mengenai beliau adalah

bahwa ‘isa bin Khammad adalah seorang tsiqqah. Beberapa yang

mengatakan demikian adalah Abu Hatim, An-Nasa’I, dan begitu pula

menurut Ibnu Hibban karena beliau menyebutkan ‘Isa bin Khammad

dalam kitabnya ats-Tsiqqah. Menurtu Abu Daud dan ad-Daruquthni,

‘Isa bin Khammad Laa ba’tsa bih. Menurut Ibnu Yunus, ‘Isa bin

Khammad meninggal pada bulan dzulhijjah tahun 248 H. Sedangkan menurut Ibnu Hibban terdapat sedikit perbedaan, yaitu beliau wafat pada tahun 249 H (al-Asqalaniy, 2010: 527-528).

5. Hasyim Bin Al-Qasim

Nama lengkap beliau adalah Hasyim bin al-Qasim bin Muslim bin Miqsam al-Laitsi al-Baghdadi. Beliau berasal dari Khurasan, keturunan bani Laits bin Kinanah. Menurut at-Tamimi, Hasyin bin

al-Qasim mempunyai laqab (julukan) Kaisar. Beliau adalah putra dari

Abi Bakr bin Abi an-Nadhr.

Beliau sering meriwayatkan hadis dari beberapa guru beliau,

diantaranya adalah ‘Ikrimah bin ‘Ammar, Hariz bin ‘Ustman, Waraqa’bin Umar, ‘Abdurrahman bin Tsauban, ‘Abdurrahman bin

‘Abdillah bin Dinar, Zuhair bin Mu’awiyah, Sulaiman, ‘Abdullah al

-Asyja’I, ‘Abdul ‘Aziz bin Abi Salamah al-Majisun, al-Laits, Abi

Ja’far ar-Razi, Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Dzi’b, Abi Sa’id

Muhammad bin Muslim bin Abi Al-Wadhah al-Muaddib, Murja bin

-71

Yasykariy, al-Walid bin Jamil, Abi Ishaq al-Asyja’iy, Abi Ja’far ar

-Raziy, Abi ‘Aqil ats-Tsaqafiy, Abi ‘Aqil, Abi Malik an-Nakha’iy dan

yang lainnya.

Selain guru dari beliau, beliau juga mempunyai murid yang sering meriwayatkan hadis dari beliau, yakni Abu Bakr bin Abi an-Nadhr,

Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawiyah, ‘Ali bin al-Madiniy, Yahya

bin Ma’in, ‘Abdullah bin Muhammad al-Musnadi, Abu Bakar bin Abi Syaibah, Abu Khaitsamah, Harun al-Hamal, Mahmud bin Ghailan,

‘Abdurrahman bin Muhammad bin Sallam ath-Tharsusiy, ‘Amr an

-Naqd, Muhammad bin Rafi’ an-Naisaburiy, Muhammad bin

‘Ubaidillah al-Munadi, Makhlad bin Malik al-Jamal, Ya’qub bin

Syaibah as-Sadusiy, Ibrahim bin ya’qub al-Juzjaniy, Ahmad bin

Khalil al-Burjulaniy, dan lain sebagainya.

Pandangan para ulama mengenai beliau adalah perawi yang

tsiqqah, menurut ‘Usman bin Sa’ad ad-Daramiy. Begitu pula menurut

‘Ali bin al-Madiniy, Muhammad bin Sa’ad dan Hatim bahwa beliau

adalah perawi yang tsiqqah. Beliau lahir pada tahun 134 H menurut

‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan wafat pada tahun 207 H

menurut riwayat al-Harits bin Abi Usamah (al-Asqalaniy, 2010: 378-379).

6. Qutaibah

Nama lengkap beliau adalah Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin

72

al-Baghlaniy. Baghlan adalah salah satu desa dari Qura Balkh.

Menurut Abu Ahmad bin ‘Adi, nama Qutaibah adalah sebuah laqab

dan nama aslinya adalah yahya. Sedangkan menurut Abu ‘Abdullah

bin Mandah, nama asli Qutaibah adala ‘Ali. Adapula yang berkata

bahwa Qutaibah adalah saudara laki-laki dari Qudaid bin Sa’id.

Beliau banyak berguru dalam bidang hadis. Beberapa guru yang

pernah beliau riwayatkan hadisnya adalah dengan Ibrahim bin Sa’id

al-Madaniy, Ishaq bin ‘Isa a-Qusairi bin Bintu Daud bin Abi Hindun,

Malik, al-Laits, Ibnu Lahi’ah, Risydin bin Sa’id, Daud bin

‘Abdurrahman al-‘Aththar, Khalaf bin Khalifah, ‘Abdurrahman bin

Abi al-Mawal, Bakr bin Mudhar, Mufadhdhal bin Fadhalah, ‘Abdul

Waris bin Sa’id, Khammad bin Zaid, ‘Abdulah bin Zaid bin Aslam,

‘Abdul ‘Aziz al-Daruwardhi, Ismail bin Abi Uwais, Isma’il bin Ja’far,Ismail bin ‘Ulayyah, Abi Dhamrah Anas bin ‘Iyadh, Khalid bin

Ziyad at-Tirmidziy, Khalid bin ‘Abdullah al-Wasithiy, Rifa’ah bin

Yahya az-Zuraqiy, Salim bin Nuh, Sa’id bin Sulaiman al-Wasithiy,

Shafyan bin ‘Isa az-Zuhriy, Abi Zubaid ‘Abtsar bin al-Qasim,

‘Abdullah bin Idris, ‘Abdullah bin al-Mubarok, ‘Umar bin Harun al

-Balkhiy, ‘Amr bin Muhammad al-‘Anqaziy, dan lainnya.

Selain berguru, beliau juga pernah mempunyai murid yang meriwayatkan hadis dari beliau. Diantara murid-murid beliau adalah perkumpulan para imam kecuali imam Ibnu Majah, Ibrahim bin Ishaq al-Harbiy, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Sa’id ad-Daramiy dalam

73

rijal dari hadis riwayat Tirmidzi. Dalam rijal hadis riwayat an-Nasa’I

beliau mempunyai murid Ahmad bin Sayyad al-Marwaziy, Ahmad bin

‘Abdurrahman bin Bassyar an-Nasa’I, Abu Hamd Ahmad bin Qudamah bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Furaqad al-Balkhiy, Abu

Muhammad Ishaq bin Ibrahim bin Isma’il al-Busti al-Qadhi, Abu

Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Nasr al-Busti an-Naisaburiy, Ishaq

bin Abi ‘Imran al-Asfaradiniy as-Syafi’iy, Ja’far bin Muhammad bin

al-Hasan al-Firyabiy, dan lainnya. Dalam rijal hadis riwayat Ibnu

Majah, beliau mempunyai beberapa murid diantaranya adalah Abu

Khaitsamah Zuhair bin Harb, ‘Abbas bin Abdul ‘Adzim al-‘Anbariy, ‘Abdullah bin Ahmad bin Syibbawaih al-Marwaziy, ‘Abdullah bin az -Zubair al-Humaidiy, dan yang meninggal sebelum beliau seperti

‘Abdan bin Muhammad bin ‘Isa al-Marwaziy al-Hafidz, Abu Zur’ah ‘Ubaidillah bin ‘Abdul Karim ar-Raziy, dan lainnya. Serta yang lainnya yang pernah meriwayatkan hadis dari beliau adalah Musa bin

Harun bin ‘Abdullah al-Hammal, ayahnya yaitu Harun bin ‘Abdullah

al-Hammal, Yahya bin ‘Abdul Humaid al-Himmaniy dan yang mati

sebelumnya, Yahya bin Ma’in dan yang maati sebelumnya, Ya’qub

bin Syaibah as-Sadusiy, dan Yusuf bin Musa al-Qaththan.

Pandangan para ulama tentang Qutaibah adalah salah satunya menurut riwayat Ahmad bin Abi Khaitsamah mengatakan bahwa

Qutaibah adalah tsiqqah. Ditambahkan oleh riwayat an-Nasa’I bahwa

74

Qutaibah datang ke Baghdad ketika berumur 16 tahun yang kemudian disusul oleh Ahmad dan Yahya. Dan setelah diteliti tentang sejarah

hidupnya, tidak ada ulama ynag meriwayatkan ada jarh dalam diri dan

kehidupan Qutaibah. Dengan demikian Qutaibah dapat dikatakan sebagai perawi yang tsiqqah dan shuduq. Tidak diragukan lagi hadis yang dibawa oleh Qutaibah (al-Asqalani, 2010: 661-663).

7. Ahmad bun Yunus

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin ‘Abdullah bin Yunus bin ‘Abdullah bin Qais at-Tamimiy al-Yarbu’iy. Julukan beliau adalah Abu ‘Abdillah al-Kufi. Nasab beliau kepada kakeknya, dan beliau

adalah anak dari ‘Abdillah bin Ahmad bin Yunus.

Ahmad bin Yunus adalah seorang yang haus akan ilmu. Beliau memiliki banyak guru terutama dalam bidang hadis. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari beberapa gurunya, antara lain Ibrahim bin

Sa’id, dan Israil bin Yunus, Ismail bin ‘Ayasy, Al-Hasan bin Shalih al-haiy, Hafs bin Ghiyats, Zaidah bin Qudamah ats-Tsaqafi, Zuhair

bin Muawiyah al-Ju’fi, ats-Tsauri, Ibnu ‘Uyainah, ‘Asim bin

Muhammad, Ibnu Abi Zannad, al-Laits, Malik, ‘Ashim bin Umar bin

Zaid bin ‘Abdullah bin Umar bin al-Khattab, ‘Abdurrahman bin Zanad, ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Abi Salamah al-Majisyun,

Fudhai bin ‘Iyadh, Qais bin ar-Rabi’ al-Asadi, Laits bin Sa’d al

-Misriy, Malik bin Anas, Muhammad bin Rasyid al-Ma’huliy, dan

75

Selain beberapa guru, Ahmad bin Yunus juga mempunyai banyak murid yang meriwayatkan hadis beliau. Diantara para murid beliau yang meriwayatkan hadis darinya adalah diantaranya Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ishaq bin Ibrahim, Abu Bakar bin Abi Syaibah,

Hajjaj bin asy-Sya’ir, ‘Abd bin Humaid, Abu Zur’ah, Abu Hatim,

Sha’iqah, Yusuf bin Musa, al-Harits bin Abi Usamah, Isma’il

Sammuwaih, Ishaq al-Harbiy, Sa’id bin Marwan al-Baghdadi Nazil

Naisaburi, al-‘Abas bin al-Fadhl al-Ashfathiy, Abu Bakar bin

‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin ‘Abdullah

bin Muhammad bin an-Nu’man bin ‘Abd as-Salam Ashfahaniy,

al-Baqun, ‘Abd bin Humaid al-Kasyiy, Yusuf bin Musa bin Rasyid al-Qaththan, dan yang lainnya.

Pandangan ulama tentang beliau diantara yaitu dalam riwayat al-Fadhl bin Ziyad al Qaththan disebutkan bahwa Ahmad bin Yunus adalah seorang Syeikh al-Islam, Guru agama Islam. Menurut Abu Hatim dalam riwayat Sufyan ats-Tsauri dikatakan bahwa Ahmad bin

Yunus tsiqqah muttaqin. Oleh an-Nasa’I menerangkan bahwa Ahmad

bin Yunus perawi yang tsiqqah. Menurut keterangan Bukhari bahwa

Ahmad bin Yunus meninggal di Kuffah pada buan Rabiul akhir tahun

217 M malam Jum’at dan beliau tengah berumur 94 tahun,

sebagaimana ynag diriwayatkan oleh al-Baqun (al-Asqalaniy, 2010: 91-92).

76

Berdasarkan penelusuran sanad yang dilakukan, dari keenam jalur

isnad diatas dapat dipastikan sanadnya bersambung. Hal tersebut terbukti dengan adanya tahun wafat dari masing-masing perawi. Kalaupun ada

beberapa riwayat hadis yang perawinya terpaut jauh umurnya, tahdzib

at-tahdzib menginformasikan tentang pertemuan mereka. Terlebih ada

jumhurul ulama yang berependapat bahwa seseorang yang menerima hadis sewaktu kecil atau anak-anak baik dia itu belum atau sudah baligh, muslim atau non muslim diterima periwayatannya jika hadis tersebut disampaikan ketika ia telah baligh atau dewasa dan beragama Islam dan bertaubat. Namun dalam periwayatan ini tidak ada yang demikian. Berikut kesimpulannya:

1. Kesimpulan dari jalur riwayat Shahih Bukhari

Melihat bagan sanad riwayat Bukhari di atas, menginformasikan

bahwa hadis tersebut shahih lidzatihi, mengingat bahwa sanadnya

bersambung dari permulaan sampai akhir, dari seorang rawi kepada yang lain, karena Bukhari mendengar dari Qutaibah, Qutaibah mendengar dari al-Laits, al-Laits mendengar dari Abi Mulaikah, Abi Mulaikah mendengar dari al-Miswar bin Mukhramah, al-Miswar bin Mukhramah ini mendengar pula dari Nabi Muhammad SAW. Selain itu, rawi-rawi tersebut semua bersifat adil, dhabit dan tsiqqah. Serta

Dokumen terkait