• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Telaah Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan pengalaman pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, peneliti akan menyebutkan beberapa penelitian sebagai acuan untuk mendukung hipotesis. Penelitian terdahulu diuraikan dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Kajian Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel yang diteliti Pembahasan dan Kesimpulan 1 Tri Ramaraya Koroy (Tahun 2005) Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor Variabel independen pertama adalah Posisi klien. Variabel independen selanjutnya adalah Pengalaman audit.

Terdapat tiga variabel dependen yang merupakan pertimbangan auditor yang diteliti, yaitu: ¾ kecenderungan mengusulkan penyesuaian penghapusan persediaan, ¾ penilaian risiko keusangan persediaan oleh auditor dan

¾ penilaian tentang pentingnya masalah keusangan persediaan terhadap negosiasi transaksi akuisisi yang berjalan.

Auditor yang mempunyai klien yang berposisi sebagai penjual, tidak mesti mengikuti saja keinginan yang dipreferensikan klien. Pada kasus audit ini, keinginan klien agar tidak dilakukan penyesuaian audit atas persediaan divisi target tidak dituruti oleh auditor secara rata-rata, terbukti dari mean keseluruhan kecenderungan mengusulkan penyesuaian adalah cukup tinggi (M = 59,9; Dev. Std. = 21,6). Sebaliknya pada kondisi klien sebagai pembeli, auditor sejalan dengan kepentingan klien agar dilakukan penyesuaian (M = 58,0; Dev. Std. = 28,6). Hasil ini bukan berarti auditor melayani kepentingan klien. Hal ini terutama diakibatkan tendensi yang melekat pada auditor untuk bersikap konservatif dalam menilai 2 Suryani Noviari, Tri Eka Merdekawati, Dharma T.E. Sudarsono (Tahun 2005) Hubungan Etika, Pengalaman, Ketaatan pada Standar Profesi dan Akuntabilitas Profesional (Survei pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta) ¾ Etika Profesi (X1) ¾ Pengalaman Auditor (X2)

¾ Ketaatan Pada Standar Profesi/SPAP (Y)

¾ Akuntabilitas Profesional (Z)

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa antara etika profesi yang dipahami, pengalaman, ketaatan pada standar profesi dan akuntabilitas profesional akuntan publik memiliki korelasi positif dan kuat. Keterbatasan dari penelitian, diantaranya peneliti tidak melakukan wawancara secara terbuka dan mendalam serta tidak terlibat langsung dalam aktivitas di KAP. Demikian pula ada kemungkinan terjadi mispersepsi tentang angket kuesioner yang dikirimkan sehingga tingkat tanggapan dari para responden relatif tidak tinggi.

(lanjutan) 3 Ida Suraida (Tahun 2005) Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik ¾ Variabel Etika (ξ1) ¾ Variabel Kompetensi (ξ2) ¾ Variabel Pengalaman Audit (ξ3) ¾ Variabel Tingkat

Risiko Audit yang direncanakan (ξ4) ¾ Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (η1) ¾ Variabel Ketepatan pemberian opini akuntan publik(η2) 1. Etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor baik secara parsial maupun secara simultan. Secara parsial pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko auditterhadap skeptisisme profesional auditor kecil, namun secara simultan pengaruhnya cukup besar. yaitu sebesar 61%. Hal ini mengandung arti bahwa jika akuntan publik menegakan etika, memiliki kompetensi dan pengalaman audit serta merencanakan risiko audit dengan baik, maka tingkat skeptisisme profesional auditor akan semakin tinggi.

2. Etika, kompetensi, pengalaman audit, risiko audit dan skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik baik secara parsial maupun secara simultan. 4 Dwi Ananing Tyas Asih (2006) Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing ¾ Pengalaman dari lamanya bekerja (X1) ¾ Pengalaman dari banyaknya tugas (X2) ¾ Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan (X3) ¾ Variabel dependen adalah Keahlian (Y)

Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda dapat disimpulkan bahwa Pengujian hipotesis 1, 2, 3, dan 4 dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja sebagai auditor, Pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan, dan pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing.

(lanjutan) 5 Yudhi Herliansyah, Meifida Ilyas (Tahun 2006) Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judment 1) Variabel independen adalah : Tipe bukti

dan Tingkat Pengalaman Auditor 2) Variabel Dependen adalah penilaian subjek mengenai going concern perusahaan (kasus) pada satu tahun yang akan datang.

Riset ini menemukan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman (partner dan Manajer) tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment. Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain: Pertama, metode eksperimen ini mempunyai keterbatasan dalam validitas eksternal. Kedua, penelitian ini hanya terbatas pada going concern judgment saja sehingga perluasan riset ini seperti dalam review kertas kerja dapat dilakukan. Ketiga, Metode eksperimen ini tidak sepenuhnya mampu mengontrol banyak hal seperti tempat, suasana auditor dll. 6 Ristyo Pramono (Tahun 2009) Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pengabdian pada profesi,

Kewajiban Sosial, Kebutuhan untuk Mandiri,

Hubungan dengan Sesama Profesi, Keyakinan terhadap Peraturan Profesi,

sedangkan Variabel Dependennya adalah Pertimbangan Tingkat Materialitas auditor.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kebutuhan untuk mandiri, hubungan dengan sesama profesi dan keyakinan terhadap peraturan profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada kantor akuntan publik di kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kebutuhan untuk mandiri, hubungan dengan sesama profesi dan keyakinan terhadap peraturan profesi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan, yaitu: 1. Pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja.

Penelitian sebelumnya Ananing (2006) yang menyatakan bahwa

pengalaman auditor dari lamanya bekerja akan meningkatkan keahlian auditor dalam bidang auditing. Demikian juga dengan penelitian Suryani, Tri dan Sudarsono (2005) yang menyatakan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin patuh pada standar profesi serta semakin bertanggungjawab dalam melaksanakan profesionalismenya.

Kenyataan menunjukkan semakin lama seseorang bekerja maka, semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Sebaliknya, semakin singkat masa kerja seseorang biasanya semakin sedikit pula pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan ketrampilan dalam kerja sedangkan, keterbatasan pengalaman kerja mengakibatkan tingkat ketrampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pengalaman dari lamanya bekerja dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap keahlian audit.

2. Pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya tugas pemeriksaan yang

dilakukan.

Penelitian sebelumnya Ananing (2006) yang menyatakan bahwa

pengalaman auditor dari banyaknya tugas pemeriksaan akan meningkatkan keahlian auditor dalam bidang auditing. Demikian juga penelitian Suraida

(2005) yang menyatakan bahwa semakin banyak pengalaman auditor baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani, semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit.

Seseorang yang memiliki pengalaman tentang kompleksitas tugas akan lebih ahli dalam melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan, sehingga memperkecil tingkat kesalahan, kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran dalam melaksanakan tugas. Seorang auditor memberikan pendapatnya berdasarkan pemeriksan yang dilakukan dan dalam memberikan opininya tersebut, auditor tidak terhindarkan untuk membuat keputusan yang subjektif. Agar pendapat auditor tersebut benar, maka proses pemeriksaan yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur dan input (berupa data dan pengetahuan) juga harus memadai.

I. Kerangka Pemikiran

Abdul Hamid (2007:26) kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Semakin bertambahnya pengalaman auditor bekerja akan memberikan keahlian dan ketrampilan kerja yang cukup namun sebaliknya, keterbatasan

pengalaman kerja mengakibatkan tingkat ketrampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah. Pengalaman didalam beberapa literatur auditing sering digunakan sebagai surrogate dari keahlian, sebab pengalaman akan memberikan hasil didalam menghimpun dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan sehingga akan meningkatkan keahlian.

Berdasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh pengalaman auditor, yaitu pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja dan dari banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap keahlian auditor, khususnya dalam mengaudit perusahaan. Jika diuraikan dalam bentuk bagan:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Lamanya Bekerja (X1) Keahlian Auditor (Y) Banyaknya Tugas Pemeriksaan (X2)

Dokumen terkait