• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELAAH RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (Halaman 38-44)

ISU­ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.4 TELAAH RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Rencana   strategis   kementerian   yang   memiliki   korelasi   dengan   dinas kebersihan dan pertamanan Kota Mojokerto adalah kementerian pekerjaan umum direktorat jenderal ciptakarya, dimana terdapat beberapa urusan keciptakarayaan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dinas kebersihan dan pertamanan antara lain pengelolaan persampahan dan pengelolaan ruang terbuka hijau.  3.4.1 Isu Strategis  Dalam Renstra direktorat jenderal cipta karya terdapat beberapa isu strategis   yang   diangkat   antara   lain   yang   berhubungan   dengan   dinas kebersihan dan pertamanan adalah :

Dilihat dari aspek  equity  dapat dikatakan perkotaan di indonesia masih cenderung pada kondisi in­equity. Ekologi dan ekonomi kota diharapkan dapat bertumbuh dan berkembang, dengan daya saing masyarakat yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. 2. Perwujudan Ruang Terbuka Hijau sebesar 30% Upaya perwujudan ruang terbuka hijau sebesar 30% merupakan tantangan   besar,   komposisi   30%   merupakan   kebijakan   yang kondusif terhadap keberlangsungan lingkungan dengan rincian 20% RTH publik dan 10% RTH privat, namun di lain pihak dianggap merupakan permasalahan yang signifikan dalam menyelenggarakan pembangunan perkotaan. Ini merupakan salah satu tantangan dari perundangan yang menjadi masalah dalam tataran implementasi. 3.4.2 Potensi Pelayanan dan Permasalahan

Potensi   pelayanan   dan   permasalahan   yang   berkaitan   dengan pelayanan dinas kebersihan dan pertamanan beberapa dianalisis sebagai berikut :

1. Belum   adanya   rencana   induk   pengelolaan   sampah   menjadikan belum   tersedianya   profile   dan   rencana   penanganan   sampah   di tingkat   kabupaten/kota.   Ketidakadaannya   rencana   induk mengakibatkan   tidak   bersinerginya   sistem   pengelolaan   sampah yang   dilakukan   oleh   pemerintah   dengan   masyarakat   sehingga penanganan   sampah   belum   terintegrasi   secara   utuh   mulai penanganan dari sumber sampai pada TPA.

2. TPA berwawasan lingkungan di wilayah kota metro/besar sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. TPA yang tidak didesain sebagai  sanitary landfill  atau mengalami perubahan dari sanitary landfill/controlled landfill menjadi open dumping. 

3. Hingga saat ini penanganan sampah berfokus pada penanganan timbulan   sampah,   belum   pada   pengurangan   sampah   pada sumbernya.   Upaya   mengurangi   kuantitas   sampah   20%   pada periode   2009   –   2013   belum   signifikan.   Demikian   juga   dengan infrastruktur pengelolaan persampahan yang ada tidak sebanding dengan   kenaikan   timbulan   sampah   yang   meningkat   2%­4%   tiap tahun,   diperburuk   dengan   sulitnya   mendapatkan   lahan   yang difungsikan sebagai TPA.

4. Belum   maksimalnya   Program   percontohan   3R   (reduce,   reuse,

recycle) setiap Kelurahan. Rendahnya kesadaran masyarakat dan

pemerintah   daerah   dalam   penerapan   program   3R   menyebabkan pengurangan volume sampah kurang signifikan.

5. Permasalahan   yang   muncul   pada   dinas   pengelola   persampahan bahkan   lebih   menyeluruh   baik   berupa   alokasi   pendanaan   yang minim, manajemen yang kurang profesional dan minimnya kualitas SDM. Selama ini penganggaran hanya bersumber dari pemerintah belum   dikembangkan   alternatif   pendanaan   lain   seperti   dana masyarakat, investasi swasta dan CSR

6. Untuk penyelenggaraan sistem terpadu ruang terbuka hijau masih kurang   diperhatikan,   khususnya   kebutuhan   sarana   lingkungan hijau/terbuka dan sarana olahraga.

7. Penyelengaraan   sektor   persampahan,   semakin   tinggi   timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah sampah per kapita meningkat).   Dan   belum   optimalnya   manajemen   persampahan dimana belum optimalnya perencanaan (rencana sampai dengan monitoring dan evaluasi), belum memadainya pengelolaan layanan persampahan (kapasitas, pendanaan dan aset manajemen) serta belum memadaianya penanganan sampah.     3.4.3 Tujuan dan sasaran

Terdapat   beberapa   tujuan   dan   sasaran   yang   berkaitan   dengan pelayanan dinas kebersihan dan pertamanan yang dapat dijadikan acuan untuk penyusunan dokumen perencanaan dinas kebersihan dan pertamanan. Tujuan dan sasaran yang dimaksud antara lain :

1. Pendampingan dan penyusunan NSPK untuk ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan;

2. Peningkatan   Penerangan   lampu   jalan   di   seluruh   wilayah   Kota Mojokerto;

3. Peningkatan infrastruktur pengelolaan persampahan.

3.4.4 Kebijakan dan Strategi Nasional

Sesuai   dengan   peraturan   menteri   pekerjaan   umum   nomor 21/PRT/M/2006   tentang   kebijakan   dan   strategi   nasional   pengembangan sistem pengelolaan persampahan yaitu :

Kebijakan 1 : pengurangan timbunan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya. 

Strategi : 

 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang 3R;

 Mengembangkan   dan   menerapkan   sisten   insentif   dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R;

 Mendorong   koordinasi   lintas   sektor   (perindustrian   dan perdagangan)

Kebijakan   2   :   Peningkatan   peran   aktif   masyarakat   dan   dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan.

Strategi :

 Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan

sejak dini melalui dunia pendidikan di sekolah;

 Menyebarluaskan   pemahaman   tentang   pengelolaan

persampahan kepada masyarakat umum;

 Membina   masyarakat   khususunya   kaum   perempuan   dalam pengelolaan persmapahan;

 Mengembangkan sistem insentif dan iklim kondusif bagi dunia usaha/swasta.

Kebijakan   3   :   Peningkatan   cakupan   pelayanan   kualitas   sistem pengelolaan.

 Optimalisasi   prasarana   dan   sarana   persampahan kota/kabupaten;

 Meningkatkan   cakupan   pelayanan   secara   terencana   dan berkeadailan;

 Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan;  Mengembangkan TPA ke arah sanitary landfill/controlled landfill;  Meningkatkan TPA regional;

 Melaksanakan   litbang   dan   aplikasi   tekhnologi   penanganan samah tepat guna dan berwawasan lingkungan.

Kebijakan   4   :   Pengembangan   kelembagaan,   peraturan   dan perundangan.  Strategi :   Meningkatkan status kapasitas institusi pengelola;  Meningkatkan kinerja institusi pengelola;  Memisahkan fungsi/unit regulator dan operator;  Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar stakeholder;  Meningkatkan kualitas SDM bidang persampahan;

 Mendorong   pengelolaan   kolektif   atas   sarana   dan   prasarana regional;

 Meningkatkan   kelengkapan   produk   hukum/NPSM   pengelolaa persampahan;

 Mendorong   implementasi/penerapan   hukum   nidang

persampahan.

Kebijakan 5 : Pengembangan alternatif sumber pembiayaan. Strategi :

 Menyamakan   persepsi   para   pengambil   keputusan   dalam pengelolaan persmapahan dan kebutuhan anggaran;

 Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.

Uraian   –   uraian   diatas   merupakan   rangkuman   dari   beberapa   isu strategis,   permasalahan   terkini,   tujuan   dan   sasaran   serta   kebijakan   dan strategi yang disusun oleh kementerian pekerjaan umu direktorat jenderal cipta karya untuk program yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dna  Pertamanan. Sehingga  memiliki gambaran tentang pelayanan yang menjadi prioritas dari pemerintah pusat.

3.5 TELAAH RENSTRA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (Halaman 38-44)

Dokumen terkait