BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
3.2 Tujuan dan Sasaran Penyesuain Renja SKPD
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 12
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN ANGGARAN 2016
2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2016 DAN
CAPAIAN RENSTRA SKPD
2.1.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD dan Capaian Renstra SKPD
Sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang Nomor 35 Tahun 2017
tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Jombang, adalah: Tugas Pokok: membantu Bupati dalam
menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang dibidang ketersediaan dan distribusi pangan,
Penganekaragaman, serta pembinaan dan Pengendalian Mutu Produk
Pangan, maka Visi Dinas Ketahanan Pangan adalah
“TERWUJUDNYA KETAHANAN PANGAN DAERAH YANG
MANTAP”.
Pada visi tersebut mengandung makna yaitu:
“MANTAP”
berarti:
1. Terjaminnya ketersediaan dan cadangan pangan daerah
3. Terwujudnya penganekaragaman dan keamanan pangan
4. Penanganan daerah rawan pangan
Dalam mendukung terwujudnya visi maka perlu didukung adanya
misi. Misi Dinas Ketahanan Pangan tahun 2014 – 2018 adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan ketersediaan pangan dan penguatan cadangan pangan
daerah.
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan ketersediaan pangan dan menguatkan
cadangan pangan daerah untuk memenuhi tingkat konsumsi
masyarakat Kabupaten Jombang.
2. Mewujudkan pemerataan distribusi dan akses pangan secara
berkelanjutan
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan pemerataan distribusi pangan dan
mempermudah akses pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan.
3. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan daerah
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan menganekaragamkan konsumsi
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 14
4. Meningkatkan pembinaan dan pengendalian mutu produk pangan guna
menjamin keamanan pangan daerah.
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk meningkatkan pengendalian mutu produk pangan untuk
menjamin keamanan pangan daerah ;
5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan sumber daya aparatur
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untukmeningkatkan tata kelola pemerintahan dan sumber
daya aparatur guna menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat.
Sasaran pembangunan yang ingin dicapai dalam upaya mewujudkan
visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Jombang adalah :
a) Terwujudnya ketersediaan dan cadangan pangan di tingkat desa
b) Terjaminnya distribusi dan akses pangan daerah
c) Terwujudnya penganekaragaman, konsumsi pangan, keamanan
dan mutu pangan segar
Dalam rangka mewujudkan sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan
tahun 2014 – 2018 melalui strategi:
1. Penyusunan dan pembuatan peta ketersediaan pangan daerah,
sentra produksi pangan lokal spesifik daerah;
pangan berbahan baku lokal;
3. Pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan ketersediaan
pangan berbahan baku lokal;
4. Pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah kabupaten
dan cadangan pangan masyarakat;
5. Penguatan kelembagaan cadangan pangan pemerintah desa dan
masyarakat
6. Pengumpulan, pemantauan dan pengolahan data/informasi
pasokan, ketersediaan, harga pangan di tingkat produsen dan
konsumen dipasar besar dan menengah, distribusi dan akses
pangan;
7. Mengidentifikasi wilayah yang sering mengalami kelangkaan
pasokan pangan dan daerah yang masyarakatnya mengalami
kesulitan akses pangan (rawan pangan);
8. Menyediakan sarana dan prasarana (alat transportasi, gudang, cold
storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan;
9. Penguatan peran dan fungsi kelembagaan Dewan Ketahanan
Pangan dalam merumuskan kebijaksanaan intervensi jika terjadi
kelangkaan pasokan, gejolak harga, Pengumpulan, pemantauan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 16
menengah, distribusi dan akses pangan;
10. Mengidentifikasi wilayah yang sering mengalami kelangkaan
pasokan pangan dan daerah yang masyarakatnya mengalami
kesulitan akses pangan (rawan pangan);
11. Menyediakan sarana dan prasarana (alat transportasi, gudang, cold
storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan;
12. Penguatan peran dan fungsi kelembagaan Dewan Ketahanan
Pangan dalam merumuskan kebijaksanaan intervensi jika terjadi
kelangkaan pasokan, gejolak harga, gangguan distribusi dan akses
pangan gangguan distribusi dan akses pangan
13. Penyediaan data pendukung konsumsi pangan (Data dan peta Pola
Konsumsi Pangan);
14. Peningkatan PKS (Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap)
konsumsi pangan pada masyarakat;
15. Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan
16. Penyusunan petunjuk teknis operasional informasi tentang
keamanan pangan;
17. Pemantauan, pengawasan dan pengendalian peredaran bahan
kimia berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan;
19. Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar;
20. Penyuluhan/ Pembinaan/ Pelatihan keamanan pangandisekolah
dalam rangka peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap
keamanan pangan bagi murid sekolah dasar dan penjual jajanan
anak sekolah;
21. Pembinaan dan pelatihan keamanan produk pabrikan skala
kecil/rumah tangga pada kelompok produsen;
22. Pembinaan penerapan standar Batas Minimum Residu (BMR);
23. Pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan;
24. Pembinaan sistem manajemen laboratorium uji mutu dan
keamananpangan kabupaten;
25. Fasilitasisertifikasidan pelabelan prima wilayah
kabupatenPengembangan sistem isyarat dini;
26. Penguatan kelembagaan untuk Pencegahan dan penanganan
rawan pangan;
27. Penangulangan kerawanan pangan;
28. Peningkatan dan pengembangan desa mandiri pangan.
Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerjasesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 18
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Ketahanan Pangan.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Peta Strategi Dinas Ketahanan Pangan yang menjadi kontrak kinerja pada Tahun 2017 dapat tercapai.
1. Sasaran Strategis 1:
Terwujudnya Ketersediaan Energi dan protein per kapita per hari serta
cadangan pangan daerah (KK-1)
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 : Perbandingan Target dan realisasi pada sasaran indikator 1
No. Indikator Sasaran Target Realisasi
2015 2016 2015 2016
1. Tercukupinya
Ketersediaan energi perkapita per hari
4200 kal/kap/hr 4200 kal/kap/hr 4104 kal/kap/hr 4036 kal/kap/hr 2. Tercukupinya Ketersediaan protein per kapita perhari
110 gr/kap/hr 110 gr/kap/hr 102,48 gr/kap/hr 100 gr/kap/hr 3 Tercukupinya cadangan pangan pemerintah
100 ton/th 100 ton/th 100 ton/th 100 ton/th
4. Tercukupinya cadangan masyarakat 250 kg/tri bulan di tingkat lumbung 500 kg/tri bulan di tingkat lumbung 364,97 kg/tri bln di tingkat lumbung 384 kg/tri bln di tingkat lumbung
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Tercukupinya ketersediaan energi per kapita per hari (kal/kap/hr) dengan
target sebesar 4200 kal/kap/hr terelaisasi sebesar 4036 kal/kap/hr atau
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 20
penurunan sebesar 1,61 %.
Hal ini disebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian semakin meningkat.
2. Tercukupinya ketersediaan protein per kapita per hari (gr/kap/hr) dengan
target 110 gr /kap/hr terealisasi sebesar 100 gr/kap/hr atau tercapai 90,9
%. Dibanding tahun 2015 yaitu target sebesar 110 gr/kap/hr terealisasi
102,48 gr/kap/hr atau 93,16 % mengalami penurunan sebesar 2,26 %,hal
ini dipengaruhi harga pakan ternak dan ikan tidak diimbangi dengan meningkatnya harga jual ikan segar, sehingga banyak peternak dan pembudidaya ikan yang beralih mata pencaharian yang lebih menjanjikan.
Tabel 2.2 : Data Ketersediaan Bahan Pangan Tahun 2015 – 2016
No. Komoditas Produksi (ton) Ketersediaan (ton) Kebutuhan (ton) Surplus/defisit (ton)
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 1, Padi 450.655 1.245.286,09 258.850,48 781.357,29 113.860,75 292.767 144.989,73 488.590,29 2. Jagung 211.164 203.584,86 122.720,92 125.717,74 4.450,14 133.212 118.270,51 (7.494,26) 3. Kedelai 9.747 9.126,61 5.519,70 8.592,35 13.421,73 7.932,84 (7.902,03) 659,51 4. Kacang tanah 1.059 1.111,37 971,61 1.029,63 441,50 748,44 530,11 281,19 5. Kacang hijau 269 132,76 250,30 123,11 176,60 149,64 73,70 (26,53) 6. Ubi kayu 10.148 19.002,13 8.625,80 14.854,86 15.761,70 8.980,56 (7.134,9) 5.874,30 7. Ubi jalar 5.412 2.284,90 4.600,20 2.010,71 1.489,14 4.639,92 3.111,06 (2.629,21) 8. Daging 18.345 20.931,42 13.758,75 11.794,62 14.057,88 13.021,6 (299,13) (1.226,98) 9. Telur 12.523 20.886,75 9.392,25 19.588 4.795,17 8.681,2 4.597,08 1.0906,8 10. Susu 8.279 16.424,25 6.209,25 13.846 2.233,77 6.880,6 3.975,48 6.965,4 11. Ikan 15.585 66.447 11.688,75 5.608 20.714,52 5.238,7 (9.025,77) 369,3 12. Gula 58.753 58.753 58.753,10 58.753,10 12.360,21 12.360,21 46.392,89 46.392,89
Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan tahun 2016
Dari data diatas bisa dilihat bahwa ada beberapa komoditi yang mengalami defisit selama 2 (dua) tahun yaitu untuk momoditi kedelai, jagung, ubi kayu, ubi jalar, daging dan ikan.
Untuk melihat komposisi ketersediaan energi berdasarkan pengelompokan Pola Pangan Harapan di Kabupaten Jombang pada tahun 2016 bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 22
Tabel 2.3 : komposisi ketersediaan energi berdasarkan pengelompokan
Pola Pangan Harapan di Kabupaten Jombang pada tahun
2016.
No. Klp. Pangan Gram/ Kap/Hr
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kalori % % AKE*) Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1. Padi-padian 895 3114 77,2 141,6 0,5 38,6 70,8 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 44,7 57 1,4 2,6 0,5 0,7 1,3 2,5 1,3 3. Pangan Hewani 99,8 131 3,2 6,0 2,0 6,5 11,9 24,0 11,9 4. Minyak dan lemak 4,7 41 1,0 1,9 0,5 0,5 0,9 5,0 0,9 5. Buah/Biji berminyak 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 0,0 0,0 1,0 0,0 6. Kacang-kacangan 19,9 77 1,9 3,5 2,0 3,8 7,0 10,0 7,0 7. Gula 140,5 512 12,7 23,3 0,5 6,3 11,6 2,5 2,5 8. Sayurdan buah 223,7 105 2,6 4,8 5,0 13,0 23,9 30,0 23,9 9. Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Total 4.036 100 183,5 69,4 127,4 100 72,5 Keterangan = *) Angka Kecukupan
Energi (AKE) = 2.200 kkal/kap/hr
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa skor PPH ketersediaan yang
dicapai di Kabupaten Jombang pada tahun 2016 sebesar 72,5 masih belum
mencapai target PPH yaitu sebesar 90.
Skor PPH merupakan gambaran mutu ketersediaan pangan diwilayah pada kurun
waktu tertentu. Bila dilihat dari tabel diatas bahwa mutu ketersediaan pangan di
Kabupaten Jombang masih belum beragam.
Sedangkan situasi Ketersediaan Energi dan protein di Kabupaten Jombang 2 tahun terakhir dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Kontribusi Penyediaan Pangan masing Berdasarkan NBM Tahun 2016
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tin
Kabupaten Jombang masih didominasi oleh kelompok padi
maks 25.0. Demikian pula dengan ketersediaan gula juga sudah
maksimal 2,5. Hanya kelompok padi
mencapai skor maksimal.
sebagai sentra padi dan mengalami surplus beras.
Buah/Biji Berminyak, 00 Kacang kacangan, 7,0 Gula, 2,5 Sayur dan Buah, 23,9
KOMPOSISI SKOR KETERSEDIAAN PANGAN Penyediaan Pangan masing-masing kelompok P
Berdasarkan NBM Tahun 2016
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun 2016
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tingkat ketersediaan pangan di
abupaten Jombang masih didominasi oleh kelompok padi-padian mencapai skor
Demikian pula dengan ketersediaan gula juga sudah
Hanya kelompok padi-padian kontribusi yang tertinggi dan
mencapai skor maksimal. Pada komoditi beras dimana Kabupaten Jombang
sebagai sentra padi dan mengalami surplus beras.
Padi-padian, 25 Umbi-umbian, 1,3 Pangan Hewani, 11,9 Minyak dan Lemak, 0,9 Berminyak, 00 Kacang-kacangan, 7,0 Gula, 2,5 Sayur dan Buah, 23,9 Lain-lain, 00
Gambar
KOMPOSISI SKOR KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN
PENGELOMPOKAN PPH TAHUN 2016
kelompok Pangan
gkat ketersediaan pangan di
padian mencapai skor
mencapai skor
adian kontribusi yang tertinggi dan
Pada komoditi beras dimana Kabupaten Jombang
padian, 25
umbian, 1,3
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 20
Tabel : 2.4 Ketersediaan Energi dan Protein berdasarkan Neraca
Bahan Makanan (NBM) tahun 2 tahun terakhir
Kontribusi Pangan
Ketersediaan
Energi (Kal/kap/hr) Protein (Gr/kap/hr) Lemak (Gr/kap/hr)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
Nabati 3.973 3.905 91,01 87,44 28,45 28,40
Hewani 131 131 11,26 13,29 8,84 7,88
Jumlah Total 4.104 4.036 102,27 100,73 37,28 36,29
Sumber data : NBM Kabupaten Jombang Dari tabel diatas menunjukkan bahwa :
- Tingkat ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang pada tahun 2016 sebesar 4.104 dan tahun 2016 sebesar 4.036
kalori/kapita/hari atau mengalami penurunan sebesar 1,65 % dibanding tahun 2015. Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.200 kalori/kapita/hari yang dianjurkan
- Ketersediaan energi tersebut di dominasi dari pangan nabati sebesar 3.905
kalori/kapita/hari atau 96,8 % dari total energi, sedangkan pangan hewani
sebesar 146 kalori/kapita/hari atau 3,2 % dari total energi.
- Ketersediaan protein untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang
sebesar 100,73 gram/kapita/hari atau 176,7 % dari Angka Kecukupan Protein
(AKP) yaitu 57gram/kapita/hari yang dianjurkan berdasarkan berdasarkan
(Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke X tahun 2012) dengan rincian
protein nabati sebesar 87,44 gram/kapita/hari atau 86,8 %, sedangkan
ketersediaan protein hewani sebesar 13,29 gram/kapita/hari atau 13,02 % dari
total kecukupan protein.
- Ketersediaan lemak untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang
sebesar 36,28 gram/kap/hari atau 0,9 % dari total energi.
Rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi bahwa anjuran kisaran
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n 2 0 1 6
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun 2016
Penilaian komposis
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
Jombang tahun 201
peningkatanbila dibandingkan dengan tahun 2015
menunjukkan bahwa keragaman ketersediaan pangan
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
Seperti pada kelompok pangan umbi
kelompok pangan hewani 11,
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang
skor 7,0 skor maksimal 10, dan sayur dan
0 5 10 15 20 25 30 R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
data NBM Kab. Jombang tahun 2016
komposisi ketersediaan pangan tahun 2016
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
Jombang tahun 2016 sebesar 72,5 . Skor PPH tersebut mengalami
ingkatanbila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan skor 6
menunjukkan bahwa keragaman ketersediaan pangan lebih baiknamun masih
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
eperti pada kelompok pangan umbi-umbian skor 1,3 skor maksimal 2,5 pada
kelompok pangan hewani 11,9 skor maksimal 24 kelompok pangan buah/biji
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang
skor maksimal 10, dan sayur dan buah skor 23,9 skor maksimal 30.
skor mak skor PPH
Page 22
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
i ketersediaan pangan tahun 2016 diindikasikan
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
. Skor PPH tersebut mengalami
dengan skor 65,7. Hal ini
lebih baiknamun masih
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
skor maksimal 2,5 pada
skor maksimal 24 kelompok pangan buah/biji
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang-kacangan
buah skor 23,9 skor maksimal 30.
skor mak skor PPH
3. Tercukupinya cadangan pangan pemerintah dan masyarakat (ton/th).
Cadangan Pangan pemerintah merupakan cadangan pangan pemerintah
kabupaten dan pemerintah desa yang perwujudannya memerlukan
inventarisasi cadangan pangan, memperkirakan kekurangan pangan dan
keadaan darurat sehingga penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan
cadangan pangan dapat berhasil dengan baik.
Target Cadangan pangan pemerintah 100 ton/tahun terealisasi sebesar
100 ton/tahun atau 100 % , sedangkan cadangan pangan masyarakat
dengan target sebesar 500 kg/tri bulan di tingkat lumbung terealisasi 384
kg/tri bulan di tk. Lumbung atau sebesar 77% Dibanding tahun 2015
cadangan pangan masyarakat dengan target 250 kg/tri bulan terealisasi
364,97 kg/tri bulan atau sebesar 145,99 % mengalami penurunan sebesar
68,99 %. Akan tetapi di tahun 2015 target yang ditentukan 250 kg/tribulan
dan 500kg/tribulan untuk tahun 2016, secara umum pencapaian tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 105%.
Hal ini dipengaruhi oleh kelembagaan lumbung pangan yang ada di
Kabupaten Jombang sudah berjalan dengan maksimal, sehingga cadangan
pangan masyarakat dapat tersedia dengan maksimal serta kelompok
lumbung sudah banyak yang mendapat fasilitas / bantuan dari pemerintah
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 24
Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis 1 adalah :
1. Pengembangan Cadangan Pangan
Implementasi dari kegiatan tersebut adalah Pengembangan usaha KRPL,
Sosialisasi/Pembinaan KRPL, Pemantapan cadangan pangan, Evaluasi
KRPL dan pemberian hibah barang pada masyarakat.
Pemberian Hibah barang pada masyarakat yaitu :
a. Lumbung Gigih Maju Ds.Sumberjo Kec.Plandaan Ketua : Paeso bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
b. Lumbung Barokah Ds.Darurejo Kec.Plandaan Ketua : Tarip bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
c. Lumbung Kabuh Ds.Kabuh Kec.Kabuh Ketua : Supa’i bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
d. Lumbung Klubuk Ds.Sukodadi Kec.Kabuh Ketua : Sukran bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
e. Lumbung Sri Rejeki Ds.Keras Kec.Diwek Ketua : Warsi’in bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
f. Lumbung Bendungrejo Ds.Jogoroto Kec.Jogoroto Ketua : Sulkan bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
Disamping anggaran dari APBD Kabupaten, juga terdapat alokasi anggaran
a. Ds. Kayangan Kec. Diwek Ketua : Diyarti Y bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
b. Ds. Kwaron Kec. Diwek Ketua : Ika Wahyuningtyas bantuan berupa
sayuran, unggas dan lele
c. Ds. Cukir Kec. Diwek Ketua : Siti Zulaikah bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
d. Ds. Watugaluh Kec. Diwek Ketua : Emi bantuan berupa sayuran, unggas
dan lele
e. Ds. Dukuharum Kec. Megaluh Ketua : Aprilia Ningrumberupa sayuran,
unggas dan lele
f. Ds. Gongseng Kec. Megaluh Ketua : Denis Admi Wberupa sayuran,
unggas dan lele
g. Ds. Sumbersari Kec. Megaluh Ketua : Ngatmiatun bantuan berupa
sayuran, unggas dan lele
h. Ds. Pakel Kec. Bareng Ketua : Tri Kuntari bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
i. Ds. Ngampungan Kec. Bareng Ketua : Jarwati bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
j. Ds. Tebel Kec. Bareng Ketua : Yustic bantuan berupa sayuran, unggas
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 26
Bantuan umbi-umbian tahun 2016 dialokasikan pada 6 desa berupa Ganyong,
Garut dan Bothe yaitu :
- Ds. Manduro Kec. Kabuh Ketua : Sulikah
- Ds. Karangpakis Kec. Kabuh Ketua : Suharyanti
- Ds. Sumberingin Kec. Kabuh Ketua : Aminah
- Ds. Sumbergondang Kec. Kabuh Ketua : Riyana
- Ds. Sukodadi Kec. Kabuh Ketua : Harningsih
- Ds. Mangunan Kec. Kabuh Ketua : Sriyatun
1. Pengembangan Lumbung Pangan Desa
Implementasi Kegiatannya adalah pembinaan kelompok lumbung pada 5
kelompok, pengembangan usaha lumbung dan pemberian hibah pada
masyarakat tahun 2016.
Tabel 2.5 : Daftar lokasi Hibah Lumbung pangan tahun 2016 NO. NAMA
PENERIMA
ALAMAT KETUA JENIS
HIBAH
SUMBER DANA 1. Budugrejo Ds.Tugusumberjo
, Peterongan
M Suhaibur R Gudang DAK
2. Sri Rejeki Keras, Diwek Warsiin Gudang DAK 3. Balongsari Balongsari,
Megaluh
Suwito Gudang DAK
4. Sumber Pangan
Sumberagung, Megaluh
Suratno Gudang DAK
5. Waru Made, Kudu Warsimin Gudang DAK
6. Semanding Sidokato, Kudu Supeno Gudang DAK 7. Sumberjo Sumberteguh,
Kudu
8. Ngaglik Mojodanu, Ngusikan
Samad Gudang DAK
9. Keboan Lor Keboan Lor, Ngusikan
H. Syafii Gudang DAK 10. Bangsri Bangsri, Plandaan Wahib Gudang + Lantai Jemur DAK
11. Tani Jaya Genenganjasem , Kabuh
Waris Gudang DAK
12. Jatisari Gebangbunder, Plandaan
Budi Utomo Isi
Lumbung APBD II 13. Sumber Makmur Sumberingin, Kabuh Supan Isi Lumbung APBD II 14. Grobogan Karangpakis, Kabuh Sutiadi Isi Lumbung APBD II 15. Kambingan Kambingan, Ngusikan Rianto Isi Lumbung APBD II 16. Plosorejo Plosorejo – Jombok, Kesamben Karyo Isi Lumbung APBD II 17. Candisari Jombatan, Kesamben Yazid Al Bustomi Isi Lumbung APBD II 18. Roworejo Bakalanrayung, Kudu Suwito Isi Lumbung APBD II 19. Rayung Rayung – Kepuhrejo, Kudu Seto Isi Lumbung APBD II
20 Paceklik Bareng, Bareng Arwigati Isi
Lumbung APBD II 21. Al Amanah Sumberagung, Perak Suliyah Isi Lumbung APBD I 22. Al Farohah Ngrimbi, Bareng Niswatin Isi
Lumbung APBD I 23. Kedawong Kedawong, Diwek Samsul Arifin Isi Lumbung APBD I 24. Sugih Waras Sepanyul, Gudo Ali Mustofa Isi
Lumbung APBD I 25. Tampingmojo Tampingmojo, Tembelang Basori Isi Lumbung APBD I
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa Lumbung Pangan yang mendapatkan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 28
tahap pengembangan sejumlah 5 kelompok masing – masing mendapatkan
bantuan isi lumbung senilai Rp. 20.000.000,-(Dua puluh juta rupiah).
2. Sasaran Strategis 2:
Terjaminnya Distribusi dan Akses Pangan(KK-2)
Distribusi pangan berfungsi untuk mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efesien sebagai persyaratan untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.
Dalam rangka mencapai sasaran strategis diatas melalui 2 indikator. 1. Indikator Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan
di daerah
Informasi harga, pasokan dan akses pangan adalah merupakan kumpulan data harga pangan, pasokan pangan dan akses pangan yang dipantau dan dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh kabupaten untuk dapat digunakan sebagai bahan membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi atau menyediakan data dan informasi mencakup komoditas gabah/beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, cabe merah.
Presentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini sama besar dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target karena adanya enumerator harga sudah dilakukan setiap bulan.
- Meningkatnya prosentase fluktuasi harga dan pasokan pangan dengan target sebesar 10% terealisasi sebesar 9,8% atau sebesar
98% dari target. Realisasi capaian indicator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 47,34% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 15% terealisasi 7,6% atau sebesar 50,66% dari target,karena ada beberapa upaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga antara lain :
1. Adanya kegiatan PUPM 2. Adanya Operasi Pasar.
Selanjutnya untuk mencapai keberhasilan demi terwujudnya sasaran tersebut dilaksanakan dengan program berikut, yaitu :
- Program peningkatan distribusi dan akses pangan
Program ini dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp. 58,000,000.00 dan terealisasi sebesar Rp. 58,000,000.00 atau 100%. a. Meningkatkan persentase ketersediaan informasi pasokan, harga
dan akses pangan dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja program tahun 2016 ini sama besar dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target.
b. Menurunnya prosentase fluktuasi harga harga dan pasokan pangan dengan target sebesar 10% terealisasi 9,8% atau sebesar 98% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 47,34% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 15% terealisasi sebesar 7,6% atau sebesar 50,66% dari target.
2. Indikator Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Indikator ini berfungsi untuk melakukan intervensi secara cepat jika harga dan pasokan pangan disuatu wilayah tidak stabil.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 30
Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan yaitu cabe merah, harga tertinggi Rp 32.000,-/kg harga terendah bl Juli harga terendah sebesar Rp 12.200,-/kg pada bulan Maret, harga daging tertinggi sebesar Rp 96.000,-/kg terendah Rp 88.60096.000,-/kg serta telur ayam harga tertinggi Rp 21.50096.000,-/kg terendah Rp 14.500/kg, sedangkan untuk komoditi yang lain kenaikan