KANTOR KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN JOMBANG
PENYESUAIAN RENJA
TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS KETAHANAN PANGAN
Jl. Gatot Subroto N0. 129 Telp./Fax. (0321) 861852JOMBANG
DINAS KETAHANANAN PANGAN
KABUPATEN JOMBANG
PERATURAN KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG
NOMOR : 188/ /415.28/2017 TENTANG
PENETAPAN RENCANA KERJA (RENJA)
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2017
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG,
Menimbang : bahwa untuk menjabarkan lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategi (RENSTRA) SKPD, maka Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang perlu menyusun dan menetapkan Rencana Kerja yang mencakup periode tahun 2017;
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instalasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Tekns Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1842);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Jombang (Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2016 Nomor 8/D, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenJombang Nomor 8/D)
PEMERINT AH K AB UP ATEN JOMB AN G
DINAS KETAHANAN PANGAN
Jl. Gatot Subroto Nomor 129,Telepon/Fax (0321) 8618522 Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018; 7. Peraturan Bupati Jombang Nomor 49 Tahun 2016 tentang
kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Jombang.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PENETAPAN RENCANA KERJA (RENJA) DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2017
KESATU : Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang Tahun 2017 sebagimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;
KEDUA : Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang Tahun 2017 merupakan penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Ketahanan Pangan mencakup periode tahunan;
KETIGA: Peraturan Kepala Dinas Ketahanan Pangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jombang padatanggal : Januari 2017
Plt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG
HERI SETYOBUDI, SP,MM Pembina
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Tabel ... iii
Daftar Lampiran ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Landasan Hukum ... 4
1.3 Maksud dan Tujuan ... 8
1.3.1 Maksud ... 8
1.3.2 Tujuan ... 8
1.4 Sistematika Rancangan Penyesuaian Renja... 8
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KINERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2016 ... 10
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja SKPD Tahun 2016 dan Capaian Renstra SKPD ... 10
iii
2.1.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD dan Capaian Renstra
SKPD ... 10
2.2 Analisis Kinerja Dinas KetahananPangan ... 74
2.3 Isu – isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan ... 77
2.4 Review Terhadap Rancangan Penyesuaian RKPD ... 93
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ... 94
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN ... 97
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional ... 97
3.2 Tujuan dan Sasaran Penyesuaian Renja SKPD ... 105
3.2.1 Tujuan ... 105
3.2.2 Sasaran ... 106
3.3 Program dan Kegiatan ... 106
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan ke
arah yang lebih baik melalui upaya-upaya yang dilakukan secara
terencana.Di dalam setiap wacana, paradigma pembangunan hampir selalu
dikaitkan dengan adanya perubahan-perubahan yang bersifat positif. Namun
dampak dari perubahan-perubahan yang bersifat positif tersebut, pada
kenyataannya tidak selalu sejajar dengan apa yang terjadi di masyarakat.
Berkaitan dengan kondisi tersebut diatas, diperlukan suatu
perencanaan yang matang dan terpadu. Perencanaan pembangunan ini
dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau
keputusan-keputusan yang didasarkan pada data dan fakta yang akan
digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan
atau aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik,
dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik, dengan memanfaatkan dan
mendayagunakan seluruh sumberdaya yang ada serta memiliki orientasi
yang bersifat menyeluruh dan lengkap, namun tetap berpegang pada azas
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 2
pembangunan yang ditetapkan. Selain itu juga untuk memperkirakan
potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang
mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
Perencanaan juga dilakukan untuk memberikan pilihan-pilihan terbaik
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan pembangunan serta
menyusun skala prioritas dari segi pentingnya tujuan sekaligus sebagai alat
untuk mengukur atau standar untuk melakukan pengawasan, pengendalian
dan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan dalam rangka pencapaian
suatu tujuan.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
untuk kedua kalinya dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun
perencanaan pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun
(RPJPD), jangka menengah 5 tahun (RPJMD), serta jangka pendek 1 tahun
(RKPD). Lebih lanjut, setiap SKPD sebagai pelaksana harus menyusun
(Renstra-SKPD) untuk mengarahkan perencanaan pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh SKPD. Renstra-SKPD disusun dengan memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman
kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Sedangkan sebagai penjabaran Renstra-SKPD tersebut, maka SKPD
harus membuat Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disebut dengan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) disusun
berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta mengacu pada Renstra-SKPD
yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun.
Sesuai dengan PP 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan
pemerintahan, Pasal 7 ayat 2 dimana ketahanan pangan merupakan urusan
pemerintah pusat yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, akan tetapi
selama ini kurang menjadi perhatian dari pemerintah daerah, sehingga
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 4
Dalam meningkatkan Kegiatan pembangunan Ketahanan Pangan
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
pengembangan lumbung pangan, pengembangan pembelian gabah,
Diversifikasi konsumsi pangan dan gizi berbahan baku lokal, kewaspadaan
keamanan pangan, pengembangan desa mandiri pangan menuju
kemandirian pangan serta pengolahan hasil pertanian.
Dinas Ketahanan Pangan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
negara dalam rangka mewujudkan good governance, dituntut untuk mampu
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan suatu
perencanaan strategis.
Perencanaan Strategis tersebut meliputi Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk jangka waktu lima tahun dan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka
waktu satu tahun.
Renstra Dinas Ketahanan Pangan disusun dengan berpedoman pada
RPJMD Pemerintah Kabupaten Jombang yang selanjutnya Renstra
dijabarkan dalam perencanaan tahunan yaitu RENJA (Rencana Kerja)
SKPD.
RENJA (Rencana Kerja) SKPD merupakan penjabaran dari visi, misi,
waktu satu tahun untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Penyusunan Renja dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD).
1.2 LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum dalam penyusunan dokumen Rancangan
Penyesuaian Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Dinas Ketahanan Pangan adalah :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 6
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4503);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Jombang;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 tentang
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 8
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Jombang;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Jombang Tahun 2005-2025;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018;
19. Peraturan Bupati Jombang Nomor Nomor 15 Tahun 2009 tentang
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang;
20. Peraturan Bupati Jombang Nomor 17 Tahun 2012 tentangRencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jombang Tahun 2013;
21. Keputusan Bupati Jombang Nomor: 188.4.45/144/415.10.10/2014
tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tahun 2014-2018;
22. Peraturan Kepala Kantor Ketahanan PanganKabupaten Jombang
Nomor: 900/338/415.48/2014 tentang Rencana Strategis Kantor
Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018.
23. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
24. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang – undang
Nomor 12 Tahun Tahun 2008;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2014;
27. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009-2014;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Jombang Tahun 2005-2025.
29. Keputusan Bupati Jombang Nomor: 188.4.45/65/415.10.3.4/2017
tentang Pengesahan Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah Tahun 2014-2018;
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 10
Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud
Penyusunan Rencana Kerja SKPD ini dimaksudkan untuk:
a) Memberikan arahan bagi seluruh jajaran pejabat dan staf
dilingkungan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang dalam
melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.
b) Mewujudkan sinkronisasi pembangunan di daerah khususnya antara
target kinerja dalam RKPD dengan Renja SKPD.
c) Mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam waktu satu tahun.
d) Urusan wajib Ketahanan pangan, dalam rangka kelanjutan
pembangunan jangka menengah, jangka panjang sehingga secara
bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten
Jombang untuk berkreasi, menumbuhkan kesadaran dalam
memanfaatkan serta membudidayakan linkungannya.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya Rencana Kerja SKPD adalah untuk
mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan pelaksanaan
Dinas Ketahanan Pangan.
1.4 SISTEMATIKA RANCANGAN PENYESUAIAN RENJASKPD
Sistematika penyajian dokumen Rancangan Rencana Kerja Dinas
Ketahanan Pangan Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra
SKPD
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.3 Isu – isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
2.4 Review Terhadap Rancangan Penyesuaian RKPD
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi
3.2 Tujuan dan Sasaran Penyesuain Renja SKPD
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 12
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN ANGGARAN 2016
2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2016 DAN
CAPAIAN RENSTRA SKPD
2.1.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD dan Capaian Renstra SKPD
Sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang Nomor 35 Tahun 2017
tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Jombang, adalah: Tugas Pokok: membantu Bupati dalam
menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang dibidang ketersediaan dan distribusi pangan,
Penganekaragaman, serta pembinaan dan Pengendalian Mutu Produk
Pangan, maka Visi Dinas Ketahanan Pangan adalah
“TERWUJUDNYA KETAHANAN PANGAN DAERAH YANG
MANTAP”.
Pada visi tersebut mengandung makna yaitu:
“MANTAP”
berarti:
1. Terjaminnya ketersediaan dan cadangan pangan daerah
3. Terwujudnya penganekaragaman dan keamanan pangan
4. Penanganan daerah rawan pangan
Dalam mendukung terwujudnya visi maka perlu didukung adanya
misi. Misi Dinas Ketahanan Pangan tahun 2014 – 2018 adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan ketersediaan pangan dan penguatan cadangan pangan
daerah.
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan ketersediaan pangan dan menguatkan
cadangan pangan daerah untuk memenuhi tingkat konsumsi
masyarakat Kabupaten Jombang.
2. Mewujudkan pemerataan distribusi dan akses pangan secara
berkelanjutan
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan pemerataan distribusi pangan dan
mempermudah akses pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan.
3. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan daerah
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk mewujudkan menganekaragamkan konsumsi
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 14
4. Meningkatkan pembinaan dan pengendalian mutu produk pangan guna
menjamin keamanan pangan daerah.
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untuk meningkatkan pengendalian mutu produk pangan untuk
menjamin keamanan pangan daerah ;
5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan sumber daya aparatur
Misi tersebut mengandung makna bahwa Dinas Ketahanan Pangan
bertekad untukmeningkatkan tata kelola pemerintahan dan sumber
daya aparatur guna menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat.
Sasaran pembangunan yang ingin dicapai dalam upaya mewujudkan
visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Jombang adalah :
a) Terwujudnya ketersediaan dan cadangan pangan di tingkat desa
b) Terjaminnya distribusi dan akses pangan daerah
c) Terwujudnya penganekaragaman, konsumsi pangan, keamanan
dan mutu pangan segar
Dalam rangka mewujudkan sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan
tahun 2014 – 2018 melalui strategi:
1. Penyusunan dan pembuatan peta ketersediaan pangan daerah,
sentra produksi pangan lokal spesifik daerah;
pangan berbahan baku lokal;
3. Pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan ketersediaan
pangan berbahan baku lokal;
4. Pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah kabupaten
dan cadangan pangan masyarakat;
5. Penguatan kelembagaan cadangan pangan pemerintah desa dan
masyarakat
6. Pengumpulan, pemantauan dan pengolahan data/informasi
pasokan, ketersediaan, harga pangan di tingkat produsen dan
konsumen dipasar besar dan menengah, distribusi dan akses
pangan;
7. Mengidentifikasi wilayah yang sering mengalami kelangkaan
pasokan pangan dan daerah yang masyarakatnya mengalami
kesulitan akses pangan (rawan pangan);
8. Menyediakan sarana dan prasarana (alat transportasi, gudang, cold
storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan;
9. Penguatan peran dan fungsi kelembagaan Dewan Ketahanan
Pangan dalam merumuskan kebijaksanaan intervensi jika terjadi
kelangkaan pasokan, gejolak harga, Pengumpulan, pemantauan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 16
menengah, distribusi dan akses pangan;
10. Mengidentifikasi wilayah yang sering mengalami kelangkaan
pasokan pangan dan daerah yang masyarakatnya mengalami
kesulitan akses pangan (rawan pangan);
11. Menyediakan sarana dan prasarana (alat transportasi, gudang, cold
storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan;
12. Penguatan peran dan fungsi kelembagaan Dewan Ketahanan
Pangan dalam merumuskan kebijaksanaan intervensi jika terjadi
kelangkaan pasokan, gejolak harga, gangguan distribusi dan akses
pangan gangguan distribusi dan akses pangan
13. Penyediaan data pendukung konsumsi pangan (Data dan peta Pola
Konsumsi Pangan);
14. Peningkatan PKS (Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap)
konsumsi pangan pada masyarakat;
15. Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan
16. Penyusunan petunjuk teknis operasional informasi tentang
keamanan pangan;
17. Pemantauan, pengawasan dan pengendalian peredaran bahan
kimia berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan;
19. Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar;
20. Penyuluhan/ Pembinaan/ Pelatihan keamanan pangandisekolah
dalam rangka peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap
keamanan pangan bagi murid sekolah dasar dan penjual jajanan
anak sekolah;
21. Pembinaan dan pelatihan keamanan produk pabrikan skala
kecil/rumah tangga pada kelompok produsen;
22. Pembinaan penerapan standar Batas Minimum Residu (BMR);
23. Pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan;
24. Pembinaan sistem manajemen laboratorium uji mutu dan
keamananpangan kabupaten;
25. Fasilitasisertifikasidan pelabelan prima wilayah
kabupatenPengembangan sistem isyarat dini;
26. Penguatan kelembagaan untuk Pencegahan dan penanganan
rawan pangan;
27. Penangulangan kerawanan pangan;
28. Peningkatan dan pengembangan desa mandiri pangan.
Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerjasesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 18
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Ketahanan Pangan.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Peta Strategi Dinas Ketahanan Pangan yang menjadi kontrak kinerja pada Tahun 2017 dapat tercapai.
1. Sasaran Strategis 1:
Terwujudnya Ketersediaan Energi dan protein per kapita per hari serta
cadangan pangan daerah (KK-1)
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 : Perbandingan Target dan realisasi pada sasaran indikator 1
No. Indikator Sasaran Target Realisasi
2015 2016 2015 2016
1. Tercukupinya
Ketersediaan energi perkapita per hari
4200 kal/kap/hr 4200 kal/kap/hr 4104 kal/kap/hr 4036 kal/kap/hr 2. Tercukupinya Ketersediaan protein per kapita perhari
110 gr/kap/hr 110 gr/kap/hr 102,48 gr/kap/hr 100 gr/kap/hr 3 Tercukupinya cadangan pangan pemerintah
100 ton/th 100 ton/th 100 ton/th 100 ton/th
4. Tercukupinya cadangan masyarakat 250 kg/tri bulan di tingkat lumbung 500 kg/tri bulan di tingkat lumbung 364,97 kg/tri bln di tingkat lumbung 384 kg/tri bln di tingkat lumbung
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Tercukupinya ketersediaan energi per kapita per hari (kal/kap/hr) dengan
target sebesar 4200 kal/kap/hr terelaisasi sebesar 4036 kal/kap/hr atau
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 20
penurunan sebesar 1,61 %.
Hal ini disebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian semakin meningkat.
2. Tercukupinya ketersediaan protein per kapita per hari (gr/kap/hr) dengan
target 110 gr /kap/hr terealisasi sebesar 100 gr/kap/hr atau tercapai 90,9
%. Dibanding tahun 2015 yaitu target sebesar 110 gr/kap/hr terealisasi
102,48 gr/kap/hr atau 93,16 % mengalami penurunan sebesar 2,26 %,hal
ini dipengaruhi harga pakan ternak dan ikan tidak diimbangi dengan meningkatnya harga jual ikan segar, sehingga banyak peternak dan pembudidaya ikan yang beralih mata pencaharian yang lebih menjanjikan.
Tabel 2.2 : Data Ketersediaan Bahan Pangan Tahun 2015 – 2016
No. Komoditas Produksi (ton) Ketersediaan (ton) Kebutuhan (ton) Surplus/defisit (ton)
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 1, Padi 450.655 1.245.286,09 258.850,48 781.357,29 113.860,75 292.767 144.989,73 488.590,29 2. Jagung 211.164 203.584,86 122.720,92 125.717,74 4.450,14 133.212 118.270,51 (7.494,26) 3. Kedelai 9.747 9.126,61 5.519,70 8.592,35 13.421,73 7.932,84 (7.902,03) 659,51 4. Kacang tanah 1.059 1.111,37 971,61 1.029,63 441,50 748,44 530,11 281,19 5. Kacang hijau 269 132,76 250,30 123,11 176,60 149,64 73,70 (26,53) 6. Ubi kayu 10.148 19.002,13 8.625,80 14.854,86 15.761,70 8.980,56 (7.134,9) 5.874,30 7. Ubi jalar 5.412 2.284,90 4.600,20 2.010,71 1.489,14 4.639,92 3.111,06 (2.629,21) 8. Daging 18.345 20.931,42 13.758,75 11.794,62 14.057,88 13.021,6 (299,13) (1.226,98) 9. Telur 12.523 20.886,75 9.392,25 19.588 4.795,17 8.681,2 4.597,08 1.0906,8 10. Susu 8.279 16.424,25 6.209,25 13.846 2.233,77 6.880,6 3.975,48 6.965,4 11. Ikan 15.585 66.447 11.688,75 5.608 20.714,52 5.238,7 (9.025,77) 369,3 12. Gula 58.753 58.753 58.753,10 58.753,10 12.360,21 12.360,21 46.392,89 46.392,89
Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan tahun 2016
Dari data diatas bisa dilihat bahwa ada beberapa komoditi yang mengalami defisit selama 2 (dua) tahun yaitu untuk momoditi kedelai, jagung, ubi kayu, ubi jalar, daging dan ikan.
Untuk melihat komposisi ketersediaan energi berdasarkan pengelompokan Pola Pangan Harapan di Kabupaten Jombang pada tahun 2016 bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 22
Tabel 2.3 : komposisi ketersediaan energi berdasarkan pengelompokan
Pola Pangan Harapan di Kabupaten Jombang pada tahun
2016.
No. Klp. Pangan Gram/ Kap/Hr
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kalori % % AKE*) Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1. Padi-padian 895 3114 77,2 141,6 0,5 38,6 70,8 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 44,7 57 1,4 2,6 0,5 0,7 1,3 2,5 1,3 3. Pangan Hewani 99,8 131 3,2 6,0 2,0 6,5 11,9 24,0 11,9 4. Minyak dan lemak 4,7 41 1,0 1,9 0,5 0,5 0,9 5,0 0,9 5. Buah/Biji berminyak 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 0,0 0,0 1,0 0,0 6. Kacang-kacangan 19,9 77 1,9 3,5 2,0 3,8 7,0 10,0 7,0 7. Gula 140,5 512 12,7 23,3 0,5 6,3 11,6 2,5 2,5 8. Sayurdan buah 223,7 105 2,6 4,8 5,0 13,0 23,9 30,0 23,9 9. Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Total 4.036 100 183,5 69,4 127,4 100 72,5 Keterangan = *) Angka Kecukupan
Energi (AKE) = 2.200 kkal/kap/hr
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa skor PPH ketersediaan yang
dicapai di Kabupaten Jombang pada tahun 2016 sebesar 72,5 masih belum
mencapai target PPH yaitu sebesar 90.
Skor PPH merupakan gambaran mutu ketersediaan pangan diwilayah pada kurun
waktu tertentu. Bila dilihat dari tabel diatas bahwa mutu ketersediaan pangan di
Kabupaten Jombang masih belum beragam.
Sedangkan situasi Ketersediaan Energi dan protein di Kabupaten Jombang 2 tahun terakhir dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Kontribusi Penyediaan Pangan masing Berdasarkan NBM Tahun 2016
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tin
Kabupaten Jombang masih didominasi oleh kelompok padi
maks 25.0. Demikian pula dengan ketersediaan gula juga sudah
maksimal 2,5. Hanya kelompok padi
mencapai skor maksimal.
sebagai sentra padi dan mengalami surplus beras.
Buah/Biji Berminyak, 00 Kacang kacangan, 7,0 Gula, 2,5 Sayur dan Buah, 23,9
KOMPOSISI SKOR KETERSEDIAAN PANGAN Penyediaan Pangan masing-masing kelompok P
Berdasarkan NBM Tahun 2016
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun 2016
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tingkat ketersediaan pangan di
abupaten Jombang masih didominasi oleh kelompok padi-padian mencapai skor
Demikian pula dengan ketersediaan gula juga sudah
Hanya kelompok padi-padian kontribusi yang tertinggi dan
mencapai skor maksimal. Pada komoditi beras dimana Kabupaten Jombang
sebagai sentra padi dan mengalami surplus beras.
Padi-padian, 25 Umbi-umbian, 1,3 Pangan Hewani, 11,9 Minyak dan Lemak, 0,9 Berminyak, 00 Kacang-kacangan, 7,0 Gula, 2,5 Sayur dan Buah, 23,9 Lain-lain, 00
Gambar
KOMPOSISI SKOR KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN
PENGELOMPOKAN PPH TAHUN 2016
kelompok Pangan
gkat ketersediaan pangan di
padian mencapai skor
mencapai skor
adian kontribusi yang tertinggi dan
Pada komoditi beras dimana Kabupaten Jombang
padian, 25
umbian, 1,3
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 20
Tabel : 2.4 Ketersediaan Energi dan Protein berdasarkan Neraca
Bahan Makanan (NBM) tahun 2 tahun terakhir
Kontribusi Pangan
Ketersediaan
Energi (Kal/kap/hr) Protein (Gr/kap/hr) Lemak (Gr/kap/hr)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
Nabati 3.973 3.905 91,01 87,44 28,45 28,40
Hewani 131 131 11,26 13,29 8,84 7,88
Jumlah Total 4.104 4.036 102,27 100,73 37,28 36,29
Sumber data : NBM Kabupaten Jombang Dari tabel diatas menunjukkan bahwa :
- Tingkat ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang pada tahun 2016 sebesar 4.104 dan tahun 2016 sebesar 4.036
kalori/kapita/hari atau mengalami penurunan sebesar 1,65 % dibanding tahun 2015. Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.200 kalori/kapita/hari yang dianjurkan
- Ketersediaan energi tersebut di dominasi dari pangan nabati sebesar 3.905
kalori/kapita/hari atau 96,8 % dari total energi, sedangkan pangan hewani
sebesar 146 kalori/kapita/hari atau 3,2 % dari total energi.
- Ketersediaan protein untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang
sebesar 100,73 gram/kapita/hari atau 176,7 % dari Angka Kecukupan Protein
(AKP) yaitu 57gram/kapita/hari yang dianjurkan berdasarkan berdasarkan
(Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke X tahun 2012) dengan rincian
protein nabati sebesar 87,44 gram/kapita/hari atau 86,8 %, sedangkan
ketersediaan protein hewani sebesar 13,29 gram/kapita/hari atau 13,02 % dari
total kecukupan protein.
- Ketersediaan lemak untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Jombang
sebesar 36,28 gram/kap/hari atau 0,9 % dari total energi.
Rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi bahwa anjuran kisaran
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n 2 0 1 6
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
Sumber : data NBM Kab. Jombang tahun 2016
Penilaian komposis
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
Jombang tahun 201
peningkatanbila dibandingkan dengan tahun 2015
menunjukkan bahwa keragaman ketersediaan pangan
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
Seperti pada kelompok pangan umbi
kelompok pangan hewani 11,
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang
skor 7,0 skor maksimal 10, dan sayur dan
0 5 10 15 20 25 30 R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
data NBM Kab. Jombang tahun 2016
komposisi ketersediaan pangan tahun 2016
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
Jombang tahun 2016 sebesar 72,5 . Skor PPH tersebut mengalami
ingkatanbila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan skor 6
menunjukkan bahwa keragaman ketersediaan pangan lebih baiknamun masih
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
eperti pada kelompok pangan umbi-umbian skor 1,3 skor maksimal 2,5 pada
kelompok pangan hewani 11,9 skor maksimal 24 kelompok pangan buah/biji
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang
skor maksimal 10, dan sayur dan buah skor 23,9 skor maksimal 30.
skor mak skor PPH
Page 22
Grafik Skor Pola Pangan Harapan Berdasarkan Skor Maks
i ketersediaan pangan tahun 2016 diindikasikan
dengan skor PPH. Dari hasil penghitungan PPH sebagaimana yang disajikan
diatas dapat digambarkan bahwa skor PPH yang dicapai oleh Kabupaten
. Skor PPH tersebut mengalami
dengan skor 65,7. Hal ini
lebih baiknamun masih
ada beberapa kelompok bahan makanan yang belum mencapai skor maksimal.
skor maksimal 2,5 pada
skor maksimal 24 kelompok pangan buah/biji
berminyak skor 0 sedangkan skor maks 1, kelompok pangan kacang-kacangan
buah skor 23,9 skor maksimal 30.
skor mak skor PPH
3. Tercukupinya cadangan pangan pemerintah dan masyarakat (ton/th).
Cadangan Pangan pemerintah merupakan cadangan pangan pemerintah
kabupaten dan pemerintah desa yang perwujudannya memerlukan
inventarisasi cadangan pangan, memperkirakan kekurangan pangan dan
keadaan darurat sehingga penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan
cadangan pangan dapat berhasil dengan baik.
Target Cadangan pangan pemerintah 100 ton/tahun terealisasi sebesar
100 ton/tahun atau 100 % , sedangkan cadangan pangan masyarakat
dengan target sebesar 500 kg/tri bulan di tingkat lumbung terealisasi 384
kg/tri bulan di tk. Lumbung atau sebesar 77% Dibanding tahun 2015
cadangan pangan masyarakat dengan target 250 kg/tri bulan terealisasi
364,97 kg/tri bulan atau sebesar 145,99 % mengalami penurunan sebesar
68,99 %. Akan tetapi di tahun 2015 target yang ditentukan 250 kg/tribulan
dan 500kg/tribulan untuk tahun 2016, secara umum pencapaian tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 105%.
Hal ini dipengaruhi oleh kelembagaan lumbung pangan yang ada di
Kabupaten Jombang sudah berjalan dengan maksimal, sehingga cadangan
pangan masyarakat dapat tersedia dengan maksimal serta kelompok
lumbung sudah banyak yang mendapat fasilitas / bantuan dari pemerintah
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 24
Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis 1 adalah :
1. Pengembangan Cadangan Pangan
Implementasi dari kegiatan tersebut adalah Pengembangan usaha KRPL,
Sosialisasi/Pembinaan KRPL, Pemantapan cadangan pangan, Evaluasi
KRPL dan pemberian hibah barang pada masyarakat.
Pemberian Hibah barang pada masyarakat yaitu :
a. Lumbung Gigih Maju Ds.Sumberjo Kec.Plandaan Ketua : Paeso bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
b. Lumbung Barokah Ds.Darurejo Kec.Plandaan Ketua : Tarip bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
c. Lumbung Kabuh Ds.Kabuh Kec.Kabuh Ketua : Supa’i bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
d. Lumbung Klubuk Ds.Sukodadi Kec.Kabuh Ketua : Sukran bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
e. Lumbung Sri Rejeki Ds.Keras Kec.Diwek Ketua : Warsi’in bantuan berupa
timbangan dan alat ukur kadar air
f. Lumbung Bendungrejo Ds.Jogoroto Kec.Jogoroto Ketua : Sulkan bantuan
berupa timbangan dan alat ukur kadar air
Disamping anggaran dari APBD Kabupaten, juga terdapat alokasi anggaran
a. Ds. Kayangan Kec. Diwek Ketua : Diyarti Y bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
b. Ds. Kwaron Kec. Diwek Ketua : Ika Wahyuningtyas bantuan berupa
sayuran, unggas dan lele
c. Ds. Cukir Kec. Diwek Ketua : Siti Zulaikah bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
d. Ds. Watugaluh Kec. Diwek Ketua : Emi bantuan berupa sayuran, unggas
dan lele
e. Ds. Dukuharum Kec. Megaluh Ketua : Aprilia Ningrumberupa sayuran,
unggas dan lele
f. Ds. Gongseng Kec. Megaluh Ketua : Denis Admi Wberupa sayuran,
unggas dan lele
g. Ds. Sumbersari Kec. Megaluh Ketua : Ngatmiatun bantuan berupa
sayuran, unggas dan lele
h. Ds. Pakel Kec. Bareng Ketua : Tri Kuntari bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
i. Ds. Ngampungan Kec. Bareng Ketua : Jarwati bantuan berupa sayuran,
unggas dan lele
j. Ds. Tebel Kec. Bareng Ketua : Yustic bantuan berupa sayuran, unggas
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 26
Bantuan umbi-umbian tahun 2016 dialokasikan pada 6 desa berupa Ganyong,
Garut dan Bothe yaitu :
- Ds. Manduro Kec. Kabuh Ketua : Sulikah
- Ds. Karangpakis Kec. Kabuh Ketua : Suharyanti
- Ds. Sumberingin Kec. Kabuh Ketua : Aminah
- Ds. Sumbergondang Kec. Kabuh Ketua : Riyana
- Ds. Sukodadi Kec. Kabuh Ketua : Harningsih
- Ds. Mangunan Kec. Kabuh Ketua : Sriyatun
1. Pengembangan Lumbung Pangan Desa
Implementasi Kegiatannya adalah pembinaan kelompok lumbung pada 5
kelompok, pengembangan usaha lumbung dan pemberian hibah pada
masyarakat tahun 2016.
Tabel 2.5 : Daftar lokasi Hibah Lumbung pangan tahun 2016 NO. NAMA
PENERIMA
ALAMAT KETUA JENIS
HIBAH
SUMBER DANA 1. Budugrejo Ds.Tugusumberjo
, Peterongan
M Suhaibur R Gudang DAK
2. Sri Rejeki Keras, Diwek Warsiin Gudang DAK 3. Balongsari Balongsari,
Megaluh
Suwito Gudang DAK
4. Sumber Pangan
Sumberagung, Megaluh
Suratno Gudang DAK
5. Waru Made, Kudu Warsimin Gudang DAK
6. Semanding Sidokato, Kudu Supeno Gudang DAK 7. Sumberjo Sumberteguh,
Kudu
8. Ngaglik Mojodanu, Ngusikan
Samad Gudang DAK
9. Keboan Lor Keboan Lor, Ngusikan
H. Syafii Gudang DAK 10. Bangsri Bangsri, Plandaan Wahib Gudang + Lantai Jemur DAK
11. Tani Jaya Genenganjasem , Kabuh
Waris Gudang DAK
12. Jatisari Gebangbunder, Plandaan
Budi Utomo Isi
Lumbung APBD II 13. Sumber Makmur Sumberingin, Kabuh Supan Isi Lumbung APBD II 14. Grobogan Karangpakis, Kabuh Sutiadi Isi Lumbung APBD II 15. Kambingan Kambingan, Ngusikan Rianto Isi Lumbung APBD II 16. Plosorejo Plosorejo – Jombok, Kesamben Karyo Isi Lumbung APBD II 17. Candisari Jombatan, Kesamben Yazid Al Bustomi Isi Lumbung APBD II 18. Roworejo Bakalanrayung, Kudu Suwito Isi Lumbung APBD II 19. Rayung Rayung – Kepuhrejo, Kudu Seto Isi Lumbung APBD II
20 Paceklik Bareng, Bareng Arwigati Isi
Lumbung APBD II 21. Al Amanah Sumberagung, Perak Suliyah Isi Lumbung APBD I 22. Al Farohah Ngrimbi, Bareng Niswatin Isi
Lumbung APBD I 23. Kedawong Kedawong, Diwek Samsul Arifin Isi Lumbung APBD I 24. Sugih Waras Sepanyul, Gudo Ali Mustofa Isi
Lumbung APBD I 25. Tampingmojo Tampingmojo, Tembelang Basori Isi Lumbung APBD I
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa Lumbung Pangan yang mendapatkan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 28
tahap pengembangan sejumlah 5 kelompok masing – masing mendapatkan
bantuan isi lumbung senilai Rp. 20.000.000,-(Dua puluh juta rupiah).
2. Sasaran Strategis 2:
Terjaminnya Distribusi dan Akses Pangan(KK-2)
Distribusi pangan berfungsi untuk mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efesien sebagai persyaratan untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.
Dalam rangka mencapai sasaran strategis diatas melalui 2 indikator. 1. Indikator Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan
di daerah
Informasi harga, pasokan dan akses pangan adalah merupakan kumpulan data harga pangan, pasokan pangan dan akses pangan yang dipantau dan dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh kabupaten untuk dapat digunakan sebagai bahan membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi atau menyediakan data dan informasi mencakup komoditas gabah/beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, cabe merah.
Presentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini sama besar dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target karena adanya enumerator harga sudah dilakukan setiap bulan.
- Meningkatnya prosentase fluktuasi harga dan pasokan pangan dengan target sebesar 10% terealisasi sebesar 9,8% atau sebesar
98% dari target. Realisasi capaian indicator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 47,34% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 15% terealisasi 7,6% atau sebesar 50,66% dari target,karena ada beberapa upaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga antara lain :
1. Adanya kegiatan PUPM 2. Adanya Operasi Pasar.
Selanjutnya untuk mencapai keberhasilan demi terwujudnya sasaran tersebut dilaksanakan dengan program berikut, yaitu :
- Program peningkatan distribusi dan akses pangan
Program ini dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp. 58,000,000.00 dan terealisasi sebesar Rp. 58,000,000.00 atau 100%. a. Meningkatkan persentase ketersediaan informasi pasokan, harga
dan akses pangan dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja program tahun 2016 ini sama besar dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target 90% terealisasi sebesar 90% atau sebesar 100% dari target.
b. Menurunnya prosentase fluktuasi harga harga dan pasokan pangan dengan target sebesar 10% terealisasi 9,8% atau sebesar 98% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 47,34% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 15% terealisasi sebesar 7,6% atau sebesar 50,66% dari target.
2. Indikator Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Indikator ini berfungsi untuk melakukan intervensi secara cepat jika harga dan pasokan pangan disuatu wilayah tidak stabil.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 30
Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan yaitu cabe merah, harga tertinggi Rp 32.000,-/kg harga terendah bl Juli harga terendah sebesar Rp 12.200,-/kg pada bulan Maret, harga daging tertinggi sebesar Rp 96.000,-/kg terendah Rp 88.60096.000,-/kg serta telur ayam harga tertinggi Rp 21.50096.000,-/kg terendah Rp 14.500/kg, sedangkan untuk komoditi yang lain kenaikan harganya tidak terlalu signifikan/cukup stabil.
Selain kegiatan tersebut diatas untuk mencapai sasaran strategis 2 melalui pembinaan dan pemberian fasilitasi Lembaga Distribusi Pangan yaitu melalui pemberian Dana Bergulir pada 15 lembaga.
Kegiatan ini mendapat alokasi anggaran dari APBD Propinsi Jawa Timur, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel : 2.6 Penguatan Modal pada Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat serta perkembangannya
NO NAMA
LEMBAGA
KETUA ALAMAT TH.PERO
LEHAN
ALOKASI (RP) KET.
1. UD Arto Moro Rofi’i Ds.Tambar 2012 200.000.000,- Lunas
2. UD Sri Mulyo Moch.Sifak Ds.Rejoagung 2012 250.000.000,- Lunas 3. PP Sani Jaya Sumarto Ds.Rejosopinggir 2012 250.000.000,- Lunas
4. UD Erwiza Ach. Munif Ds.Keras 2013 250.000.000,- Lunas
5. UD Metha Jaya Abd. Hamid Ds.Bendet 2013 150.000.000,- Lunas 6. UD Sumber Jaya Hidayat Darminto Dsn.Beji Ds.Sawiji 2013 300.000.000,- Belum lunas 7. CV Ilham Didik Riyanto Ds.Gongseng 2013 250.000.000,- Lunas
8. UD Soponyono A. Suyanto Ds.Ngumpul 2013 200.000.000,- Lunas 9. UD Sumber
Rejeki
Supardi Ds.Darurejo 2013 300.000.000,- Lunas
10. UD Sbr Makmur Nur ‘Aini Ds.Kertorejo 2013 100.000.000,- Belum lunas 11. UD Sugihwaras Muhajir Ali Ds.Sugihwaras 2013 250.000.000,- Lunas 12. UD Karya Tani Mustajudin Ds.Kedungbetik 2013 250.000.000,- Lunas 13. UD Sedulur Tani Sujayana Ds.Banjaragung 2013 200.000.000,- Lunas 14. UD Sumber S Muklisin Ds.Sukorejo 2013 250.000.000,- Lunas 15. UD Setia Jaya Hudiono Ds.Sukorejo 2013 250.000.000,- Belum
lunas
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 32
Disamping Dana Bergulir yang dipinjamkan kepada Lembaga Pembelian Gabah (LPG), Pemerintah Propinsi Jawa Timur melalui Badan Ketahanan Pangan Propinsi juga memberikan Bantuan uang untuk Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat pada 2 Gapoktan.
Tabel 2.7 Data Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat tahun 2016
No .
Nama Lembaga
Ketua Alamat Tahap Alokasi (Rp) Kondisi Akhir (Rp) 1. Gapoktan Sukoiber Setyo Budion o Ds.Sukoib er Kec. Gudo Pengem bangan 50.000.000 50.000.000 2. Gapoktan Genukwat u Sutomo Ds. Genuk watu Kec. Ngoro Penumb uhan 140.000.000 140.000.000 JUMLAH 190.000.000 190.000.000
Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa dana P-LDPM tahun 2016 di Kabupaten Jombang sejumlah Rp 190.000.000,-.
Dana tersebut digunakan untuk distribusi pangan di gapoktan tahap pengembangan dan untuk pembangunan gudang, cadangan pangan pada Gapoktan tahap penumbuhan.
Selain Gapoktan P-LDPM ada beberapa Gapoktan distribusi pangan yang mendapatkan bantuan dari APBD Propinsi , yaitu seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.8 Data Gapoktan Distribusi Pangan tahun 2016 No
.
Nama Lembaga
Ketua Alamat Jenis
Bantuan Perkembanga n 1. Gapoktan Brambang Sulyadi Ds.Bramban g Kec. Diwek Timbangan dan mesin jahit karung Berjalan 2 Gapoktan Mojokrapak Sumardi Ds.Mojokra pak Kec. Tembelang Timbangan dan mesin jahit karung Berjalan 3. Gapoktan Pulorejo Budi Astutik Ds. Pulorejo Kec. Ngoro Gabah Berjalan 4. Gapoktan Ngampunga n Musayid Ds. Ngampu-ngan Kec. Bareng Gabah Berjalan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 34
Tabel : 2.9 Perkembangan Stok Pangan yang ada pada Gabungan Kelompok Tani Kondisi Akhir Tahun 2016
NO. NAMA LEMBAGA
/ GAPOKTAN
KETUA ALAMAT TH,PERO
LEHAN STOK PANGAN (ton) JML BAN-TUAN (Rp) PERKEMBA- NGAN (Rp) KET.
1. Podoroto Rifki Arif Ds.Podoroto 2009 23,25 225.000.000,- 228.253.200.- Gabah
2. Jogoloyo Djauri Ds.Jogoloyo 2009 20 225.000.000,- 288.706.000,- Gabah
3. Kudubanjar Imam B Ds.Kudubanjar 2009 37 225.000.000,- 199.900.000,- Gabah
4. Menturo Sutrisno Ds.Menturo 2010 3,060 225.000.000,- 241.271.000,- Gabah
5. Mayangan Tribowo Ds.Mayangan 2010 10,178 225.000.000,- 197.789.000,- Gabah
6. Pundong Kariyono Ds.Pundong 2011 13,750 225.000.000,- 205.334.000,- Jagung
7. Sugihwaras Suyono Ds.Sugihwaras 2011 27,461 225.000.000,- 195.250.000,- Gabah
8. Pojokkulon H u d i Ds.Pojokkulon 2012 29,885 225.000.000,- 206.181.000,- Gabah
9. Daditunggal Supardi Ds.Daditunggal 2012 17,542 150.000.000,- 118.385.000,- Gabah dan
jagung
10. Sukoiber Setyobudi Ds.Sukoiber 2015 2 150.000.000,- 110.000.000,- Gabah
JUMLAH 184,126 2.100.000.000 1.990.069.000
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa dana P-LDPM sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Jombang sejumlah Rp 2.100.000.000,- . Dana tersebut digunakan untuk pembangunan gudang cadangan pangan pada 10 Gapoktan sebesar Rp 370.000.000,- dana cadangan pangan sebesar Rp 200.000.000,- serta dana distribusi pangan sebesar Rp 1.530.000.000,-.
Dana Distribusi pangan dan cadangan pangan yang dikelola Gapoktan P-LDPM sejumlah Rp 1.730.000.000,- selama kurun waktu 5 tahun (2009 – 2015) telah mengalami perkembangan sebesar Rp 260.069.000,- atau (15 %).
Stok pangan berupa gabah dan jagung di Kabupaten Jombang sejumlah 184,126 kondisi bulan Desember 2016.
3. Sasaran Strategis 3 :
Terwujudnya penganekaragaman dan keamanan pangan daerah (KK. 3)
Pola Konsumsi pangan berfungsi untuk mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan masyarakat memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan disamping juga efesiensi.
Pola konsumsi pangan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
Sebagai acuan kualitatif untuk konsumsi pangan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata per kapita per hari energi 2.000 kg kal/kap/hr dan protein 52 gram, sedangkan acuan untuk menilai tingkat keanekaragaman pangan konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 100 sebagai pola ideal.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 36
capaian indikator kinerja sasarantahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 2,26% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 85,2% terealisasi sebesar 85,2% atau sebesar 100% dari target.
- Tercukupinya konsumsi energy per kapita per hari dengan target sebesar 1.950 kal/kap/hr terealisasi sebesar 1.819 kal/kap/hr atau sebesar 93,28% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami penurunan sebesar 0,03% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 1.945 kal/kap/hr terealisasi sebesar 1.815 kal/kap/hr atau sebesar 93,31% dari target.
- Tercukupinya konsumsi protein per kapita per hari dengan target sebesar 53 gr/kap/hr terealisasi sebesar 50,2 gr/kap/hr atau 94,71% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran tahun 2016 ini mengalami penurunan sebesar 5,29% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 50 gr/kap/hr terealisasi sebesar 50 gr/kap/hr atau 100% dari target.
Selanjutnya untuk mencapai keberhasilan demi terwujudnya sasaran tersebut dilaksanakan dengan program berikut, yaitu :
- Program Penganekaragaman Pangan
Program ini dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp. 404,714,900.00 terealisasi Rp. 403, 251,900.00 atau 99,64%.
Realisasi indikator kinerja program ini meliputi :
a. Meningkatnya persentase skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan target sebesar 84 terealisasi sebesar 85,9 atau sebesar 102,26% dari target. Realisasi capaian indikator program tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 2,26%dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 85,2 terealisasi sebesar 85,2% atau sebesar 100% dari target.
Tercukupinya konsumsi energi per kapita per hari dengan target sebesar 1.950 kal/kap/hr terealisasi sebesar 1.819 kal/kap/hr atau sebesar 93,28% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja program tahun 2016 ini mengalami penurunan sebesar 0,28% dibandingkanrealisasitahun 2015 dengan target sebesar 1.945 kal/kap/hr terealisasi sebesar 1.815 kal/kap/hr atau sebesar 93% dari target.
c. Tercukupinyakonsumsi protein per kapita per haridengan target sebesar 53 gr/kap/hrterealisasisebesar 50,2 gr/kap/hratau 94,71% dari target. Realisasicapaian indicator kinerjaprogram tahun 2016 ini mengalami penurunansebesar 5,29% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 50 gr/kap/hr atau 100% dari target.
d. Tertanganinya kasus keamanan pangan dengan target sebesar 90% terealisasi sebesar 90% atau 100% dari target.
Adapun output dari program ini adalah terlaksananya pengenalan pangan lokal yang beragam, bergizi, seimbang dan aman; terlaksananya lomba cipta menu; serta terlaksananya survey konsumsi pola pangan harapan (PPH).
Program Peningkatan Keamanan Pangan
- Program ini dilaksanankan dengan anggaran sebesar Rp 414.625.000 dan terealisasi sebesar Rp396.936.147 atau 95,73 %
- Realisasi indikator kinerja program ini meliputi :
- Meningkatnya persentase pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan target sebesar 85% dan terealisasi 95% atau 111,76% dari target. Realisasi capaian indikator kinerja program tahun 2016 ini mengalami peningkatan sebesar 11,76% dibandingkan realisasi tahun 2015 dengan target sebesar 85% terealisasi sebesar 85% atau sebesar 100% dari target.
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 38
- Output dari program ini adalah terlaksanaya uji laboratorium bagi produk pangan segar dan sebanyak 120 sampel, terlaksananya pembinaan keamanan pangan bagi produsen yang melaksanakan usaha pasca panen dan pengolahan hasil pertanian 250 peserta serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kader sebanyak 450 kader posyandu tentang MP-ASI berbahan baku lokal dengan prinsip beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
Untuk lebih jelasnya kami sajikan hasil Uji Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan Segar dengan residu pestisida dan mikrobiologi, seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.10 Data Hasil Uji Rapid Test Keamanan Pangan Tahun 2016
N
O SAMPEL
INDIKATOR
PESTISIDA FORMALIN
1 2 3 4
1 Daging ayam Negatif
2 Mujaer asin (basah) Negatif
3 Ikan belanak
(diasinkan) Negatif
4 Sawi putih Negatif
5 Kol kubis Negatif
6 Kembang kol Negatif
7 Daun bawang
merah Negatif
8 Bawang merah Negatif
9 Cabe merah Negatif
10 Tomat Positif
11 Jeruk sunkist Negatif
13 Apel fuji Negatif
14 Anggur merah Positif
15 Tahu kuning Negatif
16 Hati sapi Negatif
17 Ikan pari asap Positif
18 Tahu bulat goreng Negatif
19 Bawang merah Negatif
20 Bawang bombay Negatif
21 Tomat buah Negatif
22 Sawi putih Negatif
23 Sawi hijau Negatif
24 Sawi daging Positif
25 Kol Negatif
26 Cabe merah Positif
27 Cabe rawit Positif
28 Semangka Negatif
29 Anggur merah Negatif
30 Apel fuji Negatif
31 Jeruk Negatif
32 Pear Negatif
33 Jeruk lemon Negatif
34 Seledri Negatif
35 Ikan panggang Negatif
36 Tahu kuning Negatif
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 40
39 Kelengkeng Negatif
40 Ikan asin Negatif
41 Daun bawang Negatif
42 Tahu goreng Negatif
43 Ikan asap (pe) Negatif
44 Semangka Negatif
45 Anggur merah Negatif
Sumber Data : Kantor Ketahanan pangan 2016
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa hasil uji keamanan pangan menggunakan rapid test dengan indikator formalin dan residu pestisida, dari 45 sampel yang diuji menggunakan 2 (dua) indikator tersebut diatas hanya beberapa sampel yang terindikasi mengandung residu pestisida dan formalin. Secara umum bahan makanan yang ada di kabupaten jombang masih relatif aman untuk dikonsumsi. Sampel yang digunakan diambil dari Pasar Sumobito, Pasar Ploso, Pasar Kesamben, Pasar Cukir, Pasar Perak dan Pasar Ngoro.
Sampel yang di uji laboratorium menggunakan jasa laboratorium dengan indikator residu pestisida dan mikrobiologi, disampaikan pada tabel berikut.
Tabel 2.11 Data Hasil Uji LaboratoriumResidu Pestisida Tahun 2016
NO SAMPEL INDIKATOR
RESIDU PESTISIDA
1 2 3
1 Kembang kol Negatif
2 Tomat Negatif
3 Cabe besar Negatif
5 Kemangi Negatif
6 Wortel Negatif
7 Sawi putih Negatif
8 Cabe kecil Negatif
9 Kacang panjang Negatif
10 Bawang merah Negatif
11 Bawang putih Negatif
12 Buncis Negatif
13 Seledri Positif (klopirifos 0.016 mg/kg)
14 Kentang Negatif
15 Kol kubis Negatif
16 Semangka Negatif
17 Anggur merah Negatif
18 Brokoli Positif ( klopirifos 0.094 mg/kg)
19 Daun selada Negatif
20 Paprika Negatif
21 Sawi daging Positif ( profenofos 0.230
mg/kg)
22 Wortel import Negatif
23 Tomat buah Negatif
24 Strawberry Negatif
25 Pear ya lie Negatif
26 Lobak putih Negatif
27 Belimbing Negatif
28 Jagung manis Negatif
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 42
31 Garbis Negatif
32 Nanas Negatif
33 Apel fuji Negatif
34 Bawang merah Negatif
35 Bawang putih Negatif
36 Bawang bombay Negatif
37 Kentang Negatif
38 Timun Negatif
39 Tomat Negatif
40 Kembang kol Positif ( profenofos 0.065
mg/kg)
41 Sawi putih Negatif
42 Sawi hijau Negatif
43 Bayam Negatif
44 Kangkung Positif ( klorpirifos 0.056 mg/kg)
45 Cabe besar Negatif
46 Cabe rawit Negatif
47 Seledri Positif ( klorpirifos 0.054 mg/kg)
48 Daun bawang Positif ( sipermetrin 1.600
mg/kg)
49 Buncis Negatif
50 Kemangi Negatif
51 Wortel lokal Negatif
52 Kacang panjang Negatif
53 Kol kubis Negatif
54 Terong ungu Negatif
55 Terong kecil Negatif
57 Apel merah Negatif
58 Pepaya Negatif
59 Melon Negatif
60 Anggur merah Negatif
Sumber Data : Kantor Ketahanan pangan 2016
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa ditemukan zat aktif klorprifos dalam kangkung sebesar 0.056 mg/kg, profenofos dalam sawi daging sebesar 0.230 mg/kg, profenofos dalam kangkung sebesar 0.065 mg/kg, klopirifos dalam seledri sebesar 0.016 mg/kg, klopirifos dalam brokoli sebesar 0.094 mg/kg. Dari hasil tersebut ndapat disimpulkan bahwa bahan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi oleh manusia dengan asumsi, konsumsi sawi daging dalam sehari sebesar 250 gr/55 kg berat badan manusia.
Tabel 2.12 : Data Hasil Uji Laboratorium Mikrobilogi Tahun 2016
N O SAMPEL INDIKATOR ESCHERICH IA COLI L ISTERIA MONOCYTOGE NES SALMONELLA spp STAPYLL OCOCC US AUREUS 1 Semangk
a Negatif Negatif Negatif 1.8 x 103
2 Pepaya Positif Negatif Negatif > 2.0 x
105
3 Pisang Negatif Negatif Negatif 1.3 x 103
4 Strawberr
y Negatif Negatif Negatif 5.7 x 104
5 Anggur Negatif Negatif Negatif 4.7 x 103
6 Tomat Negatif Negatif Negatif > 2.0 x
105
7 Kubis Negatif Negatif Negatif > 2.0 x
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 44
9 Terong Negatif Negatif Negatif > 2.0 x
105
10 Cabe positif Negatif Negatif > 2.0 x
105
11 Kacang
panjang Negatif Negatif Negatif
> 2.0 x 105
12 Daun
bawang Negatif Negatif Negatif
> 2.0 x 105
13 Seledri Negatif Negatif Negatif > 2.0 x
105
14 Selada Positif Negatif Negatif > 2.0 x
105
15 Kemangi Positif negatif Negatif > 2.0 x
105
Sumber Data : Kantor Ketahanan pangan 2016
Penanganan Kerawanan Pangan, dengan indikator kinerja sasaran pada tahun 2016 sebagai berikut :
- Dari hasil pembuatan peta rawan pangan tahun 2014 sudah tidak ada desa rawan pangan yang ada hanya desa cukup tahan pangan.
Selanjutnya untuk mencapai keberhasilan demi terwujudnya sasaran tersebut dilaksanakan dengan beberapa program berikut, yaitu : - Program Penanganan Kerawanan Pangan
Program ini telah dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp 101.474.000 dan terealisasi sebesar Rp 97.548.765 atau 96,3%.
Outpun dari program ini adalah meningkatnya status sosial ekonomi RTM yang terwadahi dalam kelompok Afinitas DEMAPAN melalui pelatihan pengolahan pangan berbahan baku lokal terhadap 320 orang peserta.
Tabel : 2.13. Data Kelompok Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Jombang
NO KELOMPOK NAMA KETUA ALAMAT JENIS USAHA SUMBER DANA BANGAN PERKEM
1 2 3 4 5 6 7
1 Mawar Gedongombo
Ploso
Pertanian,
Perdagangan APBN Berkembang
2 Melati Gedongombo Ploso Pertanian, Perdagangan APBN Berkembang 3 Anggrek Gedongombo Ploso Pertanian, Perdagangan APBN Berkembang 4 Flamboyan Gedongombo Ploso Pertanian APBN Berkembang
5 Bahagia Solikin Gebangbunder
Plandaan Pertanian
APBN Tidak
berkembang 6 Sumber Jaya Syahid Gebangbunder
Plandaan Perdagangan
APBN Tidak
berkembang
7 Sejahtera Kusnadi Gebangbunder
Plandaan Ternak Kambing
APBN Tidak
berkembang
8 Makmur Fatchur
Rochman
Gebangbunder
Plandaan Ternak Unggas
APBN Tidak
berkembang
9. Pisang Sayudi Pandanblole
Ploso Simpan Pinjam
APBN
Berkembang
10 Apel Suwarso Pandanblole
Ploso Simpan Pinjam
APBN Berkembang
11 Semangka Ponidi Pandanblole
Ploso Simpan Pinjam
APBN Berkembang
12 Melon Harianto Pandanblole
Ploso Simpan Pinjam
APBN Berkembang
13 Puntadewa Karsiman Genenganjase
m Kabuh Pertanian
APBN
Tidak berkembang
14 Bima Jumani Genenganjase
m Kabuh
Pertanian dan Perdagangan
APBN Tidak
berkembang
15 Arjuna Jeman Genenganjase
m Kabuh
Pertanian dan Perdagangan
APBN Tidak
berkembang Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan 2016
Disamping program-program yang dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Jombang, capaian indikator kinerja sasaran urusan
R e n j a S K P D 2 0 1 7 D i n a s K e t a h a n a n P a n g a n
2 0 1 6 Page 46
Ketahanan Pangan juga dilakukan melalui program kegiatan bersumber dana APBD Provinsi antara lain:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Kegiatan Pengembangan Karang Kitri
Bentuk kegiatan Pengembangan Karang Kitri ini merupakan bantuan barang berupa : green house, benih gurami, pompa air, bibit dan benih hortikultura kepada Kelompok Wanita Dasa Wisma di 4 lokasi (Desa Pundong, Pulo Lor, Badang dan Ponpes Annajiyah-Tambakberas)
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Keg. Pengembangan Kantin Sekolah
Bentuk kegiatan Pengembangan Kantin Sekolah merupakan bantuan barang berupa : refrigerator, bahan makanan (tepung cassava, kacang hijau, kedelai,susu,dll), peralatan makan. Bantuan tersebut diberikan kepada 3 sekolah, meliputi MTS Fatahhasyim Bahrul Ulum-Tambakberas, SMP Muhammadiyah 1 Jombang dan MTS Muhammadiyah Jogoroto.
3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Keg. Taman Posyandu Kegiatan Taman Posyandu memberikan bantuan berupa bahan makanan dan timbangan di 8 lokasi, yaitu Desa Watugaluh, Manduro, Badang, Jombok, Mojowarno, Sukopinggir, Mayangan dan Randuwatang
Dalam rangka mencapai sasaran strategis terwujudnya Penganekara- gaman dan keamanan pangan daerah melalui 4 indikator yaitu a. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) b. Tercukupinya konsumsi energi per kapita per hari
c. Tercukupinya konsumsi protein per kapita per hari