• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

C. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan

3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

a. Telaahan Terhadap RTRW Kabupaten Luwu Utara

1) Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kab. Luwu Utara Tujuan dari Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah ”Terwujudnya Kabupaten Yang Berbasis Agro Dan Kelautan Dengan Memperhatikan Aspek Lingkungan dan Aspek Bencana Demi Terciptanya Kesejahteraan Masyarakat Luwu Utara”.

Sedangkan sasaran dari perencanaan tata ruang wilayah adalah :

a) Mempertahankan fleksibilitas dan kedinamisan rencana tata ruang wilayah sehingga dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi dalam pengembangan wilayah

b) Mendayagunakan rencana tata ruang wilayah sebagai alat untuk menyusun program pembangunan secara optimal dan sebagai pengendalian pemanfaatan ruang wilayah secara tepat

c) Memfungsikan rencana wilayah agar dapat menampung perkembangan dan dinamika perkembangan sosial ekonomi masyarakat wilayah yang kian dinamis

2) Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

Kabupaten Luwu Utara

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan, yaitu:

a) Pengembangan kegiatan agroindustri dan agrobisnis melalui pendekatan agro politan yang ramah lingkungan, dengan strategi :

 Menetapkan kawasan dan penyusunan

master plan agropolitan untuk seluruh kawasan potensial

 Mengembangkan komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi diantaranya kakao

 Mempertahankan dan meningkatkan

ketahanan pangan regional melalui

peningkatan produktifitas padi sawah dan bahan pangan lainnya

 Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi

sekunder dalam rangka penciptaan nilai tambah pasca panen dan meningkatkan daya layan infrastruktur pertanian dan perkebunan untuk mencapai daya saing komoditas unggulan

 Penerapan pendekatan sistem agrobisnis secara utuh dan terpadu dengan penerapan IPTEK yang relevan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dan mengandung nilai tambah

 Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan

potensi sumber daya alam dan kondisi wilayah/keunggulan komparatif

b) Pengembangan kegiatan perikanan budidaya menjadi core business dalam pengembangan wilayah dengan pengembangan kawasan minapolitan, yang mendorong pengembangan kawasan budidaya yang telah tumbuh secara alamiah di Kecamatan Malangke, Malangke Barat dan Bone-bone, dengan strategi sebagai berikut :

 Pengembangan sarana prasarana umum

yang diperlukan dan kegiatan-kegiatan untuk

memperlancar pengangkutan hasil

perikanan ke pasar dengan effisien dengan

resiko minimal dengan penyusunan

masterplan kawasan minapolitan

 Pembangunan sistem dan usaha minabisnis berorientasi pada kekuatan pasar (market driven)

 Pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan usaha komoditas unggulan berdasarkan kesesuaian lahan/perairan dan kondisi sosial ekonomi budaya daerah

c) Memfasilitasi pengembangan kawasan produksi sektor di daerah tertinggal dengan penyediaan prasarana & sarana sosial dasar dalam peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan serta membangun pusat pertumbuhan sumber

daya lokal di daerah tertinggal, dan

meningkatkan sinergi pembangunan antara wilayah di kabupaten, dengan strategi sebagai berikut :

 Meningkatkan kemandirian masyarakat dan daerah tertinggal, melalui pengembangan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat,

penyediaan prasarana dan sarana

lokal/perdesaan

 Memperkuat integrasi ekonomi antara

pengembangan jaringan ekonomi antar wilayah, pengembangan jaringan prasarana

antar wilayah, dan pengembangan

pusatpusat pertumbuhan ekonomi wilayah

 Meningkatkan penanganan daerah khusus

yang memiliki karakteristik keterisolasian melalui pembukaan keterisolasian wilayah dengan pengembangan jaringan prasarana dan sarana secara terintegrasi.

d) Peningkatan aksesibilitas dalam rangka

pemerataaan pelayanan sosial ekonomi dan budaya keseluruh wilayah kabupaten dan meningkatkan kegiatan hasil produksi sektor-sektor unggulan kabupaten, dengan strategi sebagai berikut :

 Membangun dan meningkatkan kualitas

jaringan transportasi ke seluruh bagian

wilayah kecamatan, terutama

Seko, Rampi dan wilayah-wilayah terisolasi lainnya

 Meningkatkan kapasitas pembangkit listrik

dan informasi dengan memanfaatkan

sumber energi yang tersedia serta

memperluas jaringan transmisi tenaga listrik dan pengembangan jaringan informasi/ telekomunikasi pada pusat-pusat kecamatan  Menyediakan fasilitas pelayanan sosial

ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, olahraga dan pemerintahan)

 Memperluas jaringan irigasi dan

mempertahankan pertanian irigasi teknis  Memversifikasi komoditi pertanian untuk

mendukung pengembangan sektor sekunder

 Mengembangkan kawasan agropolitan

untuk meningkatkan perekonomian

e) Pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi resiko bencana alam, dengan strategi sebagai berikut :

 Mempertahankan luasan hutan di Kabupaten

Luwu Utara

 Mengembalikan dan meningkatkan fungsi

kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya

 Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih

lanjut melalui penerapan instrument

pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis

 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

alam untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana

f) Pengoptimalan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan strategi sebagai berikut :

 Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya

 Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan

tidur untuk kegiatan produktif

 Mengembangkan kawasan budidaya

pertanian sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahannya

 Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan

budidaya pesisir untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian masyarakat;

g) Peluang investasi dibuka dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah sebagai upaya mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal, dengan strategi sebagai berikut :

 Mempermudah mekanisme perizinan dan

birokrasi iklim usaha

 Menyediakan informasi, sarana dan

prasarana penunjang investasi

 Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan

 Meningkatkan sumber daya manusia dalam mengelola potensi wilayah setempat

 Meningkatkan prasarana dan sarana wilayah pada kawasan tertinggal

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kab. Luwu Utara Isu-Isu strategis dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Luwu Utara, antara lain :

1) Masih kurang kesadaran dan kepedulian

masyarakat, aparat pemerintah setempat dan lintas sektor terhadap pengembangan dan pemanfaatan posyandu

2) Dana APBD yang terbatas sehingga untuk pembangunan fisik diharapkan dari dana DAK yang menunya terbatas

3) Pembangunan sarana kesehatan belum dibarengi dengan penyediaan tenaga kesehatan

4) Harapan sarana kesehatan terakreditasi sampai tahun 2019

5) Tidak adanya penerimaan pegawai untuk formasi kesehatan tahun 2014 dan 2015

6) Tidak adanya penerimaan pegawai untuk formasi kesehatan sampai tahun 2019

7) Penemuan suspect TB paru cenderung menurun dari tahun ke tahun yang diasumsikan oleh karena pembiayaan program ini cenderung menurun

8) Motivasi dari petugas puskesmas sangat rendah dalam penemuan kasus

9) Kurangnya perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada tingkat masyarakat

10) Akses penduduk terhadap air bersih sudah tinggi namun belum maksimal untuk kualitas dan keberlanjutannya

11) Terbatasnya dokter PTT

12) Adanya kebijakan BPJS yang mensyaratkan untuk tiap FKTP ada 2 tenaga dokter umum

13) Koordinasi dengan lintas sektor masih kurang

14) Kurangnya kepedulian orang tua terhadap pertumbuhan balita

15) Mulai meningkatnya Penyakit Tidak menular (PTM) di masyarakat

16) Masih ada kasus hamil diluar nikah

17) Masih ada masyarakat yang percaya kepada dukun

18) Keterbatasan tenaga kesehatan di daerah terpencil

19) Masih adanya perkelahian antar

pemuda/kelompok 4. Penentuan Isu-Isu Strategis

Dengan menganalisa permasalahan yang terjadi, dapat dikemukakan beberapa isu strategis, sebagai berikut :

a. Belum terpenuhinya jumlah, jenis , kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan

b. Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular

c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara

d. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama kelompok rentan di daerah terpencil

e. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal

f. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

g. Adanya ketentuan yang mengharuskan seluruh puskesmas harus terakreditasi pada tahun 2019

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN , STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dokumen terkait