• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 69-120)

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH 62

3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN

penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kota Banjar sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2018 – 2023.

Visi Kota Banjar :

“Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Kota Banjar yang Bersih Pemerintahannya, Sejahtera Masyarakatnya, Asri Lingkungannya

Menuju Banjar Agropolitan”

Deskripsi singkat dari Visi tersebut untuk kemudahan mengingatnya dan menjadi slogan pembangunan Kota Banjar tahun 2018-2023 adalah : “Banjar Semakin Berseri”. Kata “Berseri” pada slogan tersebut merupakan singkatan dari pokok-pokok Visi, yaitu : BERSIH, SEJAHTERA, dan ASRI. Berikut adalah penjelasan dari visi tersebut :

1. Iman dan Taqwa mempunyai makna bahwa iman dan taqwa harus menjadi landasan utama dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan.

2. Bersih mempunyai makna bahwa kondisi penyelenggaraan pemerintahan yang terhindar dari praktik KKN, mengedepankan pelayanan prima yang didukung oleh profesionalisme aparatur, transparansi dan akuntabel.

3. Sejahtera mempunyai makna bahwa kondisi masyarakat yang mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kelompok secara layak, sehat dan produktif, adanya ketenteraman lahir batin serta tidak diliputi oleh rasa takut.

4. Asri mempunyai makna bahwa kondisi lingkungan yang tertata, aman, sehat, rindang dan indah.

5. Agropolitan mempunyai makna bahwa kondisi Kota Banjar yang aktivitas ekonominya berbasiskan agrobisnis, agroindustri, agrowisata, pusat distribusi produk-produk ataupun jasa pertanian.

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Misi Kota Banjar:

Dengan memperhatikan perubahan kondisi yang akan dicapai pada masa yang akan datang dan dalam rangka mewujudkan “Banjar Semakin Berseri”, maka misi pembangunan Daerah Kota Banjar pada periode 2018-2023 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional dan Akuntabel.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

3. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).

4. Mewujudkan Kota Peduli Hak Asasi Manusia (HAM).

5. Meningkatkan Kualitas Lingkungan.

6. Mengembangkan Daya Tarik dan Potensi Daerah.

Misi 1 : Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional dan Akuntabel.

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Meningkatkan kualitas

Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal strategis lain yang perlu ditekankan adalah

Misi 3 : Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Growth, Pro Poor, Pro Job, Pro Environment Misi 4 : Mewujudkan Kota Peduli Hak Asasi Manusia (HAM).

Mewujudkan Banjar

Misi 5 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan.

Mewujudkan kondisi

Misi 6 : Mengembangkan Daya Tarik dan Potensi Daerah.

Menjadikan Kota Banjar sebagai salah satu tujuan wisata

Meningkatnya aktivitas pariwisata, budaya dan olahraga

Pengembangan Objek Wisata yang sudah ada dan Objek Wisata Buatan yang terkait dengan budaya dan olah raga rekreasi.

3.3 Telaahan Renstra Kementrian (Pertanian, Kelautan dan Perikanan) serta (Renstra Ketahanan Pangan dan Peternakan, Pertanian, Perkebunan dan Kealuatan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat).

Telaahan renstra kemetrian/lembaga yang ada kaitanya dengan Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dan Ketahanan pangan Kota banjar ada dua yaitu:

1. Kementrian Pertanian 2. Kementrian Perikanan

Telaahan renstra OPD provinsi jawa barat yang ada kaitanya dengan Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota banjar ada empat yaitu:

1. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

2. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

3. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

4. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.

3.3.1 RENSTRA KEMENTRIAN PERTANIAN

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap tugas dan fungsi Kementrian Pertanian, maka VISI KEMENTAN adalah:

“Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”

Misi Kementrian Pertanian :

1. Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi

2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian 3. Mewujudkan kesejahteraan petani

4. Mewujudkan Kementerian Pertanian yang transparan, akuntabel, profesional dan

Pernyataan visi dan misi Kementrian Pertanian memberikan arahan bagi seluruh daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang: Ketahanan Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perkebunan .

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar yaitu:

 Pencapian swasembada pangan, dan swasembada berkelanjutan.

 Peningkatan difersifikasi tanaman pangan, perkebunan dan populasi ternak.

 Peningkatan nilai tambah, daya saing dan marketing.

 Peningkatan kesejahteraan petani.

3.3.2 RENSTRA KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap tugas dan fungsi Kementrian Perikanan, maka VISI Kementrian Perikanan adalah:

“Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional”

Misi Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah :

1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

3. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.

Pernyataan visi dan misi Kementrian Kelautan dan Perikanan memberikan arahan bagi seluruh daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang: Perikanan dan Kelautan . Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Banjar yaitu:

 Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha perikanan.

 Berkembangnya diversifikasi dan pangsa pasar produk hasil perikanan.

 Terwujudnya pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

3.3.3 Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat adalah:

“Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani”

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Katahanan Pangan, dan Peternakan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan peternakan;

2. Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan ternak;

3. Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat berbasis sumberdaya local;

4. Meningkatkan produktivitas ternak dan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing;

5. Mewujudkan lingkungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang kondusif.

3.3.4 Renstra Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat adalah :

“ TERWUJUDNYA PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA BARAT YANG MAJU DAN TANGGUH”

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Tanaman Pangan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan Produksi, Kualitas dan Nilai tambah produk Tanaman pangan dan hortikultur yang berkelanjutan.

2. Meningkatnya Profesionalisme sumberdaya manusia pertanian .

3. Meningkatkan dan mengoptimalkan sumberdaya alam dan sarana dan prasaraan.

4. Mengembangkan, menerapkan dan Memanfaatkan teknologi pertanian berwawasan lingkungan

5. Meningkatkan akses pasar dan permodalan 3.3.5 Renstra Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat adalah:

“ TERCIPTANYA MASYARAKAT AGRIBISNIS PERKEBUNAN YANG MANDIRI DINAMIS DAN SEJAHTERA”

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Perkebunan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan,

2. Meningkatkan Mutu Hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk Usaha Perkebunan,

3. Meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan.

3.3.6 Renstra Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat adalah:

MASYARAKAT PERIKANAN DAN KELAUTAN JAWA BARAT YANG MAJU DAN SEJAHTERA ”

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Perikanan dan Kelautan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya perikanan dan kelautan 2. Meningkatkan usaha dan nilai tambah produk perikanan dan kelautan

3. Meningkatkan pengawasan, pengendalian dan pelestarian sumber daya perikanan dan kelautan

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup 3.4.1 Telaahan terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat.

RTRW Provinsi Jawa Barat No.22 tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

RTRW Provinsi Jawa Barat menjadi pedoman untuk : a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kab/Kota;

b. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka MenengahKab/kota;

c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah Kab/Kota;

d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah kota, serta keserasian antar sektor Kab/Kota dan

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi Kab/Kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi jawa barat menjadi panduan dalam penyusunan Rencana Staregis Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dan Ketahanan pangan Kota Banjar:

Yang menjadi pertimbangan adalah:

Paragraf: 2 Rencana kawasan lindung.

Pasal 26,27,28.sampai pasal 29.

Paragraf 3 Rencana Kawasan Budidaya:

Pasal 41: Mengenai Kawasan Hutan Produksi

Pasal 42: Mengenai Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Pasal 43: Mengenai Kawasan Perkebunan

Pasal 44: Mengenai Kawasan Peternakan Pasal 46: Mengenai Kawasan Perikanan

3.4.2 Telaahan terhadap RTRW Kota Banjar.

RTRW Kota disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di Wilayah Kota Banjar.

RTRW Kota menjadi pedoman untuk :

 penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang;

 penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah;

 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah;

 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah kota, serta keserasian antar sektor; dan

 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

RTRW Kota memuat :

1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah;

2. rencana struktur ruang wilayah yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan;

3. rencana pola ruang wilayah yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya;

4. arahan pemanfaatan ruang wilayah yang terdiri dari indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan;

dan

5. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah yang berisi arahan peraturan zonasi kawasan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Yang menjadi pertimbangan adalah dalam penyusunan program dan kegiatan yang terkandung dalam RENSTRA (Rencana Strategis) Dinas Katahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Banjar sebagian isi RAPERDA RT RW Kota Banjar adalah:

Paragraf 10

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 54

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 huruf j meliputi :

a. kawasan pertanian hortikulture;

b. kawasan pertanian perkebunan;

c. kawasan pertanian tanaman pangan; dan d. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian hortikulture sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki luas 3.249 Hektar.

(3) Kawasan pertanian perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pertanian lahan kering seluas kurang lebih 2.315,28 Hektar, yang meliputi :

a. kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 1.709,21 Hektar;

b. kecamatan Banjar seluas kurang lebih 375,81 Hektar;

c. kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 62,71 Hektar; dan d. kecamatan Langensari seluas kurang lebih 167,55 Hektar.

(4) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa pertanian lahan basah seluas kurang lebih 3.833,15 Hektar, yang meliputi :

a. kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 951,24 Hektar;

b. kecamatan Banjar seluas kurang lebih 763,35 Hektar;

c. kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 680,25 Hektar; dan d. kecamatan Langensari seluas kurang lebih 1.438,31 Hektar.

(5) Rencana pengembangan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diarahkan pada :

a. mempertahankan pertanian lahan basah sawah beririgasi; dan b. rehabilitasi kawasan pertanian.

(6) Rencana pengembangan kawasan perternakan seluas kurang lebih 60,6 Ha, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. lingkungan Cipadung di Kelurahan Purwaharja, Desa Waringinsari, dan Kelurahan Bojongkantong untuk pengembangan kawasan ternak sapi, ternak ungags (bebek dan itik);

b. desa Karyamukti, Sukamukti, Binangun, dan Desa Balokang untuk pengembangan ternak domba dan ayam buras; dan

c. kelurahan Bojongkantong dan Kelurahan Muktisari untuk pengembangan kawasan ternak kambing dan itik.

Paragraf 11

Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya

Pasal 55

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf k adalah kawasan peruntukan perikanan budidaya.

(2) Rencana kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengembangan dan peningkatan dan pengembangan prasarana Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Mulyasari Kecamatan Pataruman dengan kurang lebih 5 Ha.

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 46

Kawasan peruntukan hutan produksi dimaksud pada Pasal 44 huruf b adalah hutan produksi di Kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 418,82 hektar, di Kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 506,99 hektar dan di Kecamatan Langensari seluas kurang lebih 84,01 hektar.

Paragraf 3

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 47

(1) Kawasan Peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c, meliputi:

a. kawasan industri dan pergudangan; dan

b. pengembangan industri kecil dan rumah tangga.

(2) Pengembangan kawasan industri sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut :

a. mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agrobisnis);

b. mengembangkan industri pengolahan berbasis agro di Kecamatan Langensari dan Kecamatan Pataruman;

c. mengarahkan lokasi untuk kawasan industri di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman, kawasan pergudangan di Desa Langensari Kecamatan Langensari dan Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman;

d. mengendalikan kegiatan industri yang telah ada dari dampak polusi dan lalu lintas. (mengendalikan dan pencegahan pencemaran dan atau kerusakan komponen lingkungan hidup dari dampak kegiatan industri yang telah ada);

e. mewajibkan kepada kegiatan industri yang baru untuk membuat dokumen lingkungan hidup sebagai arahan dalam hal upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap kualitas lingkungan hidup; dan

f. membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis untuk kawasan industri untuk melihat kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, prakiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

(3) Kawasan Industri dan pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:

a. kawasan industri di Kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 100 Hektar;

b. kawasan industri di Kecamatan Banjar seluas kurang lebih 70,38 Hektar;

c. kawasan industri di Kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 20,00 Hektar;

dan

d. kawasan industri di Kecamatan Langensari seluas kurang lebih 25,42 Hektar.

(4) Rencana pengembangan Industri Kecil dan rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang berkembang di perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif; dan

b. menata industri kecil di Desa Langensari, Desa Neglasari, Desa Cibeureum, Desa Balokang, dan Kelurahan Purwaharja.

(5) Kawasan industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi (pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup) diarahkan ke kawasan industri.

3.5 Isu-Isu Strategis

Berdasarkan analisis permasalahan pembangunan daerah, maka dapat dirumuskan beberapa isu strategis daerah Kota Banjar yang berkaitan dengan bidang ketahanan pangan, pertanian dan perikanan. Adapun isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut :

3.5.1. Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik, Profesional dan Akuntabel

“Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, profesional dan akuntabel”

merupakan prasyarat penting dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kota Banjar ke depan.

Melalui tata kelola pemerintahan yang baik diharapkan dapat terbangun manajemen pemerintahan yang akuntabel, efektif dan efisien dalam pelaksanaan seluruh dimensi pembangunan. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten diharapkan dapat meningkatkan kualitas manajemen ASN, efektivitas tata laksana, peningkatan kualitas pelayanan publik, serta meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, profesional dan akuntabel” juga menyangkut pembenahan berbagai subsistem supra dan infrastruktur pemerintahan yang vital, antara lain; peningkatan reformasi birokrasi yang berbasis pada sistem meritokrasi, pemantapan sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan yang berbasis pada e planning, semakin mantapnya implementasi sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP), Mantapnya kapasitas fiskal daerah dan semakin efisien dan efektifnya pengelolaan keuangan dan aset daerah. Selain itu, juga harus terbangun struktur birokrasi pemerintahan modern yang berbasis e-government dan smart city yang diperkuat oleh inovasi-inovasi penyelenggaraan pemerintahan secara berkelanjutan.

3.5.2. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif yang Berkualitas

Isu Strategis Percepatan Pertubuhan Ekonomi Inklusif yang berkualitas terkait dengan upaya-upaya untuk menghidupkan perekonomian Kota yang tumbuh secara berkelanjutan, ramah lingkungan dan dinamis serta memberi dampak terhadap penyerapan tenaga kerja warga Kota Banjar.

Sektor perekonomian Kota Banjar mulai bergeser dari Pertanian - Industri ke Jasa. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor Konstruksi, Jasa Pendidikan, Transportasi dan Pergudangan, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang meningkat selama periode 2011-2017. Bahkan, sektor Konstruksi menjadi sektor yang tumbuh paling cepat selama periode tersebut. Sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa (Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan serta Informasi dan Komunikasi) juga tumbuh cepat dan mulai memberikan kontribusi yang besar. Bahkan, sebagian besar sektor basis ekonomi di Kota Banjar adalah sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa.

Di sisi lain, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan masih memberikan kontribusi yang besar namun pertumbuhannya lambat.

Untuk mengantisipasi pergeseran struktur ekonomi tersebut, penyediaan lapangan pekerjaan di Kota Banjar di masa mendatang sangat penting mengingat piramida penduduk Kota Banjar terkini (2017) cenderung didominasi oleh penduduk usia produktif. Selain itu, pertumbuhan penduduk usia produktif (0,55 persen) lebih tinggi daripada penduduk usia tidak produktif (0,35 persen) selama periode 2011-2017.

Jika dilihat sebaran tenaga kerjanya, maka sebagian besar tenaga kerja di Kota Banjar bekerja di sektor Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel, Pertanian, dan Perikanan serta Industri Pengolahan. Rata-rata pertumbuhan serapan tenaga kerja di sektor Pertanian dan Perikanan, Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel serta Industri Pengolahan cukup tinggi selama periode tersebut, namun masih kalah jika dibandingkan kalah dengan sektor Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan.

Tenaga kerja yang bekerja di sektor Pertanian dan Perikanan masih cukup banyak dan terus bertambah karena untuk bekerja di sektor tersebut tidak membutuhkan keterampilan khusus seperti pekerja di sektor Pertambangan. Salah satu opsi yang paling realistis adalah menumbuhkembangkan sektor-sektor yang mampu menyerap produk-produk pertanian, terutama kuliner. Mengingat sebagian besar produk pertanian masih dijual dalam bentuk barang mentah dan setengah jadi, maka pengembangan produk olahan pertanian akan meningkatkan nilai tambah dan pendapatan masyarakat. Contoh produk olahan yang bisa dikembangkan antara lain sirup buah, selai buah dan aneka fast food (sosis, tempura, bakso dan nugget).

Di samping itu, Pemerintah Kota Banjar harus hadir memfasilitasi pelatihan tenaga kerja yang sedang dibutuhkan oleh pasar

3.5.3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana

Kualitas lingkungan hidup di Kota Banjar perlu menjadi perhatian karena sangat terkait dengan kenyamanan kehidupan warga kota. Pemerintah Kota Banjar harus memberi keyakinan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang meliputi peningkatan kualitas air, udara dan tanah pada taraf yang aman dan nyaman bagi kehidupan warga kota.

Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan akan menghasilkan lingkungan yang hijau dari berbagai komoditas pertanian yang akan menghasilkan banyak oksigen (O2) yang diperlukan oleh manusia.

3.5.4. Mengembangkan Daya Tarik dan Potensi Daerah

Pengembangan daya tarik Kota Banjar perlu dilakukan untuk memberikan alternatif pengembangan sektor ekonomi yang dapat meningkatkan penghidupan bagi masyarakat Kota Banjar, disamping adanya pasar minat kunjungan dari penduduk beberapa daerah sekita ke Kota Banjar.

Disamping itu pengembangan daya tarik wisata bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas kota. Dengan adanya pembangunan pariwisata diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan pariwisata melalui penyediaan fasilitas infrastruktur, wisatawan dan penduduk setempat akan saling diuntungkan.

Pengembangan tersebut hendaknya sangat memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek budaya, sejarah dan ekonomi daerah tujuan wisata. Berdasarkan pengertian diatas maka pengembangan adalah suatu kegiatan menata dan memajukan suatu obyek wisata untuk di kembangkan lebih layak.

Dalam Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan bisa dikembangkan produksi komoditas pertanian dan perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk kunjungan wisata domestik dan luar daerah sebagai wisata pertanian dan perikanan

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Panngan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar

Perumusan tujuan dan sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah merupakan salah satu tahap penting dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah. Perumusan tujuan dan sasaran yang terukur akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai kinerja yang diharapkan dengan mengatasi berbagai permasalahan yang ada.

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar menetapkan tujuan utama pembangunan bidang ketahanan pangan, pertanian dan perikanan untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu :

1) Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Dinas;

2) Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan perikanan;

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang lebih terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dalam perumusan sasaran ditetapkan pula indikator sasaran sesuai tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah. Yang dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan.

Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaian (targetnya) masing-masing.

Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahun secara berkesinambungan sejalan yang ditetapkan dalam rencana strategis. Adapun sasaran utama yang akan dicapai Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar :

1. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan;

2. Terpenuhinya ketersediaan pangan;

4.2. Hubungan Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD

Sasaran keberhasilan Program dan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan

Sasaran keberhasilan Program dan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 69-120)

Dokumen terkait