• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telahaan KLHS terhadap Rancangan RPJMD Kabupaten Lingga 2016-2021

Dalam dokumen RPJMD KABUPATEN LINGGA (Halaman 33-47)

Misi 9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, aparatur birokrasi yang profesional, disiplin dengan etos kerja tinggi serta penyelenggaraan pelayanan publik

4.2.6. Telahaan KLHS terhadap Rancangan RPJMD Kabupaten Lingga 2016-2021

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa kaidah pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan atau program.

Tujuan pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RPJMD, yaitu:

a. memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD, dan

b. meningkatkan kualitas RPJMD dan Renstra SKPD sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pokja KLHS merumuskan langkah-langkah mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif berdasarkan deskripsi pengaruh program prioritas dengan isu strategis sebagai upaya meminimalkan potensi dampak terhadap lingkungan yang diperkirakan muncul. Berikut ini mitigasi/adaptasi terhadap program prioritas pembangunan daerah.

Tabel. T-IV.1.

Mitigasi/Adaptasi Terhadap Program Prioritas Pembangunan Daerah

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

1 Program Peningkatan dan

Pengembangan Prasarana Kelautan dan Perikanan

Pengembangan prasarana kelautan apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran laut, kebisingan, kemacetan, polusi udara berupa gangguan kebauan dan lainnya

Pembuatan tempat IPAL dan drainase pada areal tempat pelelangan ikan, pembuatan kapal menggunakan bahan dasar fiber, penempatan kelong yang tidak berada diatas karang, penggunaan bahan pakan ikan yang bukan dari kimia,

pembuatan prasana kelautan dan perikanan di areal yang bukan habitan mangrove dll

2 Program pengembangan perikanan budidaya

Pencemaran air, pencemaran udara, kerusakan vegetasi, dll

Penggunaan pakan ikan yang berbahan dasar bukan dari kimia, pembuatan keramba jaring apung (KJA) diareal yang bukan ditumbuhi vegetasi, pembuatan sarana dan prasana penunjang pengembangan perikanan budidaya di areal yang bukan habitan mangrove,dll

3 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

Pencemaran udara, pencemaran air, perncemaran tanah yang diakibatkan penggunaan teknologi pertanian yang kurang ramah lingkungan

Penggunaan teknologi ramah lingkungan (minim limbah, minim bahan bakar, produktivitas tinggi, aman digunakan),

meminimalisir penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia, memaksimalkan penggunaan pupuk organik, dll

4 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Pencemaran udara, pencemaran air, perncemaran tanah dll

Meminimalisir penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia, memaksimalkan penggunaan pupuk organik, pemanfaatan lahan masyarakat yang tidak termanfaatkan (lahan tidur),

menggunakan tenaga kerja tempatan yang terlebih dahulu diberi pelatihan, dll

5 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Pencemaran udara berupa gangguan kebauan, pencemaran air, mengganggu aktifitas transportasi, terjadinya kecelakaan, dll

Melakukan pemeliharaan ternak dengan menggunakan kandang ternak, pembuatan kandang ternak jauh dari pemukiman penduduk, memanfaatkan kotoran ternak untuk pupuk kompos/energi alternatif, pembuatan IPAL, dll

6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

Pencemaran udara, pencemaran air, perncemaran tanah dll

Meminimalisir penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia, memaksimalkan penggunaan pupuk organik, pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya (produktivitas baik, tidak beresiko terhadap kerusakan lingkungan), dll

7 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan

Penerapan konsep eco-eficiency, yaitu pemanfaatan sumber-sumber daya secara efisien, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak, dalam batas-batas kapasitas ekosistem

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

rumah kaca (GRK), munculnya sedimentasi khususnya di wilayah perairan, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem darat dan perairan, degradasi lahan, menurunnya populasi biota darat dan perairan, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terpicunya penurunan populasi ikan

tertentu,terganggunya aliran air tanah, konversi lahan, dll

limbah yang dihasilkan dengan cara pengolahan akhir pipa (end of pipe); Penerapan prinsip preventif cleaner production (produksi bersih) yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan seperti penggunaan prinsif 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), konservasi bahan baku, energi dan air, reduksi jumlah atau tingkat toksisitas emisi pada sumber, evaluasi dari pilihan teknologi, efisiensi manajemen lingkungan dalam rancangan dan Pengurangan eksploitasi SDA. Sebagai tambahan, perlu

diperhatikan pula pengurangan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja; Perkuatan daya saing produk di pasaran; Perbaikan kinerja dan peningkatan produktivitas; Peningkatan citra perusahaan dan peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk. pengiriman; Minimalisasi limbah sehingga mengurangi buangan; Peningkatan efisiensi penggunaan bahan baku, air dan energi

8 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), dll

Penggunaan teknologi industri yang ramah lingkungan, baik dari segi jenis dan jumlah penggunaan bahan bakar, pelumas, tingkat efektifitas serta produktifitas, efesiensi penggunaan bahan baku, limbah yang dihasilkan minim, dll

9 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat

Pencemaran udara berupa gangguan kebauan, pencemaran air, mengganggu aktifitas transportasi, terjadinya kecelakaan, dll

Melakukan pemeliharaan ternak dengan menggunakan kandang ternak, pembuatan kandang ternak jauh dari pemukiman penduduk, memanfaatkan kotoran ternak untuk pupuk kompos, dll

10 Program pembangunan jalan dan jembatan

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatnya debu, munculnya sedimentasi, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem perairan, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota perairan, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air

Perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat, pembatasan tonase, penyiraman jalan secara berkala untuk mencegah pencemaran udara, penghijauan, pembuatan tanggul atau drainase sementara untuk pengendalian air larian,

pemindahan dan perbaikan utilitas, perkuatan tebing, pengendalian air tanah, penataan lansekap untuk mengatasi perubahan bentang alam, pemberitahuan kepada masyarakat sekitar dan pengaturan jadwal kerja untuk mengatasi kebisingan, penggunaan bor untuk mengatasi kerusakan pada bangunan sekitar akibat getaran, penanaman pohon dan tanaman hias untuk mengakomodasi nilai estetika, pemilihan lokasi quarry

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terpicunya penurunan populasi ikan tertentu,terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

yang tepat guna mengatasi degradasi dasar sungai, pengendalian bahan buangan guna mengatasi pencemaran air sungai dan gangguan terhadap biota air, perkuatan tebing dan enggalian bertahap guna mengatasi longsor pada tebing sungai, pengendalian limbah cair guna mengatasi pencemaran air permukaan. Sebagai tambahan, supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial, masyarakat lokal harus diikutsertakan dalam setiap tahapan proyek, bila perlu diberikan pelatihan kepada para tenaga kerja lokal. Lalu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas, pemasangan rambu lalu lintas.

11 Program Peningkatan Jalan dan Jembatan

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatnya debu, munculnya sedimentasi, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem perairan, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota perairan, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terpicunya penurunan populasi ikan tertentu,terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

Perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat, pembatasan tonase, penyiraman jalan secara berkala untuk mencegah pencemaran udara, penghijauan, pembuatan tanggul atau drainase sementara untuk pengendalian air larian,

pemindahan dan perbaikan utilitas, perkuatan tebing, pengendalian air tanah, penataan lansekap untuk mengatasi perubahan bentang alam, pemberitahuan kepada masyarakat sekitar dan pengaturan jadwal kerja untuk mengatasi kebisingan, penggunaan bor untuk mengatasi kerusakan pada bangunan sekitar akibat getaran, penanaman pohon dan tanaman hias untuk mengakomodasi nilai estetika, pemilihan lokasi quarry yang tepat guna mengatasi degradasi dasar sungai, pengendalian bahan buangan guna mengatasi pencemaran air sungai dan gangguan terhadap biota air, perkuatan tebing dan enggalian bertahap guna mengatasi longsor pada tebing sungai, pengendalian limbah cair guna mengatasi pencemaran air permukaan. Sebagai tambahan, supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial, masyarakat lokal harus diikutsertakan dalam setiap tahapan proyek, bila perlu diberikan pelatihan kepada para tenaga kerja lokal. Lalu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas, pemasangan rambu lalu lintas.

12 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas

Perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat, pembatasan tonase, penyiraman jalan secara berkala untuk mencegah pencemaran udara, penghijauan, pembuatan tanggul atau drainase sementara untuk pengendalian air larian,

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

rumah kaca (GRK), meningkatnya debu, munculnya sedimentasi, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem perairan, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota perairan, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terpicunya penurunan populasi ikan tertentu,terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

pemindahan dan perbaikan utilitas, perkuatan tebing, pengendalian air tanah, penataan lansekap untuk mengatasi perubahan bentang alam, pemberitahuan kepada masyarakat sekitar dan pengaturan jadwal kerja untuk mengatasi kebisingan, penggunaan bor untuk mengatasi kerusakan pada bangunan sekitar akibat getaran, penanaman pohon dan tanaman hias untuk mengakomodasi nilai estetika, pemilihan lokasi quarry yang tepat guna mengatasi degradasi dasar sungai, pengendalian bahan buangan guna mengatasi pencemaran air sungai dan gangguan terhadap biota air, perkuatan tebing dan enggalian bertahap guna mengatasi longsor pada tebing sungai, pengendalian limbah cair guna mengatasi pencemaran air permukaan. Sebagai tambahan, supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial, masyarakat lokal harus diikutsertakan dalam setiap tahapan proyek, bila perlu diberikan pelatihan kepada para tenaga kerja lokal. Lalu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas, pemasangan rambu lalu lintas.

13 Program peningkatan pelayanan angkutan

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air laut, sungai, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca, meningkatnya debu, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem perairan, menurunnya populasi biota perairan, terpicunya penurunan populasi ikan tertentu, dll

Kegiatan ini harus benar-benar memperhatikan hal-hal sbb: Pencegahan terhadap turunnya kondisi fisik air; Pengelolaan persampahan; Penyediaan prasarana pelayanan umum seperti tempat sampah, peralatan pencegahan pencemaran, buffer zone untuk pencegahan polusi); Pengelolaan penyimpanan logam bekas, perbaikan dan pemeliharaan kapal; perbaikan dan pemeliharaan mobil, Pengelolaan aktivitas pengisian BBM untuk kapal, kendaraan bermotor, peralatan bongkar muat;

Pengelolaan aktivitas perawatan kapal dan peralatannya; Pengelolaan aktivitas pembangunan dermaga, terminal, gudang, lapangan penumpukan dan galangan; Aktivitas operasional fasilitas pelabuhan; Pengelolaan aktivitas pengendalian

pencemaran; Pengelolaan fasilitas limbah tinja dan IPAL (kanal di areal pembuangan, fasilitas pembuangan limbah padat dan cair, incinerator/carbonizer limbah, penghancur limbah padat, fasilitas pembuangan limbah cair Pengelolaan fasilitas kenyamanan seperti toilet, tempat singgah sementara, klinik kesehatan, fasilitas rekreasi, fasilitas untuk ABK dan pekerja

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

pelabuhan; Peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam pelabuhan; Peningkatan kebersihan, keteduhan dan keasrian lingkungan kawasan pelabuhan; Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan lingkungan kawasan pelabuhan; Peningkatan kinerja pelayanan, keamanan dan keselamatan kerja di pelabuhan, dll (minyak dan limbah sanitasi); Pengelolaan kawasan perkantoran yang berada di daerah lingkungan kerja pelabuhan; Pengelolaan estetika pelabuhan secara umum seperti papan nama, reklame, poster, lampu penerangan, marka jalan, RTH, tampilan ciri khas; Pengelolaan sarana dan prasarana keamanan dan keselamatan umum 14 Program pembangunan sarana dan

prasarana perhubungan

Akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatnya debu, munculnya sedimentasi, meningkatnya limbah domestik, terganggunya ekosistem perairan, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota perairan, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terpicunya penurunan populasi ikan tertentu,terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

Pembangunan dapat di kembangkan di kawasan Kecamatan Senayang (pelabuhan Mabung dan Teban), Kecamatan Singkep Barat (pelabuhan Langkap), Kecamatan Lingga (Kelurahan Daik), pelabuhan Kerandin, dll. Namun untuk menuju pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, harus ditinjau dari segi ekologi di sekitar kawasan tersebut mengingat di daerah tersebut terdapat objek pariwisata yang perlu dilestarikan. Sehingga jalur pengembangan proyek pembangunan Pelabuhan tidak berakibat pada kerusakan lingkungan. Sebagai tambahan, proyek harus benar-benar memperhatikan hal-hal sbb:

Pencegahan terhadap turunnya kondisi fisik air; Pengelolaan persampahan; Penyediaan prasarana pelayanan umum seperti tempat sampah, peralatan pencegahan pencemaran, selokan (kanal untuk membersihkan air yang terkontaminasi, buffer zone untuk pencegahan polusi); Pengelolaan aktivitas pengerukan dan penempatan bahan/hasil pengerukan (reklamasi); Pengelolaan penyimpanan logam bekas, perbaikan dan pemeliharaan kapal; Pengelolaan aktivitas pengisian BBM untuk kapal, kendaraan bermotor, peralatan bongkar muat; Pengelolaan aktivitas perawatan kapal dan peralatannya; Pengelolaan aktivitas pembangunan dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan galangan; Aktivitas operasional fasilitas pelabuhan; Pengelolaan aktivitas pengendalian pencemaran; Pengelolaan fasilitas limbah tinja dan IPAL (kanal di areal pembuangan, fasilitas pembuangan

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

limbah padat dan cair, incinerator/carbonizer limbah, penghancur limbah padat, fasilitas pembuangan limbah cair (minyak dan limbah sanitasi); Pengelolaan kawasan perkantoran yang berada di daerah lingkungan kerja pelabuhan; Pengelolaan estetika pelabuhan secara umum seperti papan nama, reklame, poster, lampu penerangan, marka jalan, RTH, tampilan ciri khas; Pengelolaan sarana dan prasarana keamanan dan keselamatan umum; Pengelolaan sarana dan prasarana jalan Pengelolaan sistem drainase meliputi kondisi fisik, air, sampah dan fasilitas umum yang menggunakan drainase; Pengelolaan kawasan industri yang berada di daerah lingkungan pelabuhan;

Pengelolaan perlindungan mamalia dan habitat laut yang peka; Pengelolaan fasilitas perlindungan lingkungan (pantai yang bersih, tempat terbuka, daerah hijau, lansekap, ruang/tempat buang air); Pengelolaan fasilitas kenyamanan seperti toilet, tempat singgah sementara, klinik kesehatan, fasilitas rekreasi, fasilitas untuk ABK dan pekerja pelabuhan; Peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam pelabuhan; Peningkatan kebersihan, keteduhan dan keasrian lingkungan kawasan pelabuhan; Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan lingkungan kawasan pelabuhan; Peningkatan kinerja pelayanan, keamanan dan keselamatan kerja di pelabuhan, dll

15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Dampak yang ditimbulkan dari Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah hampir tidak ada sama sekali bila dikelola dengan baik bahkan menimbulkan dampak positif yaitu berkurangnya tingkat pencemaran

a. Minimasi Air Limbah Bila tidak dilakukan pengolahan maka tingkat pencemaran akan jauh meningkat dari tingkat pencemaran sekarang yang sudah tinggi. Akan lebih efektif untuk berusaha “minimasi air limbah” dan menghemat biaya untuk pengelolaan air limbah. Selain itu, minimasi air limbah tidak saja mengurangi air limbah yang harus dikumpulkan, diolah dan dibuang tetapi juga mengurangi pemakaian bahan baku, energi dan air.

b. Penyusunan dan penetapan target untuk minimasi limbah pada sektor industri, komersil, jasa dan rumah tangga. c. Untuk Limbah Rumah Tangga Berdasarkan pengamatan

lapangan bahwa pembuangan dan pengolahan limbah manusia dengan sistem yang ada sekarang terutama

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

mengandalkan sistem setempat, yang ad pada daerah dengan muka air tanah rendah, dengan kepadatan penduduk rendah sampai sedang, dan kondisi tanah yang sesuai, dinilai masih cukup. Namun, tank septik yang dirancang dan dioperasikan dengan baikpun hanya mampu menurunkan BOD sampai 60%. Kebanyakan sistem sanitasi setempat yang ada kurang layak dan membuang limbah tanpa pengolahan yang cukup. Tanki septik tidak dikosonbgkan secara rutin dan jasa pelayanan pengambilan lumpur sering membuang lumpurnya di kanal sungai. Untuk sembilan persen (9%) dari limbah yang diolah dengan sistem terpusat, tingkat

pengolahan pada banyak instalasi pengolahan tidak memadai. Misalnya, Jakarta juga tidak memiliki saluran pembuangan (sewerage sysem) dalam tanah yang memadai, tank septiknya hanya mampu menampung 25 persen populasi, dan kebanyakan orang menggunakan sungai untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK), serta pembuangan sampah yang jumlahnya sekitar 30%. Proses pengolahan limbah menghasilkan lumpur dan pembuangan.

Mandapatkan lahan untuk instalasi pengolahan juga semakin sulit terutama di kota-kota besar.

d. Dll. Sebagai tambahan, diperlukan political will dari

pemerintah untuk menindaklanjuti dari langkah dan tindakan yang telah disebutkan dengan demikian akan tercipta pengelolaan air limbah yang berwawasan lingkungan. 16 Progam Pengembangan,

Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

Meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya debu, munculnya sedimentasi

Dalam pembangunan IPAM dan jaringan pipa transmisi serta distribusi sedapat mungkin harus mengikuti kontur agar dapat menghemat energi, pemanfaatan limbah sedimentasi dari IPAM, perlindungan wilayah hulu sungai dan badan sungai serta wilayah resapan dari penggunaan lahan yang tidak sesuai, pembuatan perda konservasi sumber daya air

17 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosia

Program kegiatan ini dapat menimbulkan pencemaran tanah, pencemaran air dan pencemaran udara, alih fungsi lahan, hilangnya areal resapan air, hilangnya

Pembuatan ruang terbuka hijau yang proporsional, penyediaan tempat pembuangan sampah, penyedian toilet/wc umum, sebisa mungkin tidak membangun sarana dan prasana umum di lokasi sempadan sungai, pantai dll (areal-areal konservasi)

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

vegetasi penutup baik di darat maupun dipesisir dan laut, terganggunya ekosistem perairan dan darat,

peningkatan timbulan limbah padat dan cair kegiatan domestik, industri, dll. 18 Progam Pengembangan Pemukiman Akan berdampak buruk pada lingkungan

ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara, meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatnya debu, meningkatnya limbah domestik,

terganggunya ekosistem darat, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota darat, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan supaya berfungsi sebagaimana mestinya, seperti tersedianya tempat pembuangan sampah, drainase lingkungan dan sistem pembuangan yang baik, Minimalisasi pengaruh bangunan pada lingkungan sekitar, seperti pemanfaatan ruang, fasilitas pelayanan, jaringan infrastruktur sebaiknya

direncanakan secara efisien, Perlindungan sumbersumber alam dan sumberdaya lahan untuk generasi selanjutnya, seperti melindungi pemakaian sumberdaya air, tanah dan udara, Pengurangan limbah yang dihasilkan oleh bangunan hunian, seperti mengolah limbah yang berasal dari bangunan-bangunan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan di sekitarnya dan menanam tanaman-tanaman yang dapat melindungi ekologi kawasan, Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan pemeliharaan lingkungan, seperti menyosialisasikan pentingnya permukiman yang berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut serta memelihara lingkungan, Sosialisasi pentingnya lingkungan sosial yang sehat, seperti keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan

partisipasi masyarakat, Penerapan konsep teknologi hijau, hemat energi dan sumberdaya pada bangunan seperti sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,

menggunakan energi dengan lebih efisien dan bijaksana, Pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia, seperti tenaga surya.

Sebagai tambahan, perlu diperhatikan penghematan sumber energi, pengutamaan transportasi umum, massal dan hemat energi serta pendayagunaan pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan. Lalu dapat diadopsi pula konsep-konsep permukiman yang memadukan

No. Program Pembangunan Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif

antara suasana perkotaan dengan pedesaan, seperti konsep new town, ecological city, garden city, dll

19 Progam Pengembangan Perumahan Sama halnya dengan pengembangan permukiman, pengembangan perumahan juga akan berdampak buruk pada lingkungan ekologi, seperti: Menurunnya kualitas air dan tanah, meningkatnya kebisingan dan polusi udara,

meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatnya debu,

meningkatnya limbah domestik,

terganggunya ekosistem darat, degradasi vegetasi dan lahan, menurunnya populasi biota darat, terganggunya pasokan air bersih, terpicunya kejadian genangan air bahkan banjir bila pembangunan drainase tidak terintegrasi dengan baik, terganggunya aliran tanah, konversi lahan, dll

Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan supaya berfungsi sebagaimana mestinya, seperti tersedianya tempat pembuangan sampah, drainase lingkungan dan sistem pembuangan yang baik, Minimalisasi pengaruh bangunan pada lingkungan sekitar, seperti pemanfaatan ruang, fasilitas pelayanan, jaringan infrastruktur sebaiknya

direncanakan secara efisien, Perlindungan sumbersumber alam dan sumberdaya lahan untuk generasi selanjutnya, seperti melindungi pemakaian sumberdaya air, tanah dan udara, Pengurangan limbah yang dihasilkan oleh bangunan hunian, seperti mengolah limbah yang berasal dari bangunan-bangunan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan di sekitarnya dan menanam tanaman-tanaman yang dapat melindungi ekologi kawasan, Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan pemeliharaan lingkungan, seperti menyosialisasikan pentingnya permukiman yang berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut serta memelihara lingkungan, Sosialisasi pentingnya lingkungan sosial yang sehat, seperti keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan

partisipasi masyarakat, Penerapan konsep teknologi hijau, hemat energi dan sumberdaya pada bangunan seperti sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,

menggunakan energi dengan lebih efisien dan bijaksana, Pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia, seperti tenaga surya.

Sebagai tambahan, perlu diperhatikan penghematan sumber energi, pengutamaan transportasi umum, massal dan hemat energi serta pendayagunaan pencahayaan dan penghawaan

Dalam dokumen RPJMD KABUPATEN LINGGA (Halaman 33-47)

Dokumen terkait