ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
C. Aspek Pelayanan Umum 1. Pendidikan
13. Perencanaan Pembangunan
3.3. Telahaan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi
Terkait dengan tugas dan fungsi teknis dinas, perlu dilakukan analisis atas Renstra Kementerian/lembaga dan Dinas tingkat Provinsi yang terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang pengembangan pelayanan dinas, sebagai berikut:
1. Hasil Analisis atas Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 2020-2024
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2020-2024 mengidentifikasi permasalahan di bidang perumahan dan permukiman sebagai berikut:
a. Di bidang perumahan, beberapa permasalahan menjadi perhatian, antara lain: 1) Masih terdapat 61,7 persen rumah tangga yang menempati hunian tidak layak berdasarkan empat aspek kelayakan dalam ketahanan bangunan, luas lantai per kapita, air minum, dan sanitasi dimana sebagian diantaranya menempati permukiman kumuh.
2) Belum optimalnya pembinaan dan pengawasan mengenai keandalan bangunan dalam pengurangan risiko terhadap bencana, serta tertib bangunan untuk mencegah tumbuhnya permukiman kumuh.
3) Kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah untuk tinggal di dekat tempat bekerja menyebabkan masyarakat tinggal di hunian tidak layak (57,70 persen), dimana sebagian diantaranya menempati permukiman kumuh atau ilegal.
4) Belum terintegrasinya perencanaan baik antara masing-masing rencana sektoral, antara rencana sektoral dengan rencana pembangunan daerah dan rencana tata ruang.
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
5) Perlunya sinkronisasi perencanaan dan implementasi mengingat banyaknya dokumen perencanaan yang dikeluarkan oleh berbagai instansi, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota
6) Belum terdapat referensi dokumen perencanaan sektoral tunggal. Untuk bidang perumahan dan permukiman, terdapat Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawsan Permukiman (RP3KP), Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP), dan Rencana Kawasan Permukiman (RKP). Dokumen perencanaan yang telah disusun perlu disinergikan baik secara program, kegiatan, dan pendanaannya dengan melibatkan sektor dan pemangku kepentingan terkait (pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat). 7) Urbanisasi yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan tekanan
terhadap pemenuhan infrastruktur dasar(air minum, sanitasi, limbah, dan permukiman kumuh)
8) Konsep smart city saat ini menjadi salah satu tujuan pembangunan perkotaan dimana pemanfaatan TIK yang handal dalam layanan perkotaan menjadi salah satu aspek penting.
9) Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat dalam pola hidup sehat
10) Masih rendahnya peran Pemerintah Daerah dalam penanganan permukiman kumuh.
b. Di bidang permukiman, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi perhatian, antara lain:
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
2) Kecenderungan peningkatan kebutuhan penyediaan rumah layak huni di perkotaan yang semakin tinggi seiring semakin dominannya jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan
3) Urban sprawl karena pembangunan rumah yang cenderung menyebar ke kawasan peri urban/pedesaan
4) Infrastruktur perumahan dan permukiman yang belum memadai dan kurang teintegrasi dengan sistem perkotaan
5) Belum optimalnya penyediaan dan pengelolaan rumah sewa untuk kelompok MBR (social rental housing) dan rumah singgah (social housing) bagi masyarakat miskin/homeless
6) Rencana pemindahan ibukota negara dan pengembangan wilayah strategis yang berimplikasi pada kebutuhan penyediaan rumah baru 7) Belum optimalnya pembinaan dan pengawasan mengenai kehandalan
bangunan untuk mengurangi resiko terhadap bencana, serta tertib bangunan untuk mencegah tumbuhnya permukiman kumuh
8) Terdapatnya regulasi terkait penyelenggaraan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang belum sinergis dan lengkap
9) Perlu dilakukan perbaikan delivery system penyediaan rumah layak huni, dimulai dari pengadaan tanah, perizinan, pembangunan, pemanfaatan inovasi teknologi serta adaptasi terhadap perubahan iklim dan resiko bencana, mengakomodasi desain tradisional setempat dan budaya bermukim masyarakat adat, hingga peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas pembiayaan perumahan
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
10) Belum adanya kebijakan terkait rumah yang ditempati oleh lebih dari 1 (satu) keluarga secara bersama (co-housing) untuk efisiensi pemanfaatan lahan.
Berdasarkan tantangan dan permasalahan tersebut, berikut ini merupakan sasaran dan indikator dari Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2020-2024:
Tabel 3.7. Sasaran Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2020-2024
Tujuan Sasaran Indikator
Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar Terpenuhinya perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau
Persentase rumah tangga
yang menempati
perumahan dan
permukiman yang layak, aman dan terjangkau (70%) Meningkatnya tata kelola
dan pemanfaatan sumber daya air
Produktivitas pemakaian air untuk produksi padi (3 m3/kg)
Meningkatnya konektivitas
nasional 1. waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau (1,9 jam per 100 km)
2. porsi rute pelayaran yang membentuk jaringan yang terhubung (loop) (27%)
Terpenuhinya kebutuhan energi nasional
1. Pemenuhan kebutuhan energy nasional (MTOE) 2. Pemenuhan kebutuhan
(konsumsi) listrik per kapita (kWh)
Meningkatnya indeks
pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Indeks pembangunan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Infrastruktur
pelayanan dasar Meningkatnya masyarakat terhadap akses
perumahan dan
permukiman layak, aman, dan terjangkau
1. Rasio KPR terhadap PDB (4%)
2. Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan kecukupan luas lantai per kapita (95%)
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
Tujuan Sasaran Indikator
3. Persentase rumah tangga yang menempati hunian
dengan ketahanan
bangunan (atap, lantai, dinding) (87%)
4. Persentase rumah tangga yang memiliki sertifikat ha katas tanah (60%) 5. Persentase rumah tangga
yang menempati hunian dengan akses sanitasi (air limbah) layak dana man (90%, termasuk 20% aman)
6. Persentase penduduk
yang masih
mempraktikkan buang air besar sembarangan di tempat terbuka (0%) 7. Persentase rumah tangga
yang menempati hunian dengan akses sampah yang terkelola dengan baik (80% penanganan, 20% pengurangan) 8. Persentase rumah tangga
yang menempati hunian dengan akses air minum layak (100%)
9. Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses air minum aman (15%)
Meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi
Rasio fatalitas kecelakaan jalan per 10.000 kendaraan (65% terhadap informasi dasar 2010)
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
Tujuan Sasaran Indikator
Meningkatnya pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi
1. Ketersediaan air baku
untuk kebutuhan
domestic, industry, dan kawasan prioritas (50 m3/detik)
2. Penurunan resiko
bencana di wilayah resiko bencana (20 provinsi) 3. Volume tampungan air
per kapita (63,9
m3/kapita)
4. Jumlah bendungan yang indeks resikonya turun (123 bendungan)
5. Daerah irigasi yang menerapkan modernisasi irigasi (9 DI)
6. Luas lahan pertanian padi dan non-padi yang beririgasi (590,650 hektar)
Penyediaan akses
perumahan dan
permukiman layak, aman dan terjangkau
1. Meningkatnya
penyediaan hunian layak dan terjangkau (9.450.000 unit)
2. Meningkatnya rumah tangga yang mendapat fasilitas pembiayaan perumahan (1.550.000 unit) 3. Tertanganinya permukiman kumuh di perkotaan (20 kawasan)
Persentase rumah tangga yang menempati hunian layak dan terjangkau diukur menggunakan indikator:
1. Jumlah hunian baru layak yang terbangun
melalui peran
pemerintah (2.450.00 unit) termasuk BUMN (1.500.000 unit)
2. Jumlah hunian baru layak yang terbangun
melalui peran
masyarakat dan dunia usaha (6.000.000 unit) 3. Jumlah rumah tangga
yang menerima fasilitas pembiayaan
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
Tujuan Sasaran Indikator
rumah tangga),
termasuk SMF (50.000 unit) dan TAPERA (500.000 unit)
4. Jumlah rumah tangga
yang menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan (1.000.000 rumah tangga) 5. Jumlah peningkatan kualitas hunian melalui
peran pemerintah (1.000.000 unit) 6. Jumlah kabupaten/kota yang mengembangkan iklim kondusif perumahan melalui reformasi perizinan dan administrasi pertanahan (48 kabupaten/kota) 7. Jumlah kabupaten/kota yang mengimplementasikan pemenuhan standar keandalan bangunan (48 kabupaten/kota) 8. Jumlah kawasan permukiman kumuh di perkotaan yang ditangani melalui peremajaan kota (20 kawasan) Penyediaan akses perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau di perkotaan
Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
perumahan dan
permukiman yang layak, aman, dan terjangkau
Jumlah hunian vertical layak yang terbangun untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan (unit)
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
2. Hasil Analisis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten Tahun 2017-2022
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Kondisi eksisting pengembangan permukiman di Kota Tangerang Selatan terkait dengan capaian dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Saat ini kebutuhan akan lahan dan ruang tempat tinggal semakin meningkat seiring dengan lahan dan ruang yang semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat-pusat kota. Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan permukimannya menjadi tertata dan layak huni.
Terdapat permasalahan pokok Bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Ke-Cipta Karya-an yang meliputi:
1) Masih terbatasnya pelayanan air bersih bagi rumah tangga, dimana pelayanan air bersih melalui perpipaan baru menjangkau kawasan perkotaan dengan kapasitas 176.890 sambungan, atau sekitar 7,72 persen rumah tangga hingga tahun 2008.
2) Masih belum memadainya penyediaan rumah dan kualitas perumahan, dimana baru 85,79 persen rumah tangga yang memiliki tempat tinggal dengan status milik sendiri. Sebanyak 37,23 persen rumah tangga menghuni tempat tinggal dengan luas lantai < 50 m2. Masih terdapat 29,00 persen rumah tangga yang belum mendapatkan pelayanan air bersih. Rumah tangga tanpa akses terhadap
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
sanitasi menggunakan jamban sendiri sebesar 30,20 persen. Sementara itu, terdapat 244,31 ha kawasan kumuh yang belum ditangani di kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Secara khusus, permasalahan Bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Ke-Cipta Karya-an adalah sebagai berikut:
1) Kurang optimalnya penanganan persampahan regional
2) Masih kurang optimalnya penangan air limbah domestik (Rumah tangga) regional
3) Masih kurang optimalnya penangan air bersih lintas kabupaten / kota. 4) Masih belum optimalna infrastruktur di kawasan strategis daerah provinsi 5) Belum optimalnya penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan
strategi daerah provinsi
6) Belum optimalnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkukungan di kawasan strategi provinsi serrta lintas daerah kabupaten kota
7) Tingginya Backlog (kepemilikan rumah ) di provinsi Banten 8) Kurangnya Penataan Kawasan Permukiman
9) Kurangnya sediaan Air bersih Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, apabila dilihat berdasarkan daerah, persentase rumah tangga perkotaan yang tinggal di rumah kumuh lebih rendah dibandingkan dengan yang di perdesaan yaitu sebesar 3.21 persen dibandingkan 7.22 persen. Indikator yang digunakan untuk mengestimasi rumah tangga kumuh mengacu pada definisi permukiman kumuh dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, yaitu tidak adanya akses sumber air minum layak, tidak adanya akses sanitasi dasar yang layak, luas minimal lantai hunian per kapita kurang dari atau sama dengan 7 m2 dan daya
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
tahan material hunian yang tidak cukup layak. Indikator ini memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan dan permasalahan kemiskinan akibat ketimpangan pembangunan yang tidak merata.
Berdasarkan tantangan dan permasalahan tersebut, berikut ini merupakan sasaran dan indikator dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten Tahun 2017-2022:
Tabel 3.8. Tujuan, Sasaran dan Indikator Dinas Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator
Terwujudnya kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlaktul karimah dengan efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarakat
Meningkatnya pengelolaan akuntabilitas kinerja
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)) Meningkatnya pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama di kawasan kumuh, kawasan strategis, kawasan perbatasan dan kawasan rawan bencana
Tersedianya perumahan dan permukiman yang layak
1. Luas kawasan kumuh yang ditata
2. Persentase rumah tidak layak huni yang ditangani 3. Cakupan rumah tangga yang memiliki akses air bersih
4. Persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
5. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah regional
Tercapaianya sarana dan prasarana gedung strategis provinsi yang berkualitas
1. Persentase
penyelenggaraan
RENCANA STRATEGIS DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021-2026
lingkungan di kawasan strategis provinsi (%) 2. Persentase pengelolaan
gedung strategis provinsi