• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I. 5.4) Televisi

I.5.4.1) Sejarah dan Perkembangan Televisi

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jefkins. Pada tahun 1928 General Electric Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layer televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada tanggal 1 September 1940.

Perkembangan media massa elektronika radio dan televisi seiring dengan perkembangan karya teknologi elektronika. Dengan ditunjang adanya “revolusi

satelit” menyebabkan kecepatan (rapidity) dan keserempakan (simultaneousness) relative tidak ada masalah lagi. Hubungan antar wilayah, antar negara, antar benua, bahkan antar satelitpun sudah tidak menjadi suatu masalah lagi.

Alat yang banyak dipergunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, karena melalui bahasa orang dapat mentransmisikan gagasan, ide, pendapat baik yang konkret maupun yang abstrak dan tidak terikat waktu untuk masa sekarang saja.

Program siaran merupakan hasil kerja kelompok siaran yang didukung oleh unsur teknik dan tata usaha. Jadi, bukan merupakan hasil kerja perorangan. Pesan yang terkandung dalam program siaran, melalui suatu proses yang cukup panjang dan memerlukan pembiayaan yang cukup besar agar dapat sampai kepada khalayak penonton.

Proses komunikasinya dengan menggunakan medium televisi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2

Proses Komunikasi Televisi

Sumber : Darwanto, 2007 : 54 Massa Komunikan Isi Pesan TUJUAN Isi Pesan Komunikan Massa Penyelenggara siaran STASIUN TV Sumber informasi Pesan diproduksi STUDIO TV Dipancarkan

Bertindak sebagai komunikator dan sekaligus sebagai sumber informasi adalah pihak penyelenggara siaran. Perlu diingat kembali bahwa komunikator disini merupakan komunikator yang melembaga dan bersifat kolektif. Artinya mereka bertindak bukan atas nama pribadi, melainkan atas nama lembaganya dan terdiri atas para kerabat kerja dari stasiun yang bersangkutan, serta para artis pendukungnya. Ide yang merupakan inti dari pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dituangkan menjadi suatu naskah yang disesuaikan dengan format program siaran yang akan dibuat. Selanjutnya diproduksi hingga jadi suatu paket program siaran.

Paket program siaran inilah yang kemudian ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi dan selanjutnya disebarluaskan ke segenap pelosok melalui jaringan satelit komunikasi, stasiun penghubung dan pemancar di darat.

Akhirnya isi pesan dapat didengar dan dilihat oleh khalayak melalui pesawat penerima di rumah-rumah.

“Agar isi pesan dapat dengan mudah diterima oleh khalayak, penyajiannya harus komunikatif. Artinya siaran dapat diterima secara indrawi (received) dan secara rokhani (accepted) pada satu kali penyiaran. Dengan demikian, pesan komunikasinya harus juga dapat dipahami maknanya dan tidak bertentangan dengan kebudayaan komunikan sasaran komunikasi (Effendy,2005 : 28).

I.5.4.2) Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, televisi berfungsi melayani masyarakat akan informasi. Fungsi mendidik, fungsi kedua dari televisi ialah

mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa (mass education), televisi memuat gambar dan tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak bertambah pengetahuannya. Fungsi menghibur, hal-hal yang bersifat hiburan sering disiarkan di televisi untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot. Isi televisi yang bersifat hiburan bisa berbentuk reality show, gossip, sinetron dan yang lainnya. Fungsi mempengaruhi, Fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan televisi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat (Ardianto, 2004 : 128)

I.5.4.3) Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Kelebihan televisi yaitu :

a. Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa.

b. Televisi gampang beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara, warna dan gerakan.

c. Sulit bagi pemirsa untuk mengalihkan pandangan dari sebuah komersil.

Walaupun begitu, ada beberapa kelemahan televisi, yaitu:

a. Biaya absolut untuk memproduksi dan menayangkan komersil telah menjadi demikian tinggi.

b. Dengan penemuan remote control, banyak waktu pemirsa yang digunakan untuk berpindah dari satu stasiun ke stasiun lainnya.

c. Meningkatnya penggunaan pengumuman-pengumuman promosi oleh jaringan untuk merangsang pemirsa melihat program-program yang gencar dipromosikan dan meningkatnya komersil pendek, 10 hingga 30 detik, telah menciptakan kepadatan iklan (Lee & Johnson, 2004 : 267-268).

Televisi dalam bahasa inggris adalah television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat lain melalui sebuah perangkat penerima/televisi set.

Menurut definisi diatas televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang dapat menampilkan gambar untuk dipertunjukkan kepada khalayak melalui tempat yang berbeda sehingga khalayak dapat melihat secara serempak ataupun bersamaan.

Menurut pendapat DR. Jack Lyle, Director of Communication Institute The West Center, menyatakan sebagai berikut bahwa televisi untuk kita sebagai “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita. (Darwanto, 2007 : 118). Disinilah televisi memegang peranan penting disini untuk menyiarkan informasinya.

Jelas sekali dari penjelasan diatas, bahwa televisi mampu memberikan apresiasi kepada khalayak penonton. Sebagai media audio visual penyajian acaranya lebih menekankan kepada bahasa visual, meskipun tidak berarti mengabaikan masalah auditif, walaupun yang bersifat auditif itu hanya sebagai kelengkapan penjelasan, bagi hal-hal yang belum atau tidak nampak pada gambar.

Hal ini berarti audio visual dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang baru sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, atau dapat memberikan “pengalaman semu” atau Simulated Experience (Morissan, 2008 : 24).

Simulated experience ini misalnya :

2.Berjumpa dengan seseorang yag sebelumnya belum pernah dijumpai. 3.Datang ke suatu tempat yang belum pernah dijumpai.

Dengan hal-hal seperti tersebut diatas, menyebabkan anak perasaannya terlibat ke dalam pengalaman aktual.

I.5.4.6) Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Minat, Bakat dan Perilaku Anak

Anak akan tumbuh sesuai dengan kebiasaannya. Apabila anak dibimbing dan diajarkan tentang kebaikan, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak baik dan menjadi orang yang berguna bagi siapa saja yang ada di dekatnya. Namun sebaliknya, jika anak tumbuh tanpa ada orang yang membimbing pada kebaikan, tidak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak, maka ia besar kemungkinan akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak buruk dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

Oleh karena itu merupakan peranan orang tua dalam mengajarkan dan membimbing anak tentang apa saja yang termasuk perilaku baik dan mana saja yang buruk. Dengan demikian, anak akan memahami dan dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Sehingga ia tidak akan tertarik melakukan tindakan buruk seperti mencuri, melakukan tindakan kriminal yang dapat merugikan dirinya dan juga lingkungannya. Salah satu tindakan baik orang tua ialah mendorong (memotivasi) bakat yang positif seperti dalam ajang pencarian bakat Idola Cilik di televisi.

Menurut Wijaya (2002 : 45), secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Minat tidak bawa sejak lahir.

2. Dapat diubah-ubah (situasional dan temporal).

3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.

4. Objek itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal tersebut.

Fishbein (dalam Ali, 2004 : 141) mendefinisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan, dan memenuhi perilaku. Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa atau situasi.

Sementara itu Chaplin dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan pendirian. Lebih lanjut ia mendefinisikan sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu. Dilihat dari sudut pandang yang agak berbeda, sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap orang, lembaga, atau peristiwa, baik secara positif maupun negatif. Sikap itu secara khas mencakup suatu kecenderungan untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seorang remaja menyenangi suatu kelompok musik tertentu, F4 dari Taiwan atau Sheila On 7 misalnya, mereka cenderung akan

bereaksi secara menguntungkan terhadap kelompok musik tersebut tanpa memandang karakteristik khas mereka selaku individu.

Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Menurut Rakhmat (2004 : 37) komponen tersebut dibagi 3 yaitu :

a. Komponen Kognitif

Merupakan aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

b. Komponen Afektif

Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. c. Komponen Konatif (Behavioral)

Merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

I.6. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teoritis yang mendasari penelitian ini, selanjutnya disusun suatu kerangka konsep yang di dalamnya terdapat : variabel-variabel dan indikator yang tujuannyamenjelaskan masalah penelitian (Nawawi, 1995 : 43).

Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel bebas (x) atau independent variabel adalah sejumlah gejala atau

faktor yang ada, yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Acara Idola Cilik di RCTI.

2. Variabel terikat (y) atau dependent variabel adalah sejumlah atau faktor yang ada atau muncul yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Anak.

3. Variabel Antara/Penyela

Variabel penyela ini berada di antara variabel bebas dan variabel tergantung dalam suatu hubungan sebab-akibat (Bungin, 2005 : 64). Karakteristik dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kelas dan pekerjaan orang tua.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep maka dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 3 Model Teoritis ± Keterangan : X = variabel bebas Y = variabel terikat

Variabel Terikat (y) Perilaku anak Variabel Bebas (x)

Program Acara Idola Cilik di RCTI

Variabel Antara (z) Karakteristik

Z = variabel antara

± = kuat lemahnya hubungan

I.8. Variabel Operasional

Berdasarkan konsep yang telah disusun, maka dibuatlah operasional variabel untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep dalam operasionalisasi variabel ini. Jadi, operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (x)

Program Acara Idola Cilik di RCTI

- Materi acara - Isi acara - Durasi acara

- Peserta dalam acara - Unsur-unsur dalam acara

a. Kompetisi b. Bakat c. Kreatifitas d. Mental e. Kualitas suara - Juri a.Kritik (comment)

b.Short Service Message (SMS) Variabel Terikat (y)

Perilaku Anak

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan - Respon

- Jenis Kelamin - Kelas

- Pekerjaan Orang tua

I.9. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46). Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas yaitu program acara Idola Cilik di RCTI, terdiri dari : a. Materi acara yaitu bagian-bagian dari suatu acara berlangsung. b. Isi acara yaitu kegiatan pokok acara tersebut berlangsung. c. Durasi menonton yaitu lamanya penonton menonton suatu acara. d. Peserta yaitu individu yang mengikuti acara Idola Cilik tersebut. e. Unsur-unsur dalam acara seperti :

- Kompetisi yaitu persaingan yang terjadi diantara peserta. - Bakat yaitu talenta yang dimiliki oleh peserta.

- Kreatifitas yaitu ide-ide kreatif yang timbul sebagai bagian dari pertunjukkan.

- Mental yaitu keberanian tampil di depan umum. - Kualitas suara yaitu persaingan dalam kualitas suara.

f. Peserta yaitu anak-anak yang berkompetisi dalam acara Idola Cilik. g. Juri yaitu orang yang menjadi komentator dari show yang berlangsung.

- Kritik (comment) yaitu kritik yang ditujukan kepada peserta melalui hasil pertunjukan berupa menyanyi.

- SMS yaitu dukungan terhadap para Idola Cilik yang diidolakan/disukai. 2. Variabel Terikat yaitu perilaku anak, terdiri dari :

a. Perhatian yaitu perhatian anak terhadap acara Idola Cilik di RCTI tersebut. b. Pengertian yaitu bagaimana anak mengerti tentang acara Idola Cilik tersebut

dan untuk apa.

c. Penerimaan yaitu bagaimana anak menerima acara Idola Cilik sebagai satu kesatuan pengembangan bakat dan hiburan.

d. Respon yaitu efek yang dihasilkan setelah menonton televisi yang diwujudkan dalam tindakan.

3. Variabel Antara yaitu karakteristik responden, terdiri dari : a. Usia adalah tingkatan umur responden.

b. Jenis kelamin penggolongan seks pada responden yakni laki-laki dan perempuan.

c. Kelas yaitu tingkatan sekolah responden.

d. Pekerjaan Orang Tua yaitu jabatan yang dimiliki oleh orang tua anak tersebut.

I.10. Hipotesa

Hipotesa merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel (Suwardi, 1998 : 13).

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” (Arikunto, 2006 : 71).

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara Idola Cilik di RCTI terhadap perilaku anak.

Ha : Terdapat hubungan antara pengaruh acara Idola Cilik di RCTI terhadap perilaku anak.

Dokumen terkait