• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.9 Hubungan Antarunsur Instrinsik

4.9.3 Tema dan Latar

Tema mengenai ketakutan, penyesalan, kekecewaan, dan kesedihan

seorang ayah terhadap anak gadisnya yang telah menghancurkan harapannya

didukung oleh latar yang terdapat dalam cerpen ”Kemboja Terkulai di Pangkuan”

Karya Irwan Kelana. Adapun latar yang mendukung tema, yaitu:

Latar tempat yang mendukung tema antara lain: (1) di sebuah ruang makan keluarga, (2) di kamar mandi, (3) di Bandung, (4) di sebuah rumah sakit, (5) di

tempat pemakaman umum, (6) di sebuah villa, dan (7) yang tidak diceritakan dalam

cerita di kota Depok. Ruang makan keluarga merupakan ruangan yang mereka

gunakan pada saat mereka sedang makan bersama. Hal ini tampak dalam contoh

kutipan berikut.

Mereka sedang duduk makan malam ketika Hanifah mendadak mual-mual dan segera berlari ke kamar mandi. (hlm. 15)

Kamar mandi merupakan tempat Hanifah untuk muntah-muntah. Hal ini

tampak dalam contoh kutipan berikut.

Mereka duduk makan malam ketika Hanifah mendadak mual-mual dan segera berlari ke kamar mandi

Dia segera menyusul ke kamar mandi. Ia terkejut melihat anak gadisnya. Baru saja Hanifah muntah-muntah. Wajahnya pucat. Dengan cepat, insting seorang ibu bicara. (hlm. 15)

Bandung merupakan tempat pada saat Hanifah studi banding. Hal ini

tampak dalam contoh kutipan berikut.

”Bulan lalu, Bu, waktu kami studi banding ke Bandung dan menginap di sebuah villa. ...” (hlm. 16)

Rumah sakit merupakan tempat pada saat Hanifah melahirkan. Hal ini

tampak dalam contoh kutipan berikut.

..., Haji Abdullah membawa Hanifah ke rumah sakit untuk melahirkan. Malang tak dapat ditolak. Hanifah meninggal akibat terlalu banyak pendarahan, tetapi bayinya selamat. ... (hlm. 21)

Tempat pemakaman umum merupakan tempat peristirahatan

selama-lamanya bagi Hanifah. Hal ini tampak dalam contoh kutipan berikut.

Seusai shalat yang diikuti oleh ratusan orang jamaah itu, jenazah dibawa ke tempat pemakaman umum yang berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah duka. Sesampainya di depan lubang makam, Haji Abdullah termenung. Air matanya kembali berderaian. (hlm. 23)

Sebuah villa merupakan tempat penginapan Hanifah dan

teman-temannya sehingga Hanifah menjadi hamil. Hal ini tampak dalam contoh kutipan

berikut.

”Bulan lalu, Bu, waktu kami studi banding ke Bandung dan menginap di sebuah villa. Ifah dan Andri dijebak teman-teman. Minuman kami diberi obat perangsang.” (hlm. 16)

Cerpen ”Kemboja Terkulai di Pangkuan” karya Irwan Kelana ini terjadi

di sebuah kota Depok. Kota Depok tidak disebutkan dalam cerita. Kota depok

dituliskan oleh pengarang setelah cerita itu selesai.

Latar waktu yang mendukung tema, yaitu terjadi pada malam hari. Kejadian tersebut merupakan sikap panasaran dan rasa curiga seorang ibu kepada

anak gadisnya. Kejadian tersebut menimbulkan kemarahan besar pada Haji Abdullah.

Mereka sedang duduk makan malam ketika Hanifah mendadak mual-mual dan segera berlari ke kamar mandi.

”Ifah kenapa?” tanya Haji Abdullah.

Enggak tahu, Yah. Biar Ibu tengok dulu,” kata Hj. Aisah. ”Katakan pada Ibu, bahwa kamu tidak hamil, Nak.” (hlm. 15)

”Ifah kenapa?” Haji Abdullah marah. ”Dia...dia...hamil.”

”Apa?!!!!” Mata Haji Abdullah menatap tajam anak gadisnya. Hanifah kontak menunduk.

”Kau benar-benar telah membenamkan muka Ayah ke dalam lumpur...” (hlm. 16-17)

Latar waktu yang disebutkan dalam cerita ini, yaitu latar waktu yang

mununjuk angka. Hanifah merupakan anak tertua perempuan dari keluarga Haji

Abdullah yang telah berusia 22 tahun. Hal ini tampak dalam contoh kutipan berikut

Hj. Aisah memegang dagu Hanifah. Ia menatap mata anak perempuan berusia 22 tahun itu. Anak prempuan harapan dia dan suaminya yang setahun lagi akan diwisuda dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Anak sulung yang diharapkan menjadi panutan bagi tiga orang adik laki-lakinya. (hlm. 15-16)

Latar waktu yang disebutkan dalam cerita ini, yaitu latar waktu yang

menunjuk bulan. Hal ini tampak dalam contoh kutipan berikut.

”Bulan lalu, Bu, waktu kami studi banding ke Bandung dan menginap di sebuah villa. Ifah dan Andri dijebak teman-teman. Minuman kami diberi obat perangsang.” (hlm. 16)

”Nikahkan saja! Toh laki-laki yang menghamilinya bisa dicari. Mumpung masih sebulan kehamilannya. Jadi masyarakat tidak tahu.” (hlm. 18)

Namun Haji Abdullah tak peduli apa pun omongan masyarakat. Ketika kandungannya berusia tujuh bulan, Hanifah izin cuti hamil. (hlm. 21)

Cerita ini terjadi pada pertengahan bulan November. Bulan November

tersebut tidak disebutkan dalam cerita, tetapi pengarang menuliskan Bulan November

tersebut pada saat cerita sudah selesai. Tanggal dan tahun tidak disebutkan di dalam

cerita. Tanggal dan tahun dituliskan oleh pengarang pada saat cerita itu selesai. Cerita

ini terjadi pada tanggal 17 November 2004. Latar waktu yang disebutkan dalam cerita

ini, yaitu waktu siang dan malam hari. Hal ini tampak dalam contoh kutipan berikut.

”Diam! Kau menangis siang malam tidak akan pernah mengembalikan kesucianmu, sedangkan perutmu akan terus membesar. Dan ayahmu ini akan dikatakan sebagai orang tua yang gagal menjaga anak gadisnya sendiri.” (hlm. 17)

Matahari sore tersaput awan. Angin berdesau kencang. Tak lama kemudian rinai gerimis jatuh membasahi tanah merah itu. (hlm. 24)

Latar sosial menceritakan berbagai macam status sosial masyarakat yang mengemukakan pendapatnya mengenai Haji Abdullah. Banyak juga tokoh

masyarakat maupun orang awam yang menilai sikap Haji Abdullah yang terlalu keras

dalam menjalankan agama. Haji Abdullah memang orang yang sangat taat beragama.

Ia tidak pernah melanggar hukum agama. Ia pun juga rela melihat anak gadisnya

yang hamil tanpa suami. Lebih baik tidak dinikahkan dari pada harus melanggar

hukum agama. Hal ini tampak dalam contoh kutipan berikut.

”Orang tua yang tidak sayang sama anak,” kata seorang ibu. ”Mestinya dia tidak sekeras itu. Apalagi Ifah adalah anak perempuan tertua dan satu-satunya,” kata yang lain. ”Orang tua yang tega sekali sama anaknya sendiri,” kata seorang anggota legislatif yang baru saja menikahkan anaknya yang hamil di luar nikah. ”Sungguh keterlaluan. Dia lebih suka menanggung malu dirinya maupun keluarganya daripada menikahkan anak gadisnya yang sudah terlanjur hamil.”tegas seorang pegawai kecamatan. ”Haji Abdullah terlalu keras dalam menjalankan agama. Padahal sebagian ulama sepakat bahwa pernikahan wanita yang hamil itu sah, asalkan dengan lelaki yang menghamilinya,” tutur seorang guru mengaji. (hlm. 20-21)

Latar atau tempat suatu peristiwa/cerita dapat menyampaikan sebuah

tema. Tema suatu cerita dapat didukung oleh latar tempat, latar sosial, dan latar

waktu.

Dokumen terkait