• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang menajdi tempat penelitian adalah perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 – 2012. Peneliti menggunakan

Perputaran kas = Penjualan

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan

data melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu terkait. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2013 s.d Juli 2013.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan hubungan kausal. Menurut Rochaety (2009 : 17), “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Hubungan kausal sigunakan untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, menurut Sugiyono (2006 : 72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012 yaitu berjumlah 19 perusahaan.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, menurut Sugiyono (2006 : 73). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel dengan target tertentu dari populasi berdasarkan dari suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan tertentu atau jatah (quota) tertentu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008 – 2012.

b. Menerbitkan ringkasan laporan keuangan terutama neraca dan laba rugi periode tahun 2008 – 2012.

c. Data yang dimiliki oleh perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria diatas didapat 15 sampel perusahaan tekstil dan garmen, dimana dari 19 populasi penelitian, terdapat empat perusahaan yaitu PT. Hanson International Tbk yang tidak menerbitkan laporan persediaan dan pendapatan pada tahun 2008 dan tahun 2009, PT. Nusantara Inti Corpora Tbk yang tidak menerbitkan laporan persediaan pada tahun 2008 serta PT. Unitex Tbk dan PT. Karwell Indonesia Tbk yang tidak menerbitkan ringkasan laporan keuangan untuk tahun 2008.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012

No PERUSAHAAN

KODE EMITEN

1 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX

2 PT. Apac Citra Centretex Tbk MYTX

4 PT. Asia Pacific Fibers Tbk POLY 5 PT. Centex (Prefered Stock) Tbk CNTX

6 PT. Eratex Djaja Tbk ERTX

7 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI

8 PT. Indorama Synthetic Tbk INDR

9 PT. Pan Brothers Tbk PBRX

10 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI

11 PT. Panasia Indosyntec Tbk HDTX

12 PT. Sunson Textile Mnufacture SSTM

13 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG

14 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID 15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data uang yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Data sekunder yang diperoleh meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku, jurnal maupun literature dan penelitian pihak terdahulu. Menurut Umar (2003 : 60), “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yait

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dengan mengunduh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.7 Metode Analisis Data

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Beast Linear Unbiased Estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan, yang mencakup pengujian normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model, artinya antara variabel independen yang terdapat dalam model tidak memiliki hubungan yang sempurna (koefesien tinggi atau bahkan satu). apabila hal ini terjadi berarti antara variabel bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat.

Menurut Salvatore (2005 : 178) multikolinieritas mengacu kepada situasi dimana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang tinggi. Multikolinieritas yang serius terkadang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara sebagai berikut :

a. Memperluas ukuran sampel (mengumpulkan lebih banyak data) b. Menggunakan informasi sebelumnya

c. Melakukan transformasi terhadap hubungan fungsional

d. Membuang satu dari variabel yang memliki kolinear yang tinggi. 3. Uji Heteroskedastisitas

Masalah serius lainnya yang mungkin dihadapi dalam analisi regresi adalah heteroskedastisitas, hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varians dari faktor galat adalah konstan untuk semua nilai dari variabel bebas yang telah dipenuhi ( Salvatore, 2005 : 179).

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians

berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot dengan dasar analisis :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedstisitas.

1. Analisis Regresi Berganda

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu perputaran kas dan perputaran persediaan serta satu variabel dependen yaitu rentabilitas yang mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga variabel tersebut.

Persamaan umum regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut :

Keterangan :

Y : Variabel dependen (rentabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio ROA).

α : Konstanta atau harga Y bila X = 0. Y = α + β1X1 + β2X2 + e

β1,β2 : Angka atau arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X1 : Perputaran kas (cash turn over).

X2 : Perputaran persediaan (inventory turn over).

e : Tingkat kesalahan penggangu.

Nilai koefisien determinasi (R²) menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Niai R² berbeda antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variabel terikat atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variabel terikat

2. Uji t-statistik (Uji Parsial)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai t-statistik hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Hipotesis untuk uji t :

t hit = 1 - r²

Ho : b1,b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara parsial antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan t-hitung dengan t-tabel.

Dengan ketentuan :

Menggunakan komputer (SPSS)

a. Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha diterima.

b. Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga tidak ada korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha ditolak.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Ho diterima apabila t-hitung (t*) ≤ t-tabel, pada α 5% b. Ha diterima apabila t hitung (t*) ≥ t-tabel, pada α 5% 3. Uji F-statistik (Uji Simultan)

Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Y). Nilai F dapat dicari dengan rumus :

Dengan Ketentuan :

Menggunakan komputer (SPSS)

a. Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada korelasi signifikan antara variabel X1dan X2 dengan Y dan Ha diterima.

b. Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga tidak ada korelasi signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan Y.

Hipotesis untuk uji F :

Ho : b1 = b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Ho diterima apabila F-hitung (t*) ≤ F-tabel, pada α 5% b. Ha diterima apabila F hitung (t*) ≥ F-tabel, pada α 5%

F hit = R2 / K

Dokumen terkait