• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempo untuk tumbuh dan berkembang.”

Dalam dokumen 823f04373999dbb92f7b5db16879ea17 (Halaman 61-69)

62

LAPORAN

TAHUNAN

2 013

TATA KELOLA PERUSAHAAN

yang baik dan pedoman-pedoman yang diberikan Para Pemegang Saham. Mekanisme pengawasan dilakukan melalui penelaahan atas laporan bulanan Direksi dan rapat-rapat informal dalam forum konsultasi dengan Direksi.

Rapat resmi Dewan Komisaris dilaksanakan minimal empat kali dalam satu tahun buku. Se-lain melaksanakan rapat resmi, Dewan Komisaris melakukan koordinasi, komunikasi, dan pengawasan melalui

pertemuan-pertemuan informal atau fo-rum konsultasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris mencapai 100 persen.

DIREKSI sebagai salah satu organ Perseroan memiliki tugas dan tanggung jawab mengurus jalannya Perseroan sehari-hari. Tugas dan tanggung jawab pokok Direksi sebagai berikut:

1. Membuat Rencana Kerja 2. Mengimplementasikan Rencana

Kerja Perseroan

3. Melakukan Penganggaran dan Evaluasi

4. Menyusun Laporan Tahunan 5. Mewakili Kepentingan

Perse-roan

Untuk lebih mengefektik an kerja dan pembagian tanggung jawab, Direksi Perseroan terbagi atas be-berapa departemen:

DIREKTUR UTAMA

Memiliki tugas pokok meng-koordinasi dan memonitor kerja departemen atau lini-lini usaha agar sesuai dengan Rencana Kerja Perseroan.

DIREKTUR KEUANGAN DAN MARKETING

• Memiliki tugas pokok mene-tapkan kebijakan umum me-ngenai manajemen keuangan agar Perseroan dapat berjalan dengan ei sien dan ekonomis (company cash l ow)

• Menetapkan kebijakan umum di bidang perpajakan

• Menetapkan kebijakan umum di bidang pemasaran produk-produk Perseroan

DIREKTUR SDM, UMUM, DAN PRODUKSI

Memiliki multi-tugas pokok kare-na luasnya cakupan departemen yang menjadi tanggung jawabnya. Terlebih departemen ini terkait

langsung dengan bisnis utama (core business) Perseroan, yang prosesnya berlangsung di De-partemen Produksi. Adapun tugas dan kewajibannya:

• Menetapkan pedoman dan ke-bijakan umum man powering di Departemen Sumber Daya Manusia (SDM), sekaligus me-lakukan pemberdayaan SDM agar dapat menghasilkan kiner-ja optimal, yang berujung pada kualitas produk jurnalistik Perseroan

• Menjaga keseimbangan antara supply dan demand SDM, se-hingga tercapai kinerja yang optimal

• Membuat kebijakan umum tata kelola di bidang logistik dan supporting, sehingga da-pat membantu proses kerja departemen-departemen yang lain

• Menetapkan dan mengatu r kebijakan u mu m tata kelola Depar temen Produ ksi (Re-daksi), seh ingga menghasil-kan kar ya ju r nalistik yang berbobot.

Direksi Perseroan dalam melak-sanakan tugas dan kewajiban-nya mengacu pada pedom an pokok yang d itetapkan Para Pemegang Saham dalam Rapat Umu m Pemegang Saham Tahu-nan . Juga mengacu pada atu ran tata kelola per usahaan yang baik (good corporate gover-nance/GCG). Pelaksanaan tugas dan tanggu ng jawab Direksi, ter m asu k u n it/depar temen, d i-laku kan dengan ber pedom an pada pr in sip-pr in sip transpar-ency (keterbu kaan), accountabil-ity (aku ntabilitas), credibility (kred ibilitas), dan responsibility (per tanggu ngjawaban).

Salah satu manifestasi prinsip GCG adalah pembentukan Unit Audit Internal Perseroan pada akhir Desember 2009. Unit Audit berfungsi membantu manajemen, khususnya Direktur Utama, mela-kukan proses evaluasi dan revalu-asi atas pemenuhan target kerja secara i nansial dan non-i nansial. Sebagai upaya untuk meningkat-kan kompetensi pemimpin dan calon pemimpin perseroan, disu-sun Program Pendidikan Jangka Panjang dalam bentuk pendidik-an setara strata-2. Mereka dididik di Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Prasetiya Mulya Business School dan Binus International School.

Untuk kelancaran koordinasi, Direksi melaksanakan rapat ru-tin empat kali dalam satu bulan. Dalam rapat tersebut dilakukan pembahasan dan pemecahan atas permasalahan yang terjadi dalam Perseroan. Rapat ini juga berfung-si mengkoordinaberfung-si dan mengawaberfung-si jalannya unit-unit usaha Perse-roan serta sebagai bahan untuk laporan bulanan kepada Dewan Komisaris. Rapat tersebut diha-diri oleh pejabat-pejabat setingkat Wakil Direktur.

Secara keseluruhan tingkat keha-diran para Direktur dan Wakil Direktur dalam rapat Direksi ter-catat 100 persen.

RAPAT GABUNGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Guna melaksanakan ketentuan GCG, Dewan Komisaris dan Di-reksi juga melaksanakan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi minimal tiga kali

da-DIREKSI

64

LAPORAN

TAHUNAN

2 013

TATA KELOLA PERUSAHAAN

lam satu tahun buku. Fungsinya, sebagai rapat persiapan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Pengendali dan RUPS Tahunan Perseroan.

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 2013 (rupiah):

• Komisaris Rp 1,920 miliar • Direksi Rp 5,058 miliar

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PENGENDALI

Selain Rapat Dewan Komisaris dan Direksi, Perseroan mem-punyai Rapat Umum Pemegang Saham Pengendali, yaitu rapat koordinasi antara Para Pemegang Saham Pengendali (Founder), yang terdiri atas:

1. Yayasan Tempo 21 Juni 1994 2. Yayasan Karyawan Tempo 3. Yayasan Jaya Raya 4. PT Jaya Raya Utama 5. PT Grai ti Pers

Rapat in i mem iliki fungsi kon-solidasi menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Per-seroan dan dilaksanakan m in i-mal satu kali dalam satu tahun bu ku.

KOMITE AUDIT

Sebagai salah satu realisasi pe-nerapan GCG, Perseroan telah menetapkan Kom ite Audit di bawah Kom isaris. Selain menjadi kepanjangan tangan Kom isaris, Kom ite Audit membantu me-ngawasi GCG yang dijalan kan Perseroan.

Komite Audit memiliki tiga ang-gota. Dua di antaranya Komisaris Independen dan satu anggota dari luar Perseroan. Komite ini

dikoordinasi oleh satu Komisa-ris Independen. Fasilitator dan pelaksana kesekretariatannya adalah Corporate Secretar y. Kom ite Audit telah melaku-kan tugas secara optimal pada 2013. Antara lain membantu Dewan Kom isaris melaku kan fungsi pengawasan atas pelaksa-naan garis-garis kebijakan yang ditetapkan RUPS, memberi-kan saran-saran kepada Dewan Kom isaris, ser ta melaku kan re-check atas laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi dan un it kerja lain nya kepada De-wan Kom isaris—baik itu laporan keuangan yang bersifat kuar tal maupun laporan kegiatan usaha non-keuangan.

Dalam melaku kan tugas dan fu ngsi, Kom ite Aud it dengan sepengetahuan dan seizin De-wan Kom isar is juga mem inta pendapat dar i para ah li d i luar Perseroan . Hal in i u ntu k me-nambah independen si ser ta men ingkat kan kualitas saran dan per timbangan kepada Dewan Kom isar is Perseroan . Salah satu hasil sign ifikan atas saran Kom ite Aud it yang d ilak-sanakan Dewan Kom isar is ada-lah adanya perbaikan kiner ja keuangan Perseroan pada akh ir tahu n in i.

Kom ite Audit dalam proses ker-janya mengadakan per temuan koordinasi satu bu lan sekali dan komun ikasi intensif dengan Dewan Kom isaris Perseroan. Selama 2013, telah dilaku kan per temuan koordinasi dan kon-su ltasi dengan Dewan Kom isaris dengan tingkat kehadiran 100 persen.

AUDIT INTERNAL

Secara administratif, fungsi Audit Internal telah dilaksanakan oleh Perseroan, yaitu dengan adanya rapat koordinasi lintas departe-men agar fungsi check and balance antar-unit bisa berjalan.

Audit Internal yang dilaksanakan oleh pejabat Audit Internal Sauda-ra Mangasi Christian memiliki fungsi:

1. Menetapkan tata kelola internal audit charter

2. Melakukan i nancial and non-i nancnon-ial audnon-it

Seluruh hasil audit akan menjadi bahan masukan bagi manajemen dan Komite Audit untuk menge-valuasi kinerja Perseroan.

CORPORATE SECRETARY

Sejak pelaksanaan initial public of ering (IPO) pada 2000, layaknya perusahaan terbuka, Perseroan telah dilengkapi dengan Corporate Secretary. Terhitung sejak 1 Juni 2012, Corporate Secretary Per-seroan dijabat oleh Diah Purno-mowati. Alumnus Fakultas Peter-nakan Institut Pertanian Bogor ini bergabung di Perseroan pada 1998 sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Tempo. Setelah itu, Diah Purnomowati menduduki posisi Redaktur Eksekutif Koran Tempo, Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, dan Kepala Divisi SDM & Umum.

Dalam Perseroan, Corporate Secretary melakukan fungsi dan peran yang ditentukan oleh otori-tas bursa, antara lain:

• Menjadi penghubung (liaison oi cer) antara otoritas bursa dan Perseroan

• Mengatur pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham serta memastikan urusan menge-nai saham-saham perusahaan ditangani dengan baik untuk keperluan internal rutin mau-pun pihak eksternal, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). • Memberikan saran dan

pan-dangan kepada manajemen me-ngenai ketentuan dan peratur-an pasar modal dperatur-an lainnya • Membuat dan menyimpan

Dat ar Pemegang Saham serta dokumen-dokumen terkait

• Menjamin terciptanya komuni-kasi dan hubungan baik antara perusahaan dan pemegang saham, pemerintah, serta ma-syarakat demi tercapainya tu-juan korporat

• Memastikan dan melindungi semua aspek legal korporat se-suai dengan peraturan yang ada dan sejalan dengan kepenting-an korporat

• Menyediakan informasi yang dibutuhkan korporat berkaitan dengan kinerja perusahaan dan menjamin implementasi good corporate governance

• Menjamin terciptanya komuni-kasi dan hubungan baik dengan stakeholder

• Memastikan semua peraturan perusahaan terlaksana dengan baik

• Memastikan semua perjanjian yang dilakukan oleh perusaha-an sesuai dengperusaha-an kepentingperusaha-an perusahaan

• Mengetahui update keputusan Direksi dengan cara mengikuti rapat Direksi secara langsung dan menyusun notulensi rapat direksi

• Bertindak untuk dan atas nama

66

LAPORAN

TAHUNAN

2 013

TATA KELOLA PERUSAHAAN

perusahaan sebagai represen-tasi resmi dalam berhubungan dengan pihak luar

• Mendapatkan dukungan dan seluruh informasi tentang pe-rusahaan dari berbagai unit bisnis

Corporate Secretary juga mendu-kung Perseroan dalam pelaksa-naan visi, misi, dan strategi; mem-bangun dan menjaga kerja sama dengan lembaga-lembaga dan komunitas pers maupun masya-rakat luas; serta membangun dan menjaga citra Perseroan.

GOOD CORPORATE

GOVERNANCE ( TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK)

GCG dalam Perseroan dilak-sanakan oleh Corporate Secretar y dengan mengedepan kan pende-katan organisasi perusahaan dan komunikasi berkesinambungan di antara manajemen unit kerja/ bagian, termasuk lingkungan eksternal Perseroan. Fungsi-fungsi GCG yang saat ini telah dilaksanakan dan akan terus dikembangkan, antara lain: 1. Keterbukaan dan

ketersedia-an informasi yketersedia-ang up-to-date dan terbuka secara luas, bukan hanya untuk kepentingan in-vestor/ bursa, tapi juga internal perusahaan. Dari jajaran ter-bawah sampai top-level m ana-gement

2. Pelaksanaan RUPS dan pe-nyusunan Laporan Tahunan Perusahaan sesuai dengan ke-tentuan dari OJK dan otoritas bursa

3. Pengecekan yang kontinu atas setiap dokumen Perseroan dari sisi akuntabilitas dan hukum GCG yang diterapkan dalam mekanisme kerja organ-organ Perseroan, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, dilaksanakan dengan proses koordinasi, konsultasi, dan kontrol melalui berbagai rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Selain itu, diterapkan asas “TACR” (transparency, accountability, cred-ibility, responsibility).

KETERBUKAAN (TRA NSPA RENCY)

Semua pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dilakukan secara terbuka dengan prinsip meritokra-si. Setiap orang atau unit kerja diberi hak dan kewajiban yang

seimbang, termasuk dalam penen-tuan penghargaan atas prestasi yang dilakukan secara kolektif dan terbuka.

AKUNTABILITAS (ACCOUNTA BILITY)

Prinsip ini dilakukan dengan me-nerapkan pengecekan ulang serta supervisi berjenjang dan berlapis antar-unit dan departemen. De-ngan demikian, penggunaan fa-silitas Perseroan secara i nansial memiliki pertanggungjawaban yang jelas.

KREDIBILITAS (CREDIBILITY)

Perseroan bergerak di bidang jurnalistik, sehingga kredibilitas orang atau unit kerja menjadi salah satu asas pokok. Kredibilitas akan sangat berpengaruh pada ha-sil dan kualitas produk Perseroan. Kredibilitas dijaga dengan mene-rapkan pengawasan ketat dan so-sialisasi kode etik yang berlaku di bidang usaha Perseroan.

PERTANGGUNGJAWABAN (RESPONSIBILITY)

Responsibility dicapai dengan pe-nerapan deskripsi kerja yang jelas serta rencana kerja yang matang, diimbangi dengan penghargaan dan penindakan yang tepat. Se-mua itu diharapkan menimbulkan tanggung jawab atas tugas masing-masing unit kerja dan departe-men.

RISIKO USAHA

Penerbitan dan pers adalah dua bidang usaha yang nilai-nilai ide-alisme dan bisnisnya terkadang berseberangan. Meski demikian, bisnis tersebut sangat menjanjikan

karena manusia dan peradaban tidak dapat terlepas dari data dan informasi yang mutakhir. Apalagi dengan semakin sempitnya ren-tang geograi s antarnegara akibat majunya teknologi komunikasi. Persaingan yang tajam dalam bis-nis penerbitan dan pers juga tidak dapat dihindari karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan data dan informasi yang up-to-date. Persaingan yang tajam ini meningkatkan risiko dalam usaha di bidang penerbitan dan pers. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain:

1. Persaingan dengan media visual dan elektronik (online news) 2. Kondisi perekonomian

3. Risiko l uktuasi nilai mata uang asing

4. Aturan dan kebijakan peme-rintah

5. Perilaku pemegang kekuasaan/ pelaku bisnis yang terkait de-ngan pemberitaan

Faktor yang juga penting bagi pe-rusahaan yang bergerak di bidang media atau pers adalah adanya gugatan atau tuntutan dari pem-baca atau pihak-pihak di luar pe-megang saham. Hal ini wajar dan alami karena produk utama pers berupa data dan informasi, yang terkadang dipahami dari sudut pandang berbeda oleh pembaca atau sumber berita. Perbedaan inilah yang dapat menimbulkan permasalahan hingga ke penga-dilan.

Dalam menghadapi risiko usaha tersebut, terutama risiko hukum akibat sudut pandang berbeda antara redaksi dan pembaca atau sumber berita atas satu pemberi-taan, Perseroan mengedepankan proses-proses penyelesaian sesuai

dengan Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers, sebagai berikut:

1. Memberikan ruang pengajuan hak jawab dan koreksi

2. Mengedepankan proses mediasi melalui Dewan Pers

3. Memberikan pelatihan Kode Etik Jurnalistik kepada wartawan Perseroan 4. Menampilkan berita yang

berimbang

5. Melakukan validasi atas data dan hasil reportase yang lebih komprehensif

LEMBAGA OMBUDSMAN TEMPO

Pada 2013, tingkat sengketa pers yang dihadapi Perseroan menu-run. Hal ini, salah satunya, berkat keberadaan Lembaga Ombuds-man Tempo, yang melaksanakan tugas sejak Februari 2010. Ombudsman Tempo bertugas dan bertanggung jawab menjadi jembatan bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) yang merasa keberatan terhadap pro-duk editorial Tempo Media Group, selain melakukan penga-wasan dan review atas semua pro-duk Perseroan.

Lembaga Ombudsman internal ini beranggotakan para man-tan Pemimpin Redaksi Tempo dan Koran Tempo—Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Bambang Har ymurti, Toriq Hadad, Sri Malela Mahargasarie, serta re-daktur senior Amarzan Loebis, dan L.R. Baskoro—dengan se-kretaris merangkap anggota Rustam Fachri Mandayun. Ketua Ombudsman Tempo adalah Toriq Hadad. Tim ini didukung oleh staf legal dan Divisi Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT).

Sengketa pers juga menurun se-jalan dengan membaiknya pema-haman masyarakat ihwal proses penyelesaian sengketa melalui penggunaan hak jawab dan hak koreksi serta mediasi di Dewan Pers. Ombudsman senantiasa me-nyelesaikan perbedaan pendapat dalam sengketa pers oleh Perse-roan melalui jalur mediasi dan litigasi.

Penyelesaian di Dewan Pers atas beberapa kasus jurnalistik selama 2013, antara lain:

1. Penyelesaian keberatan Rizal Malarangeng atas sampul maja-lah Tempo edisi 17-23 Desember 2012. Hasil mediasi, terjadi ke-sepakatan perdamaian antara Rizal Malarangeng dan majalah Tempo. Hal ini ditunjukkan Rizal Malarangeng dengan men-cabut laporan ke Dewan Pers pada 11 Januari 2013. 2. Penyelesaian keberatan

Bam-bang Soesatyo atas berita di majalah Tempo edisi11-17 Maret 2013. Hasil mediasi, ma-jalah Tempo dinyatakan tidak melanggar kode etik jurnalistik berdasarkan Pernyataan Pe-nilaian dan Rekomendasi (PPR) Dewan Pers Nomor: 2/PPR-DP/ VI/2013.

3. Penyelesaian keberatan Buhari Matta atas berita di majalah Tempo edisi1-7 Oktober 2012. Hasil mediasi, Buhari Matta dan majalah Tempo sepakat menan-datangani risalah perdamaian di Dewan Pers.

Sementara itu, gugatan di penga-dilan selama 2013 adalah: 1. Gugatan pembaca Tempo

ter-hadap Perseroan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berhasil dimenangi Perseroan dengan putusan tidak dapat diterima.

68

LAPORAN

TAHUNAN

2 013

TATA KELOLA PERUSAHAAN

2. Gugatan bupati dari wilayah Sulawesi terhadap Perseroan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat berhasil dimenangi Perseroan dengan putusan tidak dapat diterima.

KODE ETIK

Wartawan, sebagai profesi yang menyampaikan berita kepada pu-blik, memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman untuk menegakkan integritas, independensi, serta profesionalis-me. Atas dasar itu, Tempo sebagai salah satu perusahaan media besar di Indonesia menerapkan Kode Etik Wartawan Tempo kepada se-tiap wartawannya.

Kode Etik Wartawan Tempo me-rupakan komitmen Tempo untuk memberikan karya jurnalistik terbaik dalam persaingan industri media yang semakin ketat.

KOMITE ETIK

Dengan adanya Kode Etik War-tawan Tempo dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Perjan-jian Kerja Bersama, dibentuklah

Komite Etik pada 2013. Komite ini bertugas memeriksa laporan du-gaan pelanggaran kode etik oleh wartawan Tempo.

Selain melakukan pemeriksaan, Komite mempunyai wewenang untuk memberikan rekomen-dasi penanganan wartawan yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.

Majelis Komite Etik berjumlah paling banyak lima orang, terdiri atas karyawan dari berbagai bagian yang bekerja di Tempo. Para ang-gota Majelis bersifat ad interim (se-mentara). Hal itu dilakukan untuk menjaga independensi dan meng-hindari conl ict of interest antara Majelis Komite Etik dan terlapor. Selama 2013, Komite telah mena-ngani dua kasus pelanggaran kode etik wartawan Tempo. Keberadaan Komite Etik akan menjadikan Tempo perusahaan media yang semakin profesional.

BUDAYA PERUSAHAAN

Setelah Tim Budaya membuat cetak biru budaya perusahaan

pada 2012, maka pada 2013 pro-gram budaya perusahaan mema-su ki tahap sosialisasi. Dengan dem ikian, budaya Tempo Media Group bisa diimplementasikan sebelum berkumpu l di satu ge-dung pada 2014. Agar kar yawan lebih cepat memaham i perubah-an in i, konsep budaya perusaha-an tersebut dimasu kkperusaha-an dalam perumusan u lang kompetensi kar yawan.

Pada 2013, kompetensi inti berhasil dirumuskan berdasar-kan tata n ilai organ isasi yang sudah ditetapkan. Kompetensi inti akan menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan sosialisa-si perilaku organ isasosialisa-si. Pedoman perilaku organ isasi adalah acuan semua kar yawan dalam ber pikir, ber tindak, dan ber tutur kata. Konsistensi diser tai kom itmen tinggi dalam penerapan perilaku organ isasi akan menghasilkan keunggu lan kompetitif bagi pe-rusahaan. Adapun kompeten-si inti Tem po yang ditetapkan adalah Inovasi, Integritas, Kerja Sama, Orientasi Pencapaian, dan Fokus pada Pemangku Kepen-tingan.

Kamus kompetensi inti telah di-susun guna memberikan dei nisi, level kompetensi, dan tuntutan perilaku secara jelas. Level kom-petensi akan menjadi syarat mutlak dalam proses seleksi, promosi, penugasan, ataupun penilaian kinerja kar yawan. Perhatian utama pengembangan perilaku diarahkan pada kompe-tensi inovasi, sehingga nantinya dapat membentuk kar yawan yang mempunyai keunggulan kom-petitif dalam pengembangan pro-duk, proses bisnis, dan pelayanan pelanggan.

Dalam dokumen 823f04373999dbb92f7b5db16879ea17 (Halaman 61-69)

Dokumen terkait