• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Visi dan Misi Koran Republika

ANALISIS BERITA DENGAN PENDEKATAN FRAMING

C. Temuan Analisis Frame Media Online Lain

C. Temuan Analisis Frame Media Online Lain

1. Pos Kota Online

1. Problem Identification

Pos Kota Online menampilkan ”Isu Syekh Puji Menikahi Gadis 12 Tahun.” sensasi yang dilakukan Syekh Puji ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat sekitar. Kendati sering membuat sensasi, namun kabar pernikahan Syekh Puji dengan gadis di bawah umur, tak urung sejumlah ibu rumahtangga di Semarang sempat melontarkan kritik dan sindiran tajam. Syekh Puji dinilai sombong dan mengandalkan uang untuk mencapai tujuannya.

Selain itu juga, Pos Kota Online menampilkan berita tentang ”Syekh Puji Janji Ceraikan Ulfah.” Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi (Kak Seto) bertemu dengan langsung dengan Syekh Puji dan Lutfianah Ulfah dan menyarankan agar pernikahan yang tidak diakui undang-undang positif ini, dibatalkan. Polisi makin serius untuk menuntaskan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk meminta keterangan dari Rafidi, kakek Lutfianah Ulfah. Menurut sang kakek, dirinya juga menyesalkan

pernikahan Syekh Puji dengan cucunya yang dilakukan secara diam-diam. Ternyata, Syekh Puji sebelumnya juga pernah terlibat kasus hukum pada tahun 1987. saat itu lelaki berjenggot tersebut pernah ditahan di Polres Salatiga karena mencukur gundul 47 karyawannya yang kebanyakan para wanita yang

2. Causal Interpretation

Pujiono Cahyo Widianto atau biasa disebut Syekh Puji ulama kontroversi di Ambarawa, Kabupaten Semarang, dan sejumlah ibu rumahtangga di Semarang salah satunya yaitu Ny Rahma, yang menjadi sumber berita

3. Moral Evaluation

Ada dua penilaian yang terdapat dalam berita yang ditampilkan dalam Pos Kota Online Yang pertama, masalah Syekh Puji merupakan masalah moral, hal ini terlihat dari demo anak TK Sebanyak 500 Anak TK, pelajar SD dan siswa SMP Yayasan Bina Karya menggelar aksi demo di lokalisasi Tambak Asri, Jumat. Ratusan anak tersebut mengecam pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa,12. Dalam aksinya, selain membawa poster dan spanduk, anak-anak itu juga melakukan aksi jalan mundur dalam unjuk rasanya. Dan juga anggapan sejumlah ibu rumah tangga yang mengenal pemilik Syekh Puji. Dengan anggapan Syekh Puji dinilai sombong dan mengandalkan uang untuk mencapai tujuannya. ”Setelah pamer kekayaan, kini lelaki itu pamer dengan kesombongannya mengambil gadis kecil yang baru lulus SD sebagai istri keduanya,” kata Ny Rahma, ibu rumahtangga. Dan lagi anggapan pengacara Syekh Puji, Sedyo Prayogo SH. ”Kak Seto juga harus memikirkan nasib Ulfah setelah bercerai. Sebab, Syekh Puji tidak menginginkan Ulfah menderita setelah bercerai.

Yang kedua, masalah Syekh Puji merupakan masalah hukum, dan hal ini terlihat dari Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto, yang bertemu langsung dengan Lutfianah Ulfah dan menyarankan agar pernikahan yang tidak diakui undang-undang positif ini, dibatalkan. ”Syekh Puji bersedia membatalkan pernikahan dengan Lutfianah Ulfah, bila kasusnya dihentikan polisi,”kata Sedyo Prayogo kepada wartawan. Polisi makin serius untuk

menuntaskan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk meminta keterangan dari Rafidi, kakek Lutfianah Ulfah. Catatan polisi, Syekh Puji sebelumnya juga pernah terlibat kasus hukum pada tahun 1987. Saat itu lelaki berjenggot tersebut pernah ditahan di Polres Salatiga karena mencukur gundul 47 karyawannya yang kebanyakan para wanita yang melakukan

kesalahan kerja. Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Jateng, mendesak pihak terkait untuk segera menangani kasus pernikahan Syekh Puji dengan anak di bawah umur, Ulfa.

4. Treatment Recommendation

Penyelesaian masalah yang ditawarkan Pos Kota Online dalam masalah moral adalah Koordinator Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Dr. Agnes Widanti akan mendampingi Ulfah dalam proses pemeriksaan untuk memulihkan psikologis Ulfa. Dan juga Kepala TK-SD Bina Karya, Dra. Sudarwati MM di sela aksi berharap pihak berwenang memperkarakan Syekh Puji, kendati

ke orang tuanya. Tapi gugatan pidana harus tetap berjalan. Syekh Puji harus dihukum sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Detik.com

1. Problem Identification

Detik.com menyajkan berita pernikahan Syekh Puji dengan masalah hukum.dan ada beberpa berita yang beranggapan kasus Syekh Puji terkait hukum, Detik.com memberitakan komentar pengacara Syekh Puji Teguh Samudra yang

mengatakan, tidak kepolisian telah melanggar pasal 168 KUHP tentang tidak bisa memanggil saksi yang ada hubungan suami istri. Dan Teguh juga

menambahkan Syekh Puji tidak melanggar 3 UU. Dalam pernikahan Syekh Puji dengan Ulfah, tidak ada unsur paksaan, tidak ada eksploitasi anak, dan tidak ada pencabulan.

Ulfah telah dimintai keterangan oleh polisi terkait pernikahannya yang menyalahi UU Perkawinan karena usianya masih di bawah umur yang disyaratkan oleh Undang-Undang Perkawinan.

2. Causal Interpretation

Pujiono Cahyo Widianto atau lebih akrab disebut Syekh Puji adalah aktor penyebab, dan pengacara Syekh Puji Teguh Samudra dan Sedya Prayogo serta

Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi ”Kak Seto” dan salah satu Tetangga Ulfah Darmo yang menjadi sumber berita.

3. Moral Evaluation

Pemberitaan kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah menimbulkan beragam komentar dan pemikiran dari berbagai pihak, seperti yang diberitakan Detik.com Syekh Puji hanya mengikuti ajaran Rasulullah SAW yang menikahi Aisyah saat berumur 7 tahun. Namun Rasulullah tidak

”mencampuri” Aisyah hingga si gadis akil baliq. Syekh Puji-pun tidak tidak akan ”mencampuri” istri-istrinya yang belum akil baliq, akan tetapi Komnas Perlindungan Anak tetap menganggap bahwa pernikahan Syekh Puji melanggar UU perkawinan. dan komentar yang diberikan pengacara Syekh Puji bahwa pernikahan tersebut tidak melanggar Undang-Undang Perkawinan karena tidak adanya unsur paksaan, tidak ada eksploitasi, dan tidak ada pencabulan.

4. Treatment Recommendation

Solusi yang diberikan Detik.com mengenai masalah hukum Pernikahan Syekh Puji menurut Komnas Perlindungan Anak untuk dibatalkan atau Lutfianah Ulfah harus dititipkan sementara kepada Orang tua Ulfah hingga berumur 16 tahun sesuai dengan aturan Undang-Undang Perkawinan.

Dan mengenai kondisi psikis yang dialami Ulfah bahwa Komnas

ini. Melalui Lembaga Perlindungan Anak di Semarang, pihak Komnas Anak memberikan bantuan terapi psiko-sosial kepada Ulfah dua kali dalam seminggu.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis mengenai analisis framing untuk menganalisis teks media online dalam mengemas berita pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah pada Kompas Cyber Media dan Republika Online tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008. Sasaran akhir dari sebuah penelitian adalah berusaha menjangkup permasalahan hasil analisa data yang didapat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Dalam berita pembahasan yang sama dapat dimaknai secara berbeda dan akhirnya menghasilkan berita yang berbeda pula. Berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, pada Kompas Cyber Media membingkai berita tersebut sebagai masalah hukum, karena Syekh Puji telah menikahi gadis di bawah umur, walaupun sebagian sumber berita mengatakan bahwa pernikahan tersebut sah secara agama akan tetapi di Indonesia harus mematuhi hukum positif dan hukum adat yang berlaku. Kompas Cyber Media merekomendasikan bahwa kasus tersebut harus tetap diproses hukum meskipun Syekh Puji telah menitipkan Ulfah kepada orang tuanya. Sedangkan Republika Online terdapat bingkai yang menyatakan bahwa walaupun kasus ini menyangkut masalah hukum, akan tetapi masyarakat tidak boleh memvonis bahwa pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah salah karena

BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis mengenai analisis framing untuk menganalisis teks media online dalam mengemas berita pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah pada Kompas Cyber Media dan Republika Online tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008. Sasaran akhir dari sebuah penelitian adalah berusaha menjangkup permasalahan hasil analisa data yang didapat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Dalam berita pembahasan yang sama dapat dimaknai secara berbeda dan akhirnya menghasilkan berita yang berbeda pula. Berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, pada Kompas Cyber Media membingkai berita tersebut sebagai masalah hukum, karena Syekh Puji telah menikahi gadis di bawah umur, walaupun sebagian sumber berita mengatakan bahwa pernikahan tersebut sah secara agama akan tetapi di Indonesia harus mematuhi hukum positif dan hukum adat yang berlaku. Kompas Cyber Media merekomendasikan bahwa kasus tersebut harus tetap diproses hukum meskipun Syekh Puji telah menitipkan Ulfah kepada orang tuanya. Sedangkan Republika Online terdapat bingkai yang menyatakan bahwa walaupun kasus ini menyangkut masalah hukum, akan tetapi masyarakat tidak boleh memvonis bahwa pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah salah karena

1. pernikahan tersebut sah secara agama dan kedua pihak saling mencintai dan mau membina rumah tangga yang baik.

2. Antara Kompas Cyber Media dan Republika Online masing-masing mempunyai kemasan atau definisi yang berbeda-beda dalam kasus ini. Dalam berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, pada Kompas Cyber Media membingkai berita tersebut sebagai masalah hukum. Tindakan Syekh Puji dianggap sebagai eksploitasi anak, melanggar UU yang berlaku dengan menikahi Ulfa yang berumur 12 tahun. Syekh Puji juga dianggap melanggar UU No 23 tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, dan UU No 13 tahun 2004 tentang ketenagakerjaan. Kemudian Kompas Cyber Media merekomendasikan bahwa kasus tersebut harus dihukum atau diberikan sanksi sesuai tindakannya, meskipun Syekh Puji telah menitipkan Lutfianah Ulfah kepada orang tuanya. Sedangkan Republika Online membingkai berita tersebut sebagai masalah hukum dan masalah moral, Tindakan Syekh Puji ini dianggap melanggar UU Perlindungan Anak. Republika memberitakan keberadaan pengacara Syekh Puji Sedya Prayogo Pangestu dinilai telah melanggar Kode Etik Advokat Indonesia. Republika Online merekomendasikan bahwa kasus Syekh Puji harus dihukum sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukannya. Sedangkan untuk pengacara Syekh puji, R Sedya Prayogo Pangestu, SH, minimal ditegur atau dipecat bila terbukti melakukan pelanggaran yang dituduhkan kepadanya.

3. Dengan melihat perbandingan beberapa berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah di kedua Media Online tersebut yaitu Kompas

Cyber Media dan Republika Online, sangat mungkin kita akan menemukan kesimpulan yang setara bahwa media apapun tidak bisa lepas dari bias-bias baik itu yang berkaitan dengan ideology, politik, ekonomi, social, budaya, bahkan agama, tidak ada satupun media yang memiliki sikap indenfendesi dan obyektifitas yang absolut.

C. Saran-Saran

Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan, baik dari segi fungsional maupun substansialnya. Adapun saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Penulis berharap kepada Kompas Cyber Media dan Republika Online untuk terus meningkatkan kualitas dalam setiap edisinya agar keberadaan Kompas.com dan Republika online selalu dekat di hati pembaca sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat dengan mudah disampaikan tepat pada sasarannya dan juga dapat diaplikasikan.

2. Penulis juga berharap agar penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai upaya mengembangkan khazanah keilmuannya tentang jurnalistik dan memberikan gambaran karakter pemberitaan media online, dalam hal ini Kompas Cyber Media dan Republika Online dalam berita pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah. Serta memberikan kontribusi tentang bagaimana sebuah berita diperoleh, diolah, dan disajikan kepada khalayak pembaca

3. Untuk menganalisis isi teks di media, Analisis Framing adalah analisis yang kritis, analisis yang cocok sekali digunakan untuk mengetahui perbedaan makna dari suatu peristiwa yang ada di media. Analisis framing dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Oleh karena itu, analisis framing tidak hanya dapat digunakan oleh pemerhati media, akan tetapi dapat pula digunakan oleh siapa saja baik itu Pembaca Koran, Pendengar Radio, Pemirsa Televisi, bahkan Pengguna Internet sekalipun, guna mengupas bagaimana suatu berita dibingkai oleh media.

Dokumen terkait