• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji Dengan Pendekatan Framing Teori Robert N Entman : Kasus Berita Kompas.com dan Republika Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji Dengan Pendekatan Framing Teori Robert N Entman : Kasus Berita Kompas.com dan Republika Online"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

!

"

#

Disusun Oleh :

EMI SUMIATI

(105051102005)

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji Dengan Pendekatan

Framing Teori Robert N Etnman

(Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana S1 Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh:

EMI SUMIATI

NIM: 105051102005

Di Bawah Bimbingan

Tan Tan Hermansah, M.Si

NIP: 150370228

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYAHTULLAH

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS BERITA PERNIKAHAN SYEKH PUJI DENGAN PENDEKATAN FRAMING TEORI ROBERT N. ENTMAN (Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 April 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.i) pada Program Studi Jurnalistik.

Jakarta, 23 April 2009

Sidang Munaqasyah

Drs. Mahmud Jalal, MA Rubiyanah, MA

NIP: 150 202 342

NIP: 150 286 373

Anggota

Penguji I Penguji II

Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si Drs. Suhaimi, M.Si

NIP: 150 293 230

NIP: 150 270 810

Pembimbing

Tan Tan Hermansah, M.Si

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Ciputat, 23 April 2009

(5)

Abstrak:

Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji dengan Pendekatan Framing Teori Robert N. Entman

(Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online)

$ %&'&'%%&(&&'$ ) #

Dalam teori komunikasi massa, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, dan heboh berarti atau lebih diingat, untuk mengiring interpretasi khalayak sesuai perspektif. Dengan kata lain framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai suatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, atau tak terlakkan. Lalu Bagaimana Kompas.Com dan Republika Online menyampaikan

pemberitaan pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah? Dan bagaimana realitas masalah tersebut dikonstruksi olehKompas Cyber Media dan Republika Online?

* $ $ +

+ +

, "

-. + /+

) )

0

1

0

-0

. + / +

* , $

,

(6)

0

$

0

, $

*

+$ $

+ ,

0 0 0

2 0 $

3 "

(&&4 - $

56 # %(#

0 3

+ / 7/

1

, "

$

+ 0

" ))

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan karunia dan ridho-Nya penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam peradaban, dari kegelapan menuju cahaya.

!

"

# $

%

(8)

1. Dr. Murodi M. A. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 2. Drs. Mahmud Jalal, MA. Selaku Pembatu Dekan bidang Kepegawaian 3. Dr. Arief Subhan M. A. Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik

4. Drs. Studi Rizal LK. MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 5. Drs. Suhaimi, M. Si. Selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan Rubiyanah,

M. A. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan banyak pengarahan kepada penulis tentang jurusan.

6. Drs. Tan Tan Hermansah, M. Si. Selaku Pembimbing yang telah banyak mencurahkan bimbingan, arahan , petunjuk, dan pemikirannya kepada penulis di sela-sela kesibukan beliau.

7. Para Dosen, Karyawan, dan Staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8. Para staf informasi data Republika dan pusat informasi Kompas, terima kasih

atas data dan informasinya

9. Kepada kedua orangtua yang ku cintai, yang selalu membimbing ku dari kecil hingga sekarang Ibunda dan Ayahanda yang selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah dan tiada terbalas, hanya Doaku kepada Allah SWT semoga Ridho-Nya selalu menyertai Ibunda dan Ayahanda Tercinta.

10. Kakak-kakak ku terima kasih atas segala doa dan bantuannya, jasanya takkan pernah terlupakan

(9)

12. Sahabat-sahabat ku, Feby, Nia, Ican, Irma, Haia, Ummu, Fika, Yefhy, Nisa, Maya, Angga, Tedy, Ipin, alfan, dll, yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu, semoga persahabatan kita tidak sampai disini. Terus berjuang sahabat, menuju wisuda. Success for all u’r thesis friends!!!!!.

13. Teman-teman Konsentrasi Jurnalistik (2005) khususnya KM Jurnalistik Lukman Alhakim, beserta adik-adik kelas konsentrasi Jurnalistik dan kawan-kawan KKS Ciwidey Bandung, 2008. Beserta teman-teman dari Kessos, KPI, BPI, MD, dan PMI

14. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar, mohon maaf apabila ada kesalahan yang pernah penulis lakukan, semoga apa yang telah dilakukan adalah hal terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kabaikan dengan balasan yang setimpal. Amin…..

Akhirnya penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi pelajaran hidup kepada penulis. Semoga Allah SWT semakin menambah karunia-Nya kepada kita semua. Terima Kasih atas segalanya dan mohon atas segala kekhilafan. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya penulis. Amin!!!!

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR

ISI………

………

v

DAFTAR TABEL……… vii

BAB I

PENDAHULUAN………

………

1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah………... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 5

D. Metodologi Penelitian………. 6

E. Tinjauan Kepustakaan….……… 10

F. Sistematika Penulisan……….. 12

BAB II KERANGKA

TEORITIS………

13

A. Analisis Framing Teori Robert N. Etnman……….. 13

B. Berita……… 18

1. Pengertian Berita……… 18

2. Berita, Nilai Berita, dan Kategori Berita………... 26

3. Pengertian Media Cetak………. 28

4. Pengertian Media Online………... 30

C. Media Mengakonstruksi Berita……… 38

(11)

BAB III BERITA PERNIKAHAN SYEKH PUJI DI

MEDIA ONLINE.. 49

A. Berita Kompas.com………. 49

B. Berita Republika Online……….. 49

C. Perbandingan Berita Syekh Puji Di Media Online……….. 50

E. Sekilas Profil Kompas dan Republika………. 52

1. Kompas.Com………. 52

a. Visi dan Misi Kompas……… 53

b. Alamat Redaksi Kompas……… 55

2. Republika Online………... 55

a. Visi dan Misi Republika ……… 57

b. Alamat Redaksi Republika………. 59

BAB IV ANALISIS BERITA DENGAN PENDEKATAN

FRAMING… 60

A. Temuan Analisis Frame Kompas.com………. 60

B. Temuan Analisis Frame Republika Online……….. 64

C. Perbandingan Analisis Frame Media Online………... 70

BAB V

PENUTUP………

……….

73

A. Kesimpulan……….. 73

B. Saran-saran………... 75

DAFTAR

PUSTAKA………

………... 77

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel : Hal:

1. Tabel 1 :

Perangkat Framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu………..15 2. Tabel 2 :

Kerangka Berfikir Robert. N Etnman Terhadap Peristiwa Yang Diwacanakan Dalam Model Framing………16

3. Tabel 3 :

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online...31 4. Tabel 4 :

Perbandingan Berita Pernikahan Syekh Puji di Media Online...51 5. Tabel 5 :

Temuan Analisis Frame Kompas Cyber Media...62 6. Tabel 6 :

Temuan Analisis Frame Republika Online...67 7. Tabel 7 :

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jurnalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.1

Media adalah agen konstruksi pesan. Fakta atau peristiwa yang ditulis adalah hasil konstruksi. Bagi kaum konstruksionis realitas itu bersifat subjektif, realitas itu hadir karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.2 Karena fakta itu diproduksi dan ditampilkan secara simbolik, maka realitas tergantung pada bagaimana ia dilihat dan bagaimana fakta tersebut dikonstruksi dalam kata-kata yang ekstrim, pikiran dan konsep kitalah yang membentuk dan mengkreasikan fakta-fakta yang sama bisa menghasilkan fakta yang berbeda-beda.

1

Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung : Rosda Karya, 2006)

2

(14)

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini

mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, dan heboh atau lebih diingat, untuk mengiring interpretasi khalayak sesuai perspektif. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut3. Karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai suatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.4

Pertengahan Oktober 2008, berita nasional di Indonesia dihebohkan dengan adanya pernikahan siri (bawah tangan) antara Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfah. Berita ini cukup mengejutkan, lantaran Syekh Puji yang merupakan pengusaha lukisan kaligrafi dan juga pemilik Pondok Pesantren Miftahul Jannah Pudjiono, Bedono, Jambu, Kabupaten Semarang, seorang lelaki berusia 43 tahun dan beristri, menikahi seorang gadis di bawah umur yang baru saja berusia 12 tahun.

Pernikahan antara Syekh Puji dengan Ulfah menuai kontroversi di masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam perlindungan anak menilai, pernikahan tersebut seharusnya tidak terjadi. Karena, pernikahan tersebut dilakukan

3

Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru (Yogyakarta : Bigraf Publishing, 1999), h. 23.

4

(15)

terhadap anak usia 12 tahun. Dalam Undang-Undang Tahun 1974 disebutkan bahwa, batas minimal usia pernikahan seseorang adalah ketika pengantin perempuan berusia minimal 16 tahun dan pengantin laki-laki minimal 19 tahun. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Tahun 1974 mengenai pernikahan, jelas Syekh Puji telah melakukan pelanggaran. Menindak lanjuti pelanggaran tersebut, Komnas Pelindungan Anak akhirnya melaporkan Syekh Puji ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

Berita mengenai pernikahan kontroversi Syekh Puji dan Ulfah, sempat menjadi pemberitaan di berbagai media massa, baik itu media cetak maupun elektronik. Di media online sendiri, antara Kompas Cyber Media dan Republika Online sempat memberitakan kasus tersebut. Walaupun hanya beberapa kali pemberitaan namun, kasus tersebut cukup menyita perhatian. Kompas Cyber Media selama dua minggu terhitung tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008, tujuh kali memberitakan kasus tersebut, yaitu MUI Minta Masyarakat Tak Ikut-ikutan Syekh Puji (24 Oktober 2008), Polisi Harus Aktif Sikapi Tindakan Syekh Puji (25 Oktober 2008), Syekh Puji Dilaporkan ke Polda Jateng (27 Oktober 2008), Menag: Syekh Puji Bisa Terkena Sanksi (27 Oktober 2008), Kak Seto Temui Syekh Puji (31 Oktober 2008), Syekh Puji Tetap Diproses Hukum (03 November 2008), Syekh Puji Titipkan Istri ke Mertua (10 November 2008).

Sedangkan Republika Online hanya lima kali memberitakan kasus tersebut, yaitu Pernikahan Syekh Puji, Polisi Periksa Tiga Saksi (29 Oktober 2008),

Powiltabes Mulai Periksa Saksi Pernikahan Bocah (29 Oktober 2008), Kapasitas

Pengacara Syekh Puji Dipertanyakan (30 Oktober 2008), Meutia Hatta: Harus ada

(16)

Ceraikan Lutfianah (03 November 2008). Beberapa judul berita di atas dan juga judul-judul lainnya serta pandangan kedua media cetak tersebut mengenai pernikahan antara Syekh Puji dan Ulfah tampak menarik untuk diteliti.

Dengan latar belakang masalah tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menulis sebuah skripsi yang berjudul : Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji dengan Pendekatan Framing (Studi Kasus Berita Kompas Cyber Media dan Republika

Online).

B. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam hal ini, peneliti membatasi masalah pada analisis framing berita pernikahan antara Syekh Puji dan Ulfah pada media online, Kompas Cyber Media dan Republika Online. Sedangkan untuk batasan waktu pemberitaannya, penelitian ini mengambil sampel berita selama delapan belas hari yaitu, dari tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis framing model Robert N. Entman.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas antara lain :

1. Bagaimana struktur teori framing Robert N. Etnman dalam berita Pernikahan Syekh Puji dan Ulfah di Kompas Cyber Media dan Republika Online ?

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur define problem, diagnoses causes, make

moral judgement, dan treatment recommendation antara Kompas Cyber Media dan

Republika Online dalam pemberitaan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah. Dan juga bertujuan untuk mencari hubungan / perbedaan antara proses framing Kompas Cyber Media dan Republika Online mengenai pernikahan Syekh Puji dan Ulfah. 2. Manfaat Penelitian

Sebagai upaya mengembangkan khazanah keilmuan tentang jurnalistik dan memberikan gambaran karakter pemberitaan media online, dalam hal ini Kompas Cyber Media dan Republika Online dalam pemberitaan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah. Serta memberikan kontribusi tentang bagaimana sebuah berita diperoleh, diolah, dan disajikan kepada khalayak pembaca.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian ini adalah paradigma konstruksionis, yang sering disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Dengan konsentrasi analisis yaitu menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dan dengan cara apa konstruksi dibentuk.5 Paradigma konstruksionis memperhatikan interaksi kedua pihak, komunikator dan komunikan untuk menciptakan pemaknaan atau tafsiran dari suatu pesan.

5

(18)

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di masyarakat. Penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya lebih dilakukan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan kategori. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif eksplanatif yang bertujuan mencari sebab dan alasan mengapa sesuatu dapat terjadi. Juga bertujuan untuk menjelaskan sebuah permasalahan yang telah memiliki gambaran yang jelas dan bermaksud menggali secara lebih dalam. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau

sampling. Penelitian ini lebih menekankan pada kualitas data bukan kuantitas data6. 3. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Kompas Cyber Media dan Republika Online, sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah berita-berita yang terkait dengan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Untuk memperoleh data primer penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap berita-berita yang berkaitan

dengan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah periode 24 oktober s/d 10 November 2008. Berita-berita mengenai isu terkait yang

dimuat sesudah periode tersebut dijadikan data sekunder sebagai tambahan wawasan mengenai isu tersebut.

b. Document Research

6

(19)

Peneliti mendapatkan data-data atau arsip-arsip yang berasal dari Kompas Cyber Media dan Republika Online, serta berbagai sumber yang terkait dengan tujuan penelitian baik itu berupa buku maupun artikel-artikel terkait.

5. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data berdasarkan pisau analisis framing Robert N. Entman. Dalam konsep framing Entman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan/dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan; membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa, dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa.

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.

Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan ?

(20)

tertentu dari dari suatu isu. Penonjolan aspek

tertentu dari isu

Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa / isu tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis?

Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

Dalam konsep Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir terhadap suatu peristiwa yang diwacanakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa yang harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan.kepada khalayak.

Define Problem

(Pendefinisian masalah)

Bagaimana suatu peristiwa dilihat ? Sebagai apa ?

Atau sebagai masalah apa ?

Diagnoses Causes

(Memperkirakan masalah atau sumber masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa ? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah ?

Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah ?

[image:20.612.121.497.441.705.2]
(21)

(Membuat Keputusan Moral) menjelaskan masalah ?

Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan ?

Treatment Recommendation

(Menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah atau isu ?

Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah ?

E. Kajian Pustaka

1. Media Online

Sejarah media online merupakan sebuah siklus inovasi teknologi yang terus-menerus. Teknologi memfasilitasi penerbitan dan mempengaruhi format-format apa yang mungkin di media, tetapi tidak mendefinisikan isi media. Perkembangan alat yang digunakan dalam pencetakan juga mempengaruhi jumlah halaman yang dihasilkan media online serta jumlah sirkulasinya.7 Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Tapi apakah ada bedanya dengan media massa konvensional ?. Sebetulnya, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah mediumnya, yang satu virtual satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang membuat mereka berbeda. Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media

online dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut

7

(22)

untuk menyajikan berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi. Demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.

2. Berita, Nilai Berita dan Kategori Berita

Pada dasarnya berita sulit untuk didefinisikan, karena setiap negara dan setiap media memiliki persepsi masing-masing terhadap definisi berita, perbedaan ini terjadi karena terkait dengan ideologi yang dianut oleh negara tersebut. Seperti pengertian berita pada negara yang menganut sistem ideologi komunis akan berbeda dengan pengertian berita yang dipahami oleh negara yang menganut sistem ideologi liberal. Di sisi lain ini juga sangat berkaitan dengan budaya masyarakat di mana pers tersebut berada. Misalnya, konsep berita pada masa Orde Baru akan berbeda dengan konsep berita pada masa Orde Reformasi saat ini.8 Dari beberapa definisi tersebut, Hikmat dan Purnama menyederhanakan pengertian berita yaitu: berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.9

Peristiwa lantas tidak dapat disebut sebagai berita, tetapi harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita. Peristiwa itu baru disebut memiliki nilai berita dan layak untuk diberitakan kalau peristiwa tersebut

8

Hikmat Kusuningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2005. hal. 39.

9

(23)

memiliki sisi human interest (kemanusiaan), proximity (kedekatan), unusual (tidak biasa), conflict (mengandung konflik), prominance (penting).10

Selain nilai berita, hal prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut sebagai kategori berita. Terdapat lima ketegori berita seperti yang diungkapkan oleh Tuchman, antara lain:

1) Hard news, berita mengenai suatu peristiwa yang terjadi saat itu. 2) Soft news, berita yang berhubungan dengan kisah manusiawi.

3) Spot news, subklasifikasi dari kategori hard news, yaitu peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan.

4) Developing news, berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga dan memiliki rangkaian berita yang dapat diteruskan ke esokan atau dalam berita selanjutnya.

5) Continuing news, subklasifikasi dari hard news, yaitu peristiwa yang dapat diprediksi dan direncanakan.

3. Pengertian Perkawinan

Perkawinan adalah merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Ensiklopedia Indonesia perkataan

“perkawinan” ialah “nikah”, sedangkan menurut Purwadaminta (1976) “kawin” ialah “perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri”; “nikah”; “perkawinan” ialah “pernikahan”. Di samping itu menurut Hornby (1957)

marriage: the union of two persons as husband and wife, ini berarti bahwa perkawinan adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri.

10

(24)

Menurut Undang-Undang Perkawinan, yang dikenal dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1947, yang dimaksud dengan perkawinan yaitu:

“Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kenal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. (Wantjik, 1976).”11

4. Analisis Framing Robert N. Entman

Robert N. Entman mendefinisikan framing merupakan seleksi atas berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat berita tersebut lebih menonjol dalam suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu berarti penyajian secara khusus definisi dari suatu masalah tersebut digambarkan. Entman menyebutkan ada empat cara yang sering dilakukan oleh media, empat cara tersebut merupakan strategi media yang membawa konsekuensi tertentu atas realitas media. Yang pertama, define problem,

merupakan elemen yang pertama kali dapat dilihat sebagai framing. Element ini merupakan bingkai utama, menekankan pada suatu peristiwa dipahami (didefinisikan) oleh wartawan.

Yang kedua, diagnoses couses, merupakan elemen framing yang digunakan untuk membingkai siapa (who), namun dapat juga berarti apa (what). Bagaimana suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan siapa yang menjadi sumber masalah. Ketiga, make moral judgment, merupakan elemen framing yang pakai untuk membenarkan atau memberikan argumen pada pendefinisian, kemudian penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk

11

(25)

mendukung gagasan tersebut. Keempat, treatment recommendation, elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan untuk menyelesaikan suatu masalah, penyelesaian ini bergantung bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.12

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis membaginya menjadi lima bab, yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I : Di dalamnya menguraikan tentang latar belakang masalah

penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang kerangka teoritis mengenai apa itu berita (pengertian berita), media mengkonstruksi berita, analisis framing model Robert N. Entman terhadap konstruksi berita.

BAB III : Membahas tentang berita pernikahan Syekh Puji dimedia online

BAB IV : Membahas tentang temuan dan analisis berita dengan pendekatan framing dalam berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah yang meliputi; Kompas.com, Republika Online, dan perbandingan dengan media lainnya.

BAB V : Penutup, yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian.

12

(26)

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Analisis Framing Robert N. Entman

Analisis framing yang dipergunakan dalam kajian ini mengacu kepada buku yang ditulis oleh “ERIYANTO dalam bukunya Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik) LkiS, Yogyakarta, 2002”. Robert N. Entman mendefinisikan framing merupakan seleksi atas berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat berita tersebut lebih menonjol dalam suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu berarti penyajian secara khusus definisi dari suatu masalah tersebut digambarkan. Entman menyebutkan ada empat cara yang sering dilakukan oleh media, empat cara tersebut merupakan strategi media yang membawa konsekuensi tertentu atas realitas media. Yang pertama, define problem, merupakan elemen yang pertama kali dapat dilihat sebagai framing. Element ini merupakan master atau bingkai utama. Menekankan pada suatu peristiwa dipahami (didefinisikan) oleh wartawan.

(27)

dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan untuk menyelesaikan suatu masalah, penyelesaian ini bergantung bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.13

Analisis framing sebagai suatu metode analisis isi media, terbilang baru. Ia terutama berkembang berkat pandangan kaum kontruksionis. Sebagai satu bentuk analisis teks media, analisis framing mempunyai perbedaan yang mendasar dibandngkan dengan analisis isi kuantitatif. Buku ini diawali dari pembahasan mengenai paradigma konstruksionis. Analisis framing termasuk ke dalam paradigma konstruksionis. Karenanya, perlu adanya pembahasan

mengenai paradigma konsruksionis. Bagaimana paradigma konstruksionis tersebut diterapkan dan dipakai di media dan berita. Pembahasan ini perlu karena ada perbedaan yang mendasar antara paradigma konstruksionis dengan

paradigma positivis yang selama ini dikenal. Pada bagian lain akan diuraikan juga bagaimana karakteristik penelitian teks media yang memakai paradigma konstruksionis tersebut dalam studi media.

Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan pisau analisis framing Robert N. Etnman. Dalam konsep framing, oleh Etnman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan / dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan; membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak,

13

(28)

lebih terasa, dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa.

Etnman dalam buku Analisis Framing karangan Eriyanto terbitaan LkiS 2002 dalam Bab Perangkat Framing

hal.186-192 melihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari

realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat

oleh khalayak.

Tabel 1: Perangkat Framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu

Perangkat Framing Dalam

Dua Dimensi Besar Aspek-Aspek Perangkat Framing

Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkkan (included), tetapi ada juga berita yang dikeluarkan

(excluded). Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari dari suatu isu.

Penonjolan aspek tertentu dari isu

[image:28.612.123.495.292.685.2]
(29)

pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

[image:29.612.115.494.470.710.2]

Dalam konsep Etnman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berfikir terhadap suatu peristiwa yang diwacanakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa yang harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan.kepada khalayak.

Tabel 2: Kerangka Berfikir Robert. N Etnman

Terhadap Peristiwa Yang Diwacanakan Dalam

Model Framing

Define Problem

(pendefinisian Masalah)

Bagaimana suatu peristiwa dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnoses Causes (Memperkirakan masalah atau sumber masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah?

Make Moral Judgement (Membuat Keputusan Moral)

(30)

dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Treatment Recommendation

(Menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi maslah atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?

(31)

bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.14

Penelitian Analisis Framing dengan teori Robert N Etnman ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti: Rohmayanti (101051022582), 2007 dengan judul ”Media Cetak Mengemas Berita Abu Dujana (Analisis Framing

dalam Koran Kompas dan Republika Edisi Juni 2007), Ulul Azmi (104051001808),

2008 dengan judul ”Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa (Analisis Framing, Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas dan Republika Edisi April 2008), dan Proposal Anrizal dangan judul ”Analisis Framing majalah Tempo dan Majalah

Sabili dalam Kontroversi Pemberitaan Jamaah Ahmadiyah Indonesia

(Perbandingan Analisis framing Model Robert N. Etnman dengan Analisis Framing

Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Terhadap Konstruksi Berita).

B. Berita

Istilah berita / kata “berita” berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi write, arti sebenarnya ialah “ada” atau “terjadi”. Sebagian ada yang menyebutnya “vritta”, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi” vritta masuk kedalam bahasa Indonesia menjadi “berita” atau “warta”.15

14

Eriyanto, Analisis framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), Yogyakarta, LKIS, 2002,Cet

Ke 1

15

(32)

1. Pengertian Berita

Pada dasarnya berita sulit untuk didefinisikan, karena setiap negara dan setiap media-media memiliki persepsi masing-masing terhadap definisi berita, perbedaan ini terjadi karena terkait dengan ideology yang dianut oleh negara tersebut. Seperti pengertian berita pada negara yang menganut system ideologi komunis akan berbeda dengan pengertian berita yang dipahami oleh negara yang menganut sistem Ideologi Liberal. Di sisi lain ini juga sangat berkaitan dengan budaya masyarakat dimana pers tersebut berada. Misalnya, konsep berita pada Masa Orde Baru akan berbeda dengan konsep berita pada Masa Orde Reformasi saat ini. Mengutip dari buku ((Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.39 ))16

Dari beberapa definisi tersebut, Hikmat dan Purnama mengyederhanakan Pengertian berita yaitu : Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.17

Definisi lainnya adalah seperti yang dikemukakan oleh Edward Jay Friedlander dkk. Dalam bukunya Excellence in Reporting: “Berita adalah apa yang harus anda ketahui yang tidak anda ketahui. Berita adalah apa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda dalam kehidupan sehari-hari. Berita adalah apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup menggairahkan anda untuk mengatakan kepada orang lain”.18

Sedangkan dalam sumber mengatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal,

16

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h.39

17

Ibid, hal.39 18

(33)

yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa. Tetapi peristiwa yang diberitakan tergantung pada beberapa hal, diantaranya:

Aktualitas

Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak (pembaca, pendengar, penonton)

Penting tidaknya orang/figur yang diberitakan itu Keluarbiasaan peristiwa

Akibat yang mungkin ditimbulkan barita itu Ketegangan dalam peristiwa

Konflik dalam peristiwa Perilaku seks

Kemajuan-kemajuan yang diberitakan Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa Humor yang terkandung dalam peristiwa

Berita juga dapat dibagi ke dalam beberpa macam, tergantung dari segi melihatnya, seperti:

1. Sifat kejadian

2. Cakupan isi berita, dan 3. Bentuk penyajian berita

(34)

Dan jika dilihat dari cakupan isinya berita itu terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung (spotnews), berita komprehensif (comprehensive news) dan feature.19

Dalam berita ada karakteristik infrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news values). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa diterapkan untuk menentukan layak berita (news worthy).20

Peristiwa-peristiwa yang dimiliki berita ini, misalnya yang mengandung konflik, bencana, dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, hukam interest, seks, dan aneka nilai lainnya. Nilai berita adalah produk dari konstruksi wartawan. Setiap hari ada jutaan peristiwa dan jutaan peristiwa ini semuanya potensial untuk di bentuk menjadi berita.21

Kenapa hanya peristiwa tertentu yang di beritakan? Dan kenapa hanya sisi tertentu saja dari peristiwa di tulis oleh wartawan? Semua proses ini ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai berita.

Nilai berita dapat dianggap sebagai ideologi, professional wartawan yang memberi prosedur bagaimana peristiwa yang begitu banyak disaring dan ditampilkan kepada khalayak. Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang

19

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), cet ke-I, hal.55 20

Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: Kompas, 2007), cet ke-III, h. 53

21

(35)

dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan. Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi. Jurnalisme dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya diedit sebelum diterbitkan. Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pers.

Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.22

2. Media Cetak

Sejarah media cetak merupakan sebuah siklus inovasi teknologi yang terus-menerus. Teknologi memfasilitasi penerbitan dan mempengaruhi format-format apa yang mungkin di media, tetapi tidak mendefinisikan isi media.

22

(36)

Perkembangan alat yang digunakan dalam pencetakan juga mempengaruhi jumlah halaman yang dihasilkan surat kabar serta jumlah sirkulasinya.23

Pada tahun 1960, komputerisasi mulai memimpin berbagai perubahan di dalam lingkungan media cetak. Pada awalnya, komputer hanya digunakan sebagai asisten kerja bagi seorang pengetik. Pada tahun 1970an, komputer menggantikan mesin tik. Pada komputer, teks atau tulisan ditransformasikan secara langsung menjadi film fotografi yang ditransfer kedalam piringan logam. Komputerisasi membuat fotografi bersifat digital, sehingga foto tersebut dapat diedit dan ditempatkan secara elektronik.

Saat ini teknologi fotokopi sempat membuat teknologi percetakan seakan tak berarti, paling tidak dalam level aplikasi yang rendah. Pada percetakan, seseorang harus mencetak beberapa lembar naskah yang berarti bahwa ia harus mengeluarkan biaya percetakan, sedangkan dengan mesin fotokopi, hanya dengan mengkopi naskah, seseorang dapat menghemat biaya. Inovasi dalam era informasi lainnya adalah custom publishing, yang bermanfaat pada fleksibilitas publikasi berbasis komputer untuk mencetak bagian dari sebuah buku yang hendak dicetak dengan tujuan tertentu. Custom publishing saat ini telah berkembang menjadi teknologi

print-on-demand, yaitu usaha mencetak seluruh isi buku yang telah dipesan oleh pelanggan. 24

23

Written by Agung Nugroho, Perkembangan Media Cetak 24

(37)

Surat kabar menjadi kurang berperan dalam pengamatan banyak orang, karena pertumbuhan media siaran, sebenarnya surat kabar tetap berperan vital dalam menjangkau banyak khalayak dengan berbagai pesan.25

Biaya pendirian media cetak ditambah dengan tekanan untuk menggabungkan beberapa media lainnya, dalam rangka bersaing dengan pemain yang banyak, mendorong terjadinya konsentrasi kepemilikan media. Sudah banyak surat kabat yang diinvestasikan dalam versi on-line. Di Inggris, The Financial Times dan The Guardian memiliki tim kerja yang terpisah untuk dua versi (cetak dan elektronik). Beberapa surat kabat versi on-line memberi kesempatan kepada pembacanya untuk bertukar pandangan tentang berita yang dimuat, dalam chat room on-line.

3. Media Online

Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Tapi apakah ada bedanya dengan media massa konvensional?. Sebetulnya, tak ada perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah mediumnya, yang satu virtual dan satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang membuat mereka berbeda. Agar lebih mudah dipahami, berikut perbedaan-perbedaan tersebut di dalam sebuah tabel.

25

(38)
[image:38.612.119.512.157.708.2]

Tabel 3:

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online

Unsur

Media Cetak Media Online

Pembatasan panjang naskah

Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5 – 7 halaman kuarto diketik 2 spasi.

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.

Prosedur naskah

Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka.

Editing

Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-film-kan pada proses

percetakan), tak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan

seterusnya.

Tugas desainer atau

Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap

(39)

layouter bekerja untuk

menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis.

Jadwal terbit

Berkala (harian,

mingguan, bulanan, dua mingguan, dan

sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Distribusi

Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

(40)

hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi. Demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.

Umumnya orang ingin membaca berita-berita di internet secara cepat. Selain karena malas lama-lama melihat layar monitor, mereka juga diburu oleh mahalnya pulsa internet. Karena itu, gaya bahasa pada media online pun hendaknya disesuaikan dengan hal ini. Harus ringkat, padat dan menarik.

Biasanya pada halaman pertama sebuah media online terdapat tampilan berita-berita terbaru yang terdiri dari judul dan lead. Umumnya, lead ini adalah alinea pertama dari artikel berita tersebut, walau tidak mesti demikian. Yang harus diperhatikan : buatlah lead yang semenarik mungkin agar netter tergoda untuk mengklik berita tersebut (atau membaca artikel penuhnya). Jika alinea pertama tidak menarik untuk dijadikan lead, carilah bagian-bagian lain yang lebih menarik. Atau buat saja lead khusus yang berbeda. Ini sah-sah saja, yang penting isinya masih sejalan dengan full article.26

Selain menguasai jurnalistik, seorang jurnalis media online hendaknya juga menguasai dasar-dasar HTML. Tidak harus terlalu mendalam, cukup yang umum-umum saja. Minimal, mereka harus mengetahui bagaimana cara membuat huruf tebal, huruf miring, menempatkan gambar di dalam naskah, membuat hyperlink, dan beberapa pengetahuan HTML mendasar lainnya. Ini akan sangat membantu mereka

26

(41)

dalam pembuatan tulisan yang sesuai dengan sifat-sifat halaman web yang jauh berbeda dengan halaman media cetak.

Saat ini banyak media pemberitaan baik cetak maupun siar yang mulai menggunakan dunia maya sebagai salah satu media saluran pemberitaannya. Kita pasti akrab dengan situs kcm.com, tempointeraktif.com, liputan6.com dll. Situs-situs semacam ini merupakan perpanjangan tangan dari media berita cetak dan siar. Selain berita, pada media online ini juga dilengkapi dengan beragam fitur yang mungkin tidak kita dapatkan pada media pemberitaan cetak atau siar biasanya. Salah satunya adalah kita bisa mencari arsip berita yang kita inginkan, tentang topik tertentu dan pada tanggal tertentu. Kita juga dapat melakukan kontak dengan redaksi dan bergabung dengan forum yang ada didalamnya. Melihat berbagai klip audio-video sebuah berita.27

Secara teknis, tugas redaksi media online cukup mudah. Ia hanya perlu mengisi sebuah formulir online. Ada isian judul, ringkasan berita atau lead, artikel penuh, dan isian-isian lainnya. Setelah mengklik tombol submit atau kirim, artikel tersebut sudah langsung online. Mengenai alur kerja, sebenarnya media online tidak jauh berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang harus menyajikan berita secara cepat (sebagaimana halnya media elektronik), maka media online perlu melakukan beberapa penyesuaian di dalam proses kerjanya. Ketika ada kejadian, reporter di lapangan menelepon redaktur. Si redaktur pun menelepon balik si reporter, meminta informasi lebih lanjut, dan jika perlu dilakukan cek dan ricek. Setelah itu, redaktur menulis naskah dan meng-uploadnya melalui formulir online. Ini adalah contoh alur kerja yang standar. Bisa juga, si reporter melakukan reportase

27

(42)

dan menulis sendiri. Tulisan ini dikirim ke redaksi melalui email atau media-media lain. Proses selanjutnya sama seperti di atas. Umumnya, yang berhak untuk

meng-upload naskah hanyalah redaksi. Namun, ada media yang memberikan wewenang khusus kepada reporter tertentu yang telah dipercaya. Si reporter ini bisa

meng-upload sendiri berita yang mereka tulis, melalui komputer warnet, laptop, atau media-media lain yang memungkinkan. Masih ada beberapa alur kerja yang bisa diterapkan pada media online. Namun alur-alur di atas cukuplah menjadi contoh. Semoga dapat menjadi gambaran yang memuaskan.

Salah satu isu yang sering ditujukan pada media online adalah tingkat kebenaran informasinya. Kita tahu, di internet kita bisa menemukan berita apa saja, mulai dari yang terpercaya hingga yang sekadar gosip, rumor, bahkan fitnah. Karena itu, jika membaca sebuah berita di internet, yang pertama kali harus kita teliti adalah dari mana sumbernya. Setelah ketemu, cari tahu siapa pemiliknya. Jika informasi tersebut berasal dari media online yang jelas sumbernya, dikelola secara profesional oleh perusahaan atau lembaga tertentu, boleh dibilang tingkat kebenarannya lebih kurang sama dengan media cetak yang kita baca sehari-hari.

(43)

C. Media Konstruksi Berita

Asal mula konstruksi sosial ialah dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan konstruksi kognitif. Teori konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori Popper (1973). Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta antara lain, dunia fisik atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental dan dunia dari isi objektif pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada dunia fisik, melainkan selalu melalui dunia pemikiran manusia.28

Teori ini menolak pandangan teori positivis yang memisahkan antara subjek dan objek komunikasi. Dalam pandangan teori ini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivis menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan sosial lainnya.

Istilah konstruksi sosial atas realitas pertama kali diperkenalkan oleh Peter L. Berger bersama Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge” (1966). Dalam buku tersebut, Berger dan Luckmann menjelaskan tentang proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Berger mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis dan plural.29

28

Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 153.

29

(44)

Realitas tidak dibentuk secara ilmiah ataupun diturunkan oleh Tuhan, tetapi dibentuk dan dikonstruk. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial itu juga bersifat dinamis. Sebagai hasil konstruksi sosial, maka realitas tersebut merupakan realitas

subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi dan hasil relasi antara individu dengan objek. Sedangkan dalam realitas objektif, realitas sebagai sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada di luar, atau istilah Berger, tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan.

Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.30 Max Weber melihat realitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Alasan untuk memberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah berita merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam hal geografi dan politiknya.31

Tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali menganai hal-hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksi realitas. Laporan tentang kegiatan orang yang berkumpul di sebuah lapangan terbuka guna mendengarkan pidato politik pada musim pemilu, misalnya, adalah hasil konstruksi realitas mengenai peristiwa yang lazim disebut kampanye pemilu itu. Begitulah setiap hasil laporan adalah hasil konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan.

30

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 188. 31

(45)

Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksi (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.

Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsure utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya, penggunaan bahasa (simbol) tertentu menentukan format narasi (dan makna) tertentu. Sedangkan jika dicermati secara teliti, seluruh isi media entah media cetak ataupun elektronik menggunakan bahasa, baik bahasa verbal (kata-kata tertulis ataupun lisan) maupun bahasa non-verbal (gambar, foto, gerak-gerik, grafik, angka, dan label).32

“Teori tentang konstruksi realitas dengan bahasa sebagai instrumennya, dibahas Berger, Peter L dan Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in the Sociology of Knowledge, (New York: Anchor Book, 1967), khususnya pada halaman,34-36. Mereka mengatakan, proses konstruksi realitas dimulai ketika seorang konstruktor melakukan objektivikasi terhadap suatu kenyataan yakni melakukan persepsi itu diinternalisasikan ke dalam diri seorang konstruktur. Dalam tahap inilah dilakukan konseptualisasi terhadap suatu objek yang dipersepsi. Langkah terakhir adalah melakukan eksternalisasi atas hasil dari proses

permenungan secara internal tadi melalui pernyataan-pernyataan. Alat membuat pernyataan tersebut tiada lain adalah kata-kata atau konsep atau bahasa”.33

Lebih jauh dari itu, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa ini tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas- realitas media- yang

32

Ibnu Hamid, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Granit. Jakarta: 2004),Cet. Pertama. Hal: 11

33

(46)

akan muncul dibenak khalayak. Terdapat berbagai cara media massa mempengaruhi bahasa dan makna ini. Mengembangkan kata-kata baru beserta makna asosiatifnya, memperluas mkna dari sitilah-istilah yang ada, mengganti makna lama sebuah istilah dengan makna baru, memantapkan konvensi makna yang telah ada dalam suatu system bahasa.

Oleh karena persoalan makna itulah, maka penggunaan bahasa berpengaruh terhadap konstruksi realitas, terlebih atas hasilnya (baca, makna, atau cerita). Sebabnya ialah, karena bahasa mengandung makna. Padahal, manakala kita bercerita kepada orang lain, sesungguhnya esensi yang ingin kita sampaikan adalah makna. Begitu juga, rakitan antara satu kata (angka) dengan kata (angka) lain menghasilkan suatu makna. Penampilan secara keseluruhan sebuah wacana bahkan bisa menimbulkan makna tertentu34

Konstruksi realitas pada media massa sendiri ialah bagaimana media membentuk kata, frasa, dan kalimat dari suatu peristiwa menjadi sesuatu yang bermakna dalam menyampaikan berita kepada khalayak. Dari sisi konstruksionis, media, wartawan, dan berita memiliki keterkaitan antara lain:

1) Fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi karena melibatkan sudut pandang tertentu dari wartawan. Fakta dan realitas bukanlah sesuatu yang tinggal diambil, ada, dan menjadi bahan dari berita. Fakta dapat dikonstruksikan.

2) Media merupakan agen konstruksi karena dia bukan saluran yang bebas. Media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakkannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas.

34

(47)

3) Berita bukan refleksi dari realitas, melainkan konstruksi dari realitas tersebut. Berita adalah hasil dari konstruksi sosial yang selalu melibatkan pandangan, ideologi dan nilai-nilai dari wartawan dan media.

4) Berita bersifat subjektif, artinya bahwa opini tidak dapat dihilangkan karena ketika meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif.

5) Wartawan merupakan agen konstruksi realitas karena tidak dapat menyembunyikan rasa keberpihakan, etika dan pilihan moral dalam menyusun berita. Dalam hal ini, wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral dan keberpihakannya, karena ia merupakan bagian yang intrinsik dalam pembentukan berita.

Sekarang ini masyarakat sangat haus akan infromasi. Sedangkan media juga sedang marak-maraknya dalam memanjakan khalayak untuk memperoleh segala macam informasi. Ketika media massa menjadi tempat terjadinya konstruksi sosial, berarti berbicara tentang kerja rutin media. Artinya, media selain menulis realitas juga turut membentuk konstruksi sosial. Dengan kata lain, media meramu lebih dahulu pesan-pesan yang hendak disampaikan sehingga pesan tersebut seakan-akan merupakan suatu realitas. Organisasi media tidak hanya mempunyai struktur dan pola kerja, tetapi juga memiliki ideologi profesional.

(48)

Ada dua kriteria atau persyaratan yang dapat dikatakan merupakan tuntutan atau panduan bagi wartawan dalam melakukan proses rekonstruksi realitas.

Pertama, kriteria atau persyaratan teknis. Misalnya sebuah laporan jurnalisme sebaiknya memiliki kelengkapan 5W+1H (what, who, where, when, why, dan how). Kemudian berkaitan dengan jenis berita apakah hard news, soft news, spot news, developing news atau continuing news. Konstruksi realitas yang disusun oleh wartawan untuk menjadi calon berita ini diharapkan memiliki nilai berita (news value) yang penting dan menarik. Kedua, persyaratan yang berkaitan dengan kualitas atau bobot produk berita. Kualitas atau bobot produk berita ini berarti produk jurnalisme suratkabar atau majalah hendaknya bersifat objektif. Namun ironisnya, dari kedua kriteria tersebut, dikenal adanya istilah gatekeeping atau proses penyaringan informasi yang dilakukan oleh wartawan suratkabar.

(49)

Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. ”Sumber: John Fiske,

Introduction to Communication Studies (2nd Edition. London: Roudledge, 1990).

D. Sekilas Profil Kompas Cyber Media dan Republika Online

1. Kompas Cyber Media

Kompas Cyber Media, merupakan situs berita terpercaya di Indonesia dengan alamat websitenya, yaitu www.kompas.com. Situs ini selalu diperbaharui selama 24 jam sehari, dengan total pembaca lebih dari 15 juta orang. Tingkat kunjungan ke Kompas Cyber Media atau lebih dikenal dengan sebutan page view, rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan.

Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di Tanah Air, Kompas Cyber Media sebagai layaknya media lain juga menawarkan pemasangan iklan (banner) di internet (online advertising), di mana jenis iklan di sini berbeda dengan media konvensional lain. Iklan di internet menawarkan bentuk-bentuk iklan yang kreatif (Rich Media Ads), interaktif, dan sangat atraktif (visualisasi). Mulai dari banner yang telah akrab di mata pengunjung situs, Kompas Cyber Media pun memiliki berbagai jenis iklan lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemasang seperti email blast (email broadcast), microsite, advertorial, polling/kuis/games, e-ditorial marketing yang dapat digunakan untuk tujuan edukasi,

(50)

Kompas Cyber Media juga memberikan layanan lain yang berhubungan dengan Internet dan Multimedia, seperti web services yang mencakup development

dan maintenance website, video profile, CD interaktif, serta berbagai aplikasi pemograman, yang dapat digunakan dalam website maupun non website, misal

product launching, dll. Selama sembilan tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar negeri telah menggunakan jasa dan iklan (banner) di Kompas Cyber Media. Berita di Kompas Cyber Media tak saja hanya bisa diakses melalui internet, tapi juga melalui

mobile (hand phone).35

a. Visi dan Misi Kompas Cyber Media Visi Kompas

”Menjadi Institusi Yang Memberikan Pencerahan Bagi Perkembangan

Masyarakat Indonesia Yang Demokratis dan Bermartabat, Serta Menjunjung Tinggi

Asas dan Nilai Kemanusiaan”.

Dalam kiprahnya dalam institusi pers ”Visi Kompas” berpartisipasi membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Panca Sila melalui Prinsip

Humanisme transcedental (Persatuan dan Perbedaan) dengan menghormati individu

dan masyarakat adil dan makmur.

Secara lebih spesifiknya bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka

2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan, dan ekonomi

35www.kompas.com

(51)

3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok

4. Kompas adalah Koran Nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa

5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintah yang menjadi lingkungan.

Misi Kompas

”Mengaspirasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional,

Sekaligus Memberi Arah Perubahan (Trend Setter) Dengan Menyediakan Dan

Menyebarluaskan Informasi Terpercaya”.

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor satu dalam semua usaha diantara usaha-usaha

lain yang sejenis dalam kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerjasama dengan

perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam lima sasaaran operasional:

1. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri-ciri cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.

2. kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk memuwudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan. 3. Kuallitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual

yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.

(52)

b. Alamat Kompas Cyber Media : PT. Kompas Cyber Media

Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5 Jl. Palmerah Selatan No. 22 – 28

Jakarta 10270, Indonesia. Telp : 62-21 5350377 / 5350388 Fax : 62-21 5360678

Email Redaksi:

redaksikcm@kompas.co.id redaksikcm@kompas.com Email Iklan:

iklankcm@kompas.com

2. Republika Online

Pada awalnya, Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.

(53)

antara lain dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham per orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun menjadi perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik.

Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain sarat dengan modal dan sarat SDM, bisnis inipun sarat teknologi. Keberhasilan Republika menapaki usia 15 tahun merupakan buah upaya keras manajemen dan seluruh awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan yang menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu.

Selain dituntut piawai berhitung, pengelola koran juga harus jeli, cerdik, dan kreatif bersiasat untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak awal, Republika memang dekat dengan "sesuatu yang baru". Tatkala lahir, Republika menggebrak dengan tampilan "Desain Blok" yang tak lazim. Republika pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993.

Tahun 1995, Republika membuka situs web di internet. Republika menjadi yang pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh ( SCJJ ) pada tahun 1997. Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi salah satu koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah. Selalu dekat dengan publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju.36

Mulai tahun 2004, Republika dikelola oleh PT Republika Media Mandiri (RMM). Sementara PT Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan induk (Holding Company). Di bawah PT RMM, Republika terus melakukan inovasi penyajian untuk kepuasan pelanggan.

36www.republika.co.id

(54)

Segala kreativitas dicurahkan untuk sedapat mungkin membuat Republika selalu dekat dan meladeni keinginan publik. Memang, upaya itu jelas tak mudah. Namun, kami menikmatinya selama ini.

a. Visi dan Misi Koran Republika

Visi : Menjadikan Harian Umum Republika sebagai Koran umat yang dipercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, cerdas, dan professional, namun mempunyai prinsip-prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan Pemahaman Rahmatun Lil Alamin.

Misi :

• Menciptakan dan menghidupkan Sistem Manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu di pertanggung jawabkan secara professional.

• Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan

• Meningkatkan kinerja dengan menciptakan Sistem Manajemen yang kondusif dan professional

• Meningkatkan penjualan iklan dan Koran, sementara menekankan biaya operasional (dengan m

Gambar

gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada
Tabel 1: Perangkat Framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan
Tabel 2: Kerangka Berfikir Robert. N Etnman
Tabel 3:

Referensi

Dokumen terkait

1) Membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yag diambil pada setiap semester. 2) Memberi pertimbangan dalam hal banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan

Interaksi kombinasi perlakuan biochar sekam padi dengan tepung cangkang kerang berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah

[r]

Berdasarkan hal di atas, dilakukan penelitian dengan tujuan utama untuk melihat kemampuan bakteri kitinolitik dalam mengendalikan penyakit busuk pangkal akar dengan

Internal business process and growth and learning drive other perspectives to achieve organizational outcomes.. business process should be focused on the critical

Karsinoma sel skuamosa adalah neoplasma maligna dari keratinizing cell dengan karakteristik anaplasia, tumbuh cepat, invasi lokal dan berpotensi metastasis Patogenesis karsinoma sel

Pada alat-alat seperti pemanas listrik, kompor, pemanggang, lampu listrik, energi listrik diubah menjadi energi panas atau cahaya karena arus biasanya agak besar,

Sistem pembiayaan di Bank Muamalat KCP Kota Palopo yaitu membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga