• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN PERAN DOSEN WALI DALAM MENGOPTIMALKAN KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN PERAN DOSEN WALI DALAM MENGOPTIMALKAN KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN PERAN DOSEN WALI DALAM

MENGOPTIMALKAN KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN

Pada bab ini akan memaparkan semua hasil penelitian yang peneliti lakukan, baik hasil penelitian lapangan yang menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah

1. Sekilas Jurusan Tarbiyah

Jurusan Tarbiyah lahir pada tahun 1997 bersamaan dengan lahirnya STAIN Pekalongan yang secara resmi dibuka oleh Menteri Agama pada 30 Juni 1997 di Jakarta.

Bersamaan dengan tonggak sejarah diatas, saat ini Jurusan Tarbiyah terus berbenah diri dalam semua bidang. Sampai sekarang Jurusan Tarbiyah sudah mengalami kepemimpinan empat orang Ketua Jurusan, Pertama : Drs. H. Chusnan B. Jaenuri, M.A., Kedua :Drs. H. Abd. Mu'in, M.A., Ketiga : Drs. H. Idhoh Anas, M.A., Keempat : Zaenal Mustakim, M.A., dan Kelima : Drs. Moh. Muslih, M.Pd., Ph.D.

Dari kelima kepemimpinan Beliau di Jurusan Tarbiyah telah membuat atmosfir dinamika prestasi yang membuat Jurusan Tarbiyah diusia yang relative masih muda eksistensinya sudah dapat sejajar dengan Fakultas Tarbiyah di lingkungan Universitas Islam Negeri ( UIN ) dan

(2)

Institut Agama Islam Megeri ( IAIN ) bahkan antar sesama Jurusan Tarbiyah di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ). Puncak dari kerja keras Jurusan Tarbiyah saat ini sudah terakreditasi B oleh Keputusan Badan akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ( BANPT ) Nomor: 018/BAN-PT/Ak-X/S1/VIII/2007, pada tanggal 18 Agustus 2007.

Hingga saat ini, Jurusan Tarbiyah telah mengelola 4 program studi, yaitu: S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan S1 Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA). Selain itu juga Jurusan Tarbiyah telah menyelenggarakan program Kualifikasi S1 Guru PAI, program ini diperuntukan bagi guru-guru agama Islam yang belum mencapai sarjana.1

2. Visi Misi dan Tujuan Jurusan Tarbiyah

Dalam upaya memberikan arah, motivasi dan kekuatan gerak langkah segenap civitas akademika, Jurusan Tarbiyah memiliki visi, misi dan tujuan sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan.

Visi Jurusan Tarbiyah adalah Terdepan dalam Penyelenggaran dan Pengembangan Pendidikan Islam.

Adapun misi Jurusan Tarbiyah adalah:

 Menyiapkan mahasiswa sebagai pendidik, ahli dan atau praktisi pendidikan lainnya yang memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan dalam pengembangan pendidikan Islam.

1 Tim Penyusun, Pedoman Pendidikan STAIN Pekalongan Tahun Akademik 2013 / 2014,

(3)

 Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu Agama Islam, khususnya dalam bidang pendidikan.

Sedangkan tujuan Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan adalah menghasilkan sarjana muslim yang siap menjadi pendidik dan ahli pendidikan agama Islam serta konsultan pendidik. 2

3. Lokasi Jurusan Tarbiyah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa STAIN Pekalongan berlokasi di Jalan Kusumabangsa No. 09 Panjang Wetan Pekalongan 51114. Adapun batas geografis area Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan adalah:

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan Panjang Indah. b. Sebelah Utara berbatasan dengan sawah dan tambak warga. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Kelurahan Panjang Baru. d. Sebelah Timur SMA Negeri 02 Pekalongan. 3

4. Struktur Organisasi

Berikut uraian pimpinan Jurusan Tarbiyah dan Program Studi STAIN Pekalongan: 4

2 Tim Penyusun, Ibid., hlm. 76.

3 Hasil observasi peneliti di STAIN Pekalongan pada tanggal 19 November 2013 4 Tim Penyusun, op.cit, hlm. 211.

(4)

Ketua Jurusan : Drs. Moh. Muslih, M.Pd., Ph.D. Sekretaris Jurusan : Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag. Ketua Tim Pengelola Program Studi

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

: Abdul Khobir, M.Ag.

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

: Dr. Sopiah, M.Ag. Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah

: Ely Mufidah, M.S.I Program Studi Pendidikan Guru

Raudhatul Athfal

: Siti Mumun Muniroh, S.Psi., M.A.

5. Data Dosen Wali dan Mahasiswa

Dosen mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya serta memberikan bimbingan kepada para mahasiswa di dalam proses pendidikannya.

Dosen yang dimaksud penulis dalam skripsi ini adalah dosen wali yang mengampu mahasiswa Jurusan Tarbiyah. Adapaun data dosen wali yang mengampu mahasiswa Jurusan Tarbiyah angkatan Tahun 2010 beserta jumlah mahasiswanya sebagai berikut: 5

Nama Dosen Wali NIP Jmlh

Mahasiswa

Abdul Khobir, M.Ag 19720105 200003 1 002 17

Agus Khumaedy, M.Ag 19680818 199903 1 003 10 Ahmad Ta’rifin, M.A 19751020 200501 1 002 12 Ahmad Ubaedi Fathudin, H., M.A 19700911 200112 1 003 14 Akhmad Zaeni, Drs. H., M.Ag 19621124 199903 1 001 14 Arif Chasanul Muna, H., Lc, MA 19790607 200312 1 003 18 Aris Nur Khamidi, M.Ag 19740510 200003 1 001 12 Dwi Istiyani, M. Ag 19750623 200501 2 001 9

Ely Mufida, M.S.I 19800422 200312 2 002 14

Esti Zaduqisti, Dr. M.Si 19771217 200604 2 002 14 Fachrullah, Drs. H., M. Hum 19510701 198003 1 005 14

(5)

Fatikhah, Hj., Dra., M.Ag. 19550704 198503 2 001 11 Imam Kanafi, Dr. M.Ag. 19751120 199903 1 004 13 Imam Suraji, Dr. H. , M.Ag 19550704 198103 1 006 13 Khoirul Basyar, M.S.I 19701005 200312 1 001 11

Maskhur, M.Ag 19730611 200312 1 001 12

Miftahul Ula, M.Ag 19740918 200501 1 004 9

M. Sugeng Solehuddin, Dr. M.Ag 19730112 200003 1 001 16 Muhandis Azzuhri, H. , Lc, M.A 19780105 200312 1 002 11 Musfirotun Yusuf, Dra. Hj. , M.M 19530727 197903 2 001 8 Musoffa Basyir, M.A 19740101 200312 1 003 13 M. Yasin Abidin, M.Pd 19681124 199803 1 003 15

Riskiana, S.Pd 19760612 199903 2 001 15

Salafudin, H. , M.Si 19650825 199903 1 001 10 Slamet Untung, Drs. , M. Ag 19670421 199603 1 001 18 Tri Astutik Haryati, M.Ag 19741118 200003 2 001 10 Umum Budi Karyanto, M. Hum 19710701 200501 1 002 6

Zawawi, Dr. M.A 19770625 200801 1 013 14

Berdasarkan buku Pedoman Pendidikan STAIN Pekalongan Tahun Akademik 2013 / 2014, dijelaskan mengenai Penasehat Akademik/ Dosen Wali sebagai berikut: 6

a. Setiap mahasiswa dibimbing oleh seorang penasehat akademik/ dosen wali studi yang ditetapkan oleh ketua STAIN.

b. Jangka waktu perwalian terjadwal sebagaimana yang telah ditentukan Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan.

c. Mahasiswa yang terlambat melakukan perwalian dikenakan pemotongan 2 SKS (Sistem Kredit Semester) untuk mata kuliah yang akan ditempuh pada semester tersebut.

d. Penasehat akademik ditunjuk berdasarkan kesediaan yang dilampiri dengan Job descripsion, prasyarat dan ko syarat.

6 Tim Penyusun, op. cit., hlm. 43.

(6)

e. Kartu Hasil Studi (KHS) diserahkan oleh penasehat akademik kepada mahasiswa saat perwalian, sehingga diharapkan penasehat akademik dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara maksimal.

f. Setelah waktu perwalian selesai, dosen menyerahkan berkas perwalian paling lambat satu bulan setelah berakhirnya perwalian ke sub bagian akademik dan kemahasiswaan.

g. Tugas penasehat akademik adalah:

1) Membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yag diambil pada setiap semester.

2) Memberi pertimbangan dalam hal banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan IP dan mata kuliah prasyarat.

3) Mengesahkan formulir Kartu Rencana Stusi (KRS).

4) Mengarahkan kepada mahasiswa mengenai mata kuliah prasyarat dan beban Sistem Kredit Semester (SKS) yang harus diambil oleh mahasiswa dalam satu semester dan disesuaikan dengan IP sebelumnya sehingga tidak terjadi over lapping beban SKS.

5) Memantau perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya. 6) Memberikan rekomendasi dan keterangan-keterangan lain tentang

mahasiswa yang dibimbingnya kepada pihak-pihak yang memerlukan.

7) Memberikan peringatan lisan atau tertulis kepasa mahasiswa bimbingannya yang berprestasi kurang.

(7)

8) Membantu dan mengarahkan mahasiswa salam merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler dan mengevaluasinya. 9) Untuk mahasiswa yang sudah tidak mengambil mata kuliah selain

skripsi tetap diwajibkan untuk melakukan perwalian dan mengumpulkan KRS ke Sub bagian Akademik dan Kemahasiswaan. 10) Menampung masalah akademik yang dihadapi mahasiswa

bimbingannya dan turut berusaha mencari solusinya.

11) Mengadakan pertemuan konsultatif dengan mahasiswa bimbingannya secara periodeik yang waktunya disepakati bersama. 12) Memberikan pengesahan atau persetujuan judul Skripsi atau Tugas

akhir mahasiswa yang dibimbingnya.

13) Penasehat akademik studi bertanggung jawab kepada ketua STAIN. 14) Masa tugas penasehat akademik sama dengan masa studi mahasiswa

yang bersangkutan.

h. Kewajiban mahasiswa terhadap penasehat akademik adalah:

1) Memahami dan menghayati akan pentingnya penasehat akademik dalam rangka kelancaran studinya di perguruan tinggi.

2) Mengadakan komunikasi dan konsultasi secara aktif dengan dosen wali tentang kegiatan studi dan permasalahannya.

(8)

B. Tugas Dosen Wali dalam Mengoptimalkan Keberhasilan Belajar Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

Pembimbing akademik atau yang biasa disebut dosen wali di lingkungan STAIN Pekalongan ini merupakan dosen yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing sekelompok mahasiswa yang bertujuan membantu mahasiswa menyelesaikan studinya seefisien mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi individu mahasiswa.

Dosen wali dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik adalah memberikan bimbingan, arahan terhadap studi mahasiswa yang di bawah dibimbingnya. Bimbingan yang dimaksudkan adalah proses bantuan yang diberikan dosen wali sebagai pembimbing akademik kepada mahasiswa agar mampu mengoptimalkan keberhasilan belajarnya.

Dalam hal ini berkaitan dengan tugas dosen wali, peneliti mengacu pada buku pedoman yang sudah ada di STAIN Pekalongan dan menjelaskan secara detail berdasarkan metode penelitian yang peneliti lakukan mulai dari tahap observasi, wawancara ataupun dokumentasi.

1. Membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang diambil pada setiap semester.

a. Membimbing mahasiswa dengan melihat KRS-nya.

Dosen wali adalah dosen yang mempunyai kepedulian dalam membimbing kelancaran studi mahasiswa yang menjadi tanggung jawabnya dari awal semester hingga terselesaikan studinya. Memilih mata kuliah merupakan langkah awal untuk bisa mengikuti perkuliahan.

(9)

Hal tersebut secara langsung membutuhkan bimbingan dari seorang dosen wali ketika mahasiswa bingung dalam memilih mata kuliah yang diambil pada tiap semester. Seperti halnya wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada Ibu “Sq” selaku dosen wali yang mengampu mahasiswa Jurusan Tarbiyah angkatan 2010 tentang tugas dosen wali dalam mengoptimalkan keberhasilan belajar mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, menyatakan bahwa:

“Ya mbak.. Sebagai dosen wali saya mempunyai kepedulian dalam membimbing kelancaran studi mahasiswa yang menjadi anak wali saya. Memang pada umumnya yang pertama adalah ketika mahasiswa mengambil mata kuliah itu terkadang dipertimbangkan dengan dosen wali. Ketika mereka bingung kiranya mau ambil mata kuliah yang mana dulu, pasti saya arahkan. Namun hal itu memang diharuskan bertemu dengan catatan harus memperlihatkan KHS-nya, kemudian KRS mereka.”7

Senada dengan Bu “El” bahwa untuk memilih mata kuliah yang diambil pada tiap semester diharuskan untuk bertemu dengan memperlihatkan KRS-nya. Sebagaimana pernyataan beliau:

“Saya gk mau kalo misalnya mahasiswa itu hanya nitip saja, gk hadir. Yaa saya pengennya ketemu langsung, sekalian saya mengenal mereka anak wali saya. Kalau untuk mahasiswa lama yaaa saya liat KRS-nya. Kemudian dari nilai saya lihat KHS-nya, ada peningkatan ndak dari semester lalu. Kalau ada peningkatan saya beri apresiasi untuk dipertahankan. Kalau menurun saya akan tanya, kenapa ada masalah apa? Jadi dalam memilih mata kuliah harusnya bertemu langsung sehingga ketika mahasiswa bingung memilih mata kuliah mana yang perlu diambil dulu saya arahkan. Karena sekarang Sikadu, jadi mahasiswa memilih sendiri mata kuliahnya, namun di akhir batas perwalian nanti tetep saya cek.” 8

7

Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 November 2013.

8 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

(10)

Pernyataan tersebut dipertegas oleh saudari “Al” yang menyatakan bahwa:

“Kalau untuk membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah,, jelas mengarahkan. Jadi mana yang kiranya prioritas untuk diambil dulu beliau utamakan,, seperti itu....” 9

Tak jauh berbeda seperti halnya yang telah dijelaskan oleh saudari “Lk” menyatakan bahwa:

“Iya mbaak.. Wali dosen saya membimbing, mengarahkan dan juga memberikan nasehat kepada saya. Dalam artian begini,, setiap semester, setiap menerima KHS, saya selalu diberikan kesempatan untuk menghadap beliau dan berkonsultasi ketika saya bingung mengambil mata kuliah mana yang prioritas harus diambil dulu. Nah disitu, pasti dosen wali saya mengarahkan dan memberikan solusi dalam hal pemilihan mata kuliah yang saya ambil.” 10

b. Membimbing mahasiswa dengan memberikan motivasi untuk mahasiswa baru.

Pemilihan mata kuliah untuk mahasiswa baru dengan mahasiswa lama memang berbeda. Mereka untuk mahasiswa baru dalam memilih mata kuliah sudah ditentukan secara paketan dari bagian akademik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pak “Mf”:

“Pemilihan mata kuliah untuk mahasiswa baru itu kan pakainya paketan. Jadi dalam memberikan bimbingan yaa paling hanya sekedar memberi wejangan-wejangan atau nasehat yang umum laaahh untuk pertama. Tapi untuk yang berikutnya, mereka membawa KHS dan saya akan melihat hasilnya seperti apa dan itu nanti untuk pemilihan mata kuliah disamping itu usulan dari mahasiswa juga pertimbangan dari dosen wali.” 11

9

Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013.

10 Lk, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013. 11 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

(11)

Senada dengan Bu “El”, beliau menyatakan bahwa:

“Kalau untuk mahasiswa baru, pemilihan mata kuliah itu sudah ditentukan dari akademik. Jadi mereka belum ada konteks nilai dan sebagainya, paling saya motivasi mereka untuk giat belajar.”12

Sama halnya dengan Bu “My” yang menyatakan bahwa:

“Kalo tiap semester saya contohkan seperti mahasiswa baru yang datang ke saya. Mereka menghadap dengan membawa bukti kalau mereka wali saya. Dan untuk tahap pertama mesti saya kumpulkan semua, saya beri motivasi dan masukan-masukan terkait perkuliahan mereka ke depan. Kemudian saya mintakan tanda tangan di kartu bimbingan. Jadi nanti kalau datang tanggal berapa saya punya data lengkap mahasiswa sebagai bukti kalau mereka sudah menghadap saya.” 13

2. Memberi pertimbangan dalam hal banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan IP dan mata kuliah prasyarat.

a. Memberi pertimbangan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa. Berkaitan dengan banyaknya kredit yang akan diambil mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi yang didapat, hal tersebut tentu tidak bisa lepas dari pertimbangan dosen wali ketika membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang diambil tiap semester. Dalam pengambilan mata kuliah untuk mahasiswa Reguler sebenarnya ditentukan dari perolehan IP yang didapat oleh mahasiswa. Ketika IP yang diperoleh mahasiswa tinggi, mahasiswa berhak mengambil mata kuliah untuk semester berikutnya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibu “Sq”:

12

El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Desember 2013.

13 My, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25

(12)

“Kalau memberi pertimbangan dalam hal banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan IP, itu dilakukan ketika berdialog waktu penentuan KRS mahasiswa. Jadi KRS nya ditentukan ketika sudah memenuhi IP berapa. Biasanya saya diskusikan kepada mahasiswa berdasarkan kemampuan mereka.” 14

Dosen wali juga memberikan pengarahan terkait mata kuliah prasyarat sebagaimana dikatakan oleh pak “Ms” bahwa:

“Dosen wali itu seharusnya membuka ruang untuk membantu mereka dalam menyelesaikan studinya. Diantaranya ketika pengambilan mata kuliah mereka diarahkan, mana yang pra syarat mana yang ko syarat. Kemudian dalam mengatur IP mahasiswa, ketika IP nya tinggi atau bagus, mengarahkan harus diambil semua atau tidak. Mengarahkan terkait mengambil semua IP itu penting atau tidak penting. Karena kecenderungan mahasiswa ketika IP tinggi akan mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya. Tapi belum tentu mengambil banyak itu baik tho... Yang penting itu prosesnya yang lebih mendalam dan kompeten.”15

Hal senada disampaikan oleh saudari “Al” yang menyatakan bahwa:

“Jelas, kalau membimbing mahasiwa dalam memilih mata kuliah itu kan berkaitan dengan IP yang saya dapet. Jadi yaaa,, kembali ke mana yang kiranya prioritas mata kuliah yang harus diambil dulu beliau usulkan sebagai dosen wali, tergantung dengan IP yang saya dapatkan.” 16

Bu “El” juga memberi masukan terkait banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan IP, menyatakan bahwa:

“Kadang-kadang ada mahasiswa harusnya ambil 24 tapi ternyata dia ambil 22. Yaa itu saya tanyakan sama anaknya. Memang mata kuliahnya sudah habis atau memang pengennya ambil sekian atau apa alasannya, pasti saya tanya. Kalau alasannya memang pengen ambil 22 yaa saya gk apa-apa, yang penting bisa maksimal. Tapi

14 Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

15Ms, Pengelola Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 11

November 2013.

(13)

kalau memang bisa ambil 24 dan diambil 22 saja tanpa alasan yang jelas, yaaa saya beri masukanlah...kecuali kalau dia memang kesulitan. Yang penting saya tanya alasannya mereka mengambil sekian kenapa. Tapi kalau memang merasa kemampuannya gk bisa, yaaa gk pa2. Jadi terserah mahasiswa namun harus disesuaikan dengan kemampuan juga mbak.” 17

3. Mengesahkan formulir Kartu Rencana Studi (KRS). a. Bertemu langsung

Pengesahan Kartu Rencana Studi merupakan tahap yang paling penting dalam pelaksanaan pembimbingan akademik. Karena tanpa persetujuan dan pengesahan KRS oleh dosen wali, sebagai mahasiswa tidak dapat melaksanakan perkuliahan tiap semesternya. Pengesahan KRS juga berkaitan dengan kemantapan mahasiswa dalam memilih mata kuliah. Ketika selesai memilih mata kuliah yang akan diambil untuk tiap semester, disitulah tugas dosen wali untuk mengesahkan KRS mahasiswa yang diampunya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh saudara “Al” bahwa:

“Kalau beliau selaku dosen wali saya, setelah kiranya bimbingan itu cukup yaaa nanti langsung disahkan, di ACC dan ditanda tangani, tergantung udah clear apa belum. Pastinya kami bertemu langsung. Karena dengan bertemu itu akan mudah berkonsultasi juga mbak.” 18

Sebagaimana pernyataan Bu “Ft” bahwa beliau mengesahkan KRS melalui pertemuan langsung dan setelah dirasa bimbingannya cukup beliau ACC KRS mahasiswa.

“Sebelum online biasanya mahasiswa bertemu saya untuk mengkonsultasikan permasalahan mereka misalnya ketika hendak

17 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

(14)

mengambil mata kuliah semester atas. Nanti saya arahkan, dan ketika bimbingan dirasa cukup saya langsung ACC KRS mereka. Kalau setelah online, cara saya mengesahkan KRS yaaa sesuai dengan waktu yang ditemtukan oleh akademik. Bisa melalui SMS atau telfon dulu biasanya mbak.” 19

b. Melihat sejarah IP

Sebagaimana pernyataan Bu “El” bahwa cara beliau mengesahkan KRS dengan melihat sejarah IP mahasiswa.

“Sekarang Sikadu ya mbak. Jadi saya lihat IP semester lalu dulu. Saya cek dulu, kalau memang OK yaaa sudah.. Kalau saya lihat sejarah IP nya mbak.” 20

Tak jauh berbeda dengan pernyataan Pak “Ms” bahwa sebelum beliau mengesahkan KRS, beliau mengarahkan mahasiswa dalam pengambilan mata kuliah.

“Mengatur IP mahasiswa, ketika IP nya tinggi atau bagus. Saya mengarahkan harus diambil semua atau tidak, mengambil semua IP itu penting atau tidak penting. Karena kecenderungan mahasiswa ketika IP tinggi akan mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya. Jadi, saya mengesahkan KRS setelah melihat IP mahasiswa.” 21

c. Melihat mata kuliah prasyarat dan kosyarat

Bu “El” juga mengemukakan bahwa dalam mengesahkan KRS beliau melihat mata kuliah prasyarat dan kosyaratnya.

“Saya lihat mata kuliah prasyarat dan kosyaratnya juga mbak. Misal mau mengambil mata kuliah micro teaching, sebelumnya kan harus mengambil Strategi Belajar Mengajar dulu. Nanti ketika ada masalah disitu saya tanya sama anaknya. Kalau

19 Ft, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 19

November 2013.

20

El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Desember 2013.

21 Ms, Pengelola Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 11

(15)

sekiranya tidak ada masalah yaa saya langsung ACC KRS mahasiswa tersebut.”22

4. Mengarahkan kepada mahasiswa mengenai mata kuliah prasyarat dan beban Sistem Kredit Semester (SKS) yang harus diambil oleh mahasiswa dalam satu semester dan disesuaikan dengan IP sebelumnya sehingga tidak terjadi over lapping beban SKS.

Tugas dosen wali yang sudah disebutkan pada point-point sebelumnya memang saling berkaitan satu sama lain. Pada awal perkuliahan memang mahasiswa dituntun oleh seorang dosen wali dalam mengambil mata kuliah yang ditentukan, termasuk dalam hal mengarahkan mahasiswa dalam mata kuliah prasyarat dan beban SKS yang harus diambil dan disesuaikan dengan IP. Hal tersebut sebagaimana dipertegas oleh saudari “Al” yang menyatakan bahwa:

“Yaaa, kalau mengarahkan mata kuliah prasyarat itu berkaitan dengan poin yang sudah saya sampaikan tadi. Kalau untuk membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah,, jelas mengarahkan. Jadi mana yang kiranya prioritas untuk diambil dulu beliau utamakan. Hal itu juga disesuaikan dengan IP yang saya peroleh.” 23

Senada dengan pernyataan saudara “Lk” ketika hendak memilih mata kuliah prasyarat, dosen wali “Lk” mengarahkan agar mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan semester sebelumnya. Sebagaimana pernyataan saudara “Lk” bahwa:

“Cara dosen wali saya mengarahkan mata kuliah prasyarat yaaa paling cuma bilang begini mbak, kalo bisa apa yang saya ambil disesuaikan dengan mata kuliah yang sebelumnya dan supaya

22 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

(16)

dipastikan dulu bahwa mata kuliah yang diambil pada saat itu yang wajib dan harussudah diambil gitu... yaaa kalo mau ambil yang lain juga beliau gk pa2 asalkan ndak bikin bingung dan sanggup begitu mbak. Jadi beliau menyarankan agar mata kuliah yang saya pilih itu ndak loncat-loncat, tapi harus menyambung dan gk bikin bingung.”24 Sebagaimana pernyataan Bu “El” dalam mengarahkan mahasiswa mengenai mata kuliah prasyarat dan beban Sistem Kredit Semester (SKS) yang harus diambil oleh mahasiswa dalam satu semester dan disesuaikan dengan IP sebagai berikut:

“Yaa itu tadi mbak, saya mengarahkan mahasiswa mengenai mata kuliah prasyarat dan kosyarat seperti misal mau mengambil mata kuliah micro teaching, sebelumnya kan harus mengambil Strategi Belajar Mengajar dulu. Nanti saya arahkan, ketika ada masalah disitu saya juga tanya sama anaknya. Yaaa hal itu juga disesuaikan dengan IP yang diperoleh mahasiswa.” 25

5. Memantau perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya.

Memantau perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya bagi dosen wali sudah menjadi suatu keharusan karena hal itu merupakan bagian dari tugas yang harus mereka kerjakan. Dosen wali satu dengan yang lainnya mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memantau studi mahasiswanya.

a. Memantau perkembangan mahasiswa melalui Sikadu

Sebagaimana pernyataan Bu “El” bahwa beliau memantau perkembangan mahasiswanya melalui Sikadu.

“Kalau formalnya, saya memantau perkembangan mereka melalui Sikadu. Dari Sikadu kan saya bisa tahu perkembangan IPK

24 Lk, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013. 25 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

(17)

mereka, melalui sejarah IP. Apakah ada peningkatan ataukah ada penurunan. Pasti kan saya tahu” 26

b. Memantau perkembangan mahasiswa melalui KRS dan berdialog langsung dengan mahasiswa.

Sebagaimana penuturan dari pak “Ir” yang menyatakan bahwa: “Cara saya memantau perkembangan studi mahasiswa yang saya bimbing yaaa pada waktu mereka bimbingan. Kan pasti saya tanyai lewat KRS nya, KHS nya, bagaimana IP nya apakah naik atau menurun.” 27

Senada dengan penuturan Ibu “Sq” bahwa beliau memantau perkembangan studi mahasiswanya melalui berdialog langsung karena dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung akan mudah mengetahui masalah-masalah yang ada pada diri mahasiswa yang dibimbingnya. Menurut Ibu “Sq” menyatakan bahwa:

“Untuk memantau perkembangan studi, itu dilakukan ketika berdialog waktu penentuan KRS. Jadi KRS nya ditentukan ketika sudah memenuhi IP berapa, misalnya kenapa merosot?? Jadi, otomatis saya pantau salah satunya ketika kami bertemu.”28

Bu “El” juga mengungkapkan bahwa dalam memantau perkembagan studi mahasiswa beliau mengawasi saat perwalian (pengesahan KRS), sebagaimana pernyataannya sebagai berikut:

“Saya terbuka dengan mahasiswa. Saya kan gk selalu memantau mereka setiap saat. Paling yaaa saya mengawasi mereka saat maju KRS itu. Dan itu adalah sarana untuk memantau perkembangan

26 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

27

Ir, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 19 November 2013.

28 Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

(18)

mereka. Kecuali kalau mahasiswanya aktif datang ke saya, cerita permasalahannya apa... Jadi saya bisa mengontrol mereka.” 29 Memantau perkembangan mahasiswa menurut penuturan Ibu “Ft” hanya sekedar pada masalah yang berkaitan dengan akademik saja tidak sampai dengan masalah pendanaan. Hal tersebut juga terlaksana bilamana mahasiswanya yang meminta. Sebagaimana pernyataan beliau bahwa:

“Ya..paling ini mbak, pada umumnya tugas itu hanya dalam hal memilih mata kuliah, memberi pertimbangan, mengesahkan KRS. Tidak sampai masalah pendanaan, hanya yang berkaitan dengan masalah-masalah akademik. Seperti masalah cuti kuliah, meminta pertimbangan.. Itupun kalau mahasiswanya meminta. Kalau tidak yaaa bagaimana saya memantau perkembangan mereka, kan susah mbak.” 30

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh mahasiswa bimbingannya. Saudara “Zf” menyatakan bahwa mereka benar-benar dibimbing oleh dosen wali mereka dalam mengoptimalkan keberhasilan belajarnya, berikut penuturannya:

“Sejak semester satu, saya merasa dibimbing oleh beliau karena yang pertama adalah ketidaktahuan saya mengenai sistem perkuliahan. Selain itu bimbingan beliau mengantarkan saya sampai bisa mengikuti perkuliahan karena prosesnya sangat lama dari kita mengisi KRS, kemudian perwalian, trus ada masa revisi dan lain sebagainya. Yaaa,, saya merasa terbantu sejak bimbingan awal semester sampai kurang lebih semenjak adanya Sikadu.” 31

29 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

30 Ft, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 19

November 2013.

(19)

c. Memantau perkembangan melalui bimbingan pengajuan judul

Memantau perkembangan mahasiswa yang berada di bawah naungannya menurut Pak “Sl” saat bimbingan, sebagaimana pernyataan beliau bahwa:

“Iya saya memantau perkembangan studi mereka, meskipun kadang-kadang kurang maksimal karena kalau saya begini...kalau bimbingan saya tanya sekalian apa saja yang sudah mereka lakukan berkaitan dengan perkembangan studinya. Misalnya kapan target lulusnya. Yaaa...semacam itulah mba..” 32

Dosen wali dalam memantau perkembangan mahasiswa memang tak lepas dari peran aktif mahasiswanya. Jadi dalam hal ini mahasiswa dituntut aktif ketika mereka ingin perkambangan studinya baik. Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh saudara “Br” :

“Iya mbak,, dosen wali saya memantau perkembangan saya tiap semester. Tapi yang dituntut aktif ya mahasiswanya bukan dosen walinya.” 33

Senada dengan pernyataan saudara “Br” terkait dengan tugas dosen wali dalam memantau perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya, saudara “Al” menyatakan bahwa:

“Kalau saya begini mbak..ketika saya butuh terkait keterlibatan dosen wali yaaa saya yang nyamperin dosen wali. Jadi keterlibatan dosen wali dengan kuliah saya itu kalau misalkan semester baru untuk bimbingan ngambil mata kuliah sama pengajuan judul skripsi. Kalau selain itu tanpa ada kepentingan lain yaa kita gk ada komunikasi mbak... Memang kalo saya gk maju ke dosen wali yaaa dosen wali saya juga gk ngabari ke mahasiswanya laahh.. Jadi, dosen wali membimbing kalau saya maju minta bimbingan.” 34

32

Sl, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 November 2013.

33 Br, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013. 34 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013.

(20)

Dari hasil wawancara tersebut setelah dikonfirmasikan dengan hasil observasi peneliti di lapangan, ditemukan suatu kenyataan bahwa salah satu tugas dosen wali dalam memantau perkembangan mahasiswa yang dibimbingnya adalah ketika dalam hal pengajuan judul skripsi. Terlihat bahwa dosen wali mengarahkan mahasiswa terkait judul yang akan diajukan kepada Kaprodi. Kemudian setelah dirasa cukup dalam memberikan nasehat beliau menyetujui judul skripsi tersebut dengan ACC tanda tangan selaku dosen wali mahasiswa tersebut. Tidak hanya itu saja, dosen wali juga menanyakan bagaimana perkembangan mahasiswa lain yang belum mengajukan judul kepada mahasiswa bimbingannya tersebut yang sudah saatnya harus mempersiapkan proses pengajuan judul skripsi.35

6. Memberikan rekomendasi dan keterangan-keterangan lain tentang mahasiswa yang dibimbingnya kepada pihak-pihak yang memerlukan. a. Memberikan rekomendasi dalam hal pemilihan judul skripsi

Dalam hal memberikan rekomendasi, beberapa dosen wali menjelaskan bahwa rekomendasi disini bisa saja berkaitan dengan memberikan rekomendasi persetujuan judul skripsi. Mereka selaku dosen wali merekomendasikannya untuk diajukan kepada Kaprodi. Tugas Ibu “Tr” selaku dosen wali juga memberikan rekomendasi dan keterangan-keterangan lain tentang mahasiswa yang dibimbingnya kepada pihak-pihak yang memerlukan. Hal ini sebagaimana

(21)

dikemukakan saudara “Al” selaku mahasiswa yang berada dalam bimbingan Ibu “Ts” menyatakan bahwa:

“Untuk memberikan rekomendasi, iya. Contohnya waktu pemilihan judul, sebelumnya juga dosen wali sempet ada perbincangan sedikit tentang judul saya sama dosen lain. Jadi dirasa dosen wali saya kurang mampu untuk menyelesaikan sendiri yaaa beliau memusyawarahkannya dengan dosen yang lain.” 36

b. Memberikan rekomendasi dalam melakukan penelitian

Selain berkaitan dengan pengajuan judul skripsi, tugas dosen wali dalam memberikan rekomendasi dan keterangan-keterangan lain tentang mahasiswa yang dibimbingnya kepada pihak-pihak yang memerlukan berkaitan dalam hal melakukan penelitian. Sebagaimana pernyataan Ibu “Sq” yang mengungkapkan bahwa:

“Memberikan rekomendasi, saya pernah dalam hal itu ketika mahasiswa ingin melakukan penelitian, mahasiswa mendiskusikan juga meminta pertimbangan bagaimana merekomendasikan tempat yang akan diteliti itu.” 37

7. Memberikan peringatan lisan atau tertulis kepada mahasiswa bimbingannya yang berprestasi kurang.

a. Berkaitan dengan penurunan IP yang diperoleh mahasiswa

Sudah sepatutnya untuk tugas seorang dosen wali untuk mengingatkan secara lisan atau tertulis kepada mahasiswa yang dibimbingnya. Realita yang ada, dosen wali hanya sekedar memberikan peringatan secara lisan saja tidak secara tertulis. Sebagaimana pernyataan Pak “Ir” bahwa:

36 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013. 37 Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

(22)

“Mungkin dalam hal ini bukan memberi peringatan yaa namun lebih tepatnya mengingatkan. Misalkan, lho kok IP nya menurun kenapa? Kan bukan peringatan tapi mengingatkan.” 38

Senada pernyataan Pak “Ys” yang memberikan penjelasan secara singkat, bahwa:

“Kalau tertulis enggak mba... Biasanya hanya lisan saja.” 39

Bu “Sq” juga menyampaikan bahwa untuk memberikan peringatan kepada mahasiswa yang dibimbingnya hanya secara lisan saja:

“Kalau peringatan lisan, iyaa... Tapi kalau tertulis saya belum pernah lakukan selama ini.” 40

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Saudara “Al” selaku mahasiswa bimbingan yang berada dibawah perwalian Ibu “Ts” menyatakan bahwa:

“Memberikan peringatan lisan, iya jelas. Kalau tertulisnya enggak. Waktu itu di semester dua sempet IP saya turun drastis dan secara lisan seketika itu juga Bu “Ts” selaku dosen wali saya berpesan biar IP saya bisa kembali ke semula. 41

8. Membantu dan mengarahkan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler dan mengevaluasinya.

a. Berdasarkan minat mahasiswa

Tugas dosen wali dalam hal ini adalah mengarahkan dan membantu mahasiswa dalam merencanakan kegiatan ekstrakurikuler.

38 Ir, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 19

November 2013.

39 Ys, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

40 Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

(23)

Artinya dosen wali di sini diharapkan bisa lebih memberikan arahan lebih kepada mahasiswa yang dibimbingnya agar bisa menghasilkan siswa yang berkualitas. Namun sebenarnya tugas dosen wali akan dilaksanakan apabila mahasiswanya mau mengkomunikasikannya kepada dosen wali. Sebagaimana yang telah Bu “Sq” kemukakan bahwa:

“Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, Naahhh... Ini mungkin yang belum pernah saya temukan ketika mahasiswa mau mengkomunikasikan kegiatan ekstrakurikulernya.” 42

Namun berbeda dengan Bu “Sq”, tanpa mahasiswanya menceritakan masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, Pak “Mf” secara langsung memberikan arahan sesuai minat dan bakatnya. Hal tersebut dilakukan ketika bertemu secara tatap muka, beliau mengemukakan:

“Biasanya saya tanya kegiatan ekstra yang disukai apa, tanpa harus mahasiswanya menceritakan masalahnya pasti nanti saya arahkan sesuai minat dan bakat mahasiswanya.” 43

Hal tersebut dipertegas oleh saudara “Lk” bahwa dosen walinya memang membantu dan mengarahkan dalam merencanakan dan melaksanakan terkait kegiatan ekstra kampus.

“Beliau terkadang membantu membantu dan mengarahkan dalam merencanakan dan melaksanakan terkait kegiatan intra ataupun ekstra kampus dengan kemampuan yang kami miliki.”44

42 Sq, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

43 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

November 2013.

(24)

b. Mengarahkan ekstrakurikuler yang dapat menunjang perkuliahan Bu “My” yang lebih menekankan kegiatan ekstrakuler dalam hal kebahasaan guna mendukung kegiatan perkuliahan mahasiswa yang dibimbingnya, beliau mengemukakan bahwa:

“Iya, saya mengarahkan. Terutama dalam kegiatan-kegiatan kebahasaan. Karena nantinya bisa buat persiapan untuk praktik ibadah dan tilawah. Belajar ngaji terutama karena kan kalo calon sarjana Pendidikan Agama itu kan harus bisa ngaji. Yang saya tekankan disitu.” 45

Namun berbeda dengan pernyataan saudara “Al” selaku mahasiswa. Menurutnya untuk mengarahkan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler, dosen wali yang membimbing saudara “Al” tidak mengarahkan karena dalam mengambil kegiatan ekstrakurikuler itu bertepatan saat kegiatan perkenalan mahasiswa baru (TASKA), ketika waktu itu belum ditentukan dosen walinya. Sebagaimana pernyataan saudara “Al” bahwa:

“Kalau mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler enggak yaa... Karena ketika saya mengambil kegiatan ekstra itu kan pas mahasiswa baru, dan itu daftar sendiri, sebelumnya kan juga belum pernah bertemu dengan dosen wali. Jadi kalau untuk mengambil kegiatan ekstrakurikuler gk ada sangkut pautnya dengan dosen.” 46

c. Mahasiswa dapat mengatur waktu

Bu “El” menyatakan bahwa untuk mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa yang bersangkutan harus bisa mengatur

45 My, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25

November 2013.

(25)

waktu sebaik mungkin supaya antara kuliah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bisa berjalan dengan seimbang.

“Kalau saya begini mbak, ekstrakurikuler bisa diambil dengan alasan mahasiswa bisa mengatur waktu. Memang kuliah itu tak hanya kuliah saja, ekstrakurikuler juga penting. Tapi harus seimbang, gk boleh jomplang, karena seringnya aktivis itu terlalu mementingkan kegiatan ekstranya daripada kuliahnya. Yaaa...saya tidak membatasi mereka ikut beberapa kegiatan, namun yang terpenting manajemen waktunya harus baik. Jangan sampai mengesampingkan kuliahnya, sering absen, tidak buat tugas. Pokoknya harus seimbang, jangan sampai salah satunya dikesampingkan. Nanti kan jadinya rugi.” 47

9. Untuk mahasiswa yang sudah tidak mengambil mata kuliah selain skripsi tetap diwajibkan untuk melakukan perwalian dan mengumpulkan KRS ke Sub bagian Akademik dan Kemahasiswaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan tahun 2010, memang sebagian besar dari mereka masih mengambil beberapa teori, walaupun masih tersisa satu mata kuliah saja. Sebagaimana pernyataan saudara “Lk” bahwa:

“Yaa..memang dalam semester ini saya masih mengambil beberapa teori mbak, mulai dari mata kuliah yang beberapa saya ulang namun ada juga mata kuliah yang benar-benar tersisa dan harus saya ambil. Jadi dalam hal ini saya yaaa tetap melakukan perwalian seperti biasanya dengan menghadap dosen wali saya sesuai jadwal yang ditentukan oleh akademik.” 48

Tak berbeda jauh dengan pernyataan saudara “Lk”, dalam perwalian saudara “Nu” bertemu dengan dosen walinya.

“Saya selalu melakukan perwalian ketika waktu KRS, karena saya ingin melakukan pertimbangan mata kuliah yang saya ambil kepada

47 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

(26)

dosen wali saya. Hal itu saya lakukan agar saya lebih mantap dalam mengambil mata kuliah tersebut.” 49

Saudara “Br” pun menjelaskan terkait perwalian.

“Saya ini kan masih semester 7 mbak, mata kuliah yang saya ambil juga masih ada, walaupun tinggal beberapa saja. Jadi yaa secara otomatis saya masih melakukan perwalian seperti biasanya kepada dosen wali saya sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh akademik.” 50

10. Menampung masalah akademik yang dihadapi mahasiswa bimbingannya dan turut berusaha mencari solusinya.

Dalam menampung masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa, dosen wali bertemu secara langsung kepada mahasiswa bimbingannya. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 14 November 2013, maka dapat memperoleh data tentang situasi, kondisi, perilaku, sikap yang dilakukan oleh dosen wali terhadap mahasiswa dalam mengoptimalkan keberhasilan belajarnya diantaranya dengan datang langsung kepada dosen wali secara individu yang sebelumnya telah sepakat untuk mengadakan pertemuan pada hari itu melalui via SMS. Dalam pertemuan itu mahasiswa dan dosen wali membicarakan terkait pengajuan judul skripsi. Tahap pertama yang dilakukan dosen wali adalah memberikan waktu kepada mahasiswa untuk menceritakan masalah apa yang sedang dialaminya saat itu. Setelah selesai bercerita, sebagai dosen wali beliau menampung masalahnya kemudian beliau memberikan nasehat dan arahan-arahan yang bisa meringankan masalahnya serta turut berusaha

49 Nu, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 November 2013. 50 Br, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013.

(27)

mencari solusi-solusi yang tepat terkait masalah akademik yang sedang dialami mahasiswanya tersebut berkaitan dengan masalah proses pengajuan judul skripsinya. 51

Jadi seorang dosen wali harus menampung masalah akademik yang dihadapi mahasiswa bimbingannya dan turut berusaha mencari solusinya untuk mengoptimalkan keberhasilan belajar mahasiswa serta mendorong mahasiswa menjadi yang terbaik. Seperti penjelasan dari pak “Ms” selaku Pengelola Jurusan Tarbiyah terkait dengan tugas dosen wali:

“Untuk menjadi seorang dosen wali, dosen yang dipilih itu memang harus siap segala sesuatunya. Karena tugas dosen itu sebenarnya Tri Dharma Pendidikan yaitu Pengajaran, Pendidikan, dan Pengabdian. Dosen wali melekat pada ketiga itu, maka untuk kriterianya yaa harusnya sudah siap semua karena sejak awal dosen itu direkrut berdasarkan standar yang harus dipenuhi. Jadi, untuk menjadi dosen wali, awalnya saja dosen harus sudah standar apalagi dosen wali, berarti harus lebih dari standar tersebut. Begitu mbak.” 52

Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan dari pak “Mk” selaku Kepala Sub Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, beliau menjelaskan tentang tujuan ditetapkannya dosen wali di STAIN Pekalongan ini:

“Tujuannya, yaaa... Untuk memberikan bimbingan, terutama di bidang akademik pada mahasiswa yang bersangkutan. Otomatis tujuan ditunjuknya dosen wali tersebut adalah untuk memberikan bimbingan, arahan terhadap studi mahasiswa yang di bawah naungannya. Oleh karena itu yaa,, harapannya mahasiswa selalu minta dalam segala sesuatunya terkait dengan perkuliahannya. Hendaknya mahasiswa selalu meminta bimbingan dan arahan dari dosen walinya masing-masing, tidak hanya dalam mendaftar mata kuliah saja, kan begitu..” 53

51

Observasi, Pekalongan, 14 November 2013.

52 Ms, Pengelola Jurusan Tarbiyah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 11 November 2013. 53 Mk, Kepala Sub Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Wawancara Pribadi,

(28)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dosen wali harus membuka ruang dan peluang kepada mahasiswa untuk menampung permasalahan mereka supaya tidak stres, karena pada intinya yang menyelesaikan masalah adalah mahasiswanya sendiri, tugas dosen sekedar membimbing, membantu dan mengarahkan permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Sebagaimana penjelasan dari pak “Ms” sebagai berikut:

“Jadi begini mbak... Masalah proses perkuliahan itu kan banyak variabel-variabelnya, diantaranya keterampilan mengatur waktu. Kalau tidak hati-hati bisa mengganggu mereka, apalagi kalau pikiran mahasiswanya masih galau,,hehehehe... Makanya dosen wali harus membuka ruang untuk membantu mereka. Mau mendengar, membantu, mengarahkan. Toh..yang menentukan dan menyelesaikan mereka sendiri. Saya tidak akan menyelesaikan, saya hanya mendorong mereka untuk menyelesaikan masalahnya, supaya tidak stres.” 54

Dosen wali itu layaknya seperti manusia biasa. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk membimbing kelancaran studi mahasiswa yang dibimbingnya hingga selesai dalam studinya walaupun dalam pelaksanaannya ada hambatan yang menghampirinya. Namun, tak bisa dipungkiri, mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ketika mereka kurang mampu menyelesaikan sendiri, mereka juga akan mendiskusikannya dengan dosen lain. Sebagaimana pernyataan saudara “Al” sebagai berikut:

“Yang namanya manusia apalagi dosen itu kan kadang sibuk atau keluar kota. Kadang di awal membimbing tapi lain hari beliau ada kesibukan juga. Nantinya yaaa tertunda, kayak gitu udah umumlah. Tapi sampai akhirlah beliau membimbing walaupun tidak lancar, ada tersendatnya. Ya..walaupun seperti itu, bentuk beliau serius dalam membimbing saya, ditunjukkan ketika saya konsultasi mengenai

(29)

judul skripsi saya. Sebelumnya juga dosen wali sempet ada perbincangan sedikit tentang judul saya sama dosen lain. Jadi dirasa dosen wali saya kurang mampu untuk menyelesaikan sendiri yaaa beliau memusyawarahkannya dengan dosen yang lain.” 55

Kasus lain, ketika saudara “Al” memperoleh nilai E pada salah satu mata kuliahnya. Terlihat dari hasil wawancara peneliti kepada saudara “Al” yang menjelaskan bahwa dosen walinya ikut menampung masalah akademik dan mencarikan solusinya:

“Ya waktu itu ketika mata kuliah Bahasa Arab saya dapet nilai E. Trus saya komunikasikan ke dosen wali saya secara langsung. Kemudian beliau juga menghubungi dosen yang bersangkutan tersebut walaupun hasilnya nihil tapi setidaknya dari waldos saya udah ada usaha membantu mahasiswa mendapatkan haknya yaitu nilai.” 56

Menurut Bu “Tr” bahwa sesungguhnya tugas dosen wali akan berfungsi jika mahasiswanya memanfaatkan fungsi dan tugas dosen wali. Sebagaimana penuturannya sebagai berikut:

“Semua hal yang berkaitan dengan tugas dosen wali sudah saya sampaikan di awal perwalian, jika mahasiswa tidak memanfaatkan fungsi dan tugas dosen wali maka bisa dibilang dosen wali tidak berfungsi. Sehingga saya sebagai dosen wali yaaa tergantung mahasiswanya, jika mereka menyampaikan permasalahannya yaaa dicarikan solusinya. Dan sudah ada beberapa, misalnya tentang ekonomi keluarga, tentang pacaran, tentang kesulitan dalam belajar, tentang kesulitan mencari referensi, dan saya membantu menyelesaikan masalah mereka.” 57

Bu “El” menyatakan bahwa dalam menampung masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa tidak hanya bertemu secara langsung saja namun bisa melalui SMS ataupun telfon.

55

Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013.

56 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013. 57 Tr, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18

(30)

“Saya bisa menampung masalah akademik mahasiswa. tak hanya di perwalian saja tapi juga di kelas. Bisa melalui SMS, bisa pake surat kalau mahasiswanya mau, ada yang datang langsung menemui saya curhat tentang masalah akademik maupun non akademik. Kebanyakan dari mereka masalahnya berkaitan dengan kesulitaan belajar. Bukan masalah yang terlalu serius seperti penyakit yang mematikan ataupun tentang tentang ketergantungan obat terlarang.”58

11. Mengadakan pertemuan konsultatif dengan mahasiswa bimbingannya secara periodik yang waktunya disepakati bersama.

a. Secara periodik di awal semester

Secara singkat pak “Ys” mengemukakan bahwa:

“Secara periodiknya yaaa paling di awal semester itu mbak.” 59 Hal tersebut di atas dipertegas pula oleh 3 (tiga) mahasiswa bahwa untuk pertemuan konsultatif itu hanya dilaksanakan di awal semester saja. Tidak dengan cara mengadakan pertemuan tiga bulan sekali atapun satu bulan sekali. Tak menutup kemungkinan ketika mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari dosen wali, akan disediakan waktu untuk mengarahkan bimbingan mahasiswa namun sebelumnya harus dikomunikasikan dulu waktu bertemunya. Sebagaimana dikatakan oleh saudara “Br” bahwa:

“Mengadakan pertemuan konsultatif kalau secara periodik sihh enggak. Paling di awal semester. Tapi saya sebagai mahasiswa ketika menginginkan untuk bertemu kepada dosen wali, jika ada waktu luang beliau selaku dosen wali saya dapat memberikan pertemuan konsultatif.” 60

58 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

Desember 2013.

59 Ys, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

(31)

Saudara “Lk” juga mengemukakan hal yang sama seperti saudara “Br”, bahwa untuk pertemuan konsultatif dilaksanakan hanya tiap semester.

“Untuk kami berjumpa dengan beliau hanya tiap semester, dimana disitu kita bertemu hanya untuk mengevaluasi KHS, jika hasil kami bagus yaaa kami dinilai sudah cukup berhasil, namun jika hasilnya kurang pastilah ditanya ada apa dengan kami kemudian memberikan motivasi-motivasi pada saya agar nilai saya tidak menurun lagi.” 61

Saudara “Al” juga mengemukakan terkait pertemuan konsultatif antara dosen wali dengan mahasiswa bimbingannya secara periodik dengan waktu yang disepakati bersama.

“Kalau disepakati bersama memang enggak, cuma kan karena semester awal itu kita butuh menemui dosen wali jadi yaa mungkin periodiknya itu kalau setiap di awal semester. kita kondisional sihh... Kalau waldos saya kiranya butuh apa nanti hubungi kita, kalau kita butuh apa nanti saya hubungi beliau. Kalau untuk pertemuan secara terjadwal gk ada.” 62

b. Secara Insidental (sesuai kebutuhan mahasiswa)

Pak “Mf” menyatakan bahwa waktu bertemu dengan mahasiswa secara kondisional saja, dalam artian tergantung kebutuhan mahasiswa.

“Kalo saya secara periodik itu saya lakukan, tetapi saya memberikan waktu kepada mahasiswa untuk selalu meminta kalau butuh, karena kalau periodik itu biasanya tiga bulan sekali. Namun realitanya tidak ada yang datang, mungkin dianggapnya yang gk datang itu memang tidak ada persoalan. Tapi kalo lebih kepada kebutuhan yaaa banyak, misalnya untuk konsultasi akademik, konsultasi masalah keluarga, dan itu waktunya tidak tertentu. Jadi kondisional saja. Tapi biasanya mahasiswa SMS dulu.” 63

61

Lk, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013.

62 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013. 63 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

(32)

Senada dengan Pak “ Mf”, Ibu “My” juga menuturkan hal yang sama sebagai berikut:

“Sebenarnya saya sudah menyediakan waktu, misalnya tiga bulan sekali. Tapi mahasiswanya tidak pada datang. Jadi paling ndak yaaa harusnya tiga bulan sekali. Tidak hanya sekedar menyerahkan KHS saja tapi ada juga yang minta bimbingan dari saya, dan ada juga yang karena tidak tahu yaaa satu semester hanya ketemu sekali tok mbak. Ya.. itu sangat kondisional, artinya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. tapi saya sudah menyediakan waktu untuk mengarahkan mahasiswa.” 64

Bu “El” juga menyatakan bahwa untuk mengadakan pertemuan konsultatif itu secara kondisional saja.

“Kondisional saja mbak ketika mahasiswa ada masalah, saya berusaha ada. Yang jelas kalau yang terjadwal itu ketika perwalian.” 65

12. Memberikan pengesahan atau persetujuan judul Skripsi atau Tugas akhir mahasiswa yang dibimbingnya.

a. Konsultasi judul

Dosen wali akan mengarahkan judul-judul yang berkualitas sebelum memberikan pengesahan atau persetujuan judul skripsi. Jadi tugas beliau tidak hanya memberikan persetujuan judul saja namun beliau berperan aktif dalam membimbing anak didiknya sebelum judul skripsi itu diserahkan ke kaprodi. Sebagaimana pernyataan Bu “El” bahwa:

“Kalau judul pasti kan ke dosen wali dulu ya mbak. Nanti disitu saya juga mengarahkan mereka. Ohhh...ini judulnya sudah bayak, cari yang lain! Jadi saya bimbing juga sebelum ke kaprodi. Entah

64

My, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 November 2013.

65 El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16

(33)

itu diterima di kaprodi atau tidak, kan itu wilayah kaprodi, mungkin kaprodi punya pertimbangan. Jadi antisipasinya judul itu jangan banyak yang sama.” 66

b. Seleksi judul

Dosen wali akan menyeleksi beberapa judul sebelum mahasiswa mengajukan ke kaprodi. Seperti pernyataan saudara “Br” bahwa sebelum mengajukan ke kaprodi, saudara “Br” membuat beberapa judul untuk diseleksi oleh dosen walinya.

“Jadi memang sebelum judul saya ajukan ke kaprodi, saya membuat beberapa judul dulu untuk diseleksi sama dosen wali saya. Saya konsultasi sama beliau, kemudian dari situ nanti judul-judul yang sekiranya tidak menarik nanti beliau arahkan untuk ganti yang lebih menarik.” 67

Senada dengan pernyataan saudara “Lk” bahwa sebelum judul diajukan ke kaprodi, saudara “Lk” sering bertemu dengan dosen wali untuk menyeleksi judul yang hendak ia ajukan. Sebagaimana pernyataannya bahwa:

“Yaaa.. Saya sering mondar-mandir mbak ke dosen wali saya sebelum saya mengajukan judul ke kaprodi. Karena memang peran dosen wali disini sangat dibutuhkan. Sebelum beliau mengesahkan judul saya, saya sempat membuat beberapa judul untuk diseleksi beliau. Biasanya beliau mengarahkan untuk judul-judul skripsi yang belum banyak diangkat tapi menarik. Ketika judul yang saya ajukan kiranya sudah banyak yang sama, nanti beliau menyarankan untuk ganti judul. Seperti itu mbak.” 68 c. Pengesahan judul

Tugas dosen wali kepada mahasiswa bimbingannya, memang seperti yang sudah tertera pada pedoman pendidikan STAIN

66

El, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Desember 2013.

67 Br, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013. 68 Lk, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 November 2013.

(34)

Pekalongan, diantaranya yaitu memberikan pengesahan atau persetujuan judul skripsi. Karena kalau tanpa persetujuan dari dosen wali, mahasiswa tak kan bisa melanjutkan studinya untuk sampai ke tahap pembuatan skripsi. Sebagaimana penuturan dari saudara “Al” bahwa:

“Iya jelas mbak. Karena judul skripsi ini kan saya maju ke kaprodi harus ada tanda tangan dari dosen wali dulu. Jadi terkadang, memang sebelumnya dosen wali itu sudah seperti dosen pembimbing. Waktu mau ngajuin judul beliau beberapa kali merevisi judul milik saya dan pada akhirnya memberikan ACC tanda tangan. 69

13. Penasehat akademik studi bertanggung jawab kepada ketua STAIN.

Penasehat akademik atau dosen wali memang sudah sepatutnya bertanggung jawab kepada ketua STAIN Pekalongan. Tanggung jawab seorang dosen wali selain kepada mahasiswa bimbingannya, mereka juga bertanggung jawab kepada ketua STAIN Pekalongan. Sebagaimana pernyataan dari pak “Mk” yang menjelaskan urutan penunjukan menjadi seorang dosen wali:

“Yang jelas, yang menjadi dosen wali adalah dosen tetap di STAIN Pekalongan, bukan dosen luar STAIN. Kemudian yang menunjuk adalah pimpinan STAIN. Cuma memang konsepnya dari akademik. Setelah itu dicek oleh Waket I, kemudian di SK kan, dan SK itu yang memberi tanda tangan adalah pak Ketua. Otomatis yang menunjuk adalah pak Ketua STAIN Pekalongan. Sehingga dosen wali pun juga bertanggung jawab kepada ketua STAIN Pekalongan” 70

69 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013. 70 Mk, Kepala Sub Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Wawancara Pribadi,

(35)

14. Masa tugas penasehat akademik sama dengan masa studi mahasiswa yang bersangkutan.

Tugas seorang dosen wali akan selesai ketika masa studi mahasiswa yang berada di bawah bimbingannya juga selesai. Dalam artian bahwa masa tugas dosen wali sama dengan masa studi mahasiswa yang bersangkutan. Sebagaimana pernyataan Bu “Ft” bahwa beliau membimbing selama mahaiswa belajar di STAIN Pekalongan.

“Saya sebagai dosen wali memang harus membimbing dan mengarahkan mahasiswa saya. Dan sebenarnya harus bisa dan ada saat pertemuan rutin dengan mahasiswa. Jadi selama mahasiswa belajar disini saya memonitori perkembangan mahasiswa melalui pertemuan-pertemuan rutin itu sampai mahasiswa itu selesai dalam studinya.” 71

Saudara “Al” juga menyampaikan bahwa tugas dosen sama dengan masa studi mahasiswa yang bersangkutan.

“Yang namanya manusia apalagi dosen itu kan kadang sibuk atau keluar kota. Kadang di awal membimbing tapi lain hari beliau ada kesibukan juga. Nantinya yaaa tertunda, kayak gitu udah umumlah. Tapi sampai akhirlah beliau membimbing walaupun tidak lancar, ada tersendatnya. Ya..walaupun seperti itu, bentuk beliau serius dalam membimbing saya.” 72

Senada dengan saudara “Nu” yang mengungkapkan bahwa:

“Iya memang harusnya seperti itu mbak. Tugas dosen wali itu yaaa mengarahkan mahasiswa yang dibimbingnya agar menjadi yang lebih baik. Dari awal semester, mulai kami masuk kuliah sampai kami lulus. Saya kira yaaaa, pernyataan bahwa tugas dosen sama dengan masa studi mahasiswa yang bersangkutan itu memang benar. Dalam artian, ketika studi saya selesai yaaa tugas dosen wali dalam membimbing saya yaaa selesai juga. Jadi beliau benar-benar

71 Ft, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 19

November 2013.

(36)

melaksanakan tugasnya sebagai dosen wali dengan baik seperti itu mbak.” 73

C. Pelaksanaan Pembimbingan Akademik yang dilakukan Dosen Wali

dalam Mengoptimalkan Keberhasilan Belajar Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

1. Alur pelaksanaan pembimbingan akademik

a. Pra Online

Sebagaimana penuturan dari pak “Mf” untuk alur pelaksanaan pembimbingan akademik sebelum adanya sistem online, beliau menjelaskan bahwa:

“Kalau dari saya, memang sebelum online, mahasiswa itu datang kemudian memberikan KHS-nya, kecuali untuk mahasiswa baru. Kalau mahasiswa baru itu kan pemilihan mata kuliahnya kan paketan jadi kan paling hanya sekedar memberikan nasehat-nasehat secara umum saja. Tapi untuk semester yang berikutnya, mereka membawa KHS dan saya akan melihat hasilnya seperti apa dan itu nanti pemilihan mata kuliah itu disamping itu usulan dari mahasiswa juga pertimbangan dari dosen wali.” 74

b. Online

Pak “Mf” juga menjelaskan alur pelaksanaan pembimbingan setelah menggunakan sistem online, bahwa beliau menggunakan dua cara yaitu secara administratif dan secara persuatif. Berikut penuturan beliau:

“Kalau sekarang yang sudah online, maka biasanya saya menggunakan dua cara, secara administratif dan persuatif. Dimana secara administratif itu secara online itu. kalau untuk persuatif itu walaupun online saya memang harus bertemu

73 Nu, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 November 2013. 74 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

(37)

langsung kepada mahasiswa. Karena kan saya juga harus memantau mereka lewat KHS nya itu. Masalah online itu menurut saya hanya untuk mempermudah. Untuk waktu barangkali, pas hari itu harus sudah direkap. Tapi secara praktiknya yaaa tetap sihh, dalam artian memang harus bertemu, harus ngobrol. Malah menurut saya dua kali pekerjaan, karena sudah online nanti kita tetap evaluasi lagi.” 75

Pak “Ys” mengemukakan bahwa alur pelaksanaannya mulai dari merencanakan KRS kemudian membimbing permasalahan di mata kuliah mahasiswa, bimbingan, sampai ke penentuan judul skripsi. Tak jauh berbeda ketika sudah menggunakan sistem online, bahwa beliau juga menggunakan teknik dengan cara tatap muka namun terkadang hanya melalui via SMS atau telepon saja.

“Dari awal, pada saat merencanakan KRS, taunya dari itu. anak ngambil. Kemudian dari KHS trus kalo ada permasalahan di mata kuliah, bimbingan, sampai ke penentuan judul. Mahasiswa sering bertemu ketika membutuhkan bimbingan dari saya, namun enggak semuanya mbak. Kemudian untuk menanggapi masalah online, biasanya mahasiswa bimbingan menggunakan via telepon atau SMS, namun tetap bertemu ketika mereka membutuhkan bimbingan dari saya. Yaaaa.... mungkin susah bertemunya hanya pada masalah waktu saja.” 76

Begitu juga dengan Pak “Ms” menyatakan bahwa:

“Selama ini hanya sekedar tanda tangan. Sekarang apalagi online, bahkan mahasiswa tidak mau datang juga. Namun kalau saya perwalian yaaa mahasiswa tetep saya undang. Jadi saya undang bareng-bareng, saya pengen ketemu kemudian ada problem apa saya tanya, karena selain akademik saya memberikan ruang dan peluang pada mereka persoalan-persoalan non akademik.” 77

75 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

November 2013.

76 Ys, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20

November 2013.

(38)

Ibu “Tr” juga mengemukakan untuk alur pelaksanaannya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh akademik. Kemudian untuk melaksanakan tugasnya beliau juga tidak hanya ACC KRS saja tetapi juga menampung permasalahan-permasalahan studi mahasiswa baik secara akademik maupun non akademik.

“Alur pelaksanaannya sejak awal perkuliahan mahasiswa baru, waktunya pun ditentukan oleh akademik. Saya menyesuaikan diri sesuai jadwal dengan stand by di kampus. Tapi kadang saya sudah di kampus, mahasiswa justru baru SMS tanya saya di kampus apa tidak. Saya melihat aturan yang ditentukan, misalnya mata kuliah pra syarat dll, kemudian saya lihat IPK-nya dan saya menyesuaikan dengan berbagai ketentuan yang ada termasuk SKS yang harus diambil sekaligus jumlah dan mata kuliahnya.” 78 c. Pasca Online

Bu “Tr” menambahkan bahwa tugas dosen wali tidak hanya ACC KRS saja tapi juga bisa menampung permasalahan studi mahasiswa baik akademik maupun non akademik, sebagaimana pernyataannya sebagai berikut:

“Di awal bimbingan mahasiswa baru saya sampaikan tugas dosen wali tidak hanya ACC KRS saja tapi juga bisa menampung permasalahan studi mahasiswa baik itu terkait dengan sudi di kampus atau juga keluarga bahkan persoalan-persoalan lain yang berhubungan dengan belajar atau motivasi belajar, misalnya: ada yang patah hati itu juga pernah konsultasi,, tapi sifatnya kondisional waktunya.” 79

Saudara “Nu” menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan pembimbingan akademik pasca online diartikan sebagai masa-masa

78

Tr, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 November 2013.

79 Tr, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18

(39)

pembimbingan yang dilakukan setelah waktu penginputan KRS selesai. Sebagaimana pernyataannya sebagai berikut:

“Kalau online itu kan diartikan ketika penginputan KRS ya mbak, kalau setelah online yaa berarti bimbingan yang diberikan ketika mahasiswa membutuhkan bimbingan dosen wali misalnya berkaitan pembimbingan pengajuan judul skripsi, pembimbingan skripsi atau sekedar pertemuan antara dosen wali dan mahasiswa yang membahas masalah-masalah terkait perkuliahannya. Alur pelaksanaannya yaaa yang pasti dengan SMS terlebih dahulu sebelum bertemu kemudian setelah bertemu yaa saya mengemukakan permasalahan saya hadapi kemudian dosen wali saya memberikan solusi yang sesuai permasalahan saya.” 80

2. Teknik pelaksanaan pembimbingan akademik

a. Semi kelompok

Teknik pelaksanaan yang dilakukan setiap dosen wali memang berbeda. Untuk pak “Mf” beliau menggunakan teknik pelaksanaan secara semi. Berikut penuturannya:

“Kalau teknik pelaksanaan yang saya terapkan secara semi mbak. Jadi biasanya yaaa saya pengennya kelompok. Namun kan ada mahasiswa yang gk bisa hadir pada saat itu, mungkin karena ada keperluan atau kepentingan yang lain, jadi kadang ada yang bimbingan sendiri. Kemudian ada juga yang mahasiswa datang secara berkelompok namun ketika menghadap ke saya nya yaaa sendiri-sendiri. ” 81

b. Secara langsung

Sebagaimana pak “Sl” yang mengusulkan bahwa untuk bimbingan itu tak hanya sekedar tanda tangan saja namun harus ada tatap muka antara mahasiswa dengan dosen wali sehingga antara keduanya tercipta komunikasi yang baik. Berikut penuturannya:

80 Nu, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 November 2013. 81 Mf, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21

(40)

“Iya ketika bimbingan saya tidak hanya sekedar tanda tangan saja, tapi saya mencoba memberikan bimbingan secara mendalam. Sekarang sebenarnya untuk Sikadu, saya sudah mengusulkan tetap harus ada tatap muka, meskipun yaaa terkadang mahasiswa ada yang tidak datang.” 82

Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan dari saudara “Al” selaku mahasiswa, beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan pembimbingan akademik sebelum online ataupun secara online tetap diadakan pertemuan dengan dosen walinya, karena menurutnya online saja tak bisa menyelesaikan permasalahan. Berikut penuturannya:

“Tetep bertemu sihh menurut saya, karena hanya online saja itu tidak bisa menyelesaikan permasalahan. Harus bertemu, bertatap muka terhadap apa yang dibicarakan.” 83

Senada dengan pernyataan saudara “Lk” walaupun pelaksanaan pembimbingan akademik secara online, dosen wali yang membimbing saudara “Lk” menyarankan untuk tetap bertemu.

“Alur waktu penginputan buat jadwal kuliah, disitu walaupun sekarang sudah online beliau menyarankan untuk tetap bertemu, supaya ketika ada masalah dalam studinya itu bisa dikomunikasikan langsung.” 84

Kaitannya dengan sistem online, saudara “Ip” beranggapan bahwa hal tersebut tak menutup kesempatan untuk bertemu dosen wali, karena ketika bertemu langsung pasti dari dosen wali memberi pengarahan kepada mahasiswa bimbingannya dan mencarikan solusi yang tepat saat mahasiswa mempunyai masalah. Sebagaimana pernyataan saudara “Ip” bahwa:

82

Sl, Dosen Wali Pengampu Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 November 2013.

83 Al, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013. 84 Lk, Mahasiswa Angkatan 2010, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 November 2013.

(41)

“Dari saya, kalau perwalian sekarang memakai Sikadu, tapi hal itu tidak menutup kesempatan saya untuk bertemu dosen wali. Cuma karena media dari perwalian sekarang di kampus tidak bertemu dosen secara langsung, namun di Sikadu langsung jadi yaaa kalau detailnya sichhh lebih detail yang dulu sebelum Sikadu. Karena kalau sebelum Sikadu kita dituntut harus bertemu dengan dosen wali, jadi secara tidak langsung ketika itu pasti ada komunikasi antara keduanya. Ada pengarahan laaahhh walaupun tidak maksimal. Yaa.. karena kami jarang bertemu kemudian ketika bertemu waktunya sangat singkat jadi terkadang bimbingan hanya sekedarnya saja. ” 85

c. Insidental

Pak “Ir” mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan pembimbingan akademik itu sudah terjadwal sesuai kalender yang ditentukan dari akademik, sedangkan untuk teknis pelaksanaannya tergantung dari dosen dan mahasiswa masing-masing. Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:

“Untuk jadwalnya, kalau di tempat kita di STAIN Pekalongan ini kan bimbingan terjadwal dari tanggal sekian sampai tanggal sekian. Kemudian untuk teknis pelaksanaannya tergantung dari dosen dan mahasiswa masing-masing. Kalo bimbingan ada yang kelompok dan ada juga yang individu. Biasanya kalo semester awal kelompok, untuk mengarahkan. Tapi untuk semester berikutnya kan individu, walaupun datangnya perkelompok tapi gantian individu.” 86

Teknik yang dipakai oleh Ibu “Tr” sama halnya dengan dosen wali yang lain, dan sep

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kusmono (2001:346), strategi penetapan harga adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menetapkan harga atas produk yang dipasarkan untuk menghasilkan

Konstruksi Media Terhadap Kasus Penembakan di LP Cebongan (Analisis Framing Atas Berita-Berita Mengenai Kasus Penembakan di LP Cebongan di Portal Berita

Kualitas warna serat daun suji hasil pencelupan /pewarnaan serat daun suji menggunakan zat warna daun talok, daun ketepeng, daun iler, dan kunyit dengan zat fiksasi tawas,

Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan hasil

Kebijakan Dividen merupakan laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun yang dimana akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu (Haksani, 2013) hasil pengembangan perangkat asesmen berbasis keterampilan

Boiler mini yang telah dibangun dihubungkan ke turbin uap dan generator untuk membangkitkan listrik terlihat pada gambar 2..

a) Mewujudkan tujuan keselamatan radiasi. b) Meyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan medokumentasikan program proteksi dan keselamtan radiasi, yang dibuat berdasarkan sifat