• Tidak ada hasil yang ditemukan

Film yang menjadi penelitian penulis adalah film autobiografi dari salah satu tokoh dunia yaitu Nelson Mandela, bagaimana seorang Nelson Mandela berjuang untuk menghapuskan rasisme yang terjadi di Afrika Selatan. Adapun judul dari film tersebut adalah Mandela: Long Walk To Freedom. Dari sekian banyak scene atau adegan yang ada dalam film ini, penulis hanya akan meneliti scene yang berkaitan dengan makna anti rasisme saja. Dalam menganalisis film ini penulis akan menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce. Adapun konsep yang digunakan adalah makna Ikon, Indeks dan Simbol anti rasisme pada film Mandela: Long Walk To Freedom.

Dari film ini penulis menemukan lima scene yang mengandung makna anti rasisme. Adapun scene-scene tersebut sebagai berikut:

Scene 1: Mandela Menjadi Seorang Pengacara Tabel 4.1 Scene 1

Visual Verbal

Gambar 4.2 Ny. De Kock mengucapkan kalimat rasis

Mandela: Ny. De

kock, klienku, mantan pelayan mu, telah dituduh mencuri pakaian-pakaian ini dari lemari mu.

Ny. De kock: haruskah

saya berbicara seperti ini kepada seorang pribumi

Hakim: dia adalah

penasehat dari tertuduh nyonya, namun jika kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa menjawab kepadaku

Mandela: Ny. De

kock, bagaimana kami bisa tahu, bahwa barang-barang ini bukan kepunyaan klien saya?

69

Gambar 4.3 Mandela menunjukkan barang bukti

Gambar 4.4 Hakim membatalkan persidangan

Ny. De kock: Saya

tidak paham apa yang dia katakan.

Mandela: yah, apa

yang saya maksud adalah, bisakah engkau mengidentifikasi barang-barang ini sebagai kepunyaanmu nyonya De kock?

Mandela: yah, kamu

terlihat tidak yakin

Ny. De kock: saya

tidak mau dibicarakan seperti ini. Ini

menjijikan, jika saya tahu bahwa saya akan dipermalukan seperti ini dalam persidangan, saya tidak akan pernah hadir. (pergi

meninggalkan persidangan)

Mandela: yang mulia,

saya berpendapat bahwa...

Hakim: yah, yah

persidangan dibatalkan

Ikon Adegan dalam

persidangan

Indeks Pakaian yang

digunakan Mandela menunjukkan ia seorang pengacara

Simbol ketukan palu hakim

sebagai simbol

persidangan dibatalkan.

Pada scene ini makna anti rasisme dapat dilihat dari bagaimana seorang Nelson Mandela menegakkan keadilan di negerinya dengan sebagai pengacara. Masyarakat ras kulit hitam sudah merasa tidak ada lagi keadilan di tanah mereka sendiri. Di dalam scene tersebut dapat dilihat sikap Ny. De kock sebagai ras kulit putih memandang rendah Mandela dengan mengatakan “haruskah saya berbicara seperti ini kepada seorang pribumi”.

Ikon, yang terdapat dalam scene tersebut adalah adegan dalam sebuah persidangan, terdapat Nelson Mandela sebagai pengacara, Ny.De Kock sebagai pelapor, terdapat juga terdakwa, hakim serta masyarakat yang ikut menyaksikan persidangan

71

Indeks, yang terdapat dalam scene tersebut adalah pakaian yang digunakan Nelson Mandela dan hakim menunjukkan profesi yang mereka kerjakan. Nelson mandela sebagai pengacara dan pakaian Hakim

Simbol, yang terdapat dalam scene tersebut adalah ketukan palu dari hakim menunjukkan persidangan dibatalkan, menandakan bahwa Mandela menang dalam persidangan dan terdakwa tidak terbukti bersalah.

Scene 2. Mandela Bergabung dengan ANC Tabel 4.2 Scene 2

Gambar 4.5 Mandela, Kathy, Oliver dan Walter sedang berdiskusi

Gambar 4.6 Mandela berpendapat harus ada yang diubah

Gambar 4.7 Oliver memberikan pendapat

Mandela: itu bukan

hukum, tidak ada hukum untuk kita, siapa yang pernah disakiti oleh jackson? Maksudku apa yang telah ia perbuat sehingga ia pantas mendapatkan apa yang mereka perbuat

padanya? Dan tidak ada seorangpun yang peduli.

Oliver: mengapa kau

menceritakan padaku?

Mandela: sesuatu

harus dirubah

Oliver: dan bagaimana

itu akan terjadi?

Mandela: Edukasi,

kerja keras, kebanggan

Oliver: tidak, tidak

Nelson, kau tidak bisa melakukan ini

73

Gambar 4.8 Walter memberikan pendapat

Gambar 4.9 Walter mengepalkan tangannya

seorangpun dari kita yang mampu

Walter: itulah saya,

dan itu kamu dan itu oliver dan itu Kathy, setiap kita terlalu kecil untuk bisa melakukan sesuatu, tapi bersama kita punya kekuatan

Ikon Mandela, Kathy.

Oliver, dan Walter

Indeks Dialog yang dilakukan

sebagai tanda harus ada hukum yang dirubah

Simbol Tangan Walter yang

mengepal sebagai simbol bersatu dan kekuatan.

Makna anti rasisme dalam scene ini adalah bergabungnya Nelson Mandela dalam ANC, ini adalah awal dari Mandela dan ANC melakukan pergerakan untuk melawan anti rasisme.

Ikon, dalam scene tersebut adalah sosok Mandela, Kathy, Walter, dan Oliver yang sedang mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan untuk melawan ras kulit putih.

Indeks, dalam scene tersebut adalah dialog yang dilakukan Mandela, Walter, Kathy dan Oliver mengindikasikan mereka ingin adanya perubahan di dalam negara mereka. Seperti perkataan dari Mandela “Sesuatu harus dirubah”

Simbol, dalam scene tersebut adalah tangan Walter yang mengepal sembari mengatakan “itulah saya, dan itu kamu dan itu oliver dan itu Kathy, setiap kita terlalu kecil untuk bisa melakukan sesuatu, tapi bersama kita punya kekuatan”. Tangan Walter yang mengepal tersebut menandakan bahwa jika mereka bersatu maka mereka mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan.

Scene 3: Pembakaran Tanda Pengenal sebagai bentuk perlawanan kepada Pemerintah

Tabel 4.3 Scene 3

75

Gambar 4.10 Mandela membakar tanda pengenal

Gambar 4.11 Masyarakat membakar tanda pengenal

Gambar 4.12 tanda pengenal yang dibakar

Mandela: kita tidak

akan lagi menerima otoritas negara yang berperang dengan masyarakatnya sendiri

Ikon Nelson Mandela

Indeks Membakar tanda

perlawanan terhadap pemerintah atas ketidakadilan bagi ras kulit hitam

Simbol Logo yang terdapat

pada tanda pengenal

Makna anti rasisme dalam scene ini adalah Nelson Mandela dan masyarakat ras kulit hitam membakar tanda pengenal sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah. Hal ini dikarenakan masyarakat ras kulit hitam merasa seperti diperangi oleh pemerintah.

Ikon dalam scene tersebut adalah sosok Nelson Mandela dan masyarakat ras kulit hitam yang sedang membakar tanda pengenal.

Indeks dalam scene tersebut adalah pembakaran tanda pengenal sebagai bentuk perlawanan masyarakat ras kulit hitam yang mendapatkan diskriminasi oleh pemerintah.

Simbol dalam scene tersebut adalah logo yang terdapat pada sampul tanda pengenal, yang memang sudah disepakati sebagai simbol negara Afrika Selatan.

Scene 4. Persuasif kepada Masyarakat Kulit Hitam Tabel 4. 4 Scene 4

77

Gambar 4.13 Suasana dalam bioskop

Gambar 4.14 Mandela berbicara di depan Masyarakat kulit hitam

Gambar 4.15 Sorakan dari Masyarakat

Mandela: Amandla!

Kita adalah masyarakat dari bangsa ini, tapi kita tidak memiliki tenaga kita juga tidak memiliki hak, kita juga tidak memiliki

keadilan, Afrika Selatan adalah negara yang dipimpin oleh senjata, akan tiba saatnya dalam perjalanan setiap negara ketika hanya tersisa dua pilihan, menyerah

Masyarakat: tidak

akan!

Mandela: atau

melawan! Kita harus melawan!!

Masyarakat: lawan! Lawan! Lawan!

Gambar A.16 Mandela dan masyarakat mengepalkan tangannya

Ikon Nelson mandela,

masyarakat kulit hitam, dua orang kulit putih dalam layar lebar.

Indeks Layar lebar dan

ruangan yang gelap menunjukkan lokasi berada di dalam bioskop.

Simbol Tangan mengepal

keatas sebagai simbol perjuangan dan perlawanan

Makna anti rasisme dalam scene ini adalah persuasif Mandela kepada masyarakat kulit hitam.. Di scene ini Mandela menekankan bahwa mereka tidak memiliki hak dan keadilan yang seharusnya diterima dari pemerintah, oleh karena itu Mandela

79

mengajak seluruh masyarakat ras kulit hitam untuk bersatu melawan pemerintah.

Ikon dari scene tersebut adalah, suasana dalam bioskop, terdapat dua orang kulit putih di layar bioskop, Mandela, dan masyarakat ras kulit hitam.

Indeks dari scene tersebut adalah, lokasi tempat berkumpulnya masyarakat ras kulit hitam berada di dalam bioskop, terbukti dengan adanya layar lebar yang menampilkan film dan ruangan yang gelap.

Simbol dari scene tersebut adalah, kepalan tangan keatas masyarakat ras kulit hitam dan mandela menandakan semangat perjuangan untuk melawan pemerintah ditambah dengan meneriakan kata “lawan”.

Scene 5: Memperjuangkan One Man One Vote Tabel 4.5 Scene 5

Gambar 4.17 Mandela memberikan pembelaan

Gambar 4.18 Hakim menyimak Pembelaan Mandela

Gambar 4.19 Ungkapan Mandela "Saya Bersedia Mati" Mandela: nama saya Nelson Mandela, saya tertuduh pertama, saya tidak menyangkal bahwa saya merencanakan sabotase. Saya tidak merencanakan itu, dengan kecerobohan bukan karena saya mencintai bentuk kekerasan. Fakta tak terbantahkan bahwa ada 50 tahun tanpa kekerasan. Telah membawa tidak ada apa pun bagi masyarakat afrika tapi peraturan yang semakin menekan dan semakin

81

Gambar 4.20 Suasana setelah persidangan

sedikitnya hak. Warga Afrika menginginkan pembagian yang adil di seluruh Afrika Selatan.kami ingin hak politik yang sama, satu orang satu suara. Saya telah

mendedikasikan diri saya demi perjuangan

masyarakat Afrika ini saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih saya telah berjuang melawan dominasi kulit hitam. saya telah bersuka cita untuk idealisme yang bebas masyarakat yang demokratis,

di mana tiap orang hidup bersama dengan harmonis, dengan

kesempatan yang sama, ini adalah idealisme yang saya ingin jalani dan capai, tapi jika dibutuhkan adalah untuk idealisme, saya bersedia mati.

Winnie:

Amandla!!

Ikon Adegan

persidangan dan Winnie keluar dari ruang persidangan Indeks Pernyataan Mandela atas ketersediaannya untuk mati menjadi indikasi keseriusannya untuk

83

menyuarakan satu orang satu suara.

Simbol Kepalan tangan

keatas winnie dan masyarakat kulit hitam sebagai simbol semangat perjuangan dan perlawanan

Makna anti rasisme dalam scene tersebut adalah Mandela memperjuangkan one man one vote. dalam scene tersebut diperlihatkan suasana persidangan dimana Mandela menjadi terdakwa kasus penyabotasean. Di dalam persidangan ini mandela mengakui bahwa ia memang melakukan sabotase namun bukan karena ia berniat melakukan kekerasan tetapi tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk menegakkan hak ras kulit hitam. Ia juga ingin masyarakat ras kulit hitam memiliki hak untuk memilih, maka mandela meminta untuk adanya one man one vote.

Ikon dalam scene tersebut adalah, adegan dalam persidangan dan Winnie Mandela yang keluar dari ruang persidangan dan disambut oleh masyarakat ras kulit hitam.

Indeks dalam scene tersebut adalah, perkataan dari Mandela yang bersedia untuk mati menjadi indikasi keseriusan Mandela untuk menyuarakan hak-hak masyarakat ras kulit hitam salah satunya adalah one man one vote.

Simbol dalam scene tersebut adalah, kepalan tangan keatas Winnie dan masyarakat kulit hitam sebagai simbol semangat perjuangan dan perlawanan.

85 BAB V PEMBAHASAN

Rasisme masih menjadi isu yang kerap muncul dan menjadi masalah di negara yang multikultural dan multietnis. Persoalan sentimen isu ini masih sering terjadi. Biasanya dipicu dengan adanya kesenjangan-kesenjangan ekonomi dan sosial1. Termasuk di Indonesia, sebagai negara yang multikultural dan multietnis masih ada sebagian masyarakat yang bersikap rasis. Menganggap ras atau sukunya lebih baik dari yang lainnya.

Menurut Associate Professor Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Drs Irwan Martua Hidayana, M.A, Rasisme di Indonesia tidak lepas dari warisan kolonial. Bagaimana dulu Belanda (Eropa) membuat stratifikasi sosial pada masyarakat jajahannya, Di Indonesia stratifikasi tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu golongan Eropa, golongan Timur Asing yang pada masa itu didominasi keturunan Tionghoa dan Arab, serta golongan pribumi. Dari situ bisa lihat akar rasisme. Kemudian rasisme semakin terbentuk pada masa Orde Baru, ketika pemerintah melakukan represi terhadap etnis Tionghoa2.

1 Ubaed Abdilah S, Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa

Identitas, h. 64.

2 Diakses melalui website

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/04/133000923/antropolog-jelaskan-asal-usul-rasisme-di-indonesia?page=all, pada 29 Januari 2021, pukul 11. 13.

Sistem masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak mengenal perbedaan ras dirombak total oleh kolonialisme menjadi penuh dengan pembedaan ras.Pembedaan rasial ini sangat berguna bagi pemerintahan pendudukan Keadaan peaceful coexistence

(

hidup berdampingan secara damai) yang ada sangat tidak menguntungkan bagi sebuah penaklukan karena kelekatan antara sektor-sektor dalam masyarakat akan mempermudah penyatuan penentangan terhadap kekuatan baru yang hendak menancapkan dominasinya. Pemasukan prasangka rasial adalah salah satu bagian penting dari politik devide etimpera

(

politik pecah belah) kolonialisme3.

Lalu bagaimana dengan saat ini? Bibit-bibit rasisme dari masa lalu tidaklah hilang dari negeri ini masih banyak masyarakat Indonesia yang bersikap rasis. Jika kita melihat kasus-kasus saudara kita dari Papua masih banyak dari masyarakat Indonesia yang memandang rendah mereka. Sebagai contoh, seperti yang dialami oleh Tasya Marian yang berkuliah di universitas swasta di Jakarta, saat ia hendak mencari kos-kosan didekat tempat ia berkuliah ia tidak diterima di kosan tersebut dengan alasan kosannya sudah penuh dan mereka tidak menerima orang Papua. Ada kejadian lain yang Tasya alami, saat itu ada seorang petugas toko yang akan memasang gas, namun petugas toko tersebut menolak dengan berkata “Ih (kalian) bau, kami tidak bisa ke sana'.

3 Ester Indahyani Jusuf, Jurnal Dinamika HAM Transitional Justice

87

'Kami tidak bisa injak kalian punya kontrakan'’4 itu hanya sebagian kecil yang Tasya alami sebagai perantau dari Papua. Banyak saudara-saudara kita dari Papua yang kurang lebih sama mengalami dengan yang Tasya alami. Lebih parahnya lagi saudara-saudara kita dari Papua dihina dan disamakan dengan binatang.

Atau jika kita melihat pada 2016 lalu ada seorang mahasiswa Papua bernama Obby Kayogo, kasus ini bermula ketika ratusan mahasiswa Papua menggelar aksi selama tiga hari di asrama mereka di Yogyakarta, pada 15 Juli 2016 lalu. Ratusan aparat kepolisian mengepung asrama itu sepanjang waktu. Untuk konsumsi mahasiswa di dalam asrama, pada 15 Juli pagi, Obby Kogoya membeli ubi. Saat ingin kembali masuk asrama dari pintu belakang, belasan petugas polisi menangkapnya. Obby yang berupaya menolak ditangkap, kemudian dituduh melakukan perlawanan terhadap aparat yang bertugas. ia ditendang dan dipukuli. Petugas juga menginjak kepala dan punggung obby, untungnya dalam kejadian ini ia selamat, namun obby dikenakan hukuman 4 bulan penjara dengan tuduhan menyerang petugas polisi5.

Perlakuan sikap rasis yang didapatkan oleh saudara-suadara kita dari Papua tidak hanya melalui perlakuan secara

4 Diakses melalui website

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49430257, pada 29 Januari 2021 pukul 12.01.

5 Diakses melalui website

https://www.voaindonesia.com/a/mahasiswa-papua-disidang-dalam-kasus-perlawanan-terhadap-aparat/3775122.html, Pada 29 Januari 2021 pukul 12.07.

langsung namun juga melalui media sosial. Tidak jarang komentar-komentar rasis didapatkan mereka di laman-laman media sosial pribadi mereka yang dapat dibaca oleh banyak orang. Media sosial yang saat ini semakin beragam, mudah diakses dan banyak yang menggunakan tidak dibarengi dengan bijak dalam penggunaannya, banyak sekali yang tidak berpikir bahwa ketikan-ketikan yang dianggap “wajar” itu dapat menyakiti orang lain.

Sudah semestinya rasisme di Indonesia ini dihilangkan, jangan lagi ada kejadian-kejadian yang seperti diuraikan diatas. terulang kembali. Bukankah Indonesia memiliki slogan “Bhineka Tunggal Ika” Berbeda-beda tetapi tetap satu. Sudah jelas dari slogan tersebut kita bangsa Indonesia semua bersaudara tidak membedakan dari suku, ras, agama atau warna kulit. Menghapus rasisme di Indonesia ini tidaklah mudah harus ada kesadaran bersama untuk menghapusnya baik dari Pemerintah, sekolah, lingkungan bahkan dari lingkup Keluarga.

Sekitar 1.400 tahun sebelum adanya gerakan hak sipil di Amerika Serikat dan kampanye anti diskriminasi ras di Afrika Selatan, Nabi Muhammad sudah bergulat dengan persoalan-persoalan xenophobia. Pandangan-pandangan anti rasisme yang diusung Nabi Muhammad terbukti dari persahabatannya dengan Bilal bin Rabbah, seorang budak kulit hitam yang sebelumnya sangat dipandang rendah namun oleh Beliau dan para Sahabatnya sangat dihormati sehingga dipercaya menjadi muadzin pertama dalam islam.

89

Pada 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriah, di Gunung Arafah Nabi Muhammad menyampaikan Khutbah terakhirnya, salah satu yang Nabi Muhammad sampaikan adalah mengenai pesan anti rasisme, Beliau mengatakan “Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. Orang Arab tidak lebih unggul dibandingkan non-Arab. Dan non-Arab tidak lebih unggul dibandingkan orang Arab. Kulit putih tidak lebih unggul dari kulit hitam, dan kulit hitam tidak lebih unggul dari kulit putih, kecuali atas sikap dan perbuatan yang baik”6.

Jika ditinjau dari Film yang disutradarai oleh Justin Chudwick mengenai sikap anti rasisme. Di dalam film ini menampilkan bagaimana sosok Nelson Mandela memperjuangkan hak-hak ras kulit hitam yang dirampas, diskriminasi sangat kental terjadi di tanah Afrika Selatan, dan tidak adanya keadilan bagi orang-orang kulit hitam. Ada beberapa scene di dalam film Mandela: Long Walk To Freedom yang menampilkan perjuangan seorang Nelson Mandela dalam menghapuskan rasisme di Negara Afrika Selatan.

Scene 1. Mandela Menjadi Seorang Pengacara

Salah satu cara Mandela dalam menghapuskan rasisme di Afrika Selatan adalah dengan menjadi seorang pengacara, hukum di sana saat itu sering kali tebang pilih, dimana hukum lebih menguntungkan kepada ras kulit putih. Saat menjadi pengacara

6 Craig Considine, Muhammad Nabi Cinta, (Jakarta: PT Mizan Publika,

pun Mandela kerap kali dipandang rendah oleh lawannya dikarenakan warna kulit yang berbeda. Atau bahkan perlakuan hakim yang lebih berpihak kepada pelapor dari ras kulit putih.

Salah satu contoh dalam scene ini adalah dengan pernyataan Ny. De Kock yang tidak ingin berbicara dengan Mandela dengan mengatakan “haruskah saya berbicara seperti ini kepada seorang pribumi”. Jelas sekali dari kalimat tersebut bermakna merendahkan dikarenakan Mandela yang seorang pribumi dan ras kulit hitam.

Jika dilihat dalam pandangan islam, pada dasarnya islam memiliki prinsip kesamaan dalam hukum. Pada awalnya saat zaman jahiliah, tidak ada kesamaan di antara manusia. Tidak ada kesamaan antara tuan dan budak, tidak ada kesamaan antara pemimpin dan rakyat biasa, antara si kaya dan si miskin, antara pria dan wanita. Dengan datangnya islam, semua perbedaan atas dasar ras, warna, bahasa dan sebagainya dihapuskan.

Syariat islam menerapkan suatu equality before the law yang lengkap sejak empat belas abad yang lalu. Dimana, islam memandang hukum tidak mengakui pengistimewaan hukum pada orang-orang tertentu. Jika, seorang kepala negara melakukan suatu tindak pidana maka perlakukan ia sebagaimana jika masyarakat biasa yang melakukan tindak pidana7.

7 Topo Santoso. Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan

91

Prinsip kesamaan tidak hanya terbendung dalam teori dan filosofi hukum islam, tetapi dilaksanakan secara praktis oleh Rasuulah saw dan para khalifah penerus beliau. Pernah terjadi di masa Rasulullah saw, seorang wanita dari satu suku yang didakwa kasus pencurian. Beberapa anggota keluarga wanita itu pergi menjumpai Rasulullah saw meminta pembebasan si wanita tadi dari hukuman yang ditentukan. Rasulullah dengan tegas menolak perantaraan itu dengan menyatakan “Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, ikatan kekeluargaannya tidak dapat menyelamatkan dari hukuman hadd8

Scene 2: Mandela Bergabung dengan ANC

ANC atau African National Congress merupakan partai politik di Afrika Selatan yang berhaluan tengah-kiri. Pada awalnya partai ini bernama South African Native National Congress. ANC didirikan pada 8 Januari 1912 di Bloemfontein oleh Albert Lutuli, Sol Plaatje dan Jhon Dube. Tujuan didirikannya partai ini adalah untuk melindungi dan menyuarakan hak-hak ras kulit hitam yang ditindas oleh penguasa kulit putih.

ANC ini juga kemudian membentuk sayap bersenjata yaitu Umkhontho we Sizwe yang berarti “Tombak Bangsa. Gerakan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan diskriminasi yang mengakibatkan banyaknya rakyat Afrika Selatan yang terbunuh. Pendiri dari gerakan ini tidak lain merupakan Nelson Mandela

8 Topo Santoso. Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan

yang memang telah berjuang demi kesetaraan ras. Dalam waktu 1,5 tahun gerakan ini telah melancarkan sekitar 200 aksi sabotase.9

Seperti yang dijelaskan di dalam film, Nelson Mandela pertama kali bergabung dengan ANC pada tahun 1944 bersama dengan Walter Sisulu, Oliver Tambo. Seperti yang dikatakan oleh Oliver, Mandela tidak dapat melakukannya sendiri, mereka harus melakukannya bersama-sama. Dipertegas oleh perkataan Walter “itulah saya, dan itu kamu dan itu oliver dan itu Kathy, setiap kita terlalu kecil untuk bisa melakukan sesuatu, tapi bersama kita punya kekuatan”, dari diskusi tersebut meyakinkan Mandela untuk bergabung dengan ANC dan mereka bersama-sama memimpin protes-protes menentang diskriminasi.

Jika merujuk kepada Hadits, Rasulullah mengingatkan kita dalam salah satu sabdanya mengenai pentingnya persatuan10.

ِبَِأ ْنَع

ِنِمْؤُمْلِل ُنِمْؤُمْلا َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللّا ىَّلَص ِ ِبَّنلا ْنَع ُهْنَع َُّللّا َيِضَر ىَسوُم

هِعِباَصَأ َْيَْب َكَّبَشَو ِ ااضْعَ ب ُهُضْعَ ب ُّدُشَي ِناَيْ نُ بْلاَك

) )

Dari Abi Musa dari Nabi saw., beliau bersabda, “Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya.” Dan beliau menyilangkan jari-jarinya. “(HR. Bukhori dan Muslim)

9 Abdul Haris Nasution, Flores Tanjung dan Arfan Diansyah, The

Dark Continent Sejarah Afrika, (Yayasan Kita Menulis, 2019), h. 199.

10 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al- Lu’lu wal Marjan Shohih

93

Di dalam hadis tersebut Rasulullah menggambarkan dalam dua permisalan yang pertama Rasulullah menggambarkan dengan

Dokumen terkait